Alifia atau Alisa (2)

dokumen-dokumen yang mirip
Alifia atau Alisa (2)

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

It s a long story Part I

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Jangan Tersandera Part II

Sang Pangeran. Kinanti 1

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

1. Aku Ingin ke Bandung

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

.satu. yang selalu mengirim surat

Kisah Dua Tukang Sol Kamis, 07 Juli :23. Kisah Dua Tukang Sol

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

AKU AKAN MATI HARI INI

Then, something unexpected happened.

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

semoga hujan turun tepat waktu

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

CERITA, INGATAN, DAN KENANGAN. By MID A.K.A ICHISAN A.K.A NEKOVA LIGHT NOVEL SERIES BAB II UNTUK SEMUA YANG MENDUKUNGKU AKU UCAPKAN TERIMAKASIH

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

SENA LINGGABHUMI SERINDAI DANYANG

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

The New Beginning (2015)

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Hanya Lima. Penulis: Boy Candra, Dkk Copyright 2012 by Boy Candra. Desain Sampul: (Nuzula Fildzah) Editor: (Nuzula Fildzah)

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Yang Mencinta dalam Diam

Kukatakan kepadamu, seseorang yang

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Belajar Memahami Drama

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Oleh: Yasser A. Amiruddin

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

SUNFLOWERS. Saya lebih suka menghadap ke matahari.

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Negeri Peri Di Tengah Hutan

menghubungi keluarganya. Sebelum Mama mengucapkan sepatah kata untuk Papa di balik telepon genggamnya, Papa terlebih dahulu menyapa kami, menanyakan

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

Analisis Cerpen Kartu Pos dari Surga

Judul : POLIP KARANG Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Editor Bahasa : Niken suryatmini Desain dan Layout : Imam

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah?

Claresta Vania. The Things Left Unsaid


Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7?

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

LOVE STORY. Kisahnya beberapa tahun yang lalu.

MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aduh! Sakit tau.. kata Al sambil memegang kaki setelah di injak Dias dengan raut wajah jengkel.

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

Cermin. Luklukul Maknun

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

copyright 2014 copyright KIAT CEPAT AKRAB

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

Untuk sebuah kehidupan singkat penuh ilusi serta latihan SGV, Ayesha Nadya Muna & Bintang jatuhku -Dimas Arif Firlando

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

TILL DEATH DO US PART

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Pertama Kali Aku Mengenalnya

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Semangat ya kerja kelompok nya. J

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

Ini tepat tengah malam, Tepat saat aku merasa sendiri, Hanya aku dan hening, Tenggelam bersama aksara-aksara yang kutulisakan,

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

SHAINA BARENO. 9 Butterflies. (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Transkripsi:

Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan batu karang yang tak goyah di hempas ombak. Kesibukanku untuk kuliah memang tidak memberi peluang bagiku untuk menungguinya di depan ruang kelas tatkala dia kuliah. Namun, karena saking jengkelnya mungkin. Hari ini yang konon adalah tepat hari ulang tahunnya, aku akan mencoba memberi kejutan padanya. Kejutan itu adalah akan kusempatkan waktuku untuk memaksanya wawancara, aku memilih bolos kuliah, dan ku dapati jadwal kuliahnya. Bermenit-menit aku tunggu, hingga akhirnyapun dia masuk ruang kuliahnya. Hatiku sedikit lega, dia tak mengenalku, namun sorot matanya yang bening membuatku begitu merasa tenang, dan seakan-akan ada kerinduan yang begitu dalam seolah-olah antara aku dan dirinya ibarat keluarga jauh yang berpisah cukup lama dan inilah waktu yang ditentukan atas penantian lama tersebut. Alifia, Oh Alifia, semisterius apa kau gerangan? Sudah hampir satu setengah jam aku menunggu, waktu yang kuharap itu mulai mendekat. Satu persatu mahasiswa dari ruangan itu keluar, ku amati dengan cermat hingga ruangan kosong. Dan Alifia itu tidak ku dapati, ketika aku bertanya pada temantemannya, mereka tidak melihat Alifia masuk kelas. Bahkan di absennya nampak tidak ada tanda tangannya. Di tidak masuk, dan lantas siapa yang aku lihat seperti Alifia itu. Mana mungkin mataku rabun, dan ku tepuk wajahku berkali-kali. Aku merasa masih sangat waras. Ini kali pertama aku merasa aneh. Hapeku berdering, ada pesan yang masuk dan tertulis pengirimnya bernama Alifia. Aku malah agak melongo dibuatnya. Isi pesannya, dia siap ku wawancarai esok hari. Ku hirup nafas pelan-pelan, seolah aku tidak percaya, aku merasa senang kegirangan. Tapi diriku justru makin bertanya, siapa Alifia

ini, kenapa dia bisa menggoda lewat halusinasi pagi ini. Dan sudahlah aku harus melupakan kejadian tadi. Seorang temannya, tiba-tiba menghampiriku dan bertanya Kau mencari Alifia? Dia tidak ada. Yang masuk tadi adalah kakaknya, dia kembarannya. Syukurlah, ternyata orang yang aku kira Alifia tadi memang benar ada. Waktu aku bertanya, dimana dia sekarang, si teman itu menjawab Tidak tahu lanjutnya Alisa sangat misterius. Aku malah berpraduga, jangan-jangan kakak Alifia yang dikisahkan dalam gores-gores penanya. Namun rasa-rasanya Alifia sendiri juga tak lepas dari kemisteriusannya. Tak jarang buku-buku Alifia menyelipkan kalimat-kalimat yang kadang mengandung pesan mistik, katanya dalam buku Lilin Padamnya Aku tak punya kesempatan untuk miskin, karena orang tuaku dilahirkan kaya. Aku takut memilih miskin sementara kalian yang dilahirkan untuk keluar dari kemiskinan, kalian sungguh perkasa. Di kenyataan ini kita tak bisa bertukar nasib, disinilah tiada gunanya aku iri. Toh kalian dan aku juga hanya dalam pilihan kepastian masa depan, bahwa yang miskin dan kaya kelak semua akan mati. Sebagaimana yang dijanjikannya, dia akan datang di danau ini. Aku akan menyambut penantianku selama ini. Dan benar dia menepati janjinya, perempuan dengan kerlip mata yang indah itu mengenakan kemewahannya, seolah menantangku untuk beradu siapa yang paling kaya antara dia dan diriku. Namun berbeda dari kebiasaan, ternyata dia bisa tersenyum juga, senyumnya manis, dan menghampiriku dengan gaya lembut yang biasa ia juga tampilkan dalam kesempatan peluncuran-peluncuran buku barunya. Hai sapaku dengan sedikit kikuk. Aku bukan terpesona atas rona wajah tampilan atau kecantikannya. Aku hanya sedang kagum, benarkah dia adalah orang yang ditabsihkan sebagai penulis misterius itu? Entahlah. Di balas sapaku dengan hemat

pula, ku sembunyikan raut wajahku yang agak terkagum-kagum itu. Namun dia seperti bisa membaca pikiranku Kau seperti orang-orang kebanyakan, menganggapku seperti hantu. Tidak balasku datar dan agak gugup. Aku manusia sepertimu, lihat sepatuku masih mengijak tanah. Suasana yang kugambarkan indah itu berubah tegang, dia mendekat dan duduk di sampingku. Penulis idolaku ini terus menghujaniku dengan keraguanku. Biasa saja, nggak usah tegang-tegang. Anggap saja saya teman lama yang sudah kamu kenal akrab. Belum sempat aku menjawab, Aku bukan monster ya!, sambil tersenyum menatapku. Baiklah, aku sudah membuktikan, dia ternyata tidak seangker yang kubayangkan. Dia renyah seperti krupuk, dia juga periang seperti bunga mawar yang merekah, dia bergaya mewah namun tidak membangun sekat pemisah. Dia cerdas, tapi bukan licik sebagaimana kancil. Dia tetap misterius untuk hal ini, Kau kemarin mencarikukan? tanyanya Aku hanya mengangguk saja. Topik itu ku kira tak penting, namun justru inilah yang menguatkan kemisteriusannya. Aku kemarin masuk ke ruang kelas, aku melihatmu, dan aku memilih keluar lebih dulu. Aku tidak absen, dan waktu keluar aku berniat menemuimu, namun kamu tak ada. Karena terlanjur keluar akupun tak masuk lagi. Aku tak punya kembaran, di kelas namaku Alisa, dan itu nama asliku, Alifia adalah nama samaranku, sekaligus nama seorang temanku yang mirip wajahnya sepertiku. Penjelasannya ini membuatku agak tersentak heran. Memang waktu aku menungguinya, aku ingat bahwa diriku pergi ke kamar kecil sejenak. Barangkali waktu itu dia keluar, dan aku tidak

didapatinya. Aku sebenarnya tidak begitu suka dipanggil dengan nama bekenku, Alifia. Itulah sebabnya, lama sekali aku menolak ajakan wawancaramu. Kalau kamu pengaggum Alifia, sungguh bukan aku yang kau kagumi. Aku tidak mau dikenal orang sebagai penulis hebat, sementara diriku sebenarnya adalah orang lemah di banyak hal. Apakah Alifia itu bayangan dari dirimu tanyaku Mungkin benar, tapi apa artinya bayangan itu di ketahui orang. Sementara pemilik bayangan itu hanyalah lilin yang mudah leleh dan tak seberapa nyalanya menerangi. Buat apa kalian kagum pada lilin yang tak berdaya bertahan untuk dirinya sendiri. Kau memang filsuf Alifia. Eh maksudku Alisa. pujiku. Aku justru senang kalau hanya dirimu yang memujiku. Dia memperlihatkan jawaban-jawabannya yang mencoba mengajakku untuk merenung. Sewaktu aku bertanya soal buku yang dipersiapkannya dia menjawab Aku menunggu buku yang kau persiapkan saja, barangkali itu berbicara tentang sesuatu yang kau kagumi itu. Aku menyambut pertanyaannya itu dengan rasa hormatku padanya. Aku siap menjadi narasumber atau jadi editornya. Barangkali kau juga butuh pengakuan sebagai penulis buku-buku best seller seperti Alifia itu. Apa perlu sebuah pengakuan itu Alisa? Jawabnya ada pada dirimu sendiri. Tanyalah dan berdebatlah dengan dirimu untuk mendapatkan jawabannya. Dan aku selalu mengawali setiap tulisanku melalui perdebatan panjang atas apa-apa yang ada dalam diriku.

Kalimat terakhirnya ini kurasa begitu indah, dan kuresapi. Ku coba bertanya pada diriku sendiri, inikah dia yang menulis buku itu? Tidak, dan aku menatap Alisa dalam tatapan penuh debar kekaguman. Alisa atau Alifia dia memang gambaran yang memikat. Sebelum kami berpisah, dia berjanji akan banyak meluangkan waktunya untukku. Dan katanya berbosan hatilah memandangku, tapi jangan berbosan hati untuk bertemu dalam jalinan persahabatan untuk sama-sama saling berbagi pengalaman dan ilmu. Aku bisa menjadi mentormu dalam menulis, dan kau kini juga ku akui sebagai seorang teman dan sekaligus kalau kau mau, jadilah mentorku di hal-hal yang kau mampu. Sekian