BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain (Herlianto, 2010:5). Tingginya tingkat persaingan perusahaan-perusahaan manufaktur dalam mendapatkan dana dari investor, membuat perusahaan harus memiliki kinerja yang prima agar tidak kalah dalam persaingan. Kondisi ini pula yang mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan manufaktur dalam kelompok food and beverages. Harga saham merupakan indikator adanya keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan. Jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten tersebut semakin kuat. Ketertarikan
investor terhadap saham perusahaan pun terlihat dari fluktuasi sahamnya. Investor tidak akan tertarik pada perusahaan yang kinerjanya dinilai kurang baik. Pada umumnya, para investor menggunakan analisis perusahaan untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan yang bersangkutan. Analisis perusahaan bisa memberikan gambaran kepada investor tentang nilai perusahaan tersebut, kualitas perusahaan, kinerja perusahaan dan prospek perusahaan di masa mendatang. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu berdasarkan ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), ROS (Return On Sales), dan EPS (Earning Per Share). Menurut Herlianto (2010:85), ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio keuangan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin pembayaran kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain : Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio).
2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain : Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Aset, TIE (Time Interest Earned). 3. Rasio Efisiensi atau Perputaran (Turnover) Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain : Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, Total Asset Turnover. 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain : GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity). 5. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio) Rasio ini digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku Perusahaan. Rasio ini antara lain : PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devidend Payout Ratio, PBV (Price to Book Value). Pengukuran berdasarkan rasio-rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Dengan keterbatasan dan kelemahan rasio itulah maka diperkenalkanlah EVA (Economic Value Added), yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stern Stewart & Company pada tahun 1993.
Economic value added adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. Economic value added merupakan indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Perusahaan yang berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal ditandai dengan nilai economic value added positif, berarti perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modal. Tetapi apabila nilai economic value added negatif maka menunjukkan nilai perusahaan yang menurun. Economic value added didasarkan pada konsep residual income, dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi (accounting adjustment). Residual Income adalah pendekatan lain untuk mengukur kinerja pusat investasi. Residual income mengukur kinerja operasi perusahaan (net operating profit after tax atau NOPAT) yang dikurangi dengan beban atas semua hutang dan modal yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan (going concern). Penelitian ini merupakan replikasi dari peneliti terdahulu, yaitu Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh economic value added dan rasio-rasio profitabilitas Dari hasil uji-t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t yang diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya earning per share dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Hasil uji-t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sales, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh
Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya return on asset, return on equity, return on sales, basic earning power, dan economic value added tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menambah variabel Residual Income (Pradhono & Yulius Jogi Christiawan) (2004) dan mengurangi variabel Basic Earning Power. Selain itu, periode waktu yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah tahun 2007-2009. Penulis tertarik meneliti rasio-rasio profitabilitas, economic value added dan residual income dikarenakan ketiganya relevan untuk dipakai sebagai masukan untuk menilai harga saham, dan ketiganya termasuk informasi yang merupakan sinyal penting untuk menilai prospek perusahaan, yaitu laba. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis memilih judul Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added, dan Residual Income Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuatlah perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh antara ROA (Return On Asset) terhadap harga saham? 2. Apakah terdapat pengaruh antara ROE (Return On Equity) terhadap harga saham? 3. Apakah terdapat pengaruh antara ROS (Return On Sales) terhadap harga saham?
4. Apakah terdapat pengaruh antara EPS (Earning Per Share) terhadap harga saham? 5. Apakah terdapat pengaruh antara EVA (Economic Value Added) terhadap harga saham? 6. Apakah terdapat pengaruh antara Residual Income terhadap harga saham? 7. Apakah terdapat pengaruh antara Return On Asset, Return On Equity, Return On Sales, Earning Per Share, Economic Value Added dan Residual Income terhadap harga saham? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara ROA (Return On Asset) 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara ROE (Return On Equity) 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara ROS (Return On Sales) 4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara EPS (Earning Per Share) 5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara EVA (Economic Value Added) 6. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Residual Income terhadap harga saham.
7. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Return On Asset, Return On Equity, Return On Sales, Earning Per Share, Economic Value Added dan Residual Income Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Penulis a. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. b. Penelitian ini berguna sebagai penambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh rasio-rasio profitabilitas, economic value added, residual income 2. Perusahaan Aspek profitabilitas dapat digunakan sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. 3. Investor Rasio-rasio profitabilitas, economic value added dan residual income dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi karena ketiganya mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut.
D. Sistematika Pembahasan Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menerangkan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dikemukakan. Bab ini membahas tentang rasio-rasio profitabilitas, economic value added, residual income, harga saham, penelitianpenelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, kerangka pemikiran, dan perumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini akan menerangkan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi rancangan penelitian, variabel dan pengukuran, definisi operasional variabel penelitian, teknik pegumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan mengenai proses penganalisaan data yang meliputi statistik deskriptif, serta analisis dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diambil suatu kesimpulan secara keseluruhan dari hasil penelitian yang dilakukan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian,
dan juga memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.