BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET

BAB I PENDAHULUAN. utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis. (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB I. PENDAHULUAN. Produksi karet alam Indonesia sekitar ton di tahun 2011 dan

PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK KOMPON KARET DENGAN VARIASI KOMPOSISI SULFUR DAN CARBON BLACK SEBAGAI BAHAN DASAR BAN LUAR

TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PRES MOLD KARET ALAM UNTUK KOMPONEN SEPEDA MOTOR

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

PEMANFAATAN MINYAK KERNEL KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK BAN DALAM SEPEDA

PENGARUH SULFUR TERHADAP KEKERASAN PRODUK (RUBBER BUSHING) DENGAN PERBEDAAN JUMLAH SULFUR 8GRAM, 10GRAM DAN 12GRAM

ANALISA PENGARUH CAMPURAN BAHAN COMPOUND EPDM RECLAIM UNTUK PEMBUATAN COVER RELAY TERHADAP SIFAT MEKANIK

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Data Penelitian

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGGUNAAN KARET ALAM UNTUK PEMBUATAN RUBBER COTS MESIN RING SPINNING

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH SUHU DAN WAKTU VULKANISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON SOL KARET CETAK BERBAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

THE INFLUENCE OF RSS/BUTADIENE AND CARBON BLACK IN THE FABRICATION OF RETREADED MOTORCYCLE TIRE THREAD COMPOUND

PENGARUH KARET ALAM HIDROGENASI TERHADAP KETAHANAN OKDISASI DAN OZON BARANG JADI KARET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH NITRILE BUTADIENE RUBBER (NBR) TERHADAP MUTU BANTALAN MESIN THE EFFECT OF NITRILE BUTADIENE RUBBER (NBR) ON ENGINE MOUNTING QUALITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEUNGGULAN KARET ALAM DIBANDING KARET SINTETIS. Oleh Administrator Senin, 23 September :16

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan pengekspor karet spesifikasi teknis terbesar ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN BAHAN PENGISI NANOKOMPOSIT SILIKA KARBIDA PADA PEMBUATAN KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA

BAB 1 PENDAHULUAN. sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya.

Devy Lestari ( )

PEMANFAATAN BRUSHING RUBBER DAN SILIKA DARI SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET

BAB in METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

METODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga

KARAKTERISTIK KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DENGAN BAHAN PENGISI KARBON AMPAS TEBU

PENGARUH BATIKAN LURUS TERHADAP KOEFISIEN GRIP BAHAN BAN PADA DAN JALAN SEMEN UNTUK KONDISI JALAN KERING DAN BASAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

PENENTUAN FORMULASI KARET PEGANGAN SETANG (GRIP HANDLE) DENGAN MENGGUNAKAN KARET ALAM DAN KARET SINTETIS BERDASARKAN SNI

Febrina Delvitasari 1*, Maryanti 1, dan Winarto 1

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus

BAB I PENDAHULUAN. karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil. komoditas perkebunan karet ke beberapa negara.

Sifat Sifat Material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

Tabel 3. Hasil uji karakteristik SIR 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Kategori Sifat Material

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

12. Elastomers (Rubbers: Karet)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGARUH STEARIC ACID PADA KARET ANGKATAN SEPEDA MOTOR TERHADAP KEKERASAN DAN PENGUJIAN TARIK DENGAN KOMPOSISI 3Phr,4 Phr,6Phr

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

PENGARUH KOMPOSISI BAHAN KOMPOSIT KARET TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEAUSAN BAHAN KARET LUAR BAN PADA LINTASAN SEMEN

bergradasi halus, mineral filler, air dan bahan tambah lainnya dicampur secara merata dan dihampar di atas permukaan berbentuk bubur aspal atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa. dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

PEMBUATAN KARET EBONIT PADA BERBAGAI VARIASI KARET ALAM, KARET RIKLIM, DAN SULFUR UNTUK ISOLATOR PANAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I-l. Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara

KAOLIN SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN KOMPON KARET: PENGARUH UKURAN DAN JUMLAH TERHADAP SIFAT MEKANIK-FISIK

PEMANFAATAN SILIKA ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN PENGISI RUBBER MEMBRANE FILTER PRESS UNTUK MEMISAHKAN MINYAK INTI SAWIT

PENGARUN PENCAMPURAN KARET ALAM DEMGAN KARET KHLBRBPREN DAN NlTWll TERKADAP SEAT KETANANAN PANAS DAN MINYAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ruang Lingkup Laboratorium No. LP-022-IDN

BAB III METODE PENELITIAN

Study Eksperimental Pembuatan Compound Karet Alam untuk Bahan Komponen Otomotif

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB V PEMBAHASAN. Laporan Tugas Akhir

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan hasil yang cukup tinggi di daerah-daerah dengan tanah yang kurang subur,

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon ini dilakukan menggunakan alat hot press dengan membentuknya serperti lembaran flat. Kompon dibentuk lembaran dan dipotong seperti ukuran cetakan (mold). Mesin hot press diset pada suhu 150 C. Kemudian sampel yang telah berada didalam cetakan di press dengan tekanan 100 kgf/cm² selama 7 menit. Sampel yang telah terbentuk merupakan kompon yang telah mengalami vulkanisasi (karet vulkanisat). Vulkanisasi adalah reaksi rantai molekul tunggal yang saling berikatan silang yang menghasilkan struktur rantai melekul tiga dimensi yang memberikan sifat karakteristik terhadap vulkanisat (Heinisch, 1994). 2.3 SIFAT FISIK BARANG JADI KARET Outsole adalah bagian terbawah dari bagian sepatu yang kontak langsung dengan tanah. Sole ini harus memiliki sifat fisik yang baik seperti tegangan putus, perpanjangan putus, kekerasan, pampatan tetap, abrasi dan ketahanan sobek (Rahmawati, 2009).

5 2.3.1 Tensile strength, elongation at break dan modulus elastic Tensile Strength adalah pengujian terhadap suatu bahan untuk mengetahui sifat-sifat bahan tersebut. Cara melakukan pengujian tersebut dengan melakukan gaya tarik terhadap bahan tersebut dan dari pengujian yang telah dilakukan, dapat dicermati sejauh mana material yang diuji dapat bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman yang kuat dan kekakuan yang tinggi. Penyiapan sampel dilakukan dalam dua tahap yaitu pembuatan spesimen uji dan proses uji tarik sebelum melakukan uji tensile. Spesimen dipotong dari setiap titik pada lembaran sampel dan minimal berjumlah 3 spesimen. Gambar 2.1 Gambaran singkat uji tarik Tegangan adalah beban dibagi luas penampang bahan dan dapat dirumuskan sebagai berikut: dimana: F (2.1) A = Tegangan (kg/cm²) F = Gaya tarikan (N) A = Luas penampang (m²) Regangan adalah pertambahan panjang dibagi panjang awal bahan dirumuskan sebagai berikut:

6 dimana: L (2.2) L = Regangan L = Pertambahan panjang (m) L = Panjang mula-mula (m) 2.3.2 Kekuatan Sobek Ketahanan sobek adalah parameter untuk mengetahui ketahanan vulkanisat terhadap robekan atau sobekan. Ketahanan sobek merupakan salah satu faktor penting dalam parameter uji sol sepatu. Katahanan sobek yang tinggi menghasilkan vulkanisat sol sepatu yang semakin baik sehingga waktu pakai produk semakin lama 2.3.3 Kekerasan Uji kekerasan ( hardness) dilakukan untuk mengetahui besarnya kekerasan vulkanisat karet, dilakukan dengan penekanan tertentu. Nilai kekerasan kompon karet semakin besar menunjukkan bahwa kompon karet semakin keras (semakin tidak elastis). Semakin rendah kekerasannya maka semakin elastis material tersebut. Kekerasaan secara umum didefinisikan menurut Callister (1997) sebagai ukuran resistansi bahan terhadap deformasi plastis lokal (misalnya lekukan, notch atau zigzag). Menurut Sommer (2009), nilai kekerasan suatu barang jadi karet dapat menjadi petunjuk tingkat vulkanisasi atau degradasi yang telah dialami oleh karet tersebut. Skala yang digunakan untuk menguji kekerasan pada karet adalah Shore-A. Semakin tinggi nilai durometernya maka semakin keras kompon tersebut. Kompon yang lunak dapat meregangkan lebih mudah dan dapat menutup lebih baik pada permukaan yang kasar. Kompon yang keras akan memberikan ketahanan terhadap abrasi dan ekstrusi yang lebih baik. Ukuran untuk sample slab minimal 60 mm x 60 mm, dengan ketebalan minimal 6 mm. Material yang kurang ketebalandari 6 mm dapat di tumpuk untuk memperoleh

7 ketebalan tersebut. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali pada area yang berbeda dengan jarak 12 mm dari tepi sample bisa dilihat seperti Gambar 2.1 Gambar 2.2 spesifikasi ukuran sampel uji kekerasan 2.3.4 Spesific Gravity (SG) Pada berat jenit kompon perlu diketahui untuk menghitung kekuatan abrasi kompon yang sudah vulkanisat. Kompon karet di uji menggunakan Densimeter untuk mengetahui berat jenis. Nilai berat jenis dapat dihitung menggunakan rumus: SG wa ( ) w ( a ) w ( w ) dimana w (a) = Berat di udara (g) w (w)= Berat di dalam air (g) (2.3) 2.3.5 Abrasi Ketahanan kikis merupakan kemampuan produk jadi karet untuk menahan abrasi akibat adanya gaya gerak. Semakin kecil nilai ketahanan kikis maka semakin lama pemakaian produk karet. Untuk pengukuran kekuatan abrasi menggunakan test method Nike G09 dengan mesin akron. Mesin di atur sudut pemasangan sampel pada 15º. Sebelum running sampel di grinding untuk membuka pori-pori kemudian sampel harus dibersihakan dari kotoran hasil grinding. Sampel di running dengan beban 6 lb

8 selama 300 putaran, bersihkan sampel dan timbang beratnya (B1). Sampel di running kembali selama 3000 putaran, bersihkan dan timbang beratnya (B2). Untuk perhitungan cc loss sampel dapat dirumuskan: B1 B2 cc loss (2.4) SG dimana B1= Berat setelah 300 putaran (g) B2= berat setelah 3000 putaran (g) SG= Berat jenis (g/cm 3 ) 2.4 KOMPONEN UTAMA COMPOUND RUBBER SOL SEPATU Pada penyusunan formulasi kompon karet yang paling penting menurut (Rodgers, 2004) adalah menentukan jenis atau campuran karet mentah. Kemudian baru ditentukan bahan pengisi, bahan pencepat, aktivator dan sistem vulkanisasi. Barang jadi karet yang akan dibuat. Dalam proses kompon di perlukan beberapa pembuatan polymer dan material pendukung. Berikut adalah penjelasan tiga material polymer yang digunakan untuk pembuatan kompon: 2.4.1 Butadine Rubber (BR 1208) (Poly Butadiene Rubber/BR 1208) dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan, Polimerisasi larutan menghasilkan karet BR yang stereo regular, untuk keperluan pembuatan outsole yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya, lebih lentur dan resilien dibanding karet alam. Polimerisasi emulsi menghasilkan polimer campuran yang acak (Cis dan Trans poli butadiene). Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat ban, outsole sepatu karena dapat meningkatkan ketahanan abrasi. 2.4.2 Isoprene Rubber 2200 (IR2200) Isoprena merupakan karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak berkutub (nonpolar) tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar seperti ester fosfat. Karet

9 yang dapat mengkristal sehingga mempunyai kekuatan gum (vulkanisasi tanpa pengisi penguat) yang tinggi. Kegunaan utama untuk pipa gas, berbagai barang mekanik, tube dalam untuk ban pneumatic, produk karet yang terkena sinar matahari, barang-barang untuk kegunaan suhu tinggi seperti gasket, pipa dan selang radiator, penebalan kabel, produk tahan bahan kimia atau barang-barang yang tahan terhadap bahan kimia seperti pembuatan pipa untuk industri kimia. 2.4.3 Kumho Nitril Buthyl (KNB 40H) Karet sintetis kumho KNB adalah produk dibuat oleh emulsion-polymerizing akrilonitril dan butadiena pada temperatur rendah dan memiliki besar minyak dan ketahanan bahan kimia. Kamho produk yang mudah untuk di proses karena itu akan kegunaan seperti roll berliku properti, pencampuran dispersibility, dan extrudability dan vulkanisasi karakteristik yang tepat. Bisa dijadikan untuk packings memerlukan minyak perlawanan, gasket, menghabisi, gulungan, sepatu, dan komponen elektronik.