BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Analisis Kinerja Jaringan VANET dengan Model Propagasi Free Space dan Two Ray Ground Pada Routing AODV TUGAS AKHIR

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

Simulasi dan Pengkajian Performa Vehicular Ad Hoc Network

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DENSITAS WIRELESS MOBILE NODE DAN JUMLAH WIRELESS MOBILE NODE SUMBER TERHADAP PATH DISCOVERY TIME PADA PROTOKOL ROUTING AODV

BAB I PENDAHULUAN. seseorang semakin berkembang pula teknologi komputerisasi pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih berada di dalam radius jangkauannya, seperti WiFi (Wireless Fidelity),

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... ix. INTISARI... x. DAFTAR ISI... xi. DAFTAR GAMBAR...

Evaluasi Pervormance Dari AODV Routing Protokol Pada Jaringan Ad Hoc Dengan Testbed

DESAIN DAN ANALISA MANAJEMEN KONSUMSI DAYA PADA WSN UNTUK SISTEM MONITORING KESEHATAN STRUKTUR (SMKS) JEMBATAN

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN

Penerapan Teknologi Sistem Transportasi Cerdas Untuk Peningkatan Efisiensi dan Keselamatan Berkendara di Jalan Raya

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

Gambar 1. Hop multi komunikasi antara sumber dan tujuan

Analisis Performansi Mobile Ad- Hoc Network Pada Perangkat Android Untuk Membangun Sistem Komunikasi Pada Kondisi Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI KINERJA PROTOKOL AODV DENGAN STATIC INTERSECTION NODE

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kinerja Protokol Routing Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV) Pada Mobile Ad Hoc Network. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

Analisa Kinerja Ad-Hoc On Demand Distance Vector (AODV) Pada Komunikasi VMeS

ANALISIS PERFORMANSI ROUTING HYBRID WIRELESS MESH PROTOCOL (HWMP) PADA WIRELESS MESH NETWORK (WMN) BERDASARKAN STANDAR IEEE 802.

Simulasi Jaringan MANET Dengan NS3 Untuk Membandingkan Performa Routing Protokol AODV dan DSDV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

Rancang Bangun Wireless Local Area Network dengan Mode Ad-Hoc / Independent Basic Service Set Berbasis Standar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIMULASI DAN ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI ROUTING PROTOCOL AODV & DSR PADA VEHICULAR AD HOC NETWORK (VANET)

Analisis Performansi dan Perbandingan Routing Protocol OLSR dan ZRP pada Vehicular Ad Hoc Network

EVALUASI KINERJA PROTOKOL MAC ALOHA DAN CSMA/CA PADA PROSES PEMBENTUKAN MOBILE AD HOC NETWORK (MANET) UNTUK SISTEM KOMUNIKASI TAKTIS

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

ANALISA PERFORMANSI DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) PADA WIRELESS AD HOC NETWORK

BACK-OFF SCHEME IN VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs) SKEMA BACK-OFF DI VEHICULAR AD-HOC NETWORKS (VANETs)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI PROTOKOL AODV (AD HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR) DAN ZRP (ZONE ROUTING PROTOCOL) PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)

STANDARISASI JARINGAN WIRELESS

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NETWORK MANAGEMENT TASK 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SIMULASI DAN ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING OLSR DAN AOMDV PADA JARINGAN VEHICULAR AD-HOC NETWORK (VANET)

PERBANDINGAN KINERJA ROUTING PROTOCOL

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD-HOC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efisien Epidemic: Pemilihan Jarak Terjauh dan Arah Pergerakan Kendaraan untuk Pendistribusian Pesan Darurat Pada Vehicular Delay Tolerant Network

Abdulqadir Muhtadi 1, Doan Perdana 2, Rendy Munadi 3

Implementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beragam peralatan komunikasi yang sering digunakan sehari hari,

Metode Penyimpanan Data Secara Kolaboratif Dalam Jaringan Sensor

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Jaringan MANET Dengan NS3 Untuk Membandingkan Performa Routing Protokol AODV dan DSDV

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, Hal , Januari-April 2013, ISSN

Analisis Perbandingan Dampak Serangan Black Hole pada Peformansi Protokol Routing OLSR dan AODV di Jaringan Wireless Mesh Network

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komputer pada saat ini tidak hanya dituntut untuk dapat membantu

Analisis Perbandingan Performasi Protokol Routing AODV Dan DSR Pada Mobile Ad-Hoc Network (MANET)

Optimasi Cross Layer Untuk Protokol Dynamic Source Routing Pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Unjuk Kerja Jaringan Ad Hoc Berbasis Protokol AODV

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

ANALISIS KUALITAS VIDEO STREAMING DENGAN PROTOKOL ROUTING OLSR DAN AODV PADA MOBILE ADHOC NETWORK SKRIPSI ANGGARDA SANJAYA NIM.

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

Adaptasi Dinamis Protokol Routing AODV Menggunakan Distributed Routing pada Mobile Ad Hoc Networks untuk Sistem Komunikasi Kapal Perang

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PROTOKOL DYNAMIC SOURCE ROUTING (DSR) DAN GEOGRAPHIC ROUTING PROTOCOL (GRP) PADA MOBILE AD HOC NETWORK (MANET)

ANALISIS KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV DAN OLSR PADA JARINGAN MOBILE AD HOC

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS) [1] yang bersumber dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kendaraan bermotor di indonesia terus mengalami peningkatan, sejak tahun 2000 hingga 2012 tercatat rata-rata kenaikan jumlah per tahun adalah 13.62% dengan angka tertinggi di tahun 2012 mencapai 94.373.324 unit kendaraan. Di sisi lain, angka kecelakaan ternyata juga terus mengalami peningkatan. Dengan rentang waktu yang sama, jumlah kecelakaan tertinggi terjadi di tahun 2012 yang mencapai angka 117.949 kejadian. Telah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah maupun produsen kendaraan bermotor untuk menurunkan tingkat kecelakaan ini, salah satunya adalah dengan menerapkan ilmu dan teknologi dalam berkendara untuk menekan tingkat kecelakaan saat berkendara. Dengan terus meningkatnya teknologi informasi khususnya jaringan komputer dan Internet, para peneliti di bidang ini juga mencoba memberikan kontribusi mereka dalam mewujudkan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Menurut Lan et al. [2], salah satu topik penelitian yang populer dalam bidang jaringan dan industri otomotif adalah vehicular ad-hoc network (VANET). Riset di bidang ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem komunikasi antar kendaraan untuk mendapatkan kecepatan dan efisiensi biaya distribusi data. Beragam inovasi aplikasi dapat diterapkan dalam VANET, baik tentang keamanan berkendara maupun non-keamanan. Yang termasuk kelompok keamanan berkendara misalnya aplikasi pencegahan tabrakan, kontrol dan pengawasan lalu lintas. Sedangkan aplikasi non-keamanan misalnya sistem untuk mengetahui layanan parkir terdekat yang bisa digunakan, aplikasi untuk mendapatkan informasi kondisi terakhir suatu jalan raya sehingga perencanaan perjalanan menjadi lebih baik. VANET merupakan sub topik dari mobile ad-hoc network (MANET), keduanya memiliki pendekatan yang sama yaitu tidak membutuhkan keberadaan infrastruktur jaringan tetap, sehingga cepat dan mudah untuk dapat diaplikasikan. Tetapi ada beberapa faktor yang secara jelas membedakan kedua konsep tersebut, yaitu 1

node dalam VANET memiliki pergerakan lebih cepat dengan pola yang terkontrol sesuai lintasan jalan yang dilalui, tersedianya sumber daya (terutama energi) yang lebih melimpah, dan skenario aplikasi yang berbeda dari MANET [3]. VANET dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan di perjalanan, termasuk juga untuk memberikan kenyamanan pengendara dan penumpang ketika berkendara. Sedangkan MANET dikembangkan pada aplikasi yang lebih luas misalnya pada bidang militer, penanganan bencana, bidang pertanian dan sebagainya. Model komunikasi yang digunakan dalam VANET biasanya dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi vehicle to vehicle (V2V) dan vehicle to infrastructure (V2I). Komunikasi V2V biasa digunakan oleh aplikasi yang hanya membutuhkan komunikasi antar kendaraan saja, dengan kata lain aplikasi ini tidak membutuhkan komunikasi dengan infrastruktur jalan raya. Contohnya adalah aplikasi untuk peringatan kecelakaan kepada kendaraan di sekitarnya. Sedangkan V2I digunakan oleh aplikasi yang membutuhkan komunikasi antara kendaraan dengan infrastruktur jalan raya atau jaringan Internet. Contohnya aplikasi untuk kendaraan yang terhubung dengan Internet atau server pusat. Meskipun demikian, secara umum aplikasi dalam VANET membutuhkan jalur komunikasi yang reliabel untuk menyampaikan pesan kepada tujuan yang sudah ditentukan. Menurut Sheng et al. [4], apabila model komunikasi V2V dan V2I digabungkan, kelebihan yang dimiliki dari keduanya bisa dimanfaatkan, yaitu jaringan kabel yang menyediakan transmisi cepat dan koneksitas yang kuat (kemampuan routing yang kuat) dan fleksibilitas komunikasi ad-hoc yang dapat berpindah dengan mudah. Adanya integrasi jaringan infrastruktur dan ad-hoc, VANET akan memiliki beberapa keuntungan berikut: 1. Komunikasi V2V yang opportunistic. 2. Self-organizing V2V ad-hoc relay. 3. Fleksibilitas pada penempatan access point dan perangkat on-board. 4. Keragaman level jaringan dengan transmisi multi-hop relay dan infrastructureassisted. 2

Beberapa protokol routing telah ditawarkan untuk digunakan dalam VANET, salah satu yang paling banyak dikembangkan dan diimplementasikan adalah Adhoc On-Demand Distance Vector (AODV) [5]. AODV merupakan protokol routing yang bekerja pada model komunikasi V2V, karenanya protokol ini hanya mampu melakukan routing antar sesama kendaraan saja. Namun, AODV telah dikembangkan sehingga memungkinkan sebuah node bergerak dapat terhubung dengan jaringan infrastruktur, protokol ini bernama AODV+ [6]. Berbeda dengan pendahulunya, AODV+ selain mampu bekerja pada model komunikasi V2V, dia juga dapat berkomunikasi dengan jaringan infrastruktur atau V2I. AODV+ memiliki kemampuan untuk menjadi gateway sehingga jaringan ad-hoc kendaraan dapat berkomunikasi dengan jaringan infrastruktur. Meskipun AODV+ dapat bekerja pada model komunikasi V2V dan V2I, penggunaan protokol ini pada jaringan infrastruktur yang difungsikan sebagai jalur bantu komunikasi V2V belum dapat dilakukan secara langsung. Seperti yang dilakukan oleh Sheng et al. [4], dia menambahkan sebuah Mobility Management Server sebagai tempat yang menyediakan tabel pemetaan antara Vehicular Node dengan access gateway yang melayaninya. Sehingga Vehicular Node yang ingin mengirimkan pesan kepada Vehicular Node lain tetapi tidak dapat di selesaikan dengan model komunikasi V2V, dapat dilakukan dengan transmisi data melalui perantara jaringan infrastruktur. Namun arsitektur yang digunakan mengharuskan semua access gateway terhubung secara langsung dengan sebuah mobility management server, atau dengan kata lain harus menggunakan topologi star dengan mobility management server sebagai pusatnya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di sini, node-node yang menjadi access gateway (dalam penelitian ini disebut dengan Base Station) tidak membutuhkan suatu server terpusat untuk mengendalikan komunikasi antar Base Station, sehingga antar Base Station hanya perlu dihubungkan dengan Base Station di dekatnya sehingga membentuk jaringan. Studi komunikasi kendaraan dalam konteks VANET biasanya didasarkan pada model simulasi, cara ini memiliki keuntungan yaitu analisis yang lebih tepat dari protokol dan aplikasi VANET yang dikembangkan [7]. Simulasi dilakukan karena adanya keterbatasan bila melakukan pengujian di lapangan sesungguhnya, bahkan tidak mungkin untuk dilakukan pada beberapa kondisi, misalnya pada skenario yang 3

membutuhkan banyak kendaraan dan pengendara yang bergerak melalui jalan-jalan perkotaan, hal ini akan membutuhkan sangat banyak orang, peralatan dan biaya [8]. Sehingga dalam penelitian ini digunakan model simulasi untuk mendapatkan data hasil penelitian. Untuk membuat model mobilitas kendaraan dalam VANET, ada beberapa parameter penting yang harus ada diantaranya, simulasi harus memiliki pergerakan node, model mobilitas yang berdasar pada topologi peta sebenarnya, penghalang jalan dan keputusan berbelok di persimpangan, serta perlambatan dan akselerasi kendaraan. Dalam membuat simulasi mobilitas kendaraan dapat menggunakan aplikasi MOVE (MObility model generator for VEhicular network), karena output dari MOVE adalah model mobilitas kendaraan dan dapat digunakan oleh simulator jaringan populer seperti NS2 Network Simulator versi 2 dan Qualnet [2]. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil berdasar latar belakang di atas adalah sebagai berikut. 1. Protokol AODV+ belum dapat mendukung reliabilitas komunikasi V2V yang memanfaatkan jalur komunikasi di jaringan infrastruktur. 2. Arsitektur yang menggunakan server terpusat mengharuskan semua access gateway terhubung secara langsung dengan satu titik server. 1.3 Keaslian Penelitian Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan yang dilakukan di sini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya memanfaatkan jaringan infrastruktur sebagai jalur cadangan ketika komunikasi V2V antar kendaraan tidak dapat diselesaikan, namun arsitektur yang ditawarkan membutuhkan sebuah server terpusat yang harus terhubung dengan setiap access gateway sehingga membutuhkan banyak media kabel untuk setiap access gateway yang terpasang. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan di sini tidak menggunakan server terpusat, sebagai gantinya beberapa Base Station ditempatkan pada titik-titik terten- 4

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Peneliti Fitur Perbedaan Sheng, et al. [4] Syarif, et al. [9] M. Xiaolong dan W. Liangmin [10] J. Chennikara- Varghese, et al. [11] T. H. Luan, et al. [12] B. Vidhale dan S. S. Dorle [13] A. K. Bisht, et al. [3] (1) Menghasilkan protokol yang dapat menggunakan jaringan infrastruktur sebagai jalur bantu pada komunikasi V2V; (1) Menghasilkan protokol yang dapat menghubungkan jaringan ad-hoc dalam MANET dengan jaringan Internet; (2) Melibatkan komunikasi V2V dan V2I. (1) Mengusulkan mekanisme kerja sama intensif berdasarkan teori game; (2) Melibatkan komunikasi V2I dan V2V. (1) Mengusulkan konseptual framework untuk mengintegrasikan infrastruktur dengan local peer group (LPG); (2) Melibatkan komunikasi V2I dan V2V. (1) Mengevaluasi unjuk kerja throughput DCF pada mobilitas komunikasi V2I yang tinggi; (2) Melibatkan komunikasi V2I. (1) Menguji unjuk kerja protokol AO- DV, AOMDV dan DSDV; (2) Menggunakan simulasi lalu lintas; (1) Menguji unjuk kerja protokol proaktif dan reaktif; (2) Menggunakan simulasi lalu lintas; (3) Melibatkan komunikasi V2V. (1) Menggunakan server terpusat untuk mengendalikan komunikasi antar AG. (2) Tidak menggunakan simulasi lalu lintas; (1) Tidak menggunakan jaringan infrastruktur sebagai jalur bantu pada komunikasi V2V. (2) Di uji pada lingkungan MANET dan tidak menggunakan simulasi lalu lintas; (1) Tidak menggunakan jaringan infrastruktur sebagai jalur bantu pada komunikasi V2V. (2) Tidak menggunakan simulasi lalu lintas; (3) Skenario pengujian fokus pada komunikasi kendaraan terhadap jaringan infrastruktur. (4) Tidak berbasis protokol AODV+; (1) Tidak menggunakan simulasi lalu lintas; (2) Hanya menghasilkan konseptual model untuk arsitektur V2V dan V2I. (1) Tidak menggunakan simulasi lalu lintas; (2) Tidak ada komunikasi V2V yang dilibatkan. (1) Tidak ada komunikasi V2I yang dilibatkan. (1) Tidak ada komunikasi V2I yang dilibatkan. tu di jalan raya. Setiap Base Station yang terpasang akan dihubungkan dengan Base Station lain terdekat, sehingga akan terbentuk suatu jaringan Base Station. Penelitian ini menggunakan model komunikasi V2V dan V2I terintegrasi sehingga jaringan infrastruktur menjadi jalur cadangan yang mendukung komunikasi V2V. Kemudian protokol AODV+ menjadi dasar pengembangan protokol yang dilakukan. Selain itu, pengujian unjuk kerja protokol routing yang dihasilkan dilakukan pada simulasi lalu lintas kendaraan. 5

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah. 1. Merancang protokol routing yang mendukung komunikasi V2V dan V2I terintegrasi berbasis protokol AODV+. 2. Merancang protokol routing yang dapat bekerja tanpa menggunakan sistem server terpusat. 3. Menguji protokol yang dihasilkan dengan simulasi lalu lintas. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah. 1. Menghasilkan protokol routing baru yang mendukung komunikasi V2V dan V2I terintegrasi. 2. Meningkatkan reliabilitas komunikasi V2V pada protokol AODV+. 3. Mengetahui memanfaatkan jaringan infrastruktur terhadap kinerja VANET. 4. Simulasi lalu lintas dapat memberikan gambaran yang lebih nyata bila model ini diterapkan di jaringan sesungguhnya. 5. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan dalam pengembangan teknologi VA- NET di lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 6