PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TERPADU DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN BUKU TEKS KELAS V SEKOLAH DASAR BERBASIS TEMATIK DENGAN MODEL MULTIPLE GAMES. Rosyidah Umami Octavia STKIP PGRI SIDOARJO.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

JURNAL SUSANTI NIM

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Jurnal Tematik, 6 (3) (2016): JURNAL TEMATIK. Available online

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KELAS 1 SEKOLAH DASAR Oleh: Srikandi Octaviani 1 STKIP PGRI METRO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PERANCANGAN DAN PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN INSTALASI LAN KELAS X MULTIMEDIA SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM PROTISTA UNTUK SISWA SMA E JURNAL RINI SANDIKA NIM.

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERNUANSA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik Berorientasi Pendekatan Saintifik Dalam Upaya Membangun Kecerdasan Siswa Di Kelas I Sekolah Dasar

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

PRAKTIKALITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS XI SMAN 3 PADANG ARTIKEL E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN RPP DAN LKPD MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SMP

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP

PRAKTIKALITAS MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

ABSTRACT. Khairul Umam 1), Azrita 2), Gufron 3) Dosen Program Studi PBIO FKIP Universitas Bung Hatta Padang.

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI IRISAN KERUCUT DENGANN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENINGKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI KELAS IV SD

Pengabdian Pada Masyarakat

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat utama bagi kemajuan suatu bangsa.

PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA. Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR PENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATERI REKONSILIASI BANK

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

PENGEMBANGAN COMPACT DISK (CD) INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BAHASA INDONESIA BERBASIS KOMIK PADA MATERI MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP N 21 PADANG

DEVELOPING OF BIOLOGY MODULE ORIENTED QUATUM TEACHING COMPLATED BY MIND MAP TO STUDENT IN SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XI

DEVELOPMENT MATHEMATICS LEARNING INSTRUMENT THROUGH APPROACH REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION ON MATTER OF BUILD FLAT QUADRILATERAL FOR SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS X SMA BUNDA PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

EFEKTIVITAS HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI INVERTEBRATA UNTUK SMA/MA JURNAL EMI YULIA NIM

Ratulani Juwita *), Afrida Yanti. STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

Inovasi Pendidikan Vol. I. No. 17, Maret 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic

Oleh ABSTRACT. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Padang, diperoleh informasi bahwa peserta didik dalam belajar

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TERPADU DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Silfi Melindawati Surel: silfimelindawati@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to develop an integrated thematic teaching materials are practical and effective. The draft was designed and then validated by three experts and two practitioners. Practicality is seen through the results of analysis of the implementation of the RPP, the questionnaire responses of students and teachers. Effectiveness seen through the results of activity observation and student learning outcomes. The results obtained, validation RPP gained an average of 3.74 in the category of very valid. Validation of teaching materials gained an average of 3.7 in the category of very valid. Mastery learning outcomes of students reached 88%. This means an integrated thematic teaching materials have been valid, practical and effective use in improving learning outcomes of students in the fourth grade of elementary school. Keywords : Teaching Materials, Integrated Thematic, PBL ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar tematik terpadu yang praktis dan efektif. Rancangan didesain kemudian divalidasi oleh 3 orang ahli dan 2 orang praktisi. Kepraktisan dilihat melalui hasil analisis keterlaksanan RPP, angket respon siswa dan guru. Keefektifan dilihat melalui hasil observasi aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh, validasi RPP diperoleh rata-rata sebesar 3,74 dengan kategori sangat valid. Validasi bahan ajar diperoleh rata-rata 3,7 dengan kategori sangat valid. Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 88%. Ini berarti bahan ajar tematik terpadu telah valid, praktis dan efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV sekolah dasar. Kata Kunci : Bahan Ajar, Tematik Terpadu, PBL PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan berperan penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu pemerintah menerapkan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Proses peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus diupayakan agar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia misalnya perbaikan fasilitas, peningkatan anggaran pendidikan, peningkatan mutu guru dan kepala sekolah, pengembangan kurikulum, dan sebagainya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa dalam pelaksanaannya masih terdapat Guru STKIP Adzkia Padang 1

Silfi Melindawati: Pengembangan Bahan berbagai kendala sehingga hasilnya kurang sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya dalam hal pengembangan kurikulum, masih belum terlihat hasilnya sesuai dengan yang diharapkan karena kurangnya pemahaman dan kreativitas guru dalam proses penerapan dan pembelajarannya. Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI menyebutkan, bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan model tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwasanya perkembangan pada siswa khususnya usia SD masih bersifat holystik, sehingga akan lebih menyulitkan bagi siswa jika proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan mata pelajaran yang selama ini dipakai secara terpisah atau berdiri sendiri. Peran satuan pendidikan sangat dominan dalam penentuan kualitas pendidikan. Menurut Riduwan (2013:5) kualitas pendidikan tentunya dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran yang efektif. Oleh sebab itu, setiap sekolah hendaknya mampu merancang dan mempersiapkan proses pembelajaran dengan matang serta selalu memperhatikan kebutuhan setiap siswa di sekolah yang bersangkutan. Persiapan proses pembelajaran yang dirancang tidak terlepas dari bahan ajar yang digunakan dalam setiap proses pembelajaran salah satunya adalah bahan ajar. Menurut Prastowo (2013:36) Bahan ajar adalah kumpulan bahan ajar/materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Namun sebaliknya, apabila bahan ajar kurang sesuai dengan kriteria maka yang akan lahir adalah berbagai permasalahan dalam pembelajaran. Salah satu yang diperhatikan dalam pengembangan bahan ajar adalah bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sosial siswa Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SDN 10 ATTS Bukittinggi, proses pembelajaran yang berlangsung kurang berlangsung optimal. Tidak sedikit siswa yang menganggap kegiatan pembelajaran sesuatu yang membosankan. Dalam penerapan kurikulum 2013, guru-guru di sekolah tersebut beranggapan bahwa buku guru dan buku siswa merupakan satusatunya buku yang menjadi patokan. Padahal dalam buku guru maupun buku siswa cakupan materi dalam bahan ajar tersebut masih sedikit. Bahan ajar yang dimiliki guru belum menantang siswa agar dapat memecahkan masalah yang terjadi di sekitarnya. Siswa kurang mampu berpikir kritis, menganalisis, mencari 2

ESJ VOLUME 5, NO. 1, JUNI 2016 solusi dari permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Guru terlalu kaku dalam proses pembelajaran. Pada umumnya bahan ajar tidak dirancang oleh guru, akan tetapi guru terlalu mengandalkan penggunaan buku guru dan buku siswa yang diberikan tanpa menganalisis terlebih dahulu apakah buku tersebut sesuai dengan kurikulum. Hasil analisis peneliti terhadap buku guru menunjukkan dalam buku guru dan buku siswa masih terdapat ketidakcocokan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Indikator yang terdapat dalam buku guru hanya menyangkut pada aspek pengetahuan saja, tidak menyangkut pada aspek keterampilan yang harus dicapai siswa, serta dalam merumuskan indikator tersebut masih kurang menggunakan kata kerja operasional (KKO). Hal demikian berdampak terhadap ketidaktercapaian tujuan pembelajaran sebagaimana mestinya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu dilakukan pengembangan bahan ajar siswa yang sesuai kriteria penyusunan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mempertimbangkan model pembelajaran yang cocok agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk pengembangan bahan ajar adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Menurut Prastowo (2013:36) Bahan ajar adalah kumpulan bahan ajar/ materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Kemudian Kemendiknas (2010:12) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas maka pengertian bahan ajar adalah bahan ajar atau materi yang dikembangkan menyerupai buku dengan memperhatikan komponenkomponen yang ada di dalamnya. Pada penelitian ini bahan ajar yang akan dikembangkan adalah bahan ajar menggunakan model PBL pada tema 8 subtema 1 Kurikulum 2013 pada siswa Sekolah Dasar. Ciri-ciri bahan ajar menurut Majid (2006:174) sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja (dapat berupa lembar kerja) dan evaluasi. Dengan menggunakan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara terurut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Model pembelajaran tematik terpadu pada hakikatnya merupakan model pembelajaran terpadu, yaitu suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan 3

Silfi Melindawati: Pengembangan Bahan konsep serta prinsip secara keseluruhan (Trianto, 2010:26). Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan dalam satu topik pembahasan dan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran pada satu tema yang mencakup keseluruhan materinya. Pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu model yang memadukan beberapa mata pelajaran yang termasuk dalam satu tema, yang sesuai dan dekat dengan dunia siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Penerapan Kurikulum 2013 pada dasarnya menuntut sekolah untuk lebih kreatif untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam rangka mencapai Kompetensi Inti yang ditetapkan secara nasional. Berbagai inovasi perlu digali dan dikembangkan agar siswa mampu bersaing sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Inovasi itu dapat dilakukan dengan memahami penggunaan berbagai sumber informasi dalam proses pembelajaran. Salah satu inovasinya adalah pengembangan bahan ajar tematik terpadu dengan model PBL. Penerapan Kurikulum 2013 dapat mengembangkan berbagai kompetensi yang sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi: (a) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (b) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (c) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis PBL dilakukan dengan tahapan yang terencana dan terstruktur. Tahaptahap pengembangan bahan ajar yang dilakukan dengan menggunakan model 4-D meliputi pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Akan tetapi, karena keterbatasan tenaga, biaya, dan waktu yang dimiliki penulis, maka pada tahap penyebaran hanya akan dilakukan dalam skala terbatas. Adapun karakteristik bahan ajar tematik terpadu menurut Prastowo (2013:142) antara lain: (1) menstimulasi siswa agar aktif, (2) menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, (3) menyuguhkan pengetahuan yang holistic (tematik), dan (4) memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Menurut Rubi (2012:2) menyatakan pembelajaran berbasis masalah yaitu strategi tempat siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan praktis yang berhubungan dengan kehidupan nyata. Pendapat lain dikemukakan oleh Trianto (2010:90), menegaskan Model PBL merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang 4

ESJ VOLUME 5, NO. 1, JUNI 2016 membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Berdasarkan paparan di atas maka PBL merupakan suatu model pembelajaran di dalam kelas dimana pembelajaran dimulai dengan pemberian sebuah masalah atau masalahnya itu siswa yang menemukan sendiri, masalahnya itu memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa terlebih dahulu diminta untuk mengobsevasi suatu fenomena, kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, maka siswa dapat memecahkan masalah secara sistematis dan logis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya dengan baik. Ada beberapa langkah-langkah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran. Menurut Rusman (2011:243) langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut: (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Menurut Hosnan (2014:302) penerapan model PBL terdiri atas lima langkah utama yaitu: (1) guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menganalisis dan (5) mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat di atas maka langkah-langkah Model PBL adalah: (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah-langkah PBL tersebut dapat diintegrasikan dengan aktivitasaktivitas model saintifik sesuai dengan karakteristik pembelajaran dalam kurikulum 2013. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan merupakan istilah yang sering dipakai untuk metode penelitian dan pengembangan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2009:297), penelitian pengembangan adalah penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Kemudian menurut Putra (2012:67) penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang secara sengaja, sistematis bertujuan untuk menemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, 5

Silfi Melindawati: Pengembangan Bahan menghasilkan, menguji keefektifan produk yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif, dan bermakna. Lebih lanjut Trianto (2011:243) mengemukakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan produk tertentu. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa penelitian pengembangan adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan sebuah produk melalui tahapan tertentu, hingga nantinya dihasilkan sebuah produk yang teruji tingkat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya terhadap kebutuhan. Penelitian ini menggunakan model 4D (four-d models). Menurut Thiangarajan dalam Trianto (2011:184) pengembangan model four-d terdiri dari 4 tahap utama yaitu: (1) define (menetukan materi), (2) design (perancangan), (3) develop (pengembangan), dan (4) dessiminate (penyebaran). Tahap penyebaran (disseminate) hanya dilakukan pada skala terbatas, yaitu pada SDN 02 Percontohan Bukittinggi karena keterbatasan biaya dan waktu. Bahan ajar ini dikembangkan dengan menggunakan model four-d (4-D) yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Langkah-langkah perancangan bahan ajar untuk tema 8 subtema 1 digambarkan pada gambar berikut ini: Analisis Kurikulum Analisis Kebutuhan Analisis karakteristik Siswa Define Merancang Indikator Menyusun Bahan Ajar Design Validasi oleh Pakar Valid Belum Revisi Ya Develop Uji Coba pada Siswa SD 6

ESJ VOLUME 5, NO. 1, JUNI 2016 Analisis Hasil Uji Coba Praktis dan Efektif Bahan Ajar Tematik Terpadu yang Valid, Praktis, dan Efektif Penyebaran Disseminate Gambar Diagram Pengembangan Bahan Ajar dengan Model PBL (Diadaptasi dari Trianto, 2012:190) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai pengembangan bahan ajar tematik terpadu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk kelas IV SD. Hasil keseluruhan penelitian berdasarkan validitas, praktikalitas dan efektivitas dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Aspek Rata-rata Deskriptor Validasi a. Hasil Validasi Bahan Ajar b. Hasil Validasi RPP Praktikalitas a. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran b. Hasil Angket Praktikalitas untuk Guru c. Hasil Angket Praktikalitas untuk Siswa d. Hasil Observasi Penggunaan Bahan Ajar e. Hasil Wawancara Efektivitas (Tahap Pengembangan) a. Aktivitas Siswa b. Hasil Belajar : 1). Aspek Sikap 2). Aspek Pengetahuan 3). Aspek Keterampilan Efektivitas (Tahap Penyebaran) a. Aktivitas Siswa b. Hasil Belajar : 1). Aspek Sikap 2). Aspek Pengetahuan 3). Aspek Keterampilan 3,70 3,74 3,80 3,88 3,86 83,51 92,61 83,80 90,9 92,54 82,29 90,51 81,94 Sangat Valid Sangat Valid Praktis Praktis Praktis Gambar Hasil Keseluruhan Penelitian Berdasarkan Validitas, Praktikalitas dan Efektivitas 7

Silfi Melindawati: Pengembangan Bahan Pengembangan bahan ajar tematik terpadu dengan model Problem Based Learning (PBL) untuk kelas IV SD dengan menggunakan model pengembangan 4-D. Deskripsi data hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut: Tahap Pendefenisian (Define) Tahap pendefenisian dilakukan analisis pada beberapa aspek, yang meliputi: analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan analisis karakteristik siswa. Tahap Perancangan (Design) Tahap perencanaan (design) merupakan tahap kedua dari model 4- D. Pada tahap perancangan ini merupakan kelanjutan dari tahap pendefinisian (define). Pada tahap perancangan (design) dilakukan perancangan terhadap bahan ajar tematik terpadu dengan menggunakan model PBL untuk kelas IV SD. Bahan ajar disesuaikan dengan KI dan KD yang ditetapkan kurikulum, kemudian disusun sesuai dengan langkah-langkah pada model PBL. Bahan ajar yang dirancang mendorong siswa untuk aktif, mampu berpikir kritis dan mampu bertukar pikiran dalam pembelajaran. Bahan ajar dilengkapi dengan gambargambar berwarna yang menarik bagi siswa. Dengan demikian, bahan ajar ini akan disenangi siswa dan dapat menunjang dalam proses pembelajaran. Format dari penyusunan bahan ajar ini dimodifikasi dari struktur Bahan ajar menurut Depdiknas yang terdiri atas: (1) cover, (2) kata pengantar, (3) daftar isi, (4) petunjuk penggunaan, (5) KI dan KD yang akan dicapai, (6) judul, (7) tujuan yang akan dicapai, (8) tugas-tugas atau kegiatan, (9) informasi pendukung, (10) refleksi, dan (11) daftar pustaka. Tahap Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar tematik terpadu dengan menggunakan model PBL yang valid, praktis dan efektif, sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran. Tahap pengembangan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: validasi desain, uji praktikalitas, dan uji efektivitas. Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahap penyebaran merupakan tahap penggunaan bahan ajar pada ruang lingkup yang lebih luas. Penyebaran ini dapat dilakukan pada kelas lain, sekolah lain, ataupun guru lain. Pada penelitian ini, penyebaran dilakukan pada skala terbatas yaitu kelas IV B di SDN 02 Percontohan Bukittinggi. Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan bahan ajar tersebut pada objek, situasi, dan kondisi yang berbeda. Tahap penyebaran dilakukan pada hari Senin sampai Rabu tanggal 6, 7 dan 8 April 2015 di kelas IV B SDN 02 Percontohan Bukittinggi. Penerapan uji efektivitas yang dilakukan pada tahap penyebaran 8

ESJ VOLUME 5, NO. 1, JUNI 2016 sama halnya ketika uji efektivitas ketika uji coba produk dilakukan pada tahap pengembangan. Pembahasan Bahan ajar tematik terpadu dengan model PBL dirancang untuk dapat digunakan oleh guru dan siswa pada tema 8. Tempat tinggalku dan subtema 1. Lingkungan tempat tinggalku. Bahan ajar ini berfungsi sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi sehingga memperoleh hasil yang baik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui validitas, pratikalitas dan efektifitas dari bahan ajar tematik terpadu dengan model PBL yang dikembangkan. 1. Validitas Bahan Ajar dan RPP Validitas bahan ajar dan RPP yang telah dikembangkan dikatakan valid apabila memenuhi kriteria tertentu. Menurut Plomp (2007:127) karakteristik dari produk yang dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa pengetahuan (state of the art knowledge). Hal inilah yang dikatakan dengan validasi isi (content validiy). Selanjutnya, komponen-komponen produk tersebut harus konsisten satu sama lain (validitas konstruk). Oleh sebab itu, validasi yang dilakukan terhadap bahan ajar tematik terpadu dan RPP dengan model PBL pada penelitian ini menekankan pada validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct validity). Berdasarkan analisis data penilaian validasi dari validator, maka validitas RPP dan bahan ajar tematik terpadu dengan menggunakan model PBL di kelas IV yang dikembangkan tergolong sangat valid. 2. Praktikalitas Bahan ajar Sebuah bahan ajar yang baik di samping memenuhi kriteria kevalidan juga hendaknya bersifat praktis. Kepraktisan bahan ajar berkaitan dengan kemudahan guru dan siswa dalam menggunakannya. Menurut Plomp (2007:127) sebuah bahan ajar dikatakan praktis apabila bahan ajar tersebut dapat digunakan dengan mudah oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Untuk melihat apakah bahan ajar yang telah dikembangkan praktis atau tidak, dilakukan uji coba pada siswa kelas VI SDN 10 ATTS Bukittinggi. Uji praktikalitas ini dapat dilakukan melalui pengamatan pelaksanaan pembelajaran, wawancara, dan pemberian angket kepada guru dan siswa sebagai pengguna bahan ajar. 3. Efektifitas Bahan ajar Kualitas produk atau hasil pengembangan dapat ditentukan berdasarkan validitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan ajar yang dikembangkan. Aspek efektivitas dapat dilakukan apabila produk tersebut telah valid dan praktis. Menurut Firman (2000:56), 9

Silfi Melindawati: Pengembangan Bahan keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (a) berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan, (b) memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional, (c) memiliki sarana-sarana yang menunjang proses pembelajaran. Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan dapat dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa termasuk hasil belajar aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Menghasilkan Pengembangan Bahan Ajar Tematik Terpadu dengan Model PBL di Kelas IV Sekolah Dasar kategori sangat valid. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil validasi bahan ajar oleh validator ahli dan praktisi pendidikan yang telah dilaksanakan, baik pada RPP dan bahan ajar yang dikembangkan. Hal ini memberikan gambaran bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu. 2. Praktikalitas Bahan ajar tematik terpadu dengan Model PBL pada tema 8. Tempat tinggalku dan subtema 1. Lingkungan Tempat Tinggalku yang dilihat dari keterlaksanaan bahan ajar dan RPP oleh observer terhadap guru yang mengajar menghasilkan bahan ajar dalam dengan kategori praktis. Kepraktisan bahan ajar juga diketahui dari hasil respons siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar serta guru yang menggunakan RPP memberikan hasil yang sangat sesuai. Bahan Ajar Tematik Terpadu dengan Model PBL di Kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan praktis. 3. Efektivitas Bahan Ajar Tematik Terpadu dengan Model PBL di Kelas IV Sekolah Dasar pada tema 8. Tempat tinggalku dan Subtema 1. Lingkungan Tempat Tinggalku diketahui melalui aktivitas siswa dan hasil belajar. Aktivitas siswa selama pembelajaran sangat baik dan hasil belajar menunjukkan hasil yang efektif. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah peneliti uraikan, adapun saran dari peneliti ialah: 1. Untuk guru SD, berdasarkan hasil validitas, praktikalitas, dan efektifitas yang telah dilaksanakan, bahan ajar tematik terpadu dengan model PBL di kelas IV sekolah dasar dapat digunakan akan sebagai salah satu alternatif dalam mengajarkan tema 8. Tempat tinggalku dan Subtema 1. Lingkungan tempat tinggalku. 10

ESJ VOLUME 5, NO. 1, JUNI 2016 2. Peneliti lain, dapat mengembangkan bahan ajar tematik terpadu dengan model PBL pada materi lainnya dan lebih lanjut pada ruang lingkup sekolah yang lebih luas dengan situasi dan kondisi yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Bahan ajar yang telah dikembangkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan bahan ajar yang lain terutama yang berkaitan dengan pembelajaran di SD. DAFTAR RUJUKAN Abdullah Sani, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Hosnan. 2014. Model Saintifik dan konstektual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Kemendiknas, 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum. Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI. Jakarta: Direktoral Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Plomp, T. dan Nieveen, N. (Eds). 2007. An Introduction to Educational Design Research. Enschede: Netherlands Institute for Curriculum Development (SLO). Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik terpadu. Yogjakarta: Diva Press. Putra, Nusa. 2012. Research and Development, Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Riduwan. 2013. Pengantar Statistik untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Rubi, Ageng Prakoso. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktik Dasar Intalasi Listrik (PDIL) Di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakart a. Jurnal: 1-8. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran 11

Silfi Melindawati: Pengembangan Bahan Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Model Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Surabaya: Prenada Media Group. 12