DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015


LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

Metodologi Penelitian

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Metodologi Penelitian

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Transkripsi:

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana cara membuat pereaksi-pereaksi tersebut... Monggo disimak... 1. Pereaksi Molisch Larutkan 12,5 gram alfa naftol dalam alkohol 95% sampai volumenya tepat 250 ml. Pereaksi ini dibuat baru setiap kali digunakan. 2. Larutan Pati (Amilum) 1% Suspensikan 1,0 gram amilum dalam 5 ml air dan tuangkan suspensi ke dalam 95 ml akuades yang baru mendidih, lalu aduk. Biarkan mendingin ketika larutan menjadi jernih. 3. Larutan iodium 0,01 M Larutkan 1,26 gram iod (I2) dan 2-2,5 gram Kalium Iodida (KI) dalam air dan encerkan sampai 1 liter 4. Pereaksi Benedict Larutkan 173 gram kristal natrium sitrat dan 100 gram natrium karbonat anhidrous di dalam kira-kira 800 ml air. Aduklah, lalu saring. Kemudian, ke dalamnya tambahkan 17,3 gram tembaga sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 ml air. Buat volum total 1 Liter dengan penambahan air. 5. Pereaksi Barfoed Larutkan 13,3 gram kristal tembaga asetat dalam 200 ml air, saring bila perlu. Kemudian, tambahkan 1,9 ml asam asetat glasial. Pereaksi dibuat baru setiap kali digunakan. 6. Pereaksi Bial Larutkan 5,0 gram orsinol dalam alkohol 95% sampai volum 100 Ml

7. Pereaksi Seliwanoff Campurkan 3,5 ml resorcinol 0,5% dengan HCl pekat, kemudian encerkan dengan akuades menjadi 35 ml. 8. Larutan Na2CO3 5% Larutkan 5 gram Na2CO3 anhidrous dengan akuades sampai volum 100 ml 9. Larutan HCl 2 N Encerkan 16,7 ml HCl pekat dengan akuades sampai volum 100 ml 10. Larutan NaOH 2% Larutkan 2 gram NaOH dalam akuades sampai volum 100 ml 11. Asam Asetat encer (30% v/v) Larutkan 30 ml asam asetat glasial dengan akuades sampai 100 ml 12. Larutan glukosa standar (10 mg/ 100 ml) Larutkan 1,0 gram glukosa anhidrat dalam akuades sampai volume tepat 1 Liter 13. Larutan Pb-Asetat Buat larutan Pb-Asetat jenuh dan netralkan larutan dengan NaOH. Untuk menghilangkan kelebihan Pb yang digunakan dalam penjernihan, tambahkan K/Na-oksalat anhidrat secukupnya ke dalam filtrat. 14. Kertas Pb-Asetat Celupkan kertas saring ke dalam larutan Pb-Asetat jenuh. Setelah dikeringkan, potonglah 1 x 5 cm. Kemudian kenakan pada gas H2S, sehingga akan berwarna hitam. 15. Pereaksi Nelson a. Nelson A Larutkan 12,5 gram Na2CO3 anhidrous, 12,5 gram garam Rochelle (Na-K-Tartrat), 10 gram NaHCO3,dan 100 gran Na2SO4 anhidrous dalam 350 ml akuades. Kemudian, encerkan sampai volumnya 500 ml.

b. Nelson B Larutkan 7,5 gram CuSO4. 5 H2O dalam 50 ml akuades, kemudian tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat. Pereaksi Nelson: Nelson A : Nelson B = 25 : 1 (dibuat baru setiap kali pakai) 16. Pereaksi Arsenomolidat Larutkan 25 gram NH4-molibdat dalam 450 ml akuades, lalu tambahkan 25 ml H2SO4sambil diaduk. Pada wadah yang lain, larutkan 3,0 gram Na2HAsO4. 7 H2O dalam 25 ml akuades, lalu tuangkan larutan ke dalam larutan molibdat sebelumnya dan diaduk. Simpan larutan dalam botol gelap dan inkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. (pereaksi ini berwarna kuning). 17. Air Brom (jenuh) Kocok 4,0 gram (atau 1 ml brom cair) dengan 100 ml akuades. Pastikan bahwa ada sedikit brom berlebih yang tidak melarut dan tertinggal di dasar campuran. (bila bekerja dengan brom, maka harus hati-hati. Pakailah sarung tangan dan pelindung mata) 18. Larutan Asam Trikloroasetat (TCA) 10% Larutkan 10 gram asam trikoloroasetat dalam akuades sampai volum 100 ml 19. Larutan NaOH 40% Larutkan 40 gram NaOH dalam 60 ml akuades. Setelah larut, encerkan larutan sampai 100 ml. Simpan larutan dalam botol plastik. 20. Pereaksi Ninhidrin 0,1% Larutkan 0,1 gram Ninhidrin dalam akuades sampai volum 100 ml 21. Larutan Kasein Netral (2%) Larutkan 20 gram kasein dalam 500 ml akuades, kemudian tambahkan 500 ml NaOH 0,02 N 22. Larutan HgCl2 1%

Larutkan 1,0 gram HgCl2 dalam akuades sampai volum 100 ml 23. Larutan CuSO4 0,2% Larutkan 0,2 gram CuSO4 dalam akuades sampai volum 100 ml 24. Larutan Asam Asetat 0,2 M Larutkan 11,55 ml asam asetat glasial dengan akuades sampai volum 1 Liter 25. Larutan Natrium Asetat 0,2 M Larutkan 16,4 gram Natrium Asetat atau 27,2 gram Natrium Asetat. 3H2O (Na2CO3. 3H2O) dalam akuades sampai 100 ml 26. Larutan Buffer Asetat ph 3,8 Tambahkan 44 ml asam asetat 0,2 M dengan 6,0 ml Natrium Asetat 0,2 M. Kemudian encerkan sampai 100 ml 27. Larutan Buffer Asetat ph 4,7 Tambahkan 50 ml larutan asam asetat 0,2 M dengan 50 ml Natrium Asetat 0,2 M 28. Larutan Buffer Asetat ph 5,0 Tambahkan 14,8 ml asam asetat 0,2 M dengan 35,2 ml Natrium Asetat 0,2 M. kemudian encerkan sampai 100 ml 29. Larutan Buffer Asetat ph 5,3 Tambahkan 20 ml larutan asam asetat 0,2 M dengan 80 ml Natrium Asetat 0,2 M 30. Larutan Buffer Asetat ph 5,9 Tambahkan 6,2 ml larutan asam asetat 0,2 M dengan 93,8 ml Natrium Asetat jenuh 0,2 M 31. Larutan HCl 0,4% Larutkan 10,8 ml HCl pekat (37%) dalam akuades sampai 1000 ml

32. Indikator Phenolptalein (PP) Larutkan 1,0 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol dan tambah kira-kira 100 ml air. Kemudian aduklah 33. Larutan Na2CO3 5% Larutkan 1 gram Na2CO3 anhidrous dengan akuades sampai 100 ml 34. Larutan Guaiak Larutkan 1,0 gram guaiak dalam 60 ml alkohol 95% 35. Larutan Sukrosa 5% Larutkan 5,0 gram sukrosa dengan akuades sampai 100 ml 36. Larutan KI 5% Larutkan 5,0 gram kalium iodida dengan akuades sampai volum 100 ml 37. Larutan Bi(NO3)2 0,2M Ke dalam 500 ml air, tambahkan dengan hati-hati 50 ml asam nitrat pekat. Larutkan 97,0 gram Bi(NO3)2. 5H2O, ke dalam campuran dan encerkan dengan air sampai 1 Liter 38. Larutan FeCl3 1 N Larutkan 9,0 gram FeCl3. 6H2O dalam akuades sampai 100 ml 39. Larutan NaOH 3 N Larutkan 12 gram NaOH dalam akuades sampai 100 ml 40. Larutan asam askorbat 1% Larutkan 1,0 gram asam askorbat dalam akuades sampai volum 100 ml Cara Pembuatan Reagen Benedict Pada beberapa analisa kimia, terutama pada materi kimia farmasi khususnya pada analisa kualitatif banyak terdapat banyak reagen yang dipergunakan, diantaranya adalah reagen Benedict atau bisa juga disebut peraksi Benedict.

Cara Pembuatan Reagen Benedict: Timbang sebanyak17,7 gram CuSO4.10 H2O + 173 gram Natrium Sitrat + 117 gram Natrium Karbonat,Kemudian larutkan dengan air sehingga tiga solusi tepat 1 Liter. Pembuatan Larutan Molisch Reagensia ini terdiri dari alfa-naftol dan alkohol atau kloroform. Reagen ini digunakan untuk uji wol dan karbohidrat. Reagen ini mudah dibuat di laboratorium. Cara membuatnya, larutkan 5 gram alfa-naftol dalam 100 ml alkohol atau kloroform. Pembuatan Larutan Benedict Satu liter reagen Benedict dapat dibuat dari 100 gr natrium karbonat anhidrat, 173 gr natrium sitrat dan 17,3 gr tembaga(ii) sulfat mentahidrat. Larutan ini sering digunakan di tempat larutan Fehling. Cara membuatnya, dengan bantuan pemanasan, larutkan 173 gr natrium sitrat dan 100 gr natrium karbonat anhidrat dalam 800 ml Akuades. Saring dan encerkan sampai volume larutan 850 ml. Larutkan pula 17,3 gr CuSO 4.5H 2O dalam 100 ml akuades (bila perlu dipanaskan). Bila larutan di atas sudah dingin, dengan perlahan-lahan tambahkan larutan CuSO 4 tersebut ke dalam larutan campuran karbonat dan sitrat. Kemudian encerkan dengan akuades hingga 1 liter. Jadi cara membuat larutan ini adalah: Larutan Fehling A: Timbang 69,3 gr kupri sulfat hidrat CuSO4.5H2O dan larutkan dalam 1 liter akuades. Supaya larutan menjadi jernih tambahkan 1 tetes atau 2 tetes H2SO4 pekat.. Perbandingan dapat diperbesar atau diperkecil. Larutan Fehling B: Timbang 346 gr Kalium-Natrium-Tartrat dan 100 gr NaOH larutkan dalam 1 liter akuades (perbandingan dapoat diperbesar atau diperkecil). Bila akan digunakan Fehling A + Fehling B dalam volume yang sama. Reagen Tollens Reagen Tollens ialah reagen kimia yang paling umum digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil yang adalah aldehida dan keton. Cara membuat larutan Reagen Tollens sebagai berikut: Larutan-I: Campurkan 7 ml NH 3 (aq) 27% dengan aquadest, hingga volume larutan menjadi 100 ml. Larutan-II: 20 ml larutan AgNO 3 5%. Larutan-III: 10 tetes NaOH 10%. Lalu Larutan-II dan III dicampurkan; setiap 2 ml Larutan-II ditambahkan 1 tetes Larutan-III, sehingga terjadi endapan abu-abu (campuran-iv). Kemudian ditambahkan Larutan-I ke dalam campuran-iv, namun jangan

sampai berlebih. Hasil ini disebut Reagen Tollens. Digunakan untuk uji aldehida dan gula pereduksi. 4.1. Pembuatan Larutan Luff Schoorl Larutan 143,8 gr Na 2 CO 3 anhidrat dalam 300 ml air suling sambil diaduk tambahkan 50 gr asam sitrat monohidrat yang telah diaduk dengan 50 ml air suling. Tambahkan 25 gr CuSO 4. 5H 2 O yang dilarutkan dengan 100 ml air suling. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda garis dengan air suling dan dikocok. Penentuan kadar gulan dengan Metode Luff Schoorl - Timbang 5 gr sampel ke dalam erlenmeyer 500 ml - Menambahkan 200 ml larutan HCl 3%, didihkan selama 1 jam dengan pendingin tegak - Mendiginkan dan menetralkan dengan larutan NaOH 30% dan menambahkan sedikit larutan CH 3 COOH 3% suasana larutan sedikit asam - Memindahkan larutan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan dengan air suling dan tepatkan volumenya sampai tanda garis lurus. Kocok dan saring melalui kertas saring - Memipet 10 ml filtrat ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml Larutan Luff Schoorl dan beberapa batu didih dan 15 ml air suling - Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan di dalam wadah es - Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H 2 SO 4 25% - Titrasi secepatnya dengan larutan Na tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning sampai hilang, tambahkan sedikit indikator larutan kanji 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang - Buat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai penganti sampel PEMBUATAN REAGEN KIMIA Bismillaahirrahmaanirrahiim 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % % b/v = 0,05 % = x =

x = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml, homogenkan. Lalu ditambahkan aquades hingga 100 ml di dalam gelas piala. Diaduk hingga homogen. 2. Larutan indikator Merah Metil 0,02 % % b/v = 0,02 % = x = x = 0,05 gram Ditimbang metil merah sebanyak 50 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 150 ml di dalam gelas piala 250 ml, lalu tambahkan 100 ml aquades ke dalam larutan tersebut. Diaduk dan dihomogenkan. 3. Amilum 1% % b/v = 1 % = x = x = 1,00 gram Ditimbang 1,00 gram amilum dengan neraca kasar. Lalu dilarutkan dalam gelas piala 250 ml dengan 10 ml aquades dingin. Lalu ditambahkan 90 ml aquades panas dan diaduk. Kemudian dipanaskan lagi hingga jernih. Dihomogenkan. 4. NaOH 30% % b/v =

30 % = x = = 105 gram Ditimbang 105 gram NaOH, lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 350 ml, kemudian diaduk hingga larut dan homogen. 5. HCl 3 % Bj HCl = 1,18 g/ml BE HCl = 36,5 g/molek V = 750 ml Konsentrasi = 9,8 N =.% 9,8 N = 100% = 30,31 % V1 X N1 (HCl encer) = V2 X N2 (HCl pekat) 750 ml X 3 % = V2 X 30,31 % V2 = V2 = 74,23 ml Dipipet 74,23 ml HCl p.a dan masukkan ke dalam gelas piala yang telah berisi sedikit air, kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 750 ml. Diaduk dan dihomogenkan. 6. H 2 SO 4 4 N V 1 X N 1 (H 2 SO 4 Pekat) = V 2 X N 2 (H 2 SO 4 encer) V 1 X 25 N = 250 ml X 4 N V 1 = V 1 = 40 ml

Diisi gelas piala dengan sedikit air telebih dahulu, kemudian dipipet 40 ml asam sulfat pekat, lalu dilarutkan dengan aquades hingga 250 ml. Diaduk dan dihomogenkan. 7. H 3 BO 3 2% % b/v = 2 % = x = x = 7 gram Ditimbang 7,00 gram H 3 BO 3 dengan neraca kasar, lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 350 ml, kemudian diaduk hingga larut di dalam gelas piala dan dihomogenkan. 8. HCl 0,1 N V 1 x N 1 (HCl pekat) = V 2 x N 2 (HCl encer) V 1 x 9,8 N = 100 ml x 0,1 N V 1 = V 1 = 1,02 ml Diisi gelas piala dengan sedikit air terlebih dahulu, kemudian dipipet HCl pekat dengan pipet takar sebanyak 1,02 ml. Lalu dilarutkan dengan aquades hingga 100 ml. Diaduk hingga homogen. 9. K 2 Cr 2 O 7 0,1 N N = Berat = N x BE x V (L) Berat = 0,1 molek/l x 49 g/molek x 0,1 L Berat = 0,4900 gram

Ditimbang 0,4900 gram K 2 Cr 2 O 7 dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan 100 ml aquades di dalam labu ukur. Dihomogenkan larutan. 10. H 2 SO 4 25 % Bj H 2 SO 4 = 1,84 g/ml BE H 2 SO 4 = 49 g/molek V = 100 ml Konsentrasi = 25 N =.% 25 N = 100% = 66,57 % V1 X N1 (H 2 SO 4 encer) = V2 X N2 (H 2 SO 4 pekat) 100 ml X 25 % = V2 X 66,57 % V2 = V2 = 37,55 ml Diisi gelas piala dengan sedikit air terlebih dahulu, kemudian dipipet H 2 SO 4 p.a sebanyak 37.55 ml. Lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml. Diaduk sampai larutan homogen. 11. KI 20 % % b/v = 20 % = x = x = 20,00 gram Ditimbang 20,00 gram KI dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan aquades 100 ml di dalam gelas piala 250 ml. Lalu diaduk dan dihomogenkan. 12. Na 2 B 4 O 7. 10H 2 O 0,1 N

N = Berat = N x BE x V (L) Berat = 0,1 molek/l x 190,72 g/molek x 0,1 L Berat = 1,9072 gram Ditimbang Na 2 B 4 O 7. 10H 2 O sebanyak 1,9072 gram dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml dalam labu ukur 100 ml. Lalu, dihomogenkan larutan. 13. Na 2 S 2 O 3 0,1 N N = Berat = N x BE x V (L) Berat = 0,1 molek/l x 248 g/molek x 0,25 L Berat = 6,2000 gram Ditimbang Na 2 S 2 O 3 sebanyak 6,2000 gram, kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 250 ml dalam labu ukur 250 ml. Lalu larutan dihomogenkan. 14. Larutan LUff Schoorl Ditimbang CuSO 4. 5H 2 O sebanyak 25 gram (sejauh mungkin bebas besi), kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml dan dilarutkan 50 gram asam sitrat dengan 50 ml aquades, dan 388 gram soda murni (Na 2 CO 3. 10H 2 O) dilarutkan dalam 300-400 ml air mendidih. Larutan asam sitratnya dituangkan dalam larutan soda sambil diaduk hati-hati, selanjutnya ditambahkan larutan CuSO 4, sesudah dingin ditambahkan air sampai 1 liter, dihomogen. Bila terjadi kekeruhan, didiamkan kemudian disaring. 15. CH 3 COOH 3 % Bj CH 3 COOH = 1,06 g/ml BE CH 3 COOH = 60,0 g/molek V = 200 ml Konsentrasi = 17 N =.% 17 N = 100%

= 96,23 % V1 X N1 (CH 3 COOH encer) = V2 X N2 (CH 3 COOH pekat) 200 ml X 3 % = V2 X 96,23 % V2 = = 6,24 ml Dipipet 6,24 ml CH 3 COOH pekat dan dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml yang telah berisi sedikit air, kemudian dilarutkan dengan aquades sampai 200 ml di dalam gelas piala. Diaduk dan dihomogenkan. 16. Media PCA 1 L = 22,5 gram 1 gram = 44,4 ml x = x = 2,25 gram Ditimbang media PCA sebanyak 2,25 gram dengan neraca kasar dan dilarutkan dalam 100 ml aquades, lalu panaskan di atas penangas sambil diaduk sampai larutan menjadi jernih, kemudian diaduk hingga homogen dan didinginkan. Lalu disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit. 17. Larutan Pengencer PW 1 L = 25,5 gram 1 gram = 39,2 ml x = x = 2,55 gram

Ditimbang peptone water sebanyak 2,55 gram dengan neraca kasar. Lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml. Diaduk dan dihomogenkan. 18. Campuran Selen Ditimbang 2,5 gram Selenium, 100 gram K 2 SO 4 dan 20 gram CuSO 4.5H 2 O. dengan neraca kasar. Kemudian disatukan ketiga zat tersebut dan dihomogenkan.