URBANISASI DAN MORFOLOGI Proses Perkembangan Peradaban dan Wadah Ruangnya Menuju Ruang yang Manusiawi Penulis: : Sugiono Soetomo Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2009, 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail : info@grahailmu.co.id Soetomo, Sugiono URBANISASI & MORFOLOGI; Proses Perkembangan Peradaban dan Wadah Ruangnya Menuju Ruang yang Manusiawi/Sugiono Soetomo - Edisi Kedua Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 Xiv + 208 hlm, 1 Jil.: 26 cm. ISBN: 978-979-756-924-2 1. Teknik I. Judul
~Bagian 1~ KATA PENGANTAR Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh adanya keprihatinan terhadap hasil proses pembangunan, khususnya pembangunan kota yang merupakan tolok ukur keberhasilan suatu bangsa. Di hampir semua negara sedang berkembang, menunjukkan pembangunan perkotaan yang belum berhasil. Hal tersebut mencerminkan belum tercapainya tujuan pembangunan nasional itu sendiri. Perkembangan perkotaan telah memberi label akan kemajuan suatu bangsa, sebagai pusat atau tempat konsentrasinya puncak-puncak budaya dan intelektualisme. Kepincangan antar kota besar dan kecil, desa dan kota, problem kemiskinan dan aspek sosial lainnya serta kerusakan lingkungan hidup, semua mencerminkan kegagalan pembangunan nasional. Keterpurukan negara kita yang sudah berlangsung lama terlihat dengan ketidakstabilan sosial maupun politik dan hasil pembangunan fisik memberikan cermin keadaan tersebut, seperti bertambahnya permukiman kumuh, ruang publik yang tidak terawat dan kumuh, penyerobotan ruang publik, dan lain-lain. Proses Perkembangan kota yang kompleks adalah hasil proses urbanisasi dan merupakan hasil proses pembangunan nasional, secara keseluruhan. Buku ini pada bagian I dan ke II berusaha memahami fenomena baik dari tingkat mikro yaitu proses urbanisasi atau perkembangan kota untuk kemudian dibawa ke tingkat hulu yang makro, regional, nasional, dan ketergantungan global dan dilakukan kajian secara komprehensif lintas sektoral dan komprehensip. Hal tersebut agar masalah perkotaan dapat dimengerti secara utuh dan usahausaha pemecahan terletak di seluruh aspek kehidupan dan agar pemecahan tersebut dapat dirasakan langsung di kehidupan nyata. Dan pada bab akhir buku ini bagian IV dan V mengerucut lagi ke arah produk fisik ruang morfologi kota dan wilayah dan selanjutnya menjurus kepada nilai-nilai kehidupan kota yang manusiawi sebagai tujuan akhir pembangunan.
vi Urbanisasi dan Morfologi Penulis berusaha melakukan kajian teoritis, rasionalistik maupun empiris secara umum dalam berbagai skala dari proses urbanisasi hingga masuk ke produk morfologi kota, untuk kemudian mencari konsep penanganan secara umum pembangunan kota. Isu tujuan akhir pembangunan nasional adalah membangun manusianya. Oleh karena itu bagaimana bentuk akhir kehidupan kota atau urbanism yang akan dicapai, itulah tujuan pembangunan kota yang memberi kontribusi vital kepada pembangunan nasional. Adapun produk material semua adalah alat untuk menciptakan atau mewadahi terbentuknya manusia di mana doxiadis mengatakan tujuan pembangunan settlement manusia (termasuk kota) adalah untuk mencapai kebahagiaan dan keserasian manusianya. Buku ini terdiri dari lima bab: Bab pendahuluan sebagai bagian pertama memberi penjelasan secara singkat buku ini, mengetengahkan latar belakang dan permasalahan secara ringkas semua isi buku ini, hingga arah pemecahannya secara umum. Bagian kedua, sebagai suatu bab yang mulai memasuki fenomena pembangunan kota yaitu proses urbanisasi dengan semua bentuk-bentuknya. Bab ini mengkaji dari pengertian dan teori urbanisasi hingga bentuk atau ujud kejadiannya dalam berbagai skala dan aspek pembangunan kota. Akhir bab ini pokok perhatian utama pembangunan yaitu fase-fase transisional yang masih panjang dari perubahan masyarakat agraris ke industri, yaitu keterjalinan desa kota dari semua aspek fisik dan non fisik, ekonomi dan sosial budaya, yang harus dikelola dan dikembangkan dengan baik. Bagian ketiga, khusus membahas sektor informal dari kelahirannya di ruang perkotaan hingga bentuk-bentuk aktivitasnya, suatu fenomena masyarakat transisional yang sangat strategis merupakan ujud dari produk modernisasi, merupakan masalah sekaligus potensi (dalam situasi transisional keadaan) dalam proses panjang pembangunan nasional. Bagian keempat, membahas produk fisik perkotaan: morfologi kota, sebagai ujud wadah berlangsungnya kehidupan, sebagai sarana keberhasilan pembangunan untuk mencapai kehidupan yang berkelanjutan. Bagian kelima, mencari konsep perencanaan kota menuju ke urbanisme yang manusiawi. Kita harus menyadari bahwa tujuan pembangunan nasional adalah mencapai pembangunan manusia baik dalam peran individu maupun kolektip yang mencapai keserasian, keharmonisan ekonomi sosial dan budaya serta fisik lingkungan terbangun dan alam. Pencapaian pembangunan harus dipahami pada setiap fase, ukurannya adalah tingkat keserasian atau harmonis (tingkatan horisontal atau tingkat keterjalinan horisontal) jadi sama sekali bukan tingkatan vertikal yang menjadi ukuran yang akan terus meningkat tiada akhir, karena hal tersebut berada dalam kungkungan nafsu manusia yang tidak akan pernah ada selesainya. Tingkatan jenjang vertikal adalah tingkat peradaban, contohnya seperti peradaban paska modern seperti sekarang ini yang mana teknologi manusia sudah mencapai ruang angkasa tetapi sebaliknya tingkat keharmonisan justru pada tingkat yang membahayakan. Sebaliknya ketika peradaban pada abad-abad jauh sebelum
Kata Pengantar vii revolusi industri kota telah pernah berhasil mencapai tujuan pembangunan yaitu tercapainya kehidupan yang serasi. Penulisan ini lebih menekankan analisis deskriptif, menggunakan berbagai referensi baik teoritis maupun empirik yang telah dikembangkan oleh penulis. Tentunya banyak kekurangan-kekurangan dan kelemahannya karena kurang mendalamnya data empirik. Namun demikian penulis berusaha melemparkan pendapat-pendapat dan gagasan ke publik secara umum, dan tentunya khusus kepada para arsitek, planner dan perancang kota dan disiplin ilmu lainnya khususnya sosial ekonomi dan budaya. Penulis menyadari bahwa rentang aspek-aspek yang dibahas sangat melebar dan tidak memfokus, hal tersebut karena buku ini bertujuan untuk mendapatkan pemaknaan yang luas dengan keterkaitannya. Jadi tingkat pendalaman dari aspek-aspek baru akan dikembangkan setelah buku ini. Insya Allah dalam waktu dekat akan diterbitkan beberapa buku yang membahas beberapa aspek yang lebih mendalam sebagai kelanjutan buku tersebut. Buku ini merupakan perbaikan dan pengembangan buku lama yang diterbitkan hanya untuk kalangan mahasiswa MPWK (Magister Pembangunan Wilayah dan Kota) UNDIP, pada tahun 2002 di era euforia reformasi yang masih menggejolak. Dan karena ide buku ini masih relevan yaitu dengan belum selesainya krisis multi dimensional negara kita, maka pengembangan dilakukan dengan menambah jenis kasus dan memperbaiki teknis-teknis penulisan dan gambar-gambar agar lebih menarik untuk dibaca. Kami berharap buku ini dapat menyumbang pemikiran-pemikiran yang dapat membantu pemecahan masalah perkotaan dan mendapatkan konsep dasar pembangunan perkotaan secara khusus dan pembangunan nasional secara umum. Semarang, Februari 2012 Penulis
~Bagian 1~ DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA: PENDAHULUAN 1 1.1 Dari Sektor Informal dan Formal ke Keberagaman Morfologi Kota 1 1.2 Pembangunan dari Bawah 2 1.3 Sektor Pendidikan, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Wilayah 6 1.4 Dari Pedesaan ke Perkotaan 8 1.5 Perkotaan di Pedesaan 9 1.6 Urbanisasi dan Morfologi Kota 11 1.7 Menuju Rajutan Ruang Yang Beragam Sebagai Paradigma Perencanaan Kota dan Wilayah dalam Menghadapi Krisis Multi Dimensional 16 BAGIAN KEDAUA: URBANISASI DAN PEMBANGUNAN KOTA 19 2.1 Pengertian Kota dan Urbanisasi 19 2.2 Urbanisasi dan Teori Modernisasi 29 2.3 Kritik Teori Urbanisasi dalam Pembangunan Nasional 37 2.4 Urbanisasi, Globalisasi, Glokalisasi dan Era Pasca Modernisasi 43 2.5 Urbanisasi Transisional dan Semi Urbanisasi 50 2.6 Dari Agropolitan Hingga The New Urbanisme 64 2.7 Kesimpulan 85 BAGIAN KETIGA: URBANISASI DAN SEKTOR INFORMAL 91 3.1 Dari Proses Modernisasi ke Pasca Modernisasi 91 3.2 Modernisasi dan Dampak Spasial 96 v ix
x Urbanisasi dan Morfologi 3.3 Modernisasi dan Kelahiran Sektor Informal 98 3. 4 Kesimpulan 110 BAGIAN KEEMPAT: MORFOLOGI KOTA 113 4.1 Ruang dan Kehidupan Manusia 113 4.2 Dari Urbanisasi ke Morfologi Kota 114 4.3 Dari Planned ke Unplanned Settlement 118 4.4 Morfologi dan Keberlanjutan Kota dalam Lintasan Sejarah Landskap dan Arsitektur Kota 127 4.5 Rusaknya Kota-Kota dan Munculnya Utopia Kota Taman Modern 133 4.6 Fungsionalism dalam Konsep Kota Taman dan Kontroversi Konservasi Kota 134 4.6 Ekologi dalam Urbanisasi dan Morfologi (Urbanisasi Yang Berkelanjutan) 139 4.7 Perkembangan Struktur Ruang dan Morfologi Kota 142 4.8 Struktur Morfologi Dualistik dan Simbiotik Formal dan Informal 144 4.9 Ruang Publik dari Skala Makro ke Mikro 150 4.10 Kesimpulan 186 BAGIAN KELIMA: DARI URBANISASI, MORFOLOGI KOTA KE URBANISASI 191 5.1 Membangun Kota Yang Manusiawi 195 5.2 Kesimpulan 202 DAFTAR PUSTAKA 205 -oo0oo-