1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional (UU Nomor 34 Tahun 2004). Dalam rangka mengemban fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Tentara Nasional Indonesia tetap konsisten dengan sikap dan tekadnya sebagai prajurit pejuang dan pejuang prajurit untuk mempertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan serta melestarikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana dimaksud dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Tentara Nasional Indonesia sebagai salah satu Modal Dasar Pembangunan Nasional perlu senantiasa ditingkatkan profesionalismenya melalui pemantapan disiplin, yang merupakan syarat mutlak dalam tata kehidupan Tentara Nasional Indonesia agar terwujud prajurit yang profesional, efektif, efisien, dan modern sehingga mampu berperan lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai stabilisator dan dinamisator Pembangunan Nasional (UU Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit TNI). Untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya yang berat dan khusus itu, bagi prajurit dituntut tingkat
2 disiplin yang tinggi, karena disiplin bagi prajurit berinti ketaatan dan kepatuhan kepada ketentuan-ketentuan aturan-aturan atau kelaziman dalam kehidupan prajurit. Hal itu bukan berarti masyarakat militer lebih istimewa dari masyarakat biasa. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan Negara Indonesia adalah negara hukum, Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecuainya. Berdasarkan atas ketentuan tersebut di atas, setiap Prajurit TNI wajib taat kepada hukum, disiplin dan tata tertib baik yang berlaku umum bagi setiap warga negara maupun aturan-aturan hukum militer yang berlaku khusus untuk Prajurit TNI guna mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI. Fiksi hukum adalah asas yang menganggap semua orang tahu hukum (presumptio iures de iure). Semua orang dianggap tahu hukum, tak terkecuali prajurit TNI. Berdasarkan asas fiksi hukum tersebut maka dengan berlakunya ketentuan sebuah peraturan perundang-undangan, maka setiap warga negara termasuk prajurit TNI harus dianggap tahu sehingga tidak dapat mengelak untuk diterapkannya suatu perundang-undangan dengan alasan tidak tahu. Namun kenyataannya karena banyaknya kegiatan di lapangan sehingga tidak semua prajurit TNI mengetahui dan memahami semua perundang-undangan yang berlaku. Salah satu indikator ketidaktahuan dan kurang memahaminya prajurit TNI terhadap semua perundang-undangan yang berlaku adalah masih tingginya
3 jumlah pelanggaran disiplin parjurit TNI khususnya prajurit TNI di wilayah hukum Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. Hal ini dapat ditemui dalam berbagai berita di media masa surat kabar. Terdapat lima prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur serta seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kodim Tulungagung Jawa Timur, terlibat dalam peristiwa tenggelamnya kapal yang mengangkut imigran gelap dari Timur Tengah di Pantai Prigi, Trenggalek, pada 17 Desember 2011. Kelima anggota TNI AD tersebut kini berstatus Tersangka dan akan diberi sanksi administrasi, termasuk kemungkinan dipecat (http://internasional.kompas.com/read/2012/02/14/1550569 /Lima. Anggota. TNI. AD. Terlibat). Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur yang diberhentikan tidak hormat (PDTH) dari dinas keprajuritan periode Januari sampai dengan Oktober 2013 sudah 32 prajurit karena terlibat berbagai kasus, diantaranya narkotika, pencurian, trafficking dan asusila.(http://news.detik.com/surabaya/read/2013/11/18/130104/2415853/475/10 -bulan-32- prajurit - kodam-v-bawijaya-dipecat? hd772204btr). Berdasarkan data Kumdam V/Brawijaya Jawa Timur, jumlah pelanggaran disiplin prajurit di Kodam V/Brawijaya Jawa Timur selama tahun 2012 sejumlah 139 kasus. Jumlah pelanggaran disiplin tersebut meningkat menjadi 170 kasus di tahun 2013. Pelanggaran disiplin yang meningkat jumlahnya adalah pelanggaran disiplin penipuan, penggelapan, asusila, desersi, narkoba, dan lalu lintas. Golongan pangkat yang melakukan pelanggaran disiplin adalah semua golongan pangkat baik Perwira, Bintara, dan Tamtama.
4 Berdasarkan data pelanggaran disiplin prajurit di Kodam V/Brawijaya Jawa Timur tersebut menunjukkan bahwa tingginya jumlah pelanggaran disiplin prajurit tidak sesuai dengan tuntutan kedisiplinan prajurit, tergambarkan bahwa pengertian disiplin prajurit TNI yaitu ketaatan dan kepatuhan yang sungguhsungguh setiap prajurit TNI yang didukung oleh kesadaran yang bersendikan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit untuk melaksanakan tugas dan kewajiban serta bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan atau tata kehidupan prajurit TNI sebagai mana yag diamanatkan oleh UU Nomor 26 Tahun 1997, Pasal 1 ayat (1) tentang Hukum Disiplin Prajurit TNI. Pelanggaran disiplin Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur tersebut juga tidak sesuai dengan hakikat disiplin prajurit sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 26 Tahun 1997 tentang Displin Prajurit TNI yaitu ketaatan yang dilandasi oleh kesadaran lahir dan bathin atas pengabdiannya pada nusa dan bangsa serta merupakan perwujudan pengendalian diri untuk tidak melanggar perintah kedinasan dan tata kehidupan prajurit, sikap mental setiap prajurit yang bermuara pada terjaminnya kesatuan pola pikir, pola sikap dan pola tindak sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Oleh karena itu, disiplin prajurit menjadi syarat mutlak dalam kehidupan prajurit TNI dan diwujudkan dalam penyerahan seluruh jiwa raga dalam menjalankan tugasnya berdasarkan keimanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kesadaran pengabdian bagi nusa dan bangsa, ciri khas prajurit TNI dalam melakukan tugasnya karena itu disiplin prajurit harus menyatu dalam diri setiap prajurit dan diwujudkan dalam setiap tindakan nyata.
5 Temuan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur yang masih cukup tinggi dan dari tahun ke tahun cenderung meningkat tersebut merupakan indikasi atau petunjuk telah terjadi penurunan disiplin prajurit dan rendahnya tingkat pemahaman maupun kesadaran hukum Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. Untuk lebih memberikan pemahaman dan kesadaran hukum serta guna meningkatkan disiplin prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur, perlu diselenggarakan penyuluhan hukum bagi prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur dengan pemberian materi, sasaran, dan metode penyuluhan yang tepat guna mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pasal 2 dari Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.01-PR.08.10 Tahun 2006 tentang Pola Penyuluhan Hukum, menegaskan bahwa penyuluhan hukum diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan kesadaran hukum masyarakat yang lebih baik sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mewujudkan budaya hukum dalam sikap dan perilaku yang sadar, patuh, dan taat terhadap hukum serta menghormati hak asasi manusia. Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor : Skep/333/VIII/1994 tanggal 30 Agustus 1994, Penyuluhan hukum adalah semua upaya yang merupakan usaha, kegiatan dan pekerjaan dalam rangka pembinaan personil berupa penyampaian informasi hukum guna membentuk dan membina mental serta memupuk jiwa Prajurit Pejuang Sapta Marga dan menambah pengetahuan riil bidang hukum untuk mendukung peiaksanaan tugas
6 pokok sebagai kekuatan Pertahanan Keamanan Negara dan sebagai Kekuatan Sosial Politik. Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur adalah : Memupuk jiwa Pejuang Sapta Marga sebagaimana diikrarkan dalam Sumpah Prajurit guna mendukung pelaksanaan tugas, meningkatkan kadar kesadaran hukum dan menambah pengetahuan di bidang hukum sehingga menyadari dan menghayati hak dan kewajiban sebagai warga negara dan sebagai prajurit TNI AD, guna meningkatkan disiplin dan mencegah terjadinya penyimpangan atau pelanggaran norma atau kaedah hukum yang berlaku. Di sisi lain dengan pemberian penyuluhan hukum bagi prajurit diharapkan membawa implikasi positif bagi ketahanan prajurit untuk menunaikan tugas pokok TNI sebagai penjaga kedaulatan negara di darat, di laut, maupun di udara. Penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur diharapkan dapat berhasil membangun opini prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur ke arah yang positif maka persepsi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur yang negatif terhadap hukum diharapkan dapat berkurang, sehingga dapat diganti dengan persepsi positif yang berpengaruh baik terhadap hukum. Bila kondisi ideal seperti ini terbentuk harapan selanjutnya dapat memunculkan semangat yang membentuk pengakuan atas kemanfaatan hukum bagi kehidupan Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. Kesatuan yang berwenang melakukan pembinaan dan penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur berdasarkan
7 Skep Kasad Nomor : Skep/333/VIII/1994 tanggal 30 Agustus 1994 tentang Buku Petunjuk Administrasi Penyuluhan Hukum di lingkungan TNI AD adalah Hukum Kodam V/Brawijaya Jawa Timur disingkat Kumdam V/Brawijaya adalah badan pelaksana Kodam yang berkedudukan langsung di bawah Panglima Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. Penyelengggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit Kodam V/Brawijaya selama ini hanya diselenggarakan satu kali dalam satu tahun yang pelaksanaannya dibagi setiap triwulan dalam satu tahun anggaran, yaitu : 1. Triwulan I diselenggarakan di satuan jajaran Korem 081/DSJ Madiun. 2. Triwulan II diselengggarakan di satuan jajaran Korem 082/CPYJ Mojokerto. 3. Triwulan III diselenggarakan di satuan jajaran Korem 083/BDJ Malang. 4. Triwulan IV diselenggarakan di satuan jajaran Korem 084/BJ Surabaya. Masih sedikitnya intensitas penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur selama ini karena masih terdapatnya kendala dalam penyelenggaraan penyuluhan hukum. Berlatar belakang pada fenomena tidak semua Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur mengetahui semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, tingginya pelanggaran disiplin prajurit dan penyelenggaraan penyuluhan hukum yang selalu dilaksanakan, menjadikan peneliti tergerak untuk mengadakan penelitian dengan judul Optimalisasi Penyelenggaraan Penyuluhan Hukum Bagi Prajurit TNI AD dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Prajurit (Studi di Kumdam V/Brawijaya Jawa Timur). Melalui penelitian ini diharapkan dapat terpecahkan sebagian permasalahan dalam penyelenggaraan penyuluhan hukum
8 bagi prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur, dan hasilnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pimpinan TNI AD dalam menetapkan kebijakan lebih lanjut guna meningkatkan disiplin, meningkatkan kadar kesadaran hukum dan menambah pengetahuan dibidang hukum bagi prajurit TNI AD khususnya bagi prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. 1.2 Perumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. 2. Kendala apa yang dihadapi Kumdam V/Brawijaya Jawa Timur dalam penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. 3. Bagaimana upaya optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit. 1.3 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran referensi di perpustakaan mengidentifikasikan bahwa penelitian analisis tentang optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit TNI AD dan implikasinya terhadap ketahanan prajurit ini belum pernah dilakukan, walaupun begitu ada beberapa penelitian sejenis dengan penelitian ini telah banyak dilakukan di beberapa tempat yang berbeda, yaitu : 1. Penelitian Norman Said (1997) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas pembinaan dan penyuluhan hukum berwawasan lingkungan
9 terhadap transmigran : Studi Kasus di UPT Layana Tondo Indah dan UPT Sausu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Penelitian ini ditinjau dari keilmuan Lingkungan UGM. 2. Penelitian Mirza (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Tanggung Jawab Notaris Dalam Memberikan Penyuluhan Hukum Terhadap Klien Dalam Pembuatan Kontrak Baku Pada Akta Kredit Notarial. Penelitian ini ditinjau dari keilmuan Kenotariatan UGM. 3. Penelitian Helan Hanitia Herlambang (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Notaris/PPAT Dalam Pemberian Nasihat/Penyuluhan Hukum Addendum Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Di BRI Unit Kleco Surakarta. Penelitian ini ditinjau dari keilmuan Kenotariatan UGM. 4. Penelitian Rini Afriyanti, SH (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Penyuluhan Hukum Dalam Pembuatan Akta Menurut Civil Law (Studi Perkara No. 13.Pid.B/TPK/2007/PN.Jkt.Pst di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi). Penelitian ini ditinjau dari keilmuan Kenotariatan UGM. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini dilakukan di Kumdam V/Brawijaya Jawa Timur, dan penelitian ini meneliti tentang analisis optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit TNI AD yang informannya merupakan penyelenggara penyuluhan hukum bagi prajurit Kodam V/Brawijaya. Penelitian sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan Norman Said (1997) melakukan penelitian mengenai efektivitas
10 pembinaan dan penyuluhan hukum berwawasan lingkungan terhadap transmigran, Mirza (2010) meneliti mengenai analisis tanggung jawab notaris dalam memberikan penyuluhan hukum terhadap klien dalam pembuatan kontrak, Helan Hanitia Herlambang (2011) meneliti mengenai peranan notaris dalam pemberian penyuluhan hukum, dan Rini Afriyanti, SH (2011) melakukan penelitian mengenai pertanggungjawaban notaris terhadap penyuluhan hukum dalam pembuatan akta menurut civil law, Penelitian yang dilakukan peneliti dengan judul Optimalisasi Penyelenggaraan Penyuluhan Hukum Bagi Prajurit TNI AD Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Prajurit (Studi di Kumdam V/Brawijaya Jawa Timur) benar-benar merupakan karya ilmiah yang baru dan belum pernah ditulis dan disusun oleh peneliti-peneliti lain, khususnya di Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui penyelenggaraan penyuluhan hukum yang telah dilaksanakan bagi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Kumdam V/Brawijaya Jawa Timur dalam penyelenggaraan penyuluhan hukum dan upaya optimalisasi dalam penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi Prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur. 3. Untuk mengetahui implikasi dari penyelenggaraan penyuluhan hukum terhadap ketahanan prajurit Kodam V/Brawijaya Jawa Timur.
11 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi dunia akademik khususnya, kemudian dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam pembuatan buku-buku petunjuk tentang pelaksanaan penyuluhan hukum. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan maupun sumbangan pemikiran bagi pimpinan TNI AD dalam menyusun dan merumuskan kebijakan yang berhubungan dengan optimalisasi penyelenggaraan penyuluhan hukum bagi prajurit TNI AD. 3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak lain yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penyuluhan hukum bagi prajurit TNI AD.