BAB II AKAD MUDHARABAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH DALAM FIQIH MUAMALAH. A. Akad Mudharabah dalam Fiqih Muamalah
|
|
- Deddy Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II AKAD MUDHARABAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH DALAM FIQIH MUAMALAH A. Akad Mudharabah dalam Fiqih Muamalah 1. Pengertian akad Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang menggerakkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah merupakan bahasa penduduk Irak, sedangkan menurut bahasa penduduk Hijaz disebut dengan istilah qiradh. 1 Secara teknis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola usaha (mudharib). 2 Menurut Jaziri sebagaimana yang dikutip oleh Abdullah Saeed, mudharabah merupakan kontrak antara pemilik modal (investor) yang mempercayakan modalnya untuk dikelola oleh pengelola (mudharib) dalam aktivitas perdagangan. 3 1 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm Ibid,. 3 Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga: Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer tentang Riba dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm
2 29 2. Dasar Hukum Mudharabah a. Al Qur an Di antara dalil-dalil yang membolehkan praktik akad mudharabah tersebut adalah sebagai berikut : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. (Q.S Annissa :29) Firman Allah QS Al-Baqoroh (2):283 Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Baqoroh : 283)
3 30 Firman Allah QS Al-Maidah (5);1 Artinya:Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. (Q.S Al-Maidah : 1) b. Hadits عن صالح بن صهيب عن أبيه قال قال رسىل هللا صلى هللا عليه وسلم ثالث فيهن البركة البيع إلى أجل والمقارضة وأخالط البر بالشعير للبيت ال للبيع. )أخرجه ابن ماجه بحديث رقم: 2289 Artinya: Dari Salih bin Shuhaib R.A bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jualbeli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (HR. Ibn Majah, No. 2289) c. Ijma Diriwayatkan oleh sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorangpun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang sebagai ijma. 4 d. Qiyas Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah. 4 Dikutip dari buku Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah, Zuhaily, Al Fiqh Al Islami wa Adilatuhu, 1989, 4/838
4 31 e. Kaidah fiqih Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. f. Para ulama menyatakan dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkannya sementara itu, tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia memiliki kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasa diantara kedua belah pihak tersebut Rukun dan Syarat Mudharabah Beberapa rukun akad mudharabah antara lain sebagai berikut: a) Shahibul maal dan mudharib harus cakap hukum. b) Sighat harus jelas atau pernyataan ijab dan qabul harus diucapkan oleh kedua belah pihak untuk menunjukkan kemauan mereka, dan terdapat kejelasan tujuan mereka dalam melakukan sebuah kontrak. c) Modal harus berupa uang tunai dan 100% dari pihak shahibul maal dan harus diketahui jumlah dan jenis mata uangnya, serta tidak dapat berupa hutang. d) Keuntungan mudharabah dibagi secara proposional sesuai dengan kesepakatan bersama dalam bentuk prosentasi (nisbah) yang diketahui dan dinyatakan pada saat akad/kontrak. e) Apabila terjadi kerugian maka pihak shahibul maal yang menanggung kerugian tersebut, kecuali diakibatkan karena kelalaian dari mudharib. 5 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari ah, (Jakarta: PT. Grafindo Anggota IKAPI, 2005), hlm
5 32 f) Dalam mengelola usahanya, pihak pemilik modal tidak boleh membatasi usaha mudharib dan usaha yang dikelola mudharib harus jelas serta berprinsipkan syariah dan pihak shahibul maal mempunyai hak untuk melakukan pengawasan. 6 Syarat mudharabah antara lain sebagai berikut: a) Shahibul maal (pemilik modal) dan Mudharib (pengelola) Syarat keduanya adalah harus mampu bertindak layaknya sebagai majikan dan wakil. b) Sighat (ijab dan qabul) Sighat harus diucapkan oleh kedua pihak untuk menunjukkan kemauan mereka, dan terdapat kejelasan tujuan mereka dalam melakukan sebuah kontrak. c) Ra sul mal (modal) Modal adalah sejumlah uang yang diberikan oleh shahibul maal kepada mudharib untuk tujuan investasi dalam akad mudharabah. d) Usaha Perniagaan Usaha perniagaan adalah kontribusi mudharib dalam kontrak mudharabah yang disediakan sebagai pengganti untuk modal yang disediakan oleh shahibul maal, pekerjaan dalam konteks ini berhubungan dengan manajemen kontrak mudharabah. 6 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Op.Cit, hlm
6 33 e) Keuntungan Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal, keuntungan adalah tujuan akhir dari kontrak mudharabah. Syarat keuntungan yang harus terpenuhi adalah kadar keuntungan harus diketahui, berapa jumlah yang dihasilkan. Keuntungan tersebut harus dibagi secara proposional kedua belah pihak, dan proporsi (nisbah) keduanya harus sudah dijelaskan pada waktu melakukan kontrak. 4. Jenis-jenis Mudharabah Terdapat 2 jenis akad mudharabah yang digunakan, yaitu: a) Mudharabah Mutlaqoh Pengertian dari mudharabah mutlaqoh adalah sistem mudharabah dimana pemilik modal (investor/shohibul maal) menyerahkan modal kepada pengelola tanpa pembatasan jenis usaha, tempat dan waktu dan dengan siapa pengelola bertransaksi. Jenis ini memberikan kebebasan kepada mudharib (pengelola modal) melakukan apa saja yang dipandang dapat mewujudkan kemaslahatan. Dalam pembahasan fiqh ulama Salaf ash Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan ا ف ع فا ع ا ا ف عا (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang member kekuasaan sangat besar.
7 34 b) Mudharabah Muqoyyadah Mudharabah Muqoyyadah adalah dimana pihak pemilik modal (shahibul maal) tidak memberikan batasan mengenai jenis usaha, waktu, dan tempat usaha atau membebaskan mudharib dalam menginvestasi dananya. Muqoyyadah pengertiaannya pemilik modal (investor) menyerahkan modal kepada pengelola dan menentukan jenis usaha atau tempat atau waktu atau orang yang akan bertransaksi dengan mudharib Implementasi Mudharabah dalam Perbankan Syariah Akad mudharabah diterapkan oleh bank syariah untuk produk penghimpunan dan pembiayaan. Pada penerapan mudharabah mutlaqoh produk penghimpunan dana berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat 2 jenis penghimpunan dana yaitu: tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Ketentuan umum dalam produk ini adalah bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. Untuk tabungan mudharabah bank dapat 7 Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah: Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, (Yogyakarta: P3EI Press, 2008), hlm. 45.
8 35 memberikan buku tabungan sebagai bukti penabung.untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpan (bilyet) deposito kepada deposan.tabungan dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Namun tidak diperkenankan mengalami saldo negatif. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati, deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlukan sama seperti deposito baru tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis, maka tidak perlu dibuat akad baru. Ketentuan ketentuan yang lain berkaitan dengan tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah Manfaat Mudharabah bagi BMT a. BMT akan menerima peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat b. BMT tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread 8 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm
9 36 c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah d. BMT akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi Aplikasi Mudharabah Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, mudharabah diterapkan pada: a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus seperti; tabungan haji, tabungan kurban. Ketentuan teknisnya sama seperti ketentuan umum yang berlaku di semua bank. Pada produk ini, pihak penabung bertindak sebagai shahibul maal (pemodal) dan pihak bank sebagai mudharib (amil). Pada praktiknya harus ada kesepakatan tenggang waktu antara 9 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Op.Cit, hlm
10 37 penyetoran dan penarikan agar modal (dana) dapat diputarkan. Sehingga ada istilah deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. b. Deposito spesial (special investment), di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu. Misalnya murabahah saja atau ijarah saja. Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal. 10 B. Deposito Mudharabah dalam Fiqih Muamalah 1. Pengertian Deposito Mudharabah Berdasarkan pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Perbankan dinyatakanbahwa deposito atau disebut juga simpanan berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 11 hlm Ibid., 11 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari ah,loc. Cit.,
11 38 Adapun yang dimaksud dengan deposito syari ah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari ah (hukum Islam), karena kegiatan deposito tidak semuanya dibenarkan oleh hukum Islam (syari ah). Dalam hal ini, Dewan Syari ah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito berdasarkan prinsip mudharabah. 12 Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. misalnya deposito diperjanjikan jangka waktunya satu bulan, maka deposito dapat dicairkan setelah satu bulan. 13 Deposito investasi mudharabah adalah dana nasabah yang disimpan di bank dimana pengambilannya berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan sesuai dengan nisbah atau prosentase yang telah disepakati bersama Himpunan Fatwa Dewan Syari ah Nasional MUI Edisi Revisi Tahun 2006, Nomor 03/DSN/-MUI/IV/2000, hlm Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), hlm Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada Unervesity Press, 2007), hlm. 69.
12 39 2. Ketentuan dan Akad Deposito Mudharabah 1. Ketentuan Umum Deposito Mudharabah Berdasarkan pada Fatwa Dewan Syari ah Nasional nomor 03/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 01 April 2000 ini deposito yang dibenarkan secara syari ah adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 15 a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang. d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari ah, Op.Cit, hlm.
13 40 Sejalan dengan fatwa dari DSN sebagaimana tersebut, ketentuan dalam pasal 5 peraturan bank Indonesia nomor 7/46/PBI/2005 menetapkan persyaratan paling kurang dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk deposito berdasarkan mudharabah sebagai berikut: a. Bank syriah bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertidak sebagai pemilik dana. b. Dana disetor penuh kepada bank syariah dan dinyatakan dalam jumlah nominal. c. Sebagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah. d. Bank syariah sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. e. Bank syariah tidak boleh mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. f. Bank syariah tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.
14 41 3. Akad Deposito Syariah Dalam deposito syariah menggunakan akad mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama dua orang atau lebih, salah satu pihak bertindak sebagai shohibul maal yang menyediakan modal secara penuh dan pihak lain sebagai mudharib yang menjalankan usahanya Skema Deposito Mudharabah Gambar Investasi Dana Deposan (Penabung) 2.Pembiayaan Bank User of Fund 4. Bagi hasil 3. Bagi hasil Penjelasan : 1. Deposan menginvestasikan dananya kepada pihak bank 2. Bank memberikan pembiayaan kepada pihak pengelola (user of refund) 3. Pengelola dana (user of refund)memberikan bagi hasil kepada bank 4. Bank memberikan bagi hasil kepada deposan Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm
15 42 5. Mekanisme Deposito Mudharabah Bank sebagai intermediary financial atau lembaga perantara keuangan harus melakukan mekanisme pengumpulan dana (funding) dan penyalurandana (landing) secara seimbang, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Setiap penerimaan dana dari pihak ketiga merupakan amanah yangharus dijaga keamanan dan kemaslahatannya bagi pemilik dana dan bank. Oleh karenanya setiap proses penghimpunan dan penerimaan dana harus dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan Bank Indonesia, fatwa DSN maupun peraturan intern bank yang bersangkutan. 18 Salah satu produk penghimpunan dana adalah melalui deposito. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, karena deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang panjang. Oleh karena itu bank akan leluasa melempar dana tersebut untuk kegiatan yang produktif. Sedangkan nasabah akan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil yang besarnya sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. 18 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari ah, (Yogyakarta: UII Press, Cetke-1, 2000), hlm. 60.
16 43 Fitur dan mekanisme deposito atas dasar akad Mudharabah ini adalah sebagaiberikut: 1. Dalam akad Mudharabah Muqayyadah harus dinyatakan secara jelas syarat - syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah. 2. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati. 3. Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan oleh nasabah sesuai waktu yang disepakati. 4. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya - biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekeningantara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening, dan; 5. Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. 19 Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam dunia usaha yang produktif dan menguntungkan. Secara umum, konsep sistem operasional bank syari ah adalah: pada tanggal 5 November 2015.Pukul WIB. 20 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Op.Cit.,hlm
17 44 Pertama, Bank syari ah sebagai penghimpun dana dari pihak surplus dana, yaitu pihak yang mempercayakan uangnya kepada bank untuk disimpan dan dikelola sesuai hukum syari ah. Dana yang dimaksud adalah dana dari pihak pertama (pemodal dan pemegang saham), dana pihak kedua (pinjaman dari bank dan bukan bank, atau pinjaman dari Bank Indonesia) dan dana pihak ketiga (nasabah simpanan). Kedua, bank syari ah sebagai penyalur dana bagi pihak yang membutuhkan berupa kredit atau pembiayaan. Setelah bank menghimpun dana dari pihak ketiga, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya bank berkewajiban menyalurkan dana tersebut melalui pembiayaan. Dalam hal ini, bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan. Alokasi dana ini mempunyai beberapa tujuan yaitu: 21 a. Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat resiko yang rendah. b. Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. 21 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari ah, (Jakarta: Pustaka Alfabet, Cet. ke-4, 2006), hlm. 52.
18 45 Untuk mencapai tujuan tersebut maka alokasi dana-dana bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syari ah pada dasarnya digunakan secara produktif untuk memperoleh pendapatan. Adapun dalam bank syari ah, penyaluran dana simpanan dari masyarakat dibatasi oleh dua prinsip dasar, yaitu prinsip syari ah dan prinsip keuntungan. Artinya, pembiayaan yang akan diberikan harus mengikuti kriteria-kriteria syari ah, disamping pertimbangan-pertimbangan keuntungan. Misalnya, pemberian pembiayaan harus kepada bisnis yang halal, tidak boleh kepada perusahaan atau bisnis yang memproduksi makanan dan minuman yang diharamkan, perjudian dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syari ah.
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah berasal dari kata dharb, berari memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah 1. Pengertian Deposito Pengertian deposito menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud deposito
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Mudharabah (Qiradh) Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA
83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tabungan Mudharabah SIRELA KJKS BINAMA mempunyai beberapa produk penghimpunan dana (funding) salah satunya adalah produk SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) yang merupakan produk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti. seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mudharabah Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti memukul dan bergerak. 15 Pengertian memukul ini lebih tepatnya adalah seseorang memukulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI
22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO
59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA
BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA A. Pengertian Produk Penghimpunan dana Produk Penghimpunan Dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya,(ب ب ( dharb Mudharabah berasal dari kata yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Produk Berbasis Pengumpulan Dana (funding) penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi ah dan mudharabah.
BAB II LANDASAN TEORI A. Produk Bank Syariah 1. Produk Berbasis Pengumpulan Dana (funding) Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang
Lebih terperinciBAB II AKAD MUDHARABAH DAN PENALTI. mencari karunia Allah SWT. 1
BAB II AKAD MUDHARABAH DAN PENALTI A. Ketentuan Umum Tentang Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharba, bararti memukul atau berjalan. Sedang yang dimaksud dengan memukul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan
BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pemasaran Bank Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, dan jasa-jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000:31.1) Bank adalah suatu lembaga yang berperan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi
BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Maal Wa At-Tamwil Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi Syariah, merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK A. Analisis Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Produk Simpanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tabungan ib Pendidikan 1. Pengertian Tabungan ib Pendidikan Tabungan ib Pendidikan merupakan jenis tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al
48 BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al Qardh Pada dasarnya ijab qabul harus dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok
BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan. Murabahah adalah jual beli barang harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil Koperasi syariah yang lebih dikenal dengan nama KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal
BAB III PEMBAHASAN III.1. Pengertian Mudharabah Istilah Mudharabah menurut literatur Fiqh adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak yang salah satu dari keduannya memberikan modal kepada yang lain
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Analisis Praktek Penalti Pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Tentang Bank Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Pengertian bank menurut UU No 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk
BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah Pada Simpanan Deposito 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah disebut juga qiradh yang berarti memutuskan. Dalam hal ini, si pemilik dana itu telah memutuskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Kehadiran bank syariah ditengah tengah perbankan adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Impor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur
Lebih terperincib. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 20/ DSN-MUI/IX/2000 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARIAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang
BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian. A. Pengertian Koperasi Di dalam ilmu ekonomi, pengertian Koperasi adalah suatu
Lebih terperinciMura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang
BAB II TINJAUAN TENTANG MURA>BAHAH,WADI AH, ISTISHNA A. Mura>bahah 1. Pengertian Mura>bahah Secara umum Mura>bahah diartikan sebagai akad jual beli barang dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan
Lebih terperinci1. Firman Allah QS. al-nisa' [4]: 29: 2. Firman Allah QS. al-ma'idah [5]: 1: 3. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283:
Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah (Qiradh) رمس للٱ للٱر ٱل للٱ س Dewan Syari ah Nasional setelah Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciRESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH
BAB IV ANALISIS APLIKASI PENGAJUAN PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DAN RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BPR SYARIAH JABAL NUR SURABAYA A. Aplikasi Pengajuan Pembiayaan Mura>bah}ah di BPR Syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Sistem Bagi Hasil Mudharabah pada Produk Simpanan Berjangka (Si Jempol) di KSP Giri Muria Grup Pusat. 1. Penerapan Mudharabah pada Produk Si Jempol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito
BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya
Lebih terperinciRaja Grafindo Persada, 2016, hlm.99
BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO Di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang A. Praktek Penalti pada pengambilan simpanan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS
81 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS A. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Produk Penghimpunan Dana Di
Lebih terperinciPERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH
PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia
Lebih terperinciBAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.
BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
Lebih terperinciMENELUSURI FATWA DSN-MUI TENTANG EKONOMI SYARI AH (Produk Penghimpunan Dana)
27 Helmi Kamal: Menelusuri Fatwa DSN MUI...27 MENELUSURI FATWA DSN-MUI TENTANG EKONOMI SYARI AH (Produk Penghimpunan Dana) Helmi Kamal 1 Abstrak: Bank memainkan peranan penting dalam kehidupan ekonomi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS
21 BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS A. Latar belakang Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA A. PEMBIAYAAN MURABAHAH 1. Pengertian Murābahah Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang bermakna tumbuh dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pensiun 1. Pengertian Pensiun Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun, yaitu suatu pembayaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang berupa bank dan lembaga keuangan syariah non bank. Lembaga
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah
Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Fatwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membuka semua tabir kerapuhan perbankan konvensional. Akibat krisis ekonomi tersebut telah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Ketentuan Umum Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah merupakan kata yang berasal dari kata adhdharby fil ardhi, yang memiliki arti berpergian untuk urusan berniaga. 1
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Ekspor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi mudharabah berasal dari akar kata dharb (,(ضرب yang
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Secara etimologi mudharabah berasal dari akar kata dharb (,(ضرب yang berarti memukul/ berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Deposito Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syari ah, deposito adalah Investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
Lebih terperinci$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 32/DSN-MUI/IX/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang OBLIGASI SYARIAH Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk instrumen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus di penuhi, baik itu kebutuhan primer maupun sekunder yang harus dipenuhi setiap keluarga maupun individu untuk menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan berdasarkan prinsip syari ah dalam praktiknya di lembaga perbankan syari ah telah membentuk sebuah sub sistem, sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga turut berkembang dan semakin komplit. 1 Dengan adanya lembaga keuangan pada hakikatnya adalah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK TERCANTUM PADA AKAD MUSHArakah di KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo
Lebih terperinciMUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA
BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK NASABAH TABUNGAN MUD{A
Lebih terperinciBAB IV FATWA DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG TABUNGAN. A. Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan
BAB IV FATWA DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG TABUNGAN A. Fatwa DSN NO. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan Sejalan dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di tanah air, berkembang pulalah jumlah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN A. Analisis Penerapan Syarat Hasil Investasi Minimum Pada Pembiayaan Mudharabah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
Tamwil. 2 Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 21 Tahun BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI
60 BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI AH BEN IMAN LAMONGAN A. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu model pembangunan ekonomi di era globalisasi adalah maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu model pembangunan ekonomi di era globalisasi adalah maju pesatnya pasar modal di suatu negara. Pasar Modal sebagai alternatif pendanaan bagi pengembangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan
Lebih terperinciMusha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya
BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP PENANGGUNGAN RISIKO OLEH NASABAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUSHᾹRAKAH DI BMT MUDA KEDINDING SURABAYA A. Analisis Aplikasi Penanggungan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tabungan Menurut Undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 59 (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut : Bank Syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediary sangat ditentukan oleh kemampuan bank tersebut dalam menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Teori tentang Pembiayaan Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Akad Mudharabah Akad dalam bahasa Indonesia disebut perjanjian sedangkan dalam hukum ekonomi syariah disebut akad. Kata akad berasal dari kata al-
Lebih terperinciditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Bagi Hasil 1. Pengertian Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan Profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dalam kegiatannya mengeluarkan produk-produk syari ah dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Syari ah Lembaga Keuangan Syari ah atau LKS merupakan suatu badan usaha yang dalam kegiatannya mengeluarkan produk-produk syari ah dan operasional kerjanya berdasarkan
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEPOSITO PERBANKAN
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DEPOSITO PERBANKAN Mustofa STAI Diponegoro,Jl. RA Kartini No. 47 Tulungagung, Email: m.tofa_elhajj@yahoo.co.id Abstract One fund products offered by the bank to customers
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Lebih terperinciElis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Secara bahasa Rahn berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara teknis menahan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH
BAB II TINJAUAN UMUM AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN SYARIAH A. PEMBIAYAAN 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci
Lebih terperinci