HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL TERHADAP SELF ESTEEM SISWA KELAS XI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK DENGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SRANDAKAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT MEMBACA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP ARTIKEL. Disusun Oleh : Suhertati

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGUTER SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Oleh : Hesti Karmila Wulandari NIM :

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN ORIENTASI DAN LAYANAN INFORMASI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMP N 4 SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

HUBUNGAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SRANDAKAN BANTUL TAHUN AJARAN

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Setiyawan NPM

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GAMPING, SLEMAN,

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI DAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SENTOLO TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VII DI SMP PGRI KASIHAN TAHUN AJARAN 2017/2018 ADE SETIAWAN

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH LAYANAN ORIENTASI TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 10 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

SKRIPSI HUBUNGAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

PENGARUH MINAT MEMBACA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 1 MUNGGUNG KARANGDOWO KLATEN TAHUN

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JETIS BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 4 GAMPING TAHUN

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

PENDAHULUAN. : Puput Kartika Pratiwi (Universitas Negeri Yogyakarta)

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

KONTRIBUSI KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII MTsN 01 PADANG ABSTRACT

ABSTRAK. Oleh. Tunggono

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

RATIH DEWI PUSPITASARI K

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-KECAMATAN SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAJANGAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

SKRIPSI. Oleh : Angelia Lukitasari Saragih NPM PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI. Oleh : FITRI HARJANTI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS V ARTIKEL JURNAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI ANTARA PBL DAN MAM DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI MASUK PG-PAUD BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PG-PAUD FKIP UMS

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

Oleh : YULIANA LILASNYO NPM: PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA ABSTRAK

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DI RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN 1 DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK

USAHA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX D SMP PGRI KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2016/2017

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh MARYATI FITRIA AKHYAR SUGIYANTO

Siswanto 1), Ayu Bidiawati 2) dan Fauziah 3) Abstrak

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

KORELASI MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS 4 WATES KULON PROGO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA N 3 SIJUNJUNG TAHUN AJARAN 2012 / 2013 KABUPATEN SIJUNJUNG

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

Keywords : Motivation To Learn, Classroom Climate, Perception

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT INFERIORITAS SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kata kunci: keterampilan metakognitif, model problem based learning (PBL), hasil belajar, motivasi belajar.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 4 SEWON BANTUL TAHUN AJARAN 2016 / 2017 Oleh: Hanifah Siti Masroah NIM. 12144200203 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan layanan bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 128 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik quota cluster random sampling dengan sampel sejumlah 64 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,497 dengan taraf signifikan (sig:0,00) yang berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa yang berarti semakin tinggi layanan bimbingan kelompok maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah layanan bimbingan kelompok, maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa. Diketahui bahwa tingkat layanan bimbingan kelompok berkategori sedang dan tingkat motivasi belajar siswa berkategori sedang. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat memberi petunjuk kepada pihak sekolah bahwa dalam motivasi belajar siswa, layanan bimbingan kelompok sangat berperan penting dan dapat dijadikan dorongan serta motivasi bagi keberhasilan anak dan proses belajar mengajar di sekolah. Motivasi belajar siswa akan teratasi dengan baik, bilamana didukung adanya layanan bimbingan, perhatian, motivasi dan peran dari berbagai pihak. Kata kunci: layanan bimbingan kelompok, motivasi belajar ABSTRACT The purpose of this study to determine the level of service relationship with the group guidance motivation class VIII student SMP Negeri 4 Sewon Bantul Academic Year 2016/2017. The study population was all students of class VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Academic Year 2016/2017, amounting to 128 students. Sampling using cluster random sampling technique quota by taking a sample of 64 students. Methods of data collection in this study was a questionnaire. The results showed that there was a correlation between group guidance and student learning motivation of 0.497 with a significant level (sig: 0.00) which means there is a positive and significant correlation between group guidance with student

learning motivation which means the higher the group guidance service the higher Motivation to learn students, on the contrary the lower the guidance service group, the lower the student learning motivation. It is known that the level of guidance services being categorized groups and levels of student motivation being categorized. Based on the above conclusions may give a clue to the school that the students' motivation, guidance services group is very important and can be used as encouragement and motivation for success of children and the learning process in schools. Students' motivation will be resolved properly, when supported by the guidance, attention, motivation and the role of the various parties. Keywords: group counseling services, the motivation to learn I. PENDAHULUAN Pada hakekatnya pendidikan adalah untuk menciptakan tingkah laku dan sikap, menuju kedewasaan yang positif, artinya: pendidikan dikatakan berhasil manakala dihasilkan perubahan yang mendukung perkembangan diri kearah pencapaian perkembangan yang optimal. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang mungkin timbul dalam kehidupannya. Bimbingan menjadi bidang yang pokok dalam seluruh kegiatan pendidikan, serta harus ditangani oleh tenaga- tenaga yang mempunyai kewenangan dan keahlian dalam bidang pendidikan atau kompeten dalam bidang pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional, namun tidak selamanya penyelenggaraan pendidikan berjalan dengan lancar, dikarenakan penyelenggaraan pendidikan bukan suatu hal yang sederhana namun bersifat kompleks. Terdapat beberapa kendala yang mempengaruhi, antara lain adanya kendala yang bersumber dari siswa itu sendiri, disebut kendala intrinsik yang berupa kemampuan fisik yang lemah, kesehatan yang sering terganggu dan kepribadian siswa. Sedang kendala diluar siswa disebut kendala ekstrinsik, contohnya antara lain kurangnya sarana dan prasarana sekolah, lingkungan yang tidak mendukung siswa untuk belajar dan kendala lain seperti kurangnya perhatian dari orang tua. Salah satu kendala yang berhubungan dengan kepribadian siswa adalah motivasi belajar siswa. Motivasi adalah psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi balajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi belajar yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan, kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat. Oleh karena itu untuk meningkatkan tercapainya tujuan pendidikan nasional salah satunya dengan meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Bidang bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok dan layanan informasi. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau

tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajarnya, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainnya adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik dalam bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi diri siswa (Romlah 2001:3). Tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu supaya orang yang mengikuti bimbingan kelompok mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangan sendiri dan tidak sekedar mengikuti pendapat orang lain, mampu dalam mengambil sikap sendiri dan berani menanggung sendiri konsekuensi-konsekuensi dan tindakannya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul ternyata masih terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar rendah hal ini dapat dilihat dari hasil prestasi belajarnya di kelas dengan nilai yang rendah pada setiap mata pelajaran, masih ada siswa siswi yang tidak bersemangat dalam belajar, datang terlambat, membolos sekolah, tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru. Melihat permasalahan yang ada, disini siswa perlu diberikan motivasi belajar yang lebih sehingga siswa akan semangat dalam belajar di sekolah maupun dirumah sehingga siswa lebih tergerak dengan sendirinya dan mampu mengerjakan kewajibannya sebagai pelajar yaitu belajar dengan baik sehingga prestasinya dapat meningkat. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya motivasi belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar. Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi banyak untuk melaksanakan proses pembelajaran. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Kegiatan layanan bimbingan kelompok sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak di kelas. Jika siswa termotivasi dengan adanya layanan bimbingan kelompok maka dalam proses pembelajaran di kelas siswa juga termotivasi dalam belajarnya. II. KAJIAN TEORI 1. Bimbingan Kelompok Menurut Winkel (2004:543) bimbingan kelompok mengupayakan perubahan sikap dalam perilaku secara tidak langsung, melalui penyampaian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menempkan sendiri suatu pengolahan kognitif tentang informasi yang diberikan kepada anggota kelompok. Menurut Prayitno (2004:26) Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan

pengembangan kemampuan Sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2007:64) layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu terutama dari pembimbing/konselor yang berguna untuk menunjang kehidupanya seharihari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut Robert L Gibson dan Marianne H Mitchell (2011:275) bimbingan kelompok mengacu pada aktifitas-aktifitas kelompok yang terfokus kepada penyediaan informasi atau pengalaman lewat aktifitas kelompok yang terencana dan terorganisasi. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2007:64) layanan bimbingan kelompok mempunyai tiga fungsi; 1) fungsi informatif, 2) fungsi pengembangan, 3) fungsi preventif dan kreatif. 2. Motivasi Belajar Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan melakukan aktivitas belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2008:148). Hasibuan (2010:143), motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakuyang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Belajar adalah proses perubahan perilaku karena pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2002:2). Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar adalah proses dasar dari perkembangan hidup dengan manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahanperubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas prestasi hidup manusia merupakan hasil dari belajar (Soemanto, 2006:104). Menurut Sardiman (2014:75) motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang dari luar tetapi motivasi tumbuh didalam diri seseorang. Berdasarkan uraian diatas maka motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode metode deskriptif analisis. Jenis penelitian menggunakan pendekatan metode korelasional. Suharsimi Arikunto (2010:4) menjelaskan bahwa penelitian korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Berdasarkan data masing-masing variabel dideskripsikan dengan maksud untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai karakteristik dari variabel tersebut. a. Variabel bimbingan kelompok Pengkategorian layanan bimbingan kelompok menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Klasifikasi penggolongan data tingkat layanan bimbingan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 1. Klasifikasi data bimbingan kelompok Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Persentase (%) Kategori 54-63 21 32.8 Tinggi 44-53 35 54.7 Sedang 35-43 8 12.5 Rendah Jumlah 64 100.00 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dinyatakan bahwa data bimbingan kelompok meliputi 32,8% berada pada kategori tinggi, 54,7% berada pada kategori sedang dan 12,5% berada pada kategori rendah. Dengan demikian dikatakan bahwa data bimbingan kelompok siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017 berkategori sedang. b. Variabel motivasi belajar Pengkategorian motivasi belajar siswa menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah, maka klasifikasi penggolongan data tingkat motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 2. Klasifikasi data motivasi belajar Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Persentase (%) Kategori 55-62 18 28.1 Tinggi 46-54 29 45.3 Sedang 37-45 17 26.6 Rendah Jumlah 64 100 Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dinyatakan bahwa data motivasi belajar siswa sebesar 28,1% berada pada kategori tinggi, 45,3% berada pada

kategori sedang dan 26,6% berada pada kategori rendah. Dengan demikian dikatakan bahwa data motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017 berkategori sedang. 2. Analisis data a. Uji normalitas sebaran Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai sebesar 0,402 dan Asymp. sig sebesar 0,997 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tersebut, maka kedua angket tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal. b. Uji linieritas hubungan Pada perhitungan SPSS 20 dengan tabel Anova dapat diketahui bahwa F hitung adalah senilai 1.453. Sedangkan F tabel dengan dk (derajat kebebasan) 5% diperoleh nilai F tabel sebesar 3,990 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa adalah linier karena F hitung lebih kecil dari pada F tabel, yaitu 1.453 < 3,990. c. Hasil Analisis Data Berdasarkan analisis data didapat korelasi antara bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,497 dengan taraf signifikan (sig: 0,00) yang berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa 3. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan Ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017 diterima, yang berarti bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017, semakin tinggi layanan bimbingan kelompok maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah layanan bimbingan kelompok, maka semakin rendah motivasi belajar siswa. 4. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas didapatkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017. Hal ini mengandung makna bahwa semakin tinggi layanan bimbingan kelompok maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah layanan bimbingan kelompok, maka semakin rendah motivasi belajar siswa. Terdapatnya hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan kelompok dengan motivasi belajar dapat dijadikan sebagai informasi dan juga pengetahuan bagi siswa maupun guru di sekolah untuk lebih memberikan motivasi dan pendekatan dalam hal layanan bimbingan kelompok secara efektif dan efisien yang dilakukan oleh guru bersangkutan khususnya guru bimbingan dan konseling, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa semakin disiplin belajar di sekolah maupun di lingkungan rumah. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka hipotesis penelitian teruji kebenarannya, dan dapat dijadikan referensi bagi para pembimbing khususnya guru bimbingan dan konseling untuk lebih meningkatkan kualitas layanan bimbingan kelompok. Namun faktor lain yang

saat ini tidak diteliti, juga sangat memungkinkan sebagai faktor penyebab motivasi belajar siswa. V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 1. Kesimpulan Ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan bimbingan kelompok dengan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul Tahun Ajaran 2016/2017. 2. Implikasi Sehubungan dengan kesimpulan hasil penelitian ini, maka selanjutnya akan dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut; a. Layanan bimbingan kelompok kepada siswa akan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pendukung bagi peningkatan motivasi belajar siswa. b. Dalam pengendalian dan pemecahan motivasi belajar siswa, layanan bimbingan kelompok sangat berperan penting dan ini dapat dijadikan dorongan dan motivasi bagi keberhasilan anak dan proses belajar mengajar di sekolah. c. Motivasi belajar siswa akan teratasi dengan baik, bilamana didukung adanya bimbingan, perhatian, motivasi dan peran dari berbagai pihak. 3. Saran a. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada sekolah beserta perangkat sekolah yang ada, agar supaya dapat lebih mempertimbangkan aspek yang dapat membantu secara lebih kompleks karena dengan motivasi belajar siswa yang teratasi dapat membantu proses kelangsungan dalam belajar siswa dan menciptakan suasana yang nyaman di sekolah. b. Bagi guru bimbingan dan konseling Guru bimbingan dan konseling hendaknya lebih meningkatkan kualitas layanan bimbingan kelompok agar dapat meningkatkan pembentukan motivasi belajar siswa yang baik. DAFTAR PUSTAKA A.M, Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press Dewa Ketut Sukardi. 2007. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Prayitno dan Erman, Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Robert L Gibson, Mariane H Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Tatik Romlah. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang W.S. Winkel. 2004. Bimbingan dan Konselling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia