Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit

Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (2) DR Wenas Kalangit

Buku buku Perjanjian Baru

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Pendidikan Agama Kristen Protestan

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Berakar dalam. Firman Tuhan. Pembacaan Alkitab setahun

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

TRAINING BERTEMPAT DI GEREJA SESI 1 - Model Untuk Training Pelayanan

ALKITAB ADALAH FIRMAN ALLAH 1

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

Apa Gereja 1Uhan Itu?

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Pembaptisan Air. Pengenalan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

Pemahaman Alkitab tentang Mengejar Kekudusan

Memahami Kitab Suci dalam Gereja Katolik IF-Man, 12 Maret 2011

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Buku yang Diberikan Allah kepada I(ita

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Ikutilah Yesus! Kehidupan Orang Kristen yang Sejati. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

a. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai otoritas Tuhan dalam Perjanjian Lama secara kesuluruhan

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

KURIKULUM PROGRAM STUDI SARJANA TEOLOGI (S.Th.)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

4 INJIL. Pelajaran ke 4 Hidup & Ajaran YESUS

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Pengamatan. - Di hadapan Allah perbuatan kita yang terbaik masih rendah mutunya dan tidak memenuhi norma-norma kekudusan-nya.

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

OTORITAS PAULUS DAN INJIL

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Ikutilah Yesus! Langkah-langkah Pertama. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Gereja Membaptis Orang Percaya

Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya:

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Kuasa Persekutuan Kecil

PENGANTAR DAFTAR BACAAN 2017

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

Lesson 2 for October 14, 2017

MASA ANTARA PL & PB. Apokrifa

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

Gereja Memberitakan Firman

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Serial Tokoh Alkitab SILAS GPIB JEMAAT IMMANUEL, BEKASI PDT. ALEX LETLORA.

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Kebenaran Kitab Suci Diterjemahkan dari Family Radio Bukti-Bukti Luar

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau

PENELAAHAN ALKITAB. Persiapan, Penyusunan dan Penyampaiannya. Pdt. Stephen Sihombing, MTh

Dampak Kenaikan Yesus Kristus Kis.1:1-11; 28:30; Luk.24:50-52; Dan.7:13-14 Ev. Eko Aria, M.Div

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

GOSPEL HIGHWAY

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Tuhan selalu menepati janji-janji-nya. Dia tidak akan

Dia bersukacita atas umat- Nya dengan bernyanyi (Zefanya 3:17) Dia senang para pengikut- Nya (Mazmur 147: 11) Kasih-Nya abadi (Yeremia 31:3)

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Sesudah menyelesaikan pasal ini saudara seharusnya dapat: Mempertahankan berkhotbah sebagai suatu cara Alkitabiah untuk menyampaikan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

BAPTISAN ROH KUDUS. Yohanes 4 : 23 24

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

Written by Peter Yoksan Thursday, 11 September :46 - Last Updated Thursday, 11 September :00

Transkripsi:

Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta

1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi teologi -- dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut: 1. Pembimbing Biasanya dibagi lagi menjadi Pembimbing Umum (untuk seluruh kitab, PB misalnya, secara sekaligus) dan Pembimbing Khusus (masing-masing kitab). Biasanya yang dibahas di sini adalah siapa penulis, kapan ditulis, di mana ditulis, mengapa ditulis, untuk siapa ditulis, apa yang khas di dalamnya, dan lainnya. 2. Tafsir (atau hermeneutic) Ini adalah analisis terhadap teks (sastra, sintaktik, semantic, ) untuk menemukan makna teks dalam konteksnya. Umumnya, pengenalan terhadap bahasa-bahasa Alkitab (Ibrani dan Yunani) disyaratkan untuk tahapan ini. Mengapa? Karena aslinya, Alkitab kita tertulis dalam bahasa-bahasa tersebut. Artinya, para penulis Alkitab mengkomunikasikan berita dengan memakai bahasa-bahasa tersebut. Jadi, untuk memahami apa yang mereka komunikasikan, pengenalan tentang bahasa yang mereka pergunakan memang diperlukan. 3. Teologi Ini adalah upaya menemukan garis pemikiran tentang pokok-pokok tertentu, baik penulis kitab (atau kelompok kitab), maupun keseluruhan kitab. Demikian, kita mendengar orang bicara tentang: teologi Matius, teologi Paulus, teologi PB, bahkan teologi Alkitab (PL & PB). Tahapan ini dialokasikan waktunya di dalam semester-semester mulai dari awal. Dengan begitu, mata kuliah tafsir dan teologi baru bisa diambil pada semester-

2 semester atas. Dalam banyak hal, pentahapan seperti itu tidak pas dengan kebutuhan kurikulum secara keseluruhan yang menugaskan mahasiswa sejak dini berinteraksi dengan jemaat sebagai bagian dari upaya pembekalan terhadapnya. Dalam rangka interaksi tersebut, banyak kali jemaat meminta mahasiswa untuk berperan lebih, layaknya seorang pelayan dengan latar belakang pendidikan teologi. Karena kebutuhan di lapangan yang demikian, maka dalam beberapa tahun terakhir, kecenderungan mulai digeser. Banyak sekolah teologi tidak lagi memilah-milah studi Alkitab ke dalam tahapan-tahapan seperti di atas. Yang dilakukan adalah memberikannya secara sekaligus untuk satu kitab atau kelompok kitab: Studi Injil Matius, studi surat-surat Paulus, studi sastra Yohanes, dan seterusnya. Dalam setiap studi sudah termasuk aspek: pembimbing, tafsir, dan teologi, serta studi tentang implikasi teologi dari bahan untuk kehidupan/pelayanan gerejawi sekarang ini. Tentu saja, untuk kepentingan belajar selama 4 kali tatap muka, tidak semua rimba studi ini dapat diselusuri mengingat waktu untuk kegiatan ini yang begini terbatas. Yang bisa kita lakukan adalah berkenalan dengannya secara umum dan menyeluruh. Apakah Perjanjian Baru? Terhadap pertanyaan ini, ada bermacam-macam jawaban yang bisa diberikan. Misalnya orang akan menjawab demikian: - Perjanjian Baru (selanjutnya disingkat: PB) adalah salah satu bagian dari Alkitab (kitab suci orang Kristen) selain Perjanjian Lama. - PB adalah kumpulan cerita atau kesaksian mengenai Tuhan Yesus. - PB adalah kumpulan tulisan yang terdiri atas sejumlah (27) kitab. Daftar jawaban ini masih bisa diperpanjang lagi. Masing-masing jawaban tentu saja mengandung kebenaran. Artinya, tak seorang pun yang bisa menyalahkan salah satu dari jawaban di atas. Untuk kepentingan belajar ini, ketiga rumusan di atas kita pegang.

3 Kata perjanjian diambil dari dunia PL, misalnya dalam Yeremia (pasal 11) dan Yosua (pasal 24). Kata ini memang merupakan istilah dengan kandungan makna teologis yang fundamental dalam konteks kehidupan umat Israel. Allah mengikat perjanjian dengan Yakub, Abraham, dan sebagainya. Hubungan Allah Israel adalah hubungan dalam ikatan perjanjian. Isi perjanjian itu antara lain: Allah akan menjadi Tuhan bagi Israel, dan Israel akan menjadi umat Tuhan. Akhir-akhir ini ada semacam himbauan untuk tidak memakai kata sifat lama dan baru kepada kata perjanjian untuk kitab suci ini. Gantinya adalah kata pertama dan kedua, sehingga lengkapnya menjadi Perjanjian Pertama dan Perjanjian Kedua. Alasan himbauan ini sebetulnya lebih kepada pertimbangan tenggang rasa dengan komunitas Yahudi. Hanya karena relevansinya dengan situasi Indonesia kurang begitu terasa, maka gaung himbauan ini belum begitu nyaring di sini. PB terdiri atas 27 kitab. Tulisan-tulisan tersebut berasal dari penulis yang tidak sama dan ditujukan kepada alamat yang tidak sama pula. Penulis keempat kitab injil jelas tidak sama. Begitu juga halnya dengan kelompok kitab yang dikenal dengan nama Surat Kiriman (Epistle). Kitab-kitab ini berasal dari orang yang tidak sama. Penulis surat Roma lain dengan penulis surat Yudas, misalnya. Alamat tulisan pun bervariasi. Surat Roma jelas tidak sama dengan alamat surat I dan II Korintus misalnya. Begitu juga, alamat injil Matius lain dari alamat injil Lukas. Karena itu, menarik untuk ditanyakan: Apa sebetulnya yang membuat tulisantulisan -- yang berbeda penulis dan alamat ini -- menjadi satu? Jawabnya adalah karena para penulisnya, sekalipun berbeda, mempunyai pemahaman dasar yang sama, yakni bahwa Yesus dari Nazaret yang disaksikan dan direfleksikan di dalam tulisan-tulisan ini, menentukan arah baru dalam kerangka hubungan Allah dengan manusia. Atau, seperti ditulis dalam Kisah

4 4:12, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Pemahaman dan keyakinan yang sama akan Tuhan Yesus Kristus ini diungkapkan dengan bermacam-macam cara dalam PB. Kebutuhan dan situasi aktual penulis dalam hubungan dengan alamat tulisannya ikut menentukan caranya mengungkapkan inti berita tadi. Ada yang menyampaikannya dengan memaparkan ulang cerita tentang peristiwa Yesus (kehidupan dan pelayanan-nya). Cara pemaparan yang ini dikenal umum dengan sebutan: Kitab-kitab Injil. Ada juga yang bercerita tentang bagaimana komunitas orang-orang yang menaruh percaya kepada Tokoh Yesus bertumbuh, berkembang, dan menyebar ke mana-mana dalam wilayah kekaisaran Roma. Yang ini dikenal dengan nama: Kisah Para Rasul. Yang lainnya menghasilkan produk yang dikenal umum dengan nama surat, yakni tulisan yang lahir dari kepedulian dan keprihatinan penulis terhadap situasi kehidupan beriman komunitas kristiani. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa dengan membaca PB, seseorang tidak hanya memperoleh informasi tentang bagaimana sosok Yesus itu diceritakan, tetapi juga menemukan pintu masuk untuk bisa melihat keberadaan dan perkembangan gereja atau kekristenan mula-mula. Pengelompokan Tulisan-tulisan PB Tulisan-tulisan PB biasanya dibagi ke dalam empat kelompok besar. Pembagian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan corak sastra tulisan-tulisannya. Keempat kelompok tersebut adalah: 1. Empat kitab pertama (Matius - Yohanes), yang dikenal dengan nama: Kitab-kitab Injil. Kata Injil yang sebetulnya bermakna: Kabar Baik (υ + γγελιον), kemudian dipergunakan juga untuk menunjuk pada tulisan sejenis, yakni: cerita tentang kehidupan (perkataan dan pelayanan Tuhan Yesus). Ini diambil dari dalam bagian pendahuluan kitab injil Markus, Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (1:1). Dalam

5 perkembangannya, kata ini dipakai untuk menunjuk kepada jenis tulisan dengan isi serupa. Dengan begitu, Injil, selain sebagai satu istilah dengan makna khusus Kabar Baik, juga dipakai untuk satu corak sastra dan ini menunjuk hanya kepada ke-4 kitab pertama dalam PB. Tulisantulisan serupa yang juga muncul dan berasal dari masa yang sama juga dikenal dengan nama yang sama. Demikianlah, selain keempat kitab pertama dalam PB (kitab-kitab injil kanonik), dikenal juga kitab-kitab injil yang lain: Injil Barnabas, Injil Thomas, dan lain-lain (tetapi tidak diakui sebagai kitab suci). Injil menjadi sebutan untuk tulisan dengan cirri khas: cerita tentang kehidupan (perkataan dan perbuatan Yesus). Surat Roma, misalnya, tidak disebut sebagai: kitab injil. 2. Kitab kelima, Kisah Para Rasul. Nama yang diberikan untuk kitab ini kadangkala tidak luput juga dari pembahasan. Data memang menunjukkan bahwa tidak semua rasul (terutama mantan 12 murid Tuhan Yesus) yang dibicarakan atau diceritakan di dalamnya. Yang mengemuka justru hanyalah dua nama, Petrus dan Paulus. Orang tertarik untuk bertanya: Apakah memang kisah tentang para rasul yang mau dikedepankan dalam kitab ini? Membaca kitab ini secara keseluruhan, tidak sedikit orang yang kemudian datang kepada kesimpulan bahwa yang dipaparkan di sana terutama sekali bukan cerita tentang pekerjaan para rasul, melainkan mengenai bagaimana oleh kekuatan dan kekuasaan Roh Kudus, gereja bertumbuh dan berkembang dengan pesatnya sampai ke ujung dunia, yakni Roma (menurut konsep kosmologis masyarakat pada waktu itu). Bagaimanapun, nama Kisah Para Rasul (The Acts of the Apostles) sudah terlanjur memasyarakat dan inilah yang dipakai selama ini. Satu catatan penting lainnya tentang kitab ini adalah bahwa kesimpulan umum bahwa pengarangnya adalah orang yang sama dengan penulis kitab Injil Lukas (band. Kis. 1:1 - Luk. 1:1). Bukan hanya karena data dalam bagian awal dari kedua kitab, tetapi juga soal bahasa dan gagasan-gagasan teologis di dalam keduanya menjadi

6 pertimbangan yang kuat bahwa kedua kitab ini berasal dari orang yang sama. Dengan kata lain, kitab Kisah Para Rasul adalah jilid kedua dari satu rangkaian tulisan. Banyak studi tentang kitab ini dilakukan dengan membandingkan dan mengacu ke Injil Lukas. 3. Surat-surat yang seluruhnya berjumlah 21 pucuk (Roma s/d Yudas). Berdasarkan penulisnya, kelompok ini dibagi lagi ke dalam: (a) Surat-surat Paulus (berjumlah 13 pucuk). Ke-13 surat ini menyebut nama Paulus sebagai penulisnya. Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian nama Paulus di sini tidak harus diartikan bahwa surat-surat tersebut memang berasal langsung dari orang yang sama. Sesuai dengan kebiasaan pada masa itu, bukan mustahil bahwa ada sejumlah surat yang tidak berasal langsung dari tangan Paulus melainkan oleh orang lain yang menempatkan dirinya sebagai anggota kelompok Paulus (Pauline School), orang yang berada dalam alur pemikiran Paulus. Memakai nama orang lain pada waktu itu dianggap sebagai praktek yang sah saja. Surat-surat yang diduga berasal dari murid Paulus seperti itu dikenal dengan nama: Deutero-Paulus (= surat-surat Paulus Kedua), antara lain: surat surat 1-2 Timotius dan Titus. Ketiga surat ini juga dikenal dengan nama surat-surat pastoral (pastoral ( pastor = berkaitan dengan maksud penggembalaan). (b) Surat-surat yang bukan berasal dari Paulus. Jumlahnya ada 7 pucuk (Yakobus s/d Yudas). Kalau diperhatikan, alamatnya juga sangat umum (berbeda dengan surat-surat Paulus yang mencantumkan alamat-alamat khusus seperti: Roma, Korintus, Filemon, Titus, dstnya). Karena itu, ke-7 pucuk surat ini dikenal juga dengan nama: Surat-surat Am

7 atau Surat-surat Katholik, sebutan lain untuk surat-surat umum. (c) Surat ke-14, yakni: Surat Ibrani, agak sulit dikelom-pokkan. Dulu pernah dianggap sebagai salah satu dari surat Paulus, namun akhir-akhir ini pandangan ini tidak lagi didukung karena memang isinya tidak mencerminkan tradisi Paulus. Sampai sekarang, penulisnya pun tidak diidentifikasi. Salah seorang Bapa Gereja mengatakan, untuk diskusi tentang penulis surat Ibrani ini, hanya Tuhan sendiri yang tahu. 4. Kitab terakhir (kitab ke-27), Wahyu. Kitab ini bercorak lain dibandingkan dengan kitab-kitab sebelumnya. Dari corak dan gayanya, orang condong menghubungkannya dengan salah satu kelompok kitab dalam PL, yakni: kitab nabi-nabi (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dll.). Dalam banyak hal, isi kitab ini memang lebih menunjuk kepada penglihatan mengenai apa yang akan terjadi pada zaman akhir, salah satu aspek yang menjadi ciri kitab nabi-nabi. Di sana dinyatakan bahwa Yesus dan umat kudus-nya akan tampil sebagai pemenang dalam perjuangan melawan dunia yang jahat ini. Rekaman penglihatan ini dialamatkan kepada 7 jemaat Kristen di Asia Kecil dan disampaikan dengan memakai bingkai surat. Menetapkan Waktu Penulisan Kitab-kitab PB Berbeda dengan buku-buku yang terbit pada zaman modern, tulisan-tulisan kuno tidak mencantumkan waktu atau tahun penulisannya. Kitab-kitab dalam PB juga demikian, apalagi kalau diingat bahwa ketika menulis, penulisnya belum tentu membayangkan bahwa tulisannnya akan terbit sebagai bagian dari sebuah buku dan akan dibaca oleh banyak orang pada sepanjang sejarah di berbagai tempat. Yang mereka lakukan hanyalah dalam rangka menjawab atau mengisi kebutuhan kelompok komunitas umat percaya di tempat dan waktu tertentu.

8 Buku apa pun yang di dalamnya mempunyai kandungan sejarah, pastilah nanti ditulis setelah peristiwa yang disinggung di dalamnya terjadi, atau sebelum buku tersebut dipergunakan oleh penulis lain. Untuk tulisan-tulisan PB, penetapan waktu penulisannya bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk menerka sekalipun, kita haruslah menjawab sejumlah pertanyaan. Satu hal yang jelas adalah bahwa urutan kitab dalam PB tidak menandakan urutan waktu penulisan kitab-kitab tersebut. Dengan kata lain, sekalipun Injil Matius merupakan kitab pertama dalam PB, namun tidaklah berarti ia adalah kita tertua (di antara kitab-kitab Injil ataupun di antara seluruh kitab PB). Begitu juga halnya dengan surat Roma. Sekalipun ia ditempatkan sebagai surat pertama, tidaklah berarti bahwa ia adalah surat tertua yang pernah ditulis oleh Paulus. Penempatan kitab-kitab PB dalam urutannya saperti yang ada sekarang mempunyai pertimbangan lain di luar urutan waktu penulisan. Untuk membicarakan hal ini, kita masuk dalam apa yang disebut: studi kanon PB, studi tentang: - bagaimana sampai ke-27 kitab tersebut ditetapkan sebagai Kitab Suci (memperoleh status setara dengan apa yang kini disebut sebagai Perjanjian Lama yang memang pada masa hidup Tuhan Yesus dan masa awal kehidupan gerejawi sudah bertatus kitab suci. - bagaimana penempatan ke-27 kitab tersebut ke dalam urutan yang kita kenal sekarang ini, yakni: Matius, Markus. sampai dengan Wahyu. Batas ke belakang adalah akhir hidup Tuhan Yesus (35M). Tidak mungkin sebelum itu. Batas ke depan? Biasanya waktu yang ditunjuk adalah sesudah tahun 70M (ketika kota Yerusalem dan Bait Allah di sana dihancurkan oleh kaisar Roma. Peristiwa ini diindikasikan dalam kitab-kitab Injil (Mrk. 13, dan ayat-ayat paralelnya). Sejumlah tulisan malah diasumsikan berasal sesudah tahun tersebut, terutama kelompok tulisan yang disebut Surat-surat Am karena isinya mengindikasikan keadaan jemaat-jemaat Kristen yang sudah mulai mapan

9 terutama dalam organisasi kegerejaannya (sebutan tentang penatua, diaken dan syarat-syarat untuk mereka yang menduduki kursi pelayanan muncul dalam surat-surat am ini). Para ahli PB sepakat untuk menempatkan surat-surat Paulus sebagai tulisan tertua dari semua tulisan dalam PB, termasuk kitab-kitab injil. Paulus menulis semasa hidupnya, sedangkan Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan catatan tertulis. Cerita tentang-nya ditulis oleh orang (orang-orang) lain jauh sesudah akhir hidup Tuhan Yesus sendiri. Artinya, tulisan tentang-nya tidak ditulis segera setelah Ia naik ke sorga. Mengapa? Ada beberapa faktor yang diduga menjadi alasannya. ( belum merupakan kebutuhan jemaat karena banyak saksi mata masih hidup ( jemaat lebih membutuhkan bahan-bahan praktis tentang bagaimana kehidupan beriman setiap hari dapat dijalani ( pemahaman teologis tentang parousia (= kedatangan kembali Tuhan Yesus) yang akan segera datang. Waktu terus berjalan dan parousia belum juga datang. Kehidupan normal dan rutin tetap saja berlangsung. Lakon hidup tetap saja diperankan. Untuk menjalani kehidupan (beriman) ini setiap hari, komunitas atau pribadi Kristen memerlukan tuntunan khusus. Pada tahap-tahap awal, tuntunan yang dibutuhkan ini bias diterima melalui sosok-sosok yang dulunya barangkali sempat menjadi saksi mata atau saksi telinga tentang peristiwa Yesus. Tetapi, lama kelamaan, para saksi ini satu persatu mulai menghilang karena dimakan usia. Maka, cerita ulang tentang kehidupan Tuhan Yesus merupakan kebutuhan. Pada waktu itu, barulah tulisan tentangnya (kitab-kitab Injil) mulai lahir.

10 BIODATA SINGKAT Nama: Wenas Kalangit Pendidikan: - Sarjana Teologi di UKIT (Tomohon), 1978 - Master Teologi di SEAGST (STT Jakarta), 1988 - Doktor Teologi di SEAGST (STT Jakarta), 1995, bidang studi PB - Post-Graduate Studies bidang Linguistics, ANU, Canberra, 2002-2003. Pekerjaan: - Pendeta Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST), diteguhkan pada April 1980. - Dosen tetap di UKIT, 1982-1998. - Pembantu Dekan I Fakultas Teologi UKIT, 1996-1998. - Pembina Penerjemahan di Lembaga Alkitab Indonesia, 1998 sekarang. - Kepala Pusat Pengkajian Alkitab LAI, 2003-2005 - Pemimpin Redaksi Jurnal Forum Biblika (2003-2005). - Kepala Dept. Penerjemahan LAI, 2005 sekarang. Bogor, 22 Oktober 2007