BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

PENINGKATAN HYGIENE PERSONAL PADA ANAK JALANAN DENGAN MEDIA KOMIK DI UPTD KAMPUNG ANAK NEGERI LIPONSOS KECAMATAN MEDOAN AYU RUNGKUT SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

KUESIONER PERILAKU SEHAT PADA KELAS ATAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS GARUDA KECAMATAN TEMPURAN

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. Kebersihan diri

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN.. PENGESAHAN SKRIPSI... PERNYATAAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode. secara luas dalam penelitian ilmu sosial (Stokes, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berfungsi secara bermakna di bawah rata-rata (IQ kira-kira 70 atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Personal hygiene merupakan suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk memperbaiki status kesehatannya. Salah satu indikator dari personal hygiene adalah perawatan kaki, tangan, dan kuku (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan sehingga terkadang mereka cenderung berpenampilan kusam atau kotor. Hal tersebut karena pada umumnya anak jalanan tidak mementingkan penampilan, sehingga mereka terkadang tidak menerapkan personal hygiene dengan baik dan benar. Personal hygiene yang baik yaitu memunculkan suatu usaha kesehatan perorangan dengan menjaga kebersihan diri. Kebersihan diri mencakup kebersihan kulit, tangan dan kaki, kuku, rambut, mulut dan gigi, hidung, mata, telinga, pakaian dan kebersihan tangan dan kaki sesudah buang air besar dan air kecil (Siswanto, 2009). Hasil penelitian Simanjuntak (2011) dengan judul Gambaran Persepsi Pemenuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-Anak Jalanan Usia 6-12 Tahun di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan menunjukkan pemenuhan personal hygiene berupa kebersihan kulit sangat buruk dimana pernyataan kulit pada tempat mandi dilakukan lebih banyak di sungai sebanyak 30 orang (57,0%), frekuensi mandi dilakukan tidak pernah 1

2 sebanyak 37 orang (92,0%), alat untuk mandi lebih banyak mengunakan air saja sebanyak 35 orang (87,0%), berdasakan pernyataan pada rambut frekuensi mencuci rambut dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 26 orang (65,0%), alat yang digunakan lebih banyak menggunkan air saja sebanyak 30 orang (45,0%), keadaan rambut lebih banyak kusam, panjang dan berketombe sebanyak 15 orang (37,0%) Menurut Akmal dan Sonny (2009) bahwa perilaku manusia dalam menanggapi kegiatan mandi berbeda-beda. Sebagian orang menggunakan kegiatan mandi untuk kebutuhan utama saja yaitu membersihkan diri dan menyegarkan tubuh. Tetapi banyak orang kini menanfaatkan kegiatan mandi sebagai sarana untuk relaksasi bahkan terapi. Akan tetapi, pada kasus anak jalan kegiatan mandi bukanlah hal yang terpenting dan bukan merupakan suatu kegiatan atau perilaku yang wajib untuk dilakukan. Padahal, hal tersebut merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi untuk mencegah tubuhnya dari berbagai penyakit. Penyakit yang sering diderita anak jalanan adalah penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), batuk pilek, masuk angin, dan seputar hidung, telinga dan tenggorokan. Mereka melakukan aktifitas mandi dan Buang Air Kecil/Buang Air Besar (BAK/BAB) di bawah jembatan dan di atas rangka jembatan. Bagi mereka mandi bukan kegiatan yang utama dilakukan karena sulitnya air bersih. Kebiasaan membuang sampah di lakukan di sungai, atau pinggir jalanan. Sama sekali tidak ditemukan

3 kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau sehabis melakukan aktivitas bab dan bak (Kemensos, 2009). Hasil penelitian Husna dan Reliani (2016) menunjukkan dari 22 responden perilaku personal hyginennya dalam kategori cukup sebanyak 12 responden (54,4)%) dan sebagian kecil dalam kategori baik sebanyak 1 responden (4,5%). Anak jalanan pada saat di jalanan mereka terbiasa tidak mencuci baju, tidak cuci tangan, jarang mandi, buang air kecil di sembarang tempat. Hasil penelitian Wahyono (2002) hampir semua responden mandi dua kali sehari dengan sabun. Pengetahuan tentang gunanya mandi, sebagian besar secara spontan supaya bersih atau tidak bau (84,3%) dan supaya sehat (70,6%). WC umum (88,2%) merupakan tempat yang paling sering dimanfaatkan sebagai tempat untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) ketika sedang berada di jalan. Kurang dari separuh (43,1%) anak jalanan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah BAB atau BAK. Sekitar 41,2% anak jalanan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, namun angka ini meningkat menjadi 84,3% untuk praktek cuci tangan (tanpa memakai sabun) sebelum makan. Jumlah anak jalanan di Indonesia tiap tahun terus meningkat. Saat ini tercatat di Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2016 mencapai sekitar 4,1 juta. Hal tersebut menunjukkan peningkatan 100% jika dibandingkan tahun 2015. Dari total 4,1 juta anak, diantaranya 5.900 anak yang jadi korban

4 perdagangan manusia, 3.600 anak bermasalah dengan hukum, 1,2 juta balita terlantar dan 34.000 anak jalanan (Marwoto, 2016). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan diperoleh bahwa Dinas Sosial Kabupaten Banyumas tahun 2015 mencatat ada sekitar 93 anak jalanan. Peneliti juga melakukan wawancara dan observasi terhadap 4 anak jalanan diperoleh bahwa ada 3 anak jalanan yang mandi hanya satu kali dalam sehari, 1 anak jalanan yang mandi 2 kali sehari. Kebiasan BAB anak jalanan biasanya ditempat dibawah jembatan dan sungai sedangkan kebiasaan BAK biasanya anak jalanan di sembarang tempat/tidak mesti tempatnya. Dari keempat anak jalanan yang peneliti lakukan wawancara diantarnya ada 3 yang memiliki penyakit kulit dan penampilan mereka terlihat kusam dan kotor maupun dekil dan 1 anak jalanan berpenampilan tidak terlalu kusam namun sedikit kotor. Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak Jalanan di Kabupaten Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu Bagaimana gambaran pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak jalanan di Kabupaten Banyumas?.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mendeskripsikan gambaran pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak jalanan di Kabupaten Banyumas. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mendekripsikan karakteristik anak jalanan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi di Kabupaten Banyumas. 2. Untuk mendeskripsikan gambaran pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene dari aspek kebersihan kulit, kebersihan tangan, kuku dan kaki, kebersihan mulut dan gigi, kebersihan telinga dan mata dan kebersihan rambut pada anak jalanan di Kabupaten Banyumas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi responden Memberikan informasi bagi responden terkait dengan pentingya pemenuhan kebutuhan personal hygiene. 2. Bagi perawat/tenaga kesehatan Memberikan informasi bagi perawat/tenaga kesehatan dalam memfasilitasi atau mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak jalanan.

6 3. Bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas Memberikan masukan dan informasi terkait dengan bagaimana gambaran pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak jalanan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Memberikan referensi tambahan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama pada penelitian ini. E. Penelitian Terkait 1. Mahani (2010) Judul penelitian Konsep Diri Anak Jalanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk penelitian studi kasus. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi, focus group discusion dan dokumentasi. Subjek dalam enelitian ini adalah empat anak jalanan di lampu merah Laksada Adi Sucipto. Teknik analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif. Perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian Mahani meneliti konsep diri anak jalanan sedangkan peneliti gambaran pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene, Tempat penelitian dan waktu penelitian. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sampel yang digunakan adalah anak jalanan dan penelitian dengan pendekatan kualitatif. 2. Berek (2014) Judul penelitian Fashion Sebagai Komunikasi Identitas Sub Budaya (Kajian Fenomenologis terhadap Komunitas Street Punk Semarang). Desain penelitian ini merupakan kajian fenomenologi dengan

7 menggunakan pendekatan kualitatif, dimana dalam penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus di sesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah di susun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat di rubah lagi. Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah menganggap makna sebagai perhatiannya. Dalam proses ini, peneliti mengesampingkan terlebih dahulu pengalaman-pengalamam pribadi agar dapat memahami pengalaman-pengalaman subyek yang akan diteliti. Perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian Berek meneliti Fashion anak Punk sedangkan peneliti gambaran pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene. Tempat penelitian dan waktu penelitian. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sampel yang digunakan adalah anak jalanan dan penelitian dengan pendekatan kualitatif. 3. Simanjuntak (2012) Judul penelitian Gambaran persepsi pemenuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan usia 6-12 tahun di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah sampel adalah anak jalanan usia 6-12 tahun sebanyak 37 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian Simanjuntak meneliti anak jalanan usia 6-12 tahun sedangkan peneliti anak jalanan usia 14-18 tahun, desain peneltian,

8 tempat penelitian dan waktu penelitian. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sampel yang digunakan adalah anak jalanan dan personal hygiene. 4. Husna dan Reliani (2016) Judul penelitian Peningkatan Hygiene Personal Pada Anak Jalanan Dengan Media Komik di UPTD Kampung Anak Negeri Liponsos Kecamatan Medoan Ayu Rungkut Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre post test experiment. Populasi yang akan diteliti adalah semua anak jalanan yang tinggal di penampungan anak jalanan di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya. Sampelnya sebagian dari anak jalanan yang tinggal di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya sejumlah 22 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan di ambil dengan tehnik simple random sampling. Instrument yang digunakan adalah Komik yang di buat oleh peneliti dan Kuesioner. Data yang terkumpul di analisis dengan Uji Statistic Wilcoxon ). Perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian Husna dan Reliani meneliti dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre post test experiment, tehnik simple random sampling, tempat penelitian dan waktu penelitian. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama meneliti dengan subjek penelitian adalah anak jalanan dan personal hygiene. 5. Kumalasari (2014) Judul penelitian Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja Di Wilayah Semarang Tengah. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif

9 dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling. Jumlah populasi anak jalanan usia remaja di Wilayah Semarang Tengah sebanyak 133 responden dan jumlah sampel 100 respoden. Penelitian ini dilakukan di RPSA Anak Bangsa Semarang. Alat penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang terbagi menjadi 2 bagian. Bagian A menjabarkan mengenai karakteristik responden, bagian B mengenai konsep diri yang terdiri dari 5 komponen. Uji validitas dengan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Analisis data dilakukan dengan analisa univariat. Perbedaan pada penelitian ini yaitu penelitian Kumalasari yaitu jenis penelitian yang diguanakan adalah kuantitatif, konsep diri anak jalanan sedangkan peneliti gambaran pemenuhan kebutuhan personal hygiene, tempat penelitian dan waktu penelitian. Persamaan dalam penelitian ini yaitu sampel yang digunakan adalah anak jalanan. 6. Fajar dan Wati (2013) Penelitiannya dengan judul Konstruksi Pendidikan Nilai Dan Moral Bagi Anak Jalanan Dalam Mengembangkan Smart And Good Citizen. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitaf dengan berdasarkan teori koleksi data dokumen, wawancara dan observasi. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu variabel yang digunakan adalah pendidikan nilai dan moral anak jalanan sedangkan peneliti pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene dan waktu penelitian. Persamaan

10 penelitian adalah sama-sama meneliti anak jalan dan bertempat di Kabupaten Banyumas.