BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan yaitu mulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Bagian Kimia Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 3.2 Prosedur Kerja Pada pengujian keawetan OSB bambu digunakan OSB susunan dari jenis bambu betung (Dendrocalamus asper (Schult.F) Backer ex. Heyne), bambu andong (Gigantochloa verticillata (Willd.) Munro), dan bambu ampel (Bambusa vulgaris Schrad. ex Wendl.) dengan kadar perekat MDI 5%. Susunan OSB dapat dilihat pada Tabel 2 dan bentuk OSB dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 2 Susunan OSB dari tiga jenis bambu Susunan Keterangan BBB Betung Betung Betung BGB Betung Andong Betung BLB Betung Ampel Betung GGG Andong Andong Andong GBG Andong Betung Andong GLG Andong Ampel Andong LLL Ampel Ampel Ampel LBL Ampel Betung Ampel LGL Ampel Andong Ampel Gambar 1 Bentuk Oriented Strand Board (OSB) bambu yang digunakan
14 3.2.1 Uji SNI 01-7207-2006 (Pengujian terhadap rayap tanah) A. Bahan dan Alat Dalam pengujian ketahanan terhadap serangan rayap tanah dipergunakan bahan-bahan yang terdiri dari rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) kasta pekerja sebanyak 200 ekor per botol uji, pasir steril, aluminium foil dan air destilata. Sedangkan peralatan yang dipergunakan terdiri dari botol kaca/ jampot dengan diameter 5 cm dan tinggi 14 cm, timbangan elektrik, dan oven. B. Persiapan Contoh uji OSB bambu dengan tebal 1 cm dan kadar perekat MDI 5% dipotong dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm dengan ulangan pengujian sebanyak 4 kali, sehingga didapat 36 sampel OSB. Untuk contoh uji kontrol bambu betung, ampel dan andong dibuat secara acak tanpa memperhatikan perbedaan bagian pangkal, tengah dan ujung dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm dan tebal disesuaikan. Ulangan pengujian dibuat sebanyak 4 kali sehingga terdapat 12 sampel kontrol. Sedangkan contoh uji kontrol kayu karet dibuat secara acak tanpa memperhatikan perbedaan bagian gubal dan teras kayu, dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 0,5 cm dengan ulangan pengujian sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 4 sampel kontrol. Contoh uji OSB, kontrol bambu dan karet dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C untuk mendapatkan nilai berat kayu sebelum pengujian (W 1 ) serta dilakukan pengovenan pada botol uji dan pasir yang akan digunakan sebagai media uji agar steril. C. Prosedur Kerja Contoh uji dimasukkan kedalam botol uji kaca, dengan posisi berdiri dan disandarkan sehingga salah satu bidang terlebar menyentuh dinding botol uji (Gambar 2). Ke dalam botol uji dimasukkan 200 gram pasir dan ditambahkan air sebanyak 50 ml (kadar air pasir 25%) dari sisi bersebelahan dengan kayu. Sebanyak 200 ekor rayap tanah dari kasta pekerja dimasukkan ke dalam botol, kemudian botol uji ditutup dengan aluminium foil dan diletakkan ditempat gelap selama 4 minggu.
15 Setiap minggu aktivitas rayap dalam botol uji diamati dan masingmasing botol uji ditimbang. Jika kadar air pasir turun kurang lebih 2%, maka ke dalam botol uji ditambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya kembali seperti semula (25%). Setelah 4 minggu botol uji dibongkar, dilakukan penghitungan rayap yang masih hidup. Sedangkan contoh uji kayu dicuci dan dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C kemudian ditimbang untuk memperoleh beratnya (W 2 ). Gambar 2 Pengujian ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah yang dilakukan berdasarkan standar SNI 01. 7207-2006. D. Pernyataan Hasil Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: Keterangan: WL = Kehilangan berat contoh uji kayu (%) W 1 W 2 = Berat kering oven kayu sebelum diumpankan (g) = Berat kering oven kayu setelah diumpankan (g)
16 Penentuan ketahanan kayu berdasarkan Tabel Klasifikasi Ketahanan Kayu terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Penurunan Berat (Tabel 2). Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji.dalam standar SNI 01.7202-2006 tidak dilakukan pengamatan terhadap mortalitas rayap. Selanjutnya tingkat ketahanan contoh uji berdasarkan indikator kehilangan berat dihitung dari nilai rata-rata keseluruhan contoh uji dengan menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan rayap tanah Kelas Ketahanan Kehilangan Berat (%) I Sangat Tahan < 3,52 II Tahan 3,52 7,5 III Sedang 7,5 10,96 IV Buruk 10,96 18,94 V Sangat Buruk 18,94 31,89 Sumber : SNI 01. 7207-2006 Selain itu, pada penelitian ini dilakukan pengamatan mortalitas rayap untuk mengetahui perbedaan mortalitas rayap dari kedua standar pengujian tersebut. Dengan mengadopsi rumus yang ada di JIS maka mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan rumus: dengan pengertian: MR = Mortalitas rayap (%) D = Jumlah rayap yang mati (ekor) 200 = Jumlah rayap pekerja pada awal pengujian (ekor)
17 3.2.2 Uji SNI 01-7207-2006 (Pengujian terhadap rayap kayu kering) A. Bahan dan Alat Dalam pengujian ketahanan terhadap serangan rayap kayu kering dipergunakan bahan-bahan yang terdiri dari rayap kayu kering (Cryptotermes cynocephalus Light.) kasta pekerja sebanyak 50 ekor per semprong uji, kapas dan lilin.sedangkan peralatan yang dipergunakan terdiri dari semprong kaca berdiameter 1,8 cm dan tinggi 3 cm, timbangan elektrik dan oven. B. Persiapan Contoh uji OSB bambu dengan kadar perekat MDI 5% dipotong dengan ukuran 5 cm x 2,5 cm x 1 cm dengan ulangan pengujian sebanyak 3 kali, sehingga didapat 27 sampel OSB.Contoh uji kontrol bambu betung, ampel, dan andong dibuat secara acak tanpa memperhatikan perbedaan bagian pangkal, tengah dan ujung dengan ukuran 5 cm x 2,5 cm dan tebal disesuaikan. Ulangan pengujian dibuat sebanyak 3 kali sehingga terdapat 9 sampel kontrol. Contoh uji OSB dan kontrol dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C untuk mendapatkan nilai berat kayu sebelum pengujian (W 1 ) serta dilakukan pengovenan pada semprong kaca sebagai media uji agar steril. C. Prosedur Kerja Semprong kaca diletakkan diatas contoh uji dengan posisi berdiri (Gambar 2). Semprong kaca yang diletakkan di atas contoh uji kemudian direkatkan menggunakan lilin. Sebanyak 50 ekor rayap kayu kering dari kasta pekerja dimasukkan ke dalam semprong, kemudian semprong uji ditutup dengan kapas dan diletakkan ditempat gelap selama 12 minggu. Setiap minggu aktivitas rayap dalam semprong uji diamati.setelah 12 minggu semprong uji dibongkar, dilakukan penghitungan rayap yang masih hidup. Sedangkan contoh uji kayu dibersihkan dari kotoran yang melekat dan dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C kemudian ditimbang untuk memperoleh beratnya (W 2 ).
18 (a) (b) Gambar 3 Pengujian ketahanan OSB bambu (a) dan bambu utuh (b) terhadap serangan rayap kayu kering yang dilakukan berdasarkan standar SNI 01.7207-2006 E. Pernyataan Hasil Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: Keterangan: WL = Kehilangan berat contoh uji kayu (%) W 1 W 2 = Berat kering oven kayu sebelum diumpankan (g) = Berat kering oven kayu setelah diumpankan (g) Penentuan ketahanan kayu berdasarkan Tabel Klasifikasi Ketahanan Kayu terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Penurunan Berat (Tabel 3). Hasil yang didapat merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. Dalam standar SNI 01.7202-2006 tidak dilakukan pengamatan terhadap mortalitas rayap. Selain itu, pada penelitian ini dilakukan pengamatan mortalitas rayap untuk mengetahui perbedaan mortalitas rayap dari kedua standar pengujian tersebut. Selanjutnya tingkat ketahanan contoh uji berdasarkan indikator kehilangan berat dihitung dari nilai rata-rata keseluruhan contoh uji dengan
19 menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap serangan rayap kayu kering Kelas Ketahanan Kehilangan Berat (%) I Sangat Tahan <2,0 II Tahan 2,0 4,4 III Sedang 4,4 8,2 IV Buruk 8,2 28,1 V Sangat Buruk > 28,1 Sumber : SNI 01. 7207-2006 Dengan mengadopsi rumus yang ditetapkan standar JIS maka mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan rumus: dengan pengertian: MR = Mortalitas rayap (%) D = Jumlah rayap yang mati (ekor) 50 = Jumlah rayap pekerja pada awal pengujian (ekor) 3.2.3 Pengujian Terhadap Kumbang secara Semi Lapang A. Bahan dan Alat Dalam pengujian ketahanan terhadap serangan kumbang dipergunakan bahan yang terdiri dari alkohol 70%. Sedangkan peralatan yang dipergunakan terdiri dari bak plastik, lembaran kawat dengan ukuran lubang kawat 0,5 cm x 0,5 cm, timbangan elektrik dan oven. B. Persiapan Contoh uji OSB bambu dengan kadar perekat MDI 5% dipotong dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm dengan ulangan pengujian sebanyak 3 kali, sehingga didapat 27 sampel OSB. Contoh uji kontrol bambu betung, ampel dan andong dibuat secara acak tanpa memperhatikan perbedaan bagian pangkal, tengah dan ujung dengan ukuran 5 cm x 2,5 cm dan tebal disesuaikan. Ulangan pengujian dibuat sebanyak 3 kali sehingga terdapat 9 sampel kontrol. Kemudian, contoh uji OSB dan kontrol dioven selama 48 jam
20 dengan suhu 60 ± 2 o C untuk mendapatkan nilai berat kayu sebelum pengujian (W 1 ). C. Prosedur kerja Contoh uji dimasukkan kedalam bak plastik, dengan susunan acak dan posisi mendatar (Gambar 4), bak plastik yang berisi contoh uji ditutup menggunakan lembaran kawat dengan ukuran lubang kawat 0,5 cm x 0,5 cm. Bak plastik kemudian diletakkan di atas tumpukan papan partikel, papan serat serta papan OSB yang diduga terserang oleh larva kumbang. Gambar 4 Pengujian keawetan terhadap serangan kumbang bubuk dengan pengumpanan alami. Setiap minggu bak plastik diamati apakah ada tanda-tanda serangan oleh kumbang yang dilihat dari ada atau tidaknya bubuk halus pada sisi contoh uji. Setelah 20 minggu contoh uji dalam bak plastik dibongkar, dilakukan identifikasi jenis kumbang yang menyerang dengan memasukkan larva kumbang yang berwarna hitam ke dalam botol berisi alkohol 70% dan difoto menggunakan Digital Video Microscope. Sedangkan contoh uji OSB bambu dibersihkan dari bubuk halus dan dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C kemudian ditimbang untuk memperoleh beratnya (W 2 ).
21 D. Pernyataan Hasil Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: Keterangan: WL = Kehilangan berat contoh uji kayu (%) W 1 W 2 = Berat kering oven kayu sebelum diumpankan (g) = Berat kering oven kayu setelah diumpankan (g) 3.3 Analisis Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for Windows Evaluation Version. Model rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan faktor susunan strand yang masing-masing menggunakan 4 kali ulangan untuk pengujian keawetan terhadap rayap tanah, 5 kali ulangan untuk pengujian keawetan terhadap rayap kayu kering dan 3 kali ulangan untuk pengujian keawetan terhadap kumbang. Respon yang diamati untuk pengujian keawetan terhadap rayap tanah dan rayap kayu kering adalah kehilangan berat papan OSB dan mortalitas rayap, sedangkan pengujian keawetan terhadap kumbang bubuk adalah kehilangan berat papan OSB. Model rancangan percobaan statistik yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Y ij = µ + A i + ij Keterangan: Y ij = Nilai respon pada taraf ke-i faktor susunan tiga jenis bambu dan ulangan ke-j µ = Nilai rata-rata pengamatan
22 A i = Pengaruh sebenarnya faktor susunan tiga jenis bambu pada taraf ke-i i* = LLL, LBL, LGL, GGG, GLG, GBG, BBB, BGB, BLB (L: Ampel, B: Betung, G: Andong) J = Ulangan 1, 2, 3 (uji kumbang bubuk); j = 1, 2, 3, 4, 5 (uji rayap kayu kering) atau j = 1, 2, 3, 4 (uji rayap tanah) ij = Pengaruh acak yang menyebar normal