BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia sebagai salah satu negara yang dikategorikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (PPh OP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PATI

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk. perpajakan, Indonesia menganut system self assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang penting bagi pembiayaan nasional. yaitu mulai berlakunya sistem pemungutan pajak self assessment system sejak

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara yang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah ( grant),

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bukan pajak (PNBP), penerimaan pajak, dan hibah. daerahnya dengan memungut pajak. Jumlah penduduk di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dalam hal perekonomian. Sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak adalah iuran kepada kas negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan salah satu sektor penerimaan negara yang sangat utama. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo 2011). Pajak merupakan sektor

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. ekstensifikasi (peningkatan jumlah wajib pajak) dan intensifikasi (peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui. Berbeda dengan pajak yang mempunyai umur tidak terbatas, dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan hal yang penting bagi suatu negara yang terus

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Konstribusi pajak yang terus mengalami peningkatan pada

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemungutannya dikarenakan pemungutan pajak di dukung oleh Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. agar keuangan negara dapat berjalan dengan lancar dan baik. Karena sektor pajak

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. terpengaruh dengan perubahan-perubahan kondisi dari dampak globalisasi. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan yang sama untuk mengetahui masalah perpajakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam pembangunan, tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan agar negara tersebut dapat mandiri dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dari hasil penerimaan pajak (Sutanto 2013). Kontribusi pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Self assessment system ini baru akan berhasil dengan baik apabila syaratsyarat diatas dapat dipenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dibutuhkan dana yang relatif besar. Dana yang diperlukan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan oleh suatu negara dengan mempergunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh negara tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan pembangunan nasional tersebut maka dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber dana yang berasal dari dalam negeri. Salah satu sumber dana yang berasal dari dalam negeri adalah pajak. Tidak ada satupun negara di dunia yang tidak mengenal istilah pajak. Bahkan bisa dibilang bahwa semua negara di dunia ini telah menerapakan sistem perpajakan di negaranya. Bagi Indonesia pajak merupakan penyumbang terbesar bagi sumber penerimaan negara. Ini didasarkan pada jumlah pembayar pajak dari tahun ke tahun bertambah banyak seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesejahteraan rakyat. Pajak tersebut digunakan untuk pembiayaan umum dari segala kegiatan pemerintah. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2006: 1). Beberapa jenis pajak 1

2 yang diterapkan oleh pemerintah diantaranya, Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan sebagainya. Namun, dari beberapa jenis pajak yang ada, pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak yang memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis pajak lainnya sehingga pemerintah mengandalkan pajak penghasilan sebagai tulang punggung penerimaan pajak. Pemerintah telah menyempurnakan sistem perpajakan nasional untuk menggali penerimaan sektor pajak, yaitu dengan memberlakukan Undang-Undang Perpajakan yang baru, yang dikenal juga dengan Reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan ini dilaksanakan pada tahun 1983 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1984 yang kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2000. Kebijaksanaan ini pada dasarnya melakukan perubahan pada sistem penerapan, sistem pemungutan, sistem sanksi, kemudahan dan kepastian hukum. Perbaikan sistem perpajakan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak. Menurut Suratman (2009), tujuan utama dari reformasi perpajakan adalah untuk memenuhi tuntutan terhadap administrasi dan fasilitas perpajakan bagi pembayar pajak, dan dalam menekan biaya pengumpulan pajak serta mengurangi ruang untuk korupsi. Selama ini Undang-Undang Perpajakan di Indonesia menggunakan self assessment system, dimana Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri kewajiban pajaknya. Sistem ini diterapkan untuk menumbuhkan partisipasi Wajib Pajak yang besar diantaranya kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab pada diri wajib pajak tersebut. Dengan sistem ini

3 diharapkan dapat menghilangkan pelaksanaan administrasi perpajakan yang berbelit-belit dan birokratis. Self assessment system juga diharapkan dapat dapat menjadi sistem perpajakan yang ideal bagi Wajib Pajak karena Wajib Pajak dapat mengetahui secara pasti kewajiban perpajakannya, perhitungan besar pajaknya, dan penyelesaian segala urusan perpajakannya. Namun dalam pelaksanaan self assessment system ini disadari bahwa tidak semua Wajib Pajak memenuhi kewajibannya secara penuh. Tidak semua Wajib Pajak melaporkan surat pemberitahuan (SPT) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga memungkinkan suatu kondisi dimana Wajib Pajak dapat melakukan tindakan manipulasi perhitungan pajak terutang maupun tindakan penghindaran pajak. Sehingga wajar saja tax ratio Indonesia masih sangat kecil, bahkan diantara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia termasuk dalam kategori rendah (Arisanti, 2010). Tax ratio merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Oleh karena itu perlu adanya terobosan untuk menggali potensi pajak baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif harus diupayakan agar jumlah Wajib Pajak terus bertambah, sedangkan secara kualitatif harus diarahkan untuk melakukan kontrol terhadap jumlah Wajib Pajak yang sudah terdaftar (mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak), apakah penghasilan yang dilaporkan merupakan penghasilan yang sesungguhnya, mengingat jumlah

4 Wajib Pajak yang telah terdaftar adalah termasuk juga Wajib Pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) nya nihil. Untuk mengatasi praktik penghindaran pajak yang disebabkan dari tidak adanya akses data Wajib Pajak serta sebagai upaya untuk melakukan terobosan khususnya dalam penggalian potensi perpajakan sebagaimana disebutkan di atas, maka Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2008 menetapkan kebijakan baru bagi Wajib Pajak. Dirjen Pajak memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak untuk membetulkan pelaporan SPT tahunan atas pajak penghasilannya dan juga memberikan kelonggaran bagi masyarakat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kebijakan ini dikenal dengan nama sunset policy. Ketentuan Wajib Pajak yang dapat memanfaatkan sunset policy adalah sebagai berikut: 1. Orang Pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dalam tahun 2008 dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan tahun-tahun sebelumnya paling lambat tanggal 31 Maret 2009; 2. Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang dalam tahun 2008 membetulkan SPT Tahunan PPh untuk Tahun 2006 dan sebelumnya yang mengakibatkan pajak yang harus dibayar menjadi besar (Nugroho, 2010). Wajib Pajak yang memanfaatkan fasilitas sunset policy ini akan diberikan keringanan berupa dihapuskannya sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang bayar sebesar dua persen perbulan dari pada saat terhutang (Nugroho, 2010). Pada dasarnya sunset policy bertujuan untuk mendorong Wajib Pajak agar lebih jujur, konsisten, patuh, dan sukarela dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, yang pada saat sebelumnya tidak sepenuhnya dilakukan oleh Wajib Pajak.

5 Peraturan perundangan dengan konsep sunset policy berlaku dalam periode waktu tertentu yaitu hanya pada tahun 2008 kemudian diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2009, setelah itu peraturan ini tidak berlaku lagi. Pembatasan waktu ini harus dilakukan karena ada kemungkinan disalahgunakan. Apabila tidak diberikan batas waktu, justru dapat menyebabkan penurunan kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan catatan Dirjen Pajak, jumlah setoran pajak yang berhasil dihimpun selama 14 bulan pemberlakuan sunset policy adalah sebesar Rp7,46 triliun. Sementara itu, jumlah surat pemberitahuan (SPT) tahunan PPh yang disampaikan sebanyak 804.814 SPT. Adapun, penambahan jumlah wajib pajak baru sebesar 5,6 juta (Pajak Online, 2009). Dari catatan Dirjen Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan jumlah SPT tahunan PPh dan jumlah Wajib Pajak. Yang artinya sunset policy menambah jumlah setoran pajak terhadap negara. Sehingga dapat dikatakan bahwa sunset policy memberikan pengaruh yang positif terhadap penerimaan pajak penghasilan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Utami (2012). Utami (2012) melakukan penelitian tersebut pada KPP Pratama Medan Timur. Hasil dari penelitian Utami (2012) tersebut adalah terdapat perbedaan sebelum diberlakukannya sunset policy dengan sesudah diberlakukannya sunset policy dalam penerimaan Pajak Penghasilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Utami (2012) adalah: 1. Penelitian ini meneliti pengaruh sebelum pelaksanaan sunset policy dengan sesudah pelaksanaan sunset policy dalam penerimaan PPh

6 sedangkan penelitian Utami (2012) mencari perbedaan sebelum diberlakukannya sunset policy dengan sesudah diberlakukannya sunset policy dalam penerimaan PPh. 2. Penelitian ini dilakukan pada tahun yang berbeda, yaitu pada tahun 2007 dengan tahun 2008 sedangkan penelitian Utami (2012) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. 3. Penelitian ini dilakukan pada objek yang berbeda, yaitu pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur sedangkan penelitian Utami (2012) hanya dilakukan pada KPP Pratama Medan Timur. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Pelaksanaan Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Berapa banyak Wajib Pajak yang memanfaatkan fasilitas Sunset Policy pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

7 2. Apakah pelaksanaan Sunset Policy dapat berpengaruh terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur? 3. Apakah Sunset Policy dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur? 4. Apakah Sunset Policy dapat meningkatkan jumlah pembetulan SPT pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur? 5. Apakah Sunset Policy mempengaruhi kesadaran membayar pajak para Wajib Pajak? 1.3 Pembatasan Masalah Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah penulis hanya meneliti pelaksanaan Sunset Policy dan pengaruhnya terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. Penerimaan PPh yang diteliti dalam penelitian ini adalah PPh WP OP dan Badan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pelaksanaan sunset policy

8 berpengaruh terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan sunset policy terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi penulis, dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dalam membuat karya tulis ilmiah. 2. Dalam bidang akademik semoga dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai pengaruh sunset policy terhadap penerimaan pajak penghasilan.