BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Sekilas Tabungan Wisata Sejarah Tabungan Wisata

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB II AKAD MUDHARABAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH DALAM FIQIH MUAMALAH. A. Akad Mudharabah dalam Fiqih Muamalah

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dalam kegiatannya mengeluarkan produk-produk syari ah dan

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB II BAY BITSAMAN AJIL. Sesunguhnya istilah bay bitsaman ajil merupakan istilah yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN RESIKO SENGKETA PADA KEMITRAAN TERNAK AYAM DI DESA NONGKOSAWIT KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

MUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS PRAKTEK PEMBIAYAAN DAN IJARAH DI BMT EL LABANA WONOSARI NGALIYAN SEMARANG. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan dengan akad Ijarah di BMT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan, seperti: produksi, distribusi, sewa-menyewa, berwirausaha

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

Transkripsi:

59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo Hubungan manusia dengan sesamanya, baik secara individu maupun masyarakat agar tercapainya suatu hubungan yang tenteram, damai dan sejahtera disebut sebagai hubungan muamalah. Hubungan muamalah berkaitan erat dengan harta, hak milik, utang piutang, sewa menyewa dan pinjam meminjam. 43 Setiap transaksi dalam muamalah pada dasarnya adalah diperbolehkan (mubah), seperti jual beli, sewa menyewa gadai dan lain sebagainya kecuali yang memang secara tegas telah di haramkan karena mengandung kemudharatan, tipu daya, riba dan perjudian. 44 Riba, perjudian, tipu daya adalah adalah musuh dari para penggerak ekonomi syariah yang salah satu gerakannya mendirikan 43 M. Abdul Mujib, opcit, hlm. 211 44 M. Syafi i Antonio, opcit, hlm. 4.

60 lembaga keuangan syariah berupa BMT. Perkembangan yang cukup menggembirakan membuat gerakan ini seperti menemui momentumnya. Produk pembiayaan dan simpanan yang beraneka macam dengan kemudahan-kemudahan serta keuntungan yang menjanjikan sesuai dengan syariat Islam, menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah untuk tetap setia pada BMT Bismillah. 45 Khusus untuk produk simpanan, akad yang digunakan ada dua, yaitu akad mudharabah dan akad wadiah. Namun yang akan dibahas oleh penulis adalah akad mudharabah yang diaplikasikan dalam simpanan serbaguna. Simpanan serbaguna di BMT Bismillah adalah simpanan dengan akad mudharabah mutlaqah tanpa ada kekhususan untuk apa dana yang disimpan diperuntukkan. Setoran sesuai dengan kemampuan dan pengambilan dapat dilaksanakan kapan saja. BMT sebagai mudharib boleh memanfaatkan dana yang disimpan selama mengendap di BMT dengan ketentuan memberikan nisbah bagi hasil sesuai dengan akad yang tejadi di awal pembukaan tabungan. Penerapan akad mudharabah di BMT Bismillah pada BMT Bismillah Sukorejo dilakukan pada satu tempat yaitu di kantor BMT Bismillah Sukorejo. Shohibul maal yang ingin menyimpan uang-nya di BMT secara lansung mendatangi kantor dengan mengisi formulir 45 Wawancara dengan Bapak Widi Mulyanta, Manager BMT, tanggal 23 Mei 2014

61 pendaftaran sebagai anggota baru BMT. Shohibul maal menyetorkan dana minimal 10.000 dan menerima buku simpanan. Berikut gambaran lebih jelasnya : 2. Mekanisme pembukaan Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Prosedur pembukaan Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo, hampir sama dengan proses pembukaan rekening di BMT lain. Antara lain harus menyertakan identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), SIM, atau paspor yang masih berlaku dan sah. Juga diharuskan mengisi formulir pembukaan tabungan dan tentu saja ada setoran awal tabungan. 46 Mekanisme pembukaan Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah yaitu: a) Calon Anggota Mendatangi kantor BMT Bismillah. b) Menemui Costumer Service (CS). c) Mengisi formulir pembukaan tabungan dengan menyertakan KTP yang masih berlaku dan sah. d) CS membawa formulir dan KTP ke Kasir. e) Nasabah menyerahkan sejumlah uang sebagai setoran awal minimal Rp 10.000 (sepuluh ribu) kepada kasir. f) Kasir melakukan validasi data ke bagian administrasi. g) Calon anggota sudah menjadi anggota. h) Anggota menerima buku tabungan. 46 Muhammad, opcit, hlm. 72.

62 3. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo Untuk megetahui akad mudharabah telah dilaksanakan atau belum maka perlu diketahui rukun mudharabah terlebih dahulu. Berikut adalah rukun mudharabah. Menurut jumhur ulama mudharabah sah apabila memenuhi 3 ketentuan sebagai berikut : a) aqid, yaitu pemilik modal dan pengelola (amil/ mudharib), b) ma qud alaih, yaitu modal, tenaga (pekerjaan) dan keuntungan, c) sighat (ijab dan qabul). 47 Dari uraian diatas maka akad yang dilaksanakan di BMT Bismillah sudah sesuai unsur unsur mudharabah. Aqid, pemodal (penabung) dan penerima modal (BMT) sudah terdapat dalam akad. Modal juga sudah ada, walaupun nilainya hanya sepuluh ribu. Ijab qobul, dengan bertemunya kedua belah pihak maka keduanya telah melakukan akad. Penabung yang menyerahkan sejumlah uang dan diterima oleh BMT kemudian pihak BMT menyodorkan berkas berkas untuk ditandatangani, maka disitulah sighat atau ijab qabul berlangsung. Berkas yang ditandatangani adalah syarat- syarat dan ketentuanketentuan sebagai anggota, serta tugas dan kewajiban BMT. 48 Adapun nisbah bagi hasil yang berlaku pada simpanan serbaguna adalah 70 : 30, maksudnya 70 dari 100 bagian keuntungan untuk 47 A. Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, Lock.cit, hm. 371. 48 Wawancara dengan Bapak Widi Mulyanta, opcit.

63 anggota (shohibul maal) dan 30 dari 100 bagian keuntungan untuk BMT (mudharib). Pembagian keuntungan dilaksanakan pada setiap bulannya. bagi hasil yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya setiap bulannya sekitar 0,5 0,6 % dari keuntungan BMT. Nisbah bagi hasil yang diterapkan di BMT Bismillah Sukorejo mengguakan Rumus : 1. Untuk menghitung kontribusi produk atas pendapatan C = (B/TOT B) x Total Pendapatan Bulan Ini 2. Untuk menghitung Bagi hasil untuk nasabah F = C x E Contoh perhitungan bagi hasil pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo dengan modal Rp 10.000.000 dalam tabel berikut : A B C D E F KOMPONEN SALDO RATA - KONTRIBUSI NISBAH NISBAH BAGI HASIL PASIVA / PRODUK RATA PRODUK ATAS UNTUK BMT UNTUK NASABAH PENDAPATAN NASABAH Bismillah 100.000.000 4.545.455 30 % 70 % 1.363.636 Berjangka 50.000.000 2.272.727 50 % 50 % 1.136.364 Modal 70.000.000 3.181.818 100 % - - Total 220.000.000 10.000.000 2.500.000

64 Contoh lain penghitungan nisbah bagi hasil lain: Saldo rata-rata tabungan Pak Said bulan Mei 2014 adalah Rp10.000.000,- Perbandingan bagi hasil (nisbah) antara Bank dan Nasabah adalah 60 : 40. Bila saldo rata-rata tabungan seluruh anggota BMT Bismillah pada bulan Mei 2014 adalah Rp 2.000.000.000,- dan pendapatan Bank yang dibagihasilkan untuk nasabah tabungan adalah Rp 123.000.000,- maka bagi hasil yang diperoleh Pak Rahman adalah? Rp10.000.000,- x 123.000.000,- x 70 % = 529.555 Rp2.000.000.000 Cara penghitungan nisbah bagi hasil tidak diketahui oleh shohibul maal pada awal pembukaan tabungan. Perhitungan nisbah bagi hasil sepenuhnya menjadi ranah BMT sebagai mudharib. Akad yang telah dilakukan diawal harus dilaksanakan dengan konsekuen, khususnya dari pihak BMT harus menjunjung tinggi profesionalitas sebagai pekerja keuangan, serta amanah dan fathonah sebagai tanggung jawab kepada Allah SWT. Dalam surat al Maidah ayat 1 Allah SWT berfirman,...!"#$% Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu (QS AL-Maidah : 1).

65 Dalam ayat ini telah jelas untuk semua manusia yang melakukan perjanjian agar memenuhi akad atau kesepakatan yang telah dilasanakan di awal. Dari ayat itu mengandung maksud agar BMT tidak berbuat curang dalam melakukan pembagian keuntungan. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo Islam telah menghukumi bentuk bentuk transaksi keuangan yang mengandung unsur riba/ ziyadah /tambahan adalah haram. Firman Allah dalam surat Al Baqarah Ayat 275 yang artinya padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, jelas melarang terjadinya tambahan/ziyadah. Bila dikaitkan dengan tabungan, maka tabungan yang dititipkan tidak boleh ada tambahan jumlah saldo. Namun Allah tidak melarang manusia untuk menambah harta dengan jalan yang benar dan diridhoi-nya. Dalam al-qur an Surat Annisa : 29 yang artinya Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesame dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu. Ayat ini jelas membolehkan setiap manusia memiliki harta dengan jalan yang benar, yaitu perniagaan. Perniagaan yang dimaksud adalah perniagaan yang sesuai dengan fiqih muamalah.

66 Surat An nisa ayat 29 menjadi pijakan / landasan hukum bagi Dewan Syariah Nasional dalam menetapkan fatwa tentang tabungan. Dalam fatwa bernomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 tentang ketentuan Tabungan yang dibenarkan syariah Islam,. Dalam fatwa ini tabungan yang dibenarkan syariah adalah tabungan yang tidak menggunakan sistem riba seperti yang dilaksanakan dalam bank konvensional, yaitu tabungan dengan prinsip wadiah dan mudharabah. Dalil-dalil yang disampaikan dalam fatwa tentang tabungan mencakup kutipan kutipan dari ayat Al-Qur an dan Hadis, serta alasan menurut akal pikiran. Dalil akal pikiran bagi fatwa tentang tabungan pihak dinyatakan oleh para ulama bahwa perlu adanya kerjasama antara pihak yang kelebihan dana tetapi tidak bisa memproduktifkan dengan pihak yang kekurangan dan tetapi mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Berdasarkan fatwa DSN ini simpanan serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo sudah sesuai dengan ketentuan ketentuan syariah Islam. Adanya tabungan mudharabah itu dan penelitian yang dilakukan penulis, dengan data data dan wawancara yang dilakukan semakin memperkuat sistem mudharabah dengan prinsip prinsip dan syarat syaratnya sudah dipenuhi dengan benar. Namun jika dilihat hanya sekilas, nisbah bagi hasil itu sama seperti sistem bunga, dimana penyimpan dana akan mendapatkan keuntungan dari dana yang disimpan di BMT sama sama menjanjikan

67 diawal berapa keuntungannya. Namun bedanya kalau bunga dapat dipastikan besarannya, sedangkan dalam akad mudharabah tidak bisa ditentukan angka yang pasti, karena menunggu berapa banyak keuntungan yang didapatkan oleh BMT. inilah yang membedakan sistem bunga dengan sistem bagi hasil yang diterapkan BMT Bismillah Sukorejo. Dalam banyak hal, penyimpan dana baik di bank konvensional maupun di lembaga keuangan syariah, mengharapkan keuntungan dari dana yang disimpan. Sikap ingin untung terus inilah yang akan membuat hubungan BMT dengan anggota tidak baik jika BMT mengalami kerugian yang cukup signifikan. Penghitugan nisbah bagi hasil juga tidak transparan, karena anggota atau shoibul maal tidak mengetahui cara penghitungannya. Jumlah nisbah langsung tertera dalam buku tabungan tanpa memberitahu bagaimana cara penghitungannya. Hal ini bisa saja memunculkan kecurangan dalam penghitungan nisbah keuntungan. Akan lebih baik jika sebelum atau saat memberikan nisbah keuntungan, pemilik dana harus diberitahu cara penghitungan nisbah bagi hasil tersebut. Selanjutnya BMT juga harus bertindak hati hati dalam menggunakan dana dari anggota, atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, Bank Syariah juga bertindak sebagai kuasa dari

68 usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar aturan syariah.