BAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara
|
|
- Susanti Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN ANALISA Penelitian ini dilakukan dengan beberapa pengujian untuk mengetahui pengaruh variasi jenis pelindung terhadap waktu cuaca pada plastik PP-karet. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pemaparan cuaca (weathering test), pengamatan spesimen dengan foto makro pengujian bending, dan pengamatan dengan SEM. A. Pengujian Pemaparan Cuaca Komposit PP-karet dipaparkan pada ruangan terbuka selama 12 minggu di Stasiun Klimatologi Fakultas Pertanian UNS, Jumantono, Karanganyar. Berikut data klimatologi selama proses pemaparan cuaca berlangsung: Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS Bulan Suhu Udara ( 0 C) Kelembaban Udara (%) Penyinaran (%) Rata-rata Rata-rata Rata-rata Desember ,8 82,9 76,2 Januari ,6 83,1 66,7 Februari ,5 80,4 85,4 Sumber: Stasiun PUSLITBANG FP.UNS, Jumantono, Karanganyar Tabel 4. 2 Rata-rata penguapan panci terbuka dan piche Bulan Beda Suhu Air Angin Tinggi Hujan Tinggi Penguapan ( 0 C) 0,5 m Air P Air (H) E=P+H (mm) (mm) Max Min Force (mm) Desember ,0 52,9 3,6 9,5 36,3 25,5 7587,9 Januari ,4 64,4 3,3 7,3 36,4 31,1 8434,5 Februari ,4 64,6 3,7 6,9 36,0 25,3 9105,0 Sumber: Stasiun PUSLITBANG FP.UNS, Jumantono, Karanganyar Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa selama proses pemaparan cuaca suhu udara rata-rata tiap bulan tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga spesimen yang diuji menerima suhu yang hampir sama. commit 26to user
2 27 (c) (d) Gambar 4.1 Komposit PP-karet tanpa pe (a) minggu ke-0 (b) minggu ke-4, (c) minggu ke-8, (d) minggu ke-12 Suhu udara dipengaruhi oleh faktor kelembaban udara dan penyinaran matahari. Rata-rataa kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 83,1%, sedangkan penyinaran matahari tertinggi pada bulan Februari sebesar 85,4%. Semakin tinggi penyinaran matahari maka kelembaban udara akan semakin rendah. Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa penguapan yang terjadi pada bulan Januari paling kecil sebesar 3,3 mm. Hal ini disebabkan pada bulan Januari penyinaran matahari paling rendah 66,7%. B. Pengamatan Foto Makro Popa dkk (2013) menyatakan bahwa PP mengalami penurunan parameter kekasaran setelah terjadi degradasi ultraviolet dan kekakuan akan meningkat dengan bertambahnya waktu pemaparan. Gambar 4.1 menunjukkan kondisi PP-karet tanpa pe sebelum menerima pemaparan cuaca (minggu ke-0) berwarna hitam dengan permukaan bidang rata dan halus. Pemudaran warna mulai terjadi pada minggu ke-4 dan terbentuk t celah/retakan. Retakan akan membesar hingga minggu ke-12 dan warna pada permukaan yang terkena pemaparan secara langsung akan semakin memudar. (a) (b)
3 28 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.2 Komposit PP-karet pe cat minyak (a) minggu ke-0 (b) minggu ke-4, (c) minggu ke-8, (d) minggu ke-12 Cat minyak terbuat dari bahan dasar polyurethane. Penambahan acrylic pada campuran polyurethane membuat polimer tahan akan korosi (Howarth, 2000). Gambar 4.2 menunjukkan kondisi PP-karet pe cat minyak sebelum menerima pemaparan cuaca (minggu ke-0) berwarna putih mengkilap dengan permukaan halus dan rata. Perubahan warna terjadi mulai minggu ke-8 dengan warna sedikit lebih kusam. Perubahan warna pada cat minyak tidak terlalu terlihat hal ini karena polyurethane memberikan ketahanan abrasi dan stabilitas cahaya. Waterproof berbasis elastomeric (polimer) mempunyai sifat elastis yang tinggi, tahan terhadap UV, tetapi kurang kuat untuk bagian yang terkena air terus menerus. Gambar 4.3 menunjukkan kondisi PP-karet pe cat waterproof sebelum menerima pemaparan cuaca (minggu ke-0) berwarna putih. Perubahan warna terjadi mulai minggu ke-4 dengan warna sedikit lebih kusam dan timbul flek pada permukaannya. W arna semakin memudar pada minggu ke-12 dan flek sedikit lebih luas.
4 29 µm (a) (b) µm (c) (d) Gambar 4.3 Komposit PP-karet pe cat waterproof (a) minggu ke-0, (b) minggu ke-4, (c) minggu ke-8, (d) mingguu ke-12 Unsaturated polyester merupakan salah satu jenis polimer thermoset. Radiasi ultra violet dapat memutuskan ikatan kimia dalam polimer.. Proses ini disebut fotodegradasi yang pada akhirnya menyebabkan keretakan, pengapuran, perubahan warna, dan menurunnya sifat-sifat fisik tertentu (Aloma dkk, 2005). Gambar 4.4 menunjukkan kondisi PP-karet pe resin unsaturated polyester sebelum menerima pemaparan cuaca (minggu ke-0) berwarna putih. Perubahan warna terjadi mulai minggu ke-4 dengan warna dan timbul t flek dan void. Howarth (2000), menyatakan resin epoxy memiliki sifat adhesi, tahan bahan kimia, tahan korosi, dan fleksibilitas tetapi mempunyai kecenderungan akan menguning jika mengalami paparan ultraviolet. Gambar 4.5 menunjukkan kondisi PP-karet pe resin repoxy sebelum menerima pemaparan cuaca (minggu ke-0) berwarna putih dan permukaan licin. Perubahan warna terjadi mulai minggu ke-4 dengan warna menguning. Warna semakin mengkuning pada minggu ke-12.
5 30 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.4 Komposit PP-karet pe resin unsaturated polyester (a) minggu ke-0, (b) minggu ke-4, (c) minggu ke-8, (d) minggu ke-12 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.5 Komposit PP-karet pe resin repoxy (a) minggu ke-0, (b) minggu ke-4, (c) minggu ke-8, (d) minggu ke-12
6 31 C. Pengujian Bending Hasil pengujian bending pada Gambar 4.6 menunjukkan pada proses pemaparan cuaca kekuatan bending mengalami penurunan. Kekuatan bending PP-karet tanpa pemaparan (minggu ke-0) tertinggi adalah dengan unsaturated polyester sebesar 16,283 MPa dan terendah tanpa sebesar 13,504 MPa. Pada proses pemaparan selama 12 minggu kekuatan bending tertinggi adalah PP-karet dengan unsaturated polyester sebesar 11,292 MPa dan kekuatan bending terkecil adalah PP-karet tanpa pe sebesar 9,015 MPa TANPAA LAPISAN CAT MINYAK WATERPROOF UNSATURATED POLYESTER REPOXY WAKTU PEMAPARAN (MINGGU) Gambar 4.6 Pengaruh waktu pemaparan cuaca terhadap kekuatan bending PP-karet Penurunan kekuatan bending disebabkan karena terja dinya fotodegradasi yang disebabkan paparan sinar UV selama proses pemaparan. Daya ikat antara bahan pelapis dengan PP-karet juga mempengaruhi penurunan kekuatan bending. Wang dkk (2012) menyatakan deformasi pada atas saat proses pengujian bending akan mempengaruhi dibawahnya. Kekuatan bending di bawah atas dipengaruhi oleh ketebalan, modulus elastisitas, dan tegangan sisa (Zhang dkk, 2013). Ding dkk (2010) menyatakan kekuatan bending spesimen yang diberi
7 32 lebih besar daripada spesimen satu lapis karena adanya tegangan sisa pada permukaan REPOXY WAKTU PEMAPARAN (MINGGU) Gambar 4.7 Pengaruh waktu pemaparan terhadap penurunan kekuatan Dalam proses pemaparan selama 12 minggu material yang stabil kekuatannya adalah material PP-karet dengan waterproof. Waterproof berbahan dasar polyurethane mempunyai sifat tahan terhadap UV. Penambahan acrylic pada campuran polyurethane membuat polimer tahan akan korosi (Howarth, 2000). Waterproof berbasis elastomeric (polimer) mempunyai sifat elastis yang tinggi, tahan terhadap UV, tetapi kurang kuat untuk bagian yang terkena air terus menerus. Komposit PP-karet dengan waterproof tanpa pemaparan mempunyai kekuatan bending sebesar 13,873 MPa dan pada minggu ke-12 kekuatan bending menjadi 10,254 MPa seperti Gambar 4.6. Hasil pengamatan SEM pada minggu ke-4, Gambar 4.8 (a) menunjukkan ikatan antara dan mulai terlepas karena waterproof tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi (curah hujan bulan Desember 2013 adalah 9,5 mm), hal ini yang mengakibatkan dengan waterproof pada minggu ke-4 mengalami penurunan kekuatan bending paling tinggi sekitar 19,06 % seperti pada Gambar 4.7. Bulan Januari 2014 curah hujan 7,3 mm dan bulan Februari 2014 adalah 6,9 mm, kondisi kekuatan bending PP-karet dengan waterproof stabil dengan penurunan kekuatan 27-33% seperti pada Gambar 4.7. TANPA LAPISAN CAT MINYAK WATERPROOF UNSATURATED POLYESTER
8 33 (a) (b) (c) Gambar 4.8 Foto SEM patahan bending PP-karet waterproof (a) minggu ke-4, (b) minggu ke-8, dan (c) minggu ke-12
9 34 Komposit PP akan mengalami penurunan setelah mengalami pemaparan cuaca. Popa dkk (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh waktu pemaparan terhadap PP. Proses pemaparan cuaca buatan dengan radiasi ultraviolet menunjukkan perubahan struktur dan bentuk sehingga mempengaruhi kekuatan mekanik. Kekuatan mekanik akan menurun jika waktu pemaparan meningkat. PP sangat dipengaruhi oleh radiasi ultraviolet. Pemaparan sinar matahari secara langsung menyebabkan penurunan sifat kekuatan pada material PP. Komposit PP-karet tanpa selama proses pemaparan berlangsung mempunyai kekuatan bending terendah karena mengalami pemutusan ikatan kimia dalam polimer plastik PP. Hal ini karena adanya efek fotodegradasi pada plastik PP. Efek fotodegradasi dapat dilihat dari hasil foto SEM pada Gambar 4.9. Keretakan PP-karet semakin luas yang menyebabkan kekuatan mekanik menurun. Gambar 4.9 (a) menunjukkan sebelum proses pemaparan kondisi permukaan PP-karet terlihat rata tanpa adanya celah atau lubang. Keretakan mulai terlihat pada minggu ke-4 seperti Gambar 4.9 (b). Kekuatan mekanik semakin berkurang seiring bertambahnya waktu proses pemaparan seperti Gambar 4.9 (c) tidak hanya terjadi keretakan pada permukaan tetapi muncul sebuah lubang. Penurunan kekuatan bending mencapai 38,73% dari kondisi awal seperti Gambar 4.7. Komposit PP-karet tanpa pemaparan mempunyai kekuatan bending sebesar 13,504 MPa dan pada pemaparan minggu ke-12 kekuatan bending menurun menjadi 9,015 MPa seperti Gambar 4.6.
10 35 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.9 Foto SEM permukaan PP-karet (a) minggu ke-0, (b) minggu ke-4, (c) minggu ke-8, dan (d) minggu ke-12 Cat minyak terbuat dari bahan dasar acrylyc polyurethane. Penambahan acrylic pada campuran polyurethane membuat polimer tahan akan korosi (Howarth, 2000). Gambar 4.6 menunjukkan PP-karet dengan cat minyak pada minggu ke-0 mempunyai kekuatan bending sebesar 15,815 MPa dan pada pemaparan minggu ke-12 kekuatan bending turun menjadi 10,880 MPa. Komposit PP-karet dengan cat minyak mengalami penurunan kekuatan bending sekitar 9,75% pada minggu ke-4 dan minggu ke-12 mengalami penurunan kekuatan sekitar mencapai 37,98% seperti Gambar 4.7. Hal ini terjadi karena cat minyak yang berbahan dasar polyurethane tidak tahan terhadap penyinaran yang cukup tinggi. Pada Gambar 4.10 (a) ikatan antara PP dan karet masih kuat dan cat masih melekat. Ikatan antara cat mulai terlepas pada minggu ke-8 seperti Gambar 4.10 (b) yang menyebabkan kekuatan bending menurun lebih tinggi dari minggu ke-4. Gambar 4.10 (c) memperlihatkan celah lebih lebar
11 36 dari minggu ke-8 karena penyinaran pada minggu ke-12 cukup tinggi sehingga menyebabkan ikatan antara dan semakin lemah. Unsaturated polyester merupakan salah satu jenis polimer thermoset yang banyak dimanfaatkan karena memiliki keseimbangan sifat mekanis, elektrik, ketahanan kimia, dan stabilitas dimensional. Kekurangan resin ini adalah menjadi getas jika diberi pembebanan suhu panas, kekuatan impak rendah, dan kekuatan puntir rendah. Komposit PP-karet dengan resin unsaturated polyester memiliki kekuatan bending tertinggi selama proses pemaparan. Komposit PP-karet dengan unsaturated polyester memiliki kekuatan bending 16,283 MPa pada minggu ke-0 dan 11,292 MPa pada minggu ke-12 seperti Gambar 4.6. Kekuatan bending dengan unsaturated polyester menurun 10,44% pada minggu ke-4 dan minggu ke-12 kekuatan bending menurun sampai 36,63 % seperti Gambar 4.7 karena pada minggu ke-12 terjadi penyinaran paling tinggi sehingga suhu permukaan akan panas. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan SEM pada minggu ke-12 seperti Gambar 4.11 (c) unsaturated polyester terdapat banyak void dan mengalami retak di bagian dalam sedangkan ikatan antara dan mulai terlepas sehingga menyebabkan kekuatan menurun.
12 37 (a) celah (b) celah (c) Gambar 4.10 Foto SEM patahan bending PP-karet cat minyak (a) minggu ke-4, (b) minggu ke-8, dan (c) minggu ke-12
13 38 (a) (b) (c) Gambar Foto SEM patahan bending PP-karet unsaturated polyester (a) minggu ke-4, (b) minggu ke-8, dan (c) minggu ke-12
14 39 Repoxy adalah hasil modifikasi bis-phenol resin epoxy. Howarth (2000), menyatakan resin epoxy memiliki sifat adhesi, tahan bahan kimia, tahan korosi, dan fleksibilitas tetapi mempunyai kecenderungan akan menguning jika mengalami paparan ultraviolet. Roylance (1978), menyatakan terjadi peningkatan degradasi khususnya bagian permukaan yang terkena langsung matahari selama 6 bulan. Kekuatan bending dan tarik mengalami penurunan. Komposit PP-karet dengan resin repoxy pada minggu ke-0 mempunyai kekuatan bending sebesar 16,107 MPa dan pada minggu ke-12 mengalami penurunan menjadi 10,780 MPa. Penurunan kekuatan sekitar 5,61% pada minggu ke-4 dan minggu ke-12 kekutan bending turun sampai 41,05% seperti Gambar 4.7. Hal ini terjadi karena pada minggu ke-12 terjadi penyinaran paling tinggi. Dari pengamatan SEM pada minggu ke-12 seperti Gambar 4.12 (c) repoxy mengalami retak pada bagian dalam sedangkan ikatan antara dan mulai lepas sehingga menyebabkan kekuatan menurun.
15 40 (a) (b) celah (c) Gambar 4.12 Fotoo SEM patahan bending PP-karet repoxy (a) minggu ke-4, (b) minggu ke-8, dan (c) minggu ke-12
BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang digunakan untuk memudahkan dalam pembuatan produk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat alam khususnya pisang yang berlimpah di Indonesia sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai produk manufaktur. Berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diameter Serat Diameter serat adalah diameter serat ijuk yang diukur setelah mengalami perlakuan alkali, karena pada dasarnya serat alam memiliki dimensi bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sambungan material komposit yang telah dilakukan banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan sambungan ikat, tetapi pada zaman sekarang para rekayasawan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi Sampel Pada proses preparasi sampel terdapat tiga tahapan utama, yaitu proses rheomix, crushing, dan juga pembentukan spesimen. Dari hasil pencampuran dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa Untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dari komposit maka perlu di lakukan pengujian kekuatan tarik pada komposit tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai jenis bambu diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang
Lebih terperinciPengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan komposit tidak hanya komposit sintetis saja tetapi juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yang dapat didaur ulang (renewable)
Lebih terperinciOXYFLOOR Epoxy Floor Coating
PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan
Lebih terperinciBAB IV DATA HASIL PENELITIAN
BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1 PEMBUATAN SAMPEL 4.1.1 Perhitungan berat komposit secara teori pada setiap cetakan Pada Bagian ini akan diberikan perhitungan berat secara teori dari sampel komposit pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Impak dan Pembahasan Dari hasil pengujian impak yang telah didapat data yaitu energi yang terserap oleh spesimen uji untuk material komposit serat pelepah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium Metrologi Industri Teknik Mesin serta Laboratoium Kimia Teknik Kimia Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komposit merupakan hasil penggabungan antara dua atau lebih material yang berbeda secara fisis dengan tujuan untuk menemukan material baru yang mempunyai sifat lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan material komposit sekarang ini semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang semakin meluas mulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang telah berumur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian kuat Tarik Dari hasil pengujian kuat Tarik Pasca Impak kecepatan rendah sesuai dengan ASTM D3039 yang telah dilakukan didapat dua data yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. logam, salah satu material yang banyak dikembangkan saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk sekarang ini semakin berkurang. Hal ini diakibatkan oleh beratnya komponen yang terbuat dari logam, proses pembentukannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich
Kekuatan Tarik (MPa) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan tiga variabel spesimen tarik, yaitu spesimen uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Penelitian ini menggunakan agregat kasar, agregat halus, dan filler dari Clereng, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil pengujian agregat ditunjukkan
Lebih terperinciGambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Karakterisasi Serat Tunggal 1.1.1 Hasil Uji Tarik Serat Tunggal Pengujian serat tunggal dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan dengan penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat sebagai elemen penguat menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang diteruskan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan bentuk serta material
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 1 Juni 2008 Jurnal Flywheel, ISSN :
STUDY EKSPERIMENTAL PEMANFAATAN SERAT RAMI (BOEMERIA NIVEA) SEBAGAI BAHAN PENGUAT KOMPOSIT POLIMER MATRIK POLISTIREN Teguh Rahardjo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciStudi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida
LOGO Sidang Tugas Akhir Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida Oleh : Tamara Ryan Septyawan
Lebih terperinciBahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gerenda potong 2. Spidol/pensil 3. Kuas 4. Sarung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat pesat
Lebih terperinciPresentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381
TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER Oleh : Diego Pramanta Harvianto 2708100020 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Dari pengujian dengan alat spectrometer yang telah dilakukan pada sampel uji, komposisi yang terdapat di dalam sampel uji dapat dilihat pada Lampiran 1,
Lebih terperinciKekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 8, No.2, Mei 2017 1 Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag) Heri Yudiono 1, Rusiyanto 2, dan Kiswadi 3 1,2 Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT BAMBU DENGAN/TANPA PELAPISAN
SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT BAMBU AKIBAT PENGARUH MUSIM HUJAN DENGAN/TANPA PELAPISAN BUYUNG HIRMAWAN 2407 100 037 DOSEN PEMBIMBING LIZDA JOHAR MAWARANI, ST. MT. Dr-Ing DOTY DEWI RISANTI, ST. MT. LABORATORIUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi bahan sudah berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun sejak abad ke-20. Banyak industri yang sudah tidak bergantung pada penggunaan logam sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan material di dunia industri khususnya manufaktur semakin lama semakin meningkat. Material yang memiliki karakteristik tertentu seperti kekuatan, keuletan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif sulit, dapat mengalami korosi dan biaya produksi yang mahal. (Suwanto, 2006). Oleh karena itu, banyak dikembangkan material
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk sekarang ini semakin berkurang. Hal ini diakibatkan oleh beratnya komponen yang terbuat dari logam, proses pembentukannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Tarik Serat Tunggal Hasil uji tarik serat tunggal pada rami bertujuan untuk mengetahui tegangan maksimal pada setiap perendaman NaOH 5 % mulai dari 0, 2, 4, dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan 1. Pengujian agregat Hasil Pengujian sifat fisik agregat dan aspal dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.1. Hasil Pengujian Agregat Kasar dan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI SERAT RAMI TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER SERAT ALAM SKRIPSI Oleh : AMAR BRAMANTIYO 040304005Y DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh terhadap peningkatan kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan infrastruktur untuk mendukung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi komposit mengalami kemajuan yang sangat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. 2. Pengujian Sifat Mekanik (Kekuatan
Lebih terperinciKata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.
KARAKTERISTIK EFEK PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG DENGAN PERLAKUAN NaOH BERMETRIK EPOXY Ngafwan 1, Muh. Al-Fatih Hendrawan 2, Kusdiyanto 3, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT
BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT IV.1 Pemilihan Material Penyusun Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa material penyusun dari rem komposit
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Sifat Mekanis dan Sifat Fisis Komposit Berpenguat Serat Kulit Jagung dan Serbuk Gergaji Kayu Jati dengan Perbandingan Fraksi Berat 30%:70%,50%:50%,70%:30% Berskin Aluminium
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Serat Tunggal Pengujian serat tunggal digunakan untuk mengetahui kekuatan tarik serat kenaf. Serat yang digunakan adalah serat yang sudah di
Lebih terperincibenda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan empat variabel spesimen tarik perlakuan alkali yaitu spesimen uji tarik dengan kode A, B, C dan D. Spesimen uji A ialah benda
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)
SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) Citra Mardatillah Taufik, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciIII.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di
III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengujian serat tunggal ASTM D
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Karakterisasi Serat Tunggal 1.1.1 Hasil Uji Tarik Serat Tunggal Hasil pengujian serat tunggal kenaf bagian tengah yang mengacu pada ASTM D3379-75 diperoleh kuat tarik sebagai
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK
PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri komposit di Indonesia dengan mencari bahan komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan komposit di Indonesia yang
Lebih terperinciSkema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan yang merupakan pendukung utama untuk perkembangan pembangunan di Indonesia. Jalan juga melayani 80-90 % mobilisasi seluruh angkutan barang dan orang. Hal tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi penggunaan, maupun teknologinya. Penggunaannya tidak terbatas pada bidang otomotif saja, namun sekarang
Lebih terperinciJURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY
JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY Efri Mahmuda 1), Shirley Savetlana 2) dan Sugiyanto 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Agregat Penelitian ini menggunakan agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Agregat dari lokasi ini kemudian diuji di Laboratorium Transportasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Dikeringkan, Dipotong sesuai cetakan Mixing Persentase dengan Rami 15,20,25,30,35 %V f Sampel Uji Tekan Sampel Uji Flexural Sampel Uji Impak Uji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat baik yang sulit didapat seperti logam. Komposit merupakan material alternative yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri besar, industri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi terdiri dari tiga spesimen dengan diberi tanda A-D. Adapun spesimen yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,
Lebih terperinciDjoko Sulistiono, Amalia FM, Yuyun Tajunnisa Laboratorium Uji Material Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK
Tinjauan Teknis dan Ekonomi Penggunaan Aspal Beton dan Hot Rolled Sheet Sebagai Bahan Pelapisan Ulang Permukaan Jalan ( Kasus Ruas Widang Gresik Sta 7+150 s/d Sta 10+200 ) Djoko Sulistiono, Amalia FM,
Lebih terperinciBAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Serat Tunggal 4.1.1 Pengukuran diameter Serat Sisal Pengukuran diameter serat dilakukan untuk input data pada alat uji tarik untuk mengetahui tegangan tarik,
Lebih terperinciDjati Hery Setyawan D
TUGAS AKHIR ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT ACAK ENCENG GONDOK DENGAN PANJANG SERAT 25 mm, 50 mm, 100 mm MENGGUNAKAN MATRIK POLYESTER Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciPENGARUH JENIS BAMBU DAN POLIMER TERHADAP ADHESIVITAS ANTARMUKA POLIMER/BAMBU
PENGARUH JENIS BAMBU DAN POLIMER TERHADAP ADHESIVITAS ANTARMUKA POLIMER/BAMBU Prima Putra Jaya, Lizda Johar Mawarani, ST. MT JURUSAN TEKNIK FISIKA-FTI ITS-SURABAYA Abstrak Dalam pembuatan komposit polimer/bambu,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING
PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING Sandy Noviandra Putra 2108 100 053 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karena ketergantungan akan kebutuhan energi listrik dari hari kehari semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem ketenagaan yang dapat menyediakan
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS
TURBO Vol. 4 No. 2. 2015 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/ummojs/index.php/turbo PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP
Lebih terperinciPENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER
TUGAS AKHIR PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER Disusun: BUDI KURNIAWAN NIM: D 200.03.0067 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH
Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus
4 untuk pengukuran perpanjangan putus. Kemudian sampel ditarik sampai putus dengan kecepatan 1 mm/menit sehingga dapat diketahui besarnya gaya maksimum dan panjang sampel saat putus. Pengukuran dilakukan
Lebih terperinciSTUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT HIBRID EPOKSI /SERBUK KULIT TELUR AYAM BURAS/SERAT GELAS
STUDI SIFAT MEKANIK KOMPOSIT HIBRID EPOKSI /SERBUK KULIT TELUR AYAM BURAS/SERAT GELAS Heribertus Sukarja Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Telp. +62274-485517 Jl.Proklamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik saat ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan menjadi bentuk energi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aluminium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat sifat seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aluminium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat sifat seperti ringan, bercahaya, daya hantar listrik tinggi, dan mudah dipadukan dengan unsur unsur lain. Sifat
Lebih terperinciPENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052
PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 505 Lukito Adi Wicaksono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil
Lebih terperinciUJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (40%, 50%, 60%)
TUGAS AKHIR UJI KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN MEKANIS SERAT AGAVE CANTULA ROXB (NANAS) ANYAMAN 2D PADA FRAKSI BERAT (40%, 50%, 60%) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciKOMPOSIT BERBASIS POLYMER DENGAN MATRIK EPOXY YANG DIPERKUAT SERBUK ALUMINA
KOMPOSIT BERBASIS POLYMER DENGAN MATRIK EPOXY YANG DIPERKUAT SERBUK ALUMINA Rusnoto Progdi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Kontak Person: Rusnoto Rusnoto74@gmail.com Abstrak Menggabungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup
Lebih terperinciGambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Mikro Struktur mikro yang dihasilkan pada Gambar 4.1 memiliki tiga bagian, titik 0 mm dan 5 mm dari sumbu las masuk pada daerah las, titik 10 mm dan 15 mm sudah
Lebih terperinciSinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan
Sinar Jaya Abadi Atap Fiber Transparan Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan Komposisi Utama : 1. Film Tipis 2. Getah Tidak Jenuh 3. Serat Kaca FRP singkatan
Lebih terperinciInternational Quality Waterproofing
International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5% selama 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam. Hasil pengujian didapat pengaruh
Lebih terperinciPENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG
PENGARUH FRAKSI VOLUME DAN PANJANG SERAT TERHADAP SIFAT BENDING KOMPOSIT POLIESTER YANG DIPERKUAT SERAT LIMBAH GEDEBOG PISANG Petrus Heru Sudargo, Suhardoko, Bambang Teguh Baroto Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai pemaparan analisis dan interpretasi hasil dari output yang didapatkan penelitian. Analisis penelitian ini dijabarkan dan diuraikan pada
Lebih terperinciCat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan
PAINT / CAT Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
digilib.uns.ac.id BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Data Pengelasan Pada penelitian ini, proses pengelasan menggunakan mesin milling merk Mikron tipe WF 2SA buatan Swiss dan parameter mesin yang digunakan disesuaikan
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : KOMANG TRISNA ADI PUTRA NIM. I1410019
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON 7.1 Uraian Umum Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan,
Lebih terperinciFajar Nugroho Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 MdM- 41 STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi pembuatan komposit polimer yaitu dengan merekayasa material pada saat ini sudah berkembang pesat. Pembuatan komposit polimer tersebut
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Irwan Nugraha Saputra 2109100100 Dosen Pembimbing : Putu
Lebih terperinciKevin Yoga Pradana Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK BENDING KOMPOSIT POLYESTER - PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES Kevin Yoga Pradana 2109 100 054 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinci