BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan dan sumber daya manusia merupakan dua kelompok yang saling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dan salah satu alat yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan rumah sakit kinerja tenaga sumber

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja karyawan. Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam suatu perusahaan yang sangat menentukan keberhasilan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan membawa dampak positif bagi organisasi maupun diri sendiri. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. menukarkan jasa tenaga dan pikirannya dengan uang (imbalan moneter) yang. makanan, pakaian, perumahan, dan keperluan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan demikian dalam menggunakan tenaga kerja perlu adanya insentif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem yang mengatur kinerja manusia agar lebih efektif dan efisien dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha didirikan guna mengikuti perkembangan dunia, baik perusahaan besar maupun

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melakukan seleksi ketika akan merekrut karyawan agar dapat

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola

PENGARUH ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KEMAMPUAN MENJUAL ADAPTIF TERHADAP PRESTASI PENJUALAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat di segala bidang kegiatan yang menyebabkan persaingan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seseorang dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta dan baik. namun Rumah Sakit Pemerintah memiliki beban ganda yakni selain

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu menghasilkan produk yang bermutu serta benar-benar mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sering disebut sebagai human resource, tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung efektivitas dan efesiensi organisasi (Handoko, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu hal penting, apabila pengelolaan penggajian belum baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dan sumber daya manusia merupakan dua kelompok yang saling mendukung dan memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.oleh sebab itu, diperlukan suatu kerjasama yang bersifat saling menguntungkan.di dalam sebuah perusahaan, sumber dayamanusia merupakan salah satu sumber daya yang memberikan kontribusi sangat dominan atau bahkan dapat dikatakan memegang peranan yang sangat penting diantara sumber daya yang lainnya.namun masihbanyak perusahaan memliki masalah-masalah mengenai keluhan-keluhan karyawannya yang kemungkinan besar itu dikarenakan oleh pekerjaan itu sendiri atau dikarenakan oleh faktor-fakor lainnya.begitu juga halnya di dalam rumah sakit banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh seorang perawat terutama perawat kontrak. Sumber daya manusia terbanyak yang berinteraksi secara langsung dengan pasien adalah perawat, sehingga kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator baik atau buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit (Aditama, 2000). Mengingat perawat merupakan masalah yang sangat penting fungsinya di dalam kehidupan Rumah Sakit, maka diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya dan segala aktivitas yang dilaksanakan sesuai keinginan rumah sakit, dimana kekuatan dalam setiap rumah sakit adalah individu yang merupakan bagian dari tenaga kerja di rumah sakit, apabila individu-individu ini diperhatikan secara tepat maka rumah sakit akan menjadi dinamis dan mampu memberikan pelayanan yang optimal. 1

2 Pentingnya peran perawat sebagai sumber tenaga kerja dalam sebuah rumah sakit, membuat seorang pemimpin perlu memberikan dan meningkatkan motivasi kerja perawat terkhusus kepada perawat kontrak.hal ini disebabkan oleh faktor motivasi kerja yang merupakan penentu dalam berhasil tidaknya suatu pelayanan. Motivasi kerja merupakan suatu daya pendorong atau penggerak yang dimiliki atau terdapat dalam diri setiap individu dalam melakukan suatu kegiatan agar individu mau berbuat, bekerja serta beraktifitas untuk menggunakan segenap kemampuan dan potensi yang dimilikinya guna mencapai tujuan yang dikehendaki, sebagaimana ditetapkan sebelumnya. Motivasi dapat dilihat dari cara kerja, sejauh mana kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan berusaha memanfaatkan waktu untuk bekerja seefisien mungkin dengan tanggung jawab didasari oleh motivasi kerja yang tinggi. Individu yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan memiliki kesadaran terhadap pekerjaan dan akan berusaha mencapai hasil yang sebaiknya, bekera tanpa motivasi menyebabkan kurangnya tanggung jawab dan kesenangan dalam melaksanakan tugas (Bacal, 2001). Motivasi kerja adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu (Sunyoto, 2001).Selain itu,menurut Thomas (2002) motivasi kerja merupakan suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas demi memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan dalam diri.selanjutnya menurut Anoraga (dalam Robbin, 2003) motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.

3 Menurut Winardi (2001), ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam dirinya yaitu memiliki keinginan untuk tahu, melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena kesenangan untuk belajar, memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu, dan terlibat dalam sebuah aktivitas dalam rangka merasakan kenikmatan yang sensasional. Sedangkan menurut Herzberg (dalam David, 1995) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam dirinya akan terlihat puas akan pencapaian pekerjaannya dan memiliki prestasi kerja yang baik. Jika seseorang memiliki motivasi kerja yang rendah dalam melakukan pekerjaannya, maka dirinya tidak akan merasakan kepuasan dan kenikmatan dalam bekerja sehingga sangat sulit untuk pencapaian prestasi kerja (Winardi, 2001). Sebagai seorang perawat seharusnya memiliki seni dan ilmu yang berkaitan dengan pasien seutuhnya, tubuh, jiwa dan roh, membina kesehatan spiritual, mental dan fisik melalui penyuluhan dan peragaan (Gowan dalam Lumenta, 1989). Pada proses keperawatan sering kita melihat banyak perawat yang bersikap ramah kepada pasiennya, bersedia mendengarkan keluhan-keluhan pasien, membangun komunikasi yang efektif dengan pasien sehingga pasien merasa senang dengan pelayanan perawat tersebut. Hal ini sudah tentu berdampak baik bagi Rumah Sakit karena dengan sikap baik perawat dalam melayani pasien akan memotivasi pasien dan keluarganya untuk kembali menggunakan jasa layanan Rumah Sakit tersebut. Tindakan perawat dengan pelayanan seperti diatas telah banyak dan sering dilakukan perawat dalam proses penyembuhan pasien. Namun disamping itu kita juga sering melihat tindakan perawat yang kurang sabar bahkan

4 tidak jarang berkata ketus dan bersikap ramah dalam memberikan pengasuhan keperawatan kepada pasiennya (Gowan dalam Lumenta, 1989). Pada umumnya perawat yang dibutuhkan oleh sebuah rumah sakit adalah individu yang bekerja dengan motivasi yang tinggi.individu yang bekerja dengan motivasi yang tinggi adalah individu yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.ia akan lebih berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal degan semangat yang tinggi serta selalu berusaha mengembangkan tugas dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. RSUDDr. Pirngadi Medan menghadapi kendala yaitu perawat kontrak tidak melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standart dan uraian tugas dengan baik, kehadirannya hanya bersifat rutinitas ditandai dengan penggunaan waktu mereka dalam bertugas masih sangat kurang. Kurangnya semangat kelompok, kerja sama antar teman dalam pergantian shift kurang terkoordinasi, mengakibatkan pelayanan keperawatan masih rendah, ditandai dengan masih adanya pasien yang terlantarkan jika shiftnya telah berakhir dan penggantian shift berikutnya belum datang selain itu juga masih terdapat perawat yang sering menunda-nunda pekerjaan ketika pasien membutuhkan suatu pelayanan.hal ini diketahui dari salah seorang kepala ruangan yang bertugas di RSUD Dr. Pirngadi Medan melalui wawancara yang dilakukan. Kalau perawat di Rumah Sakit ini memang kebanyakan kerjanya malasmalasan dek..apa lagi perawat kontraknya sering kali menelantarkan pasien di sini. Sudah ditegur oleh kepala ruangan juga masih aja terus diulangi kesalahannya.kerjasama dalam bekerja juga masih sangat kurang di sini, sering itu di jam pergantian shift tidak ada yang menjaga ruangan yang perawat udah

5 selsesai jam kerjanya enggak sabaran nunggu temannya perawat lain datang dulu baru pulang. Setiap rumah sakit perlu memperhatikan kebutuhan internal perawat dalam memberikan pelayanan terhadap penerapan setiap program yang ada di pemerintah. Sehingga perawat akan mempunyai persepsi positif terhadap penerapan program dari pemerintah. Dalam upaya memahami kurangnya penerapan pelayanan terhadap maspyarakat yang membutuhkan pelayanan dan perawatan medis, maka kondisi motivasi kerja para perawat harus diperhatikan. Salah satu cara untuk membangkitkan atau meningkatkan motivasi perawat adalah dengan memberikan tingkat kompensasi yang lebih baik dan layak bagi mereka yang mampu menunjukkan kinerja dengan baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja salah satunya adalah kompensasi/gaji. Tohardi (2002), mengemukakan bahwa kompensasi merupakan faktor terbesar dari penyebab motivasi kerja pada diri individu, dan hal ini terlihat jelas bahwa kompensasi dihitung berdasarkan evaluasi pekerjaan atau kelayakan atas balas jasa perusahaan untuk kerja mereka yang diberikan terutama dalam bentuk gaji.sehingga harapan seorang perawat terhadap kompensasi yang mereka peroleh dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari baik kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga yang layak ditengah masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1984), dimana aktualisasi diri tidak akan pernah tercapai kalau kebutuhan dasar tidak terpenuhi seperti makan, minum dan lain-lain jika kebutuhan dasar terpenuhi maka tingkat motivasi kerja akan lebih baik walaupun statusnya adalah sebagai perawat kontrak, tetapi jika para perawat menganggap melalui pekerjaannya tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka inginkan maka ia tidak akan melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

6 Berdasarkan fenomena yang terlihat di lapangan, pihak rumah sakit kurang memperhatikan masalah kompensasi ini.motivasi rendah menggambarkan bahwa para perawat jarang menerima insentif. Selain itu juga gaji mereka peroleh setiap bulannya masih terhitung jauh di bawah UMK (Upah Minimum Kota) meskipun mereka sudah lama bekerja di sana. Sementara bagi sebagian besar perawat tetap yang sudah memperoleh tingkat kompensasi yang layak menunjukkan motivasi kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perawat kontrak yang masih mendapatkan tingkat kompensasi yang masih rendah.hal ini dilihat dan didapatkan dari beberapa tahun kemarin para perawat menggelar aksi demo di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang diliput oleh Khairil Umri dan diterbitkan dikoran Analisa Medan pada hari Senin, 19 Mei 2014 dimana kebanyakan perawat masih merasakan belum ada terealisasikan aksi demo yang telah mereka lakukan. Gambaran mengenai rendahnya motivasi kerja perawat kontrak di RSUD Dr. Pirngadi Medan ini dapat dilihat pada cara kerja yang ditujukkan oleh perawat kontrak, mereka terlihat malas-malasan bekerja menangani pasien. Terkesan perawat tidak memiliki gairah dalam bekerja, lambat dalam mengurus keperluan serta sering menunda-nunda pekerjaan pelayanan terhadap pasien.perawat mengeluhkan kurangnya gaji yang mereka peroleh setiap bulannya bagi mereka membuat mereka tidak memiliki motivasi dalam bekerja sedangkan kebutuhan mereka setiap harinya masih sangat besar dan tidak tercukupi sementara gaji yang mereka peroleh masih sangat rendah. Hal inilah yang mendasari penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul : Hubungan Antara Kompensasi dengan Motivasi Kerja Perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

7 B. Identifikasi Masalah Motivasi kerja merupakan dorongan atau energi yang menggerakkan individu dalam menyelesaikan tugasnya guna mencapai tujuan yang telah diharapkan.motivasi kerja yang tinggi pada individu dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah gaji. Bekerja dengan menuntut kecakapan yang lebih tinggi dengan beban kerja dan tuntutan tugas yang banyak akan menimbulkan keengganan dan berbagai ketegangan dalam pekerjaan. Berdasarkan fenomena yang terjadi motivasi kerjanya rendah dikarenakan gaji pokok yang diperoleh setiap perawat kontrak masih rendah dan tidak termasuk kedalam UMK (Upah Minimum Kota) sehingga membuat perawat kontrak kurang termotivasi dalam bekerja. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah hanya terkait dengan kompensasi dan motivasi kerja pada karyawan dimana peneliti berkeinginan melihat bagaimana pandangan/pendapat perawat kontrak terhadap kompensasi yang berhubungan dengan motivasi kerja.kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan atas jasa yang telah mereka sumbangkan kesebuah perusahaan dan tempat mereka bekerja.motivasi kerja adalah perilaku dan kesediaan yang mendorong seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.populasi dalam penelitian ini adalah perawat kontrak yang bekerja di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang berjumlah 202 orang.

8 D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya adalah untuk melihat bagaimana hubungan antara kompensasi dengan motivasi kerja pada Perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan? E. Tujuan Penelitian Dengan melihat uraian di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kompensasi dengan motivsi kerja pada perawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang bergerak di bidang psikologi industri yang berkaitan dengan kompensasi dan motivasi kerja. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pembaca, masyarakat dan khususnya bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sebagai masukan untuk meningkatkan motivasi kerja perawat kontrak, yang selanjutnya akan meningkatkan kinerja perawat.