ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB. MUNA) Oleh: LAODE ASFAHYADIN ALIDDIN (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB), Studi Pada Guru SMP Negeri 4 Raha, Kabupaten Muna. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner). Data diperoleh dari 39 responden. Analisis data menggunakan Regresi linier sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,00 < dari α =o,05. Oleh karena itu, Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) guru SMP Negeri 4 Raha pada taraf kepercayaan 95 %. Oleh karena itu, disarankan agar pihak SMP Negeri 4 Raha terus meningkatkan nilai komitmen organisasi agar perilaku OCB guru bisa lebih baik. Kata kunci: Komitmen Organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB) I. PENDAHULUAN Mutu pendidikan merupakan hasil pencapaian dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional. Terciptanya mutu pendidikan yang baik tak lepas dari peran tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi pendidikan profesi dan kompetensi keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya serta selalu melakukan pengembangan diri secara terusmenerus. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor terpenting dalam usaha pencapaian keberhasilan semacam ini. Dengan pengetahuan, keterampilan, tenaga dan segala hal yang dimiliki sumber daya manusia akan mampu menjamin lancarnya kegiatan suatu organisasi. Kunci sukses organisasi dalam mengelola sumber daya manusia adalah bagaimana organisasi mampu memberdayakan seluruh potensi dan kualifikasi yang dimiliki sumber daya manusia untuk digunakan seoptimal mungkin. Untuk mencapai hal tersebut, sumber daya manusia tenaga pendidik yang potensial, kompetitif dan kualifikatif mampu mengadaptasi kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan peserta didik yang bermutu, menjadi kebutuhan institusi/organisasi. Untuk mencapai produktifitas kerja yang maksimal, menuntut para tenaga pendidik bekerja sesuai dengan standar-standar yang ditentukan oleh organisasi. Hal ini bisa diartikan bahwa untuk mencapai kinerja yang setinggi-tingginya dituntut "perilaku sesuai" guru dengan harapan institusi. Oleh karena itu, perilaku yang terdeskripsi formal (perilaku intra-role) merupakan kebutuhan yang harus dikerjakan oleh anggota organisasi. Ada perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh anggota organisasi, misalnya membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapat, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain disebut sebagai perilaku extra-role. Perilaku extra-role memiliki kontribusi yang sama penting dengan perilaku intra-role (Hui, dkk, 2000 dalam Dwi Hardaningtyas, 2004:3). Perilaku extra-role dalam organisasi juga dikenal dengan istilah organizational citizenship behavior (OCB). OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku anggota organisasi Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 3, No.2, Juli 2011 1
sehingga dia dapat disebut sebagai "anggota yang baik (Sloat, 1999 dalam Dwi Hardaningtyas, 2004:3). Anggota yang baik (good citizens) cenderung menampilkan Organizational Citizenship Behavior (OCB) ini. Organisasi tidak akan berhasil dengan baik atau tidak dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai "good citizens " (Markoczy & Xin, 2002 dalam Dwi Hardaningtyas, 2004:4). SMPN 4 Raha Kabupaten Muna saat ini mulai menerapkan metode pengajaran Team Teaching. Melalui metode ini, siswa diajar oleh lebih dari satu orang guru dalam satu mata pelajaran. Untuk itu, kerjasama yang baik dan komunikatif sangat diperlukan dalam pencapaian hasil belajar di sekolah. Guru yang memiliki OCB yang baik seperti membantu rekan kerja tentunya akan menguntungkan dalam pencapaian kinerja tim, sehingga pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Hal-hal yang dapat mendorong peningkatan perilaku OCB tersebut harus dapat didefenisikan dengan baik demi kemajuan organisasi. Salah satu faktor yang dapat mendorong peningkatan perilaku OCB adalah faktor komitmen organisasi. Seorang tenaga pendidik seharusnya memiliki komitmen terhadap organisasi tempat ia bekerja. Menurut Djati (2003:4), menjelaskan bahwa komitmen kerja atau komitmen organisasi merupakan suatu kondisi yang dirasakan oleh pekerja yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi kerja yang dimilikinya. Menurut Steers dan Porter (1983) dalam S. Pantja Djati (2003:31), suatu bentuk komitmen kerja yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi kerja yang bersangkutan. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri 4 Raha yang berlokasi di Jalan Poros Waara Mabodo Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pendidik baik yang berstatus negeri maupun honorer yang berjumlah 39 orang. Hal ini dilakukan agar dapat memberi gambaran yang lebih representatif dan mengurangi tingkat kesalahan terhadap nilai populasinya, sehingga total populasi atau sensus lengkap lebih mendekati nilai sesungguhnya. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling karena mengikutsertakan seluruh anggota populasi yang ada (sampling jenuh) sebesar 39 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari pegawai atau responden yang berupa jawaban dari keseluuhan item pertanyaan yang diajukan melalui daftar pertanyaan (angket). Pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada Guru SMP Negeri 4 Raha, dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, dengan perhitungan melalui program komputer SPSS Statistics 17.0. Model persamaan regresi sederhana tersebut adalah sebagai berikut: Y = a + bx + e (Sumber: Supranto, 1994:271) Dimana: Y = Variabel dependen (Organizational Citizenship Behavior) Xi = Variabel independen (Komitmen Orgnaisasi) b = koefisien regresi a = Konstanta e = Faktor kesalahan Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji t, yaitu untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai tsignifikan lebih besar dari pada nilai alpha pada tingkat signifikansi 0,05 maka variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika tsignifikan lebih kecil dari pada nilai alpha pada tingkat signifikansi 0,05, maka tidak ada pengaruh nyata variabel bebas terhadap variabel terikat. Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran terhadap variable-variabel yang dibahas dalam penelitian ini, maka diberikan definisi operasional variable sebagai berikut: 1. Komitmen organisasi adalah sikap dan perilaku yang ditunjukkan guru terhadap keberpihakannya kepada organisasi dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Vaiabel komitmen organisasi dalam penelitian ini diukur dengan 3 indikator yaitu: 1) Kepercayaan; 2) Kesediaan; dan 3) Keinginan. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 3, No.2, Juli 2011 2
2. Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku ekstra yang ditunjukkan guru atas inisiatif sendiri dan tidak berkaitan dengan sistem yang formal dalam sebuah organisasi. Variabel ini diukur dengan 5 indikator sebagai berikut: 1) Altruism; 2) Conscientiousness; 3) Sportmanship; 4) Courtesy; dan 5) Civic virtue. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tentang uji validitas instrumen penelitian menunjukkan bahwa semua item variabel komitmen organisasi dan variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) menghasilkan angka koefisien validitas yang lebih dari 0,30 (r > 0,30) dan angka signifikansi lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian tersebut pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua instrumen penelitian ini adalah reliabel, pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05, dimana semua item indikator mempunyai koefisien keandalan/alpha lebih besar dari 0,60. Dengan hasil tersebut jika dikaitkan dengan kriteria indeks koefisien reliabilitas menurut Arikunto (1993) menunjukkan bahwa keandalan/alpha instrumen penelitian ini adalah tinggi. Dalam melakukan pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan teknis analisis regresi linier sederhana yang mempergunakan bantuan program SPSS Statistics versi 17. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t. Apabila tsig < α0,05 maka variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, apabila tsig > α0,05 maka variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi linear sederhana yang menguji pengaruh antara variabel komitmen organisasi (X) terhadap variabel organizational citizenship behavior (Y) dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini: Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis regresi sederhana pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada guru SMP Negeri 4 Raha Variabel bebas Koefisien regresi (β) t hit t Sign Keputusan terhadap hipotesis Komitmen 0,770 7,331 0,000 Diterima Organisasi (X) Konstanta (a) = 13,662 R = 0,770 R square = 0,592 Sumber: Data primer diolah Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa signifikansi pengaruh variabel X (komitmen organisasi) terhadap Y (organizational citizenship behavior), diperoleh nilai thitung (t0,05) sebesar 7,331 dengan nilai signifikansi (tsig) sebesar = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 (tsig 0,000 < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,770 secara statistika berbeda nyata dengan nol (0,770 0). Karena itu variabel komitmen organisasi (X) secara statistik berpengaruh signifikan terhadap organizational citizenship behavior (Y), sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Atas dasar ini pula variabel X (komitmen organisasi) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap organizational citizenship behavior pada guru SMP Negeri 4 Raha. Hal tersebut dipertegas pula dengan nilai R Square (R 2 ) sebesar 0,592, menunjukan bahwa kontribusi variabel komitmen organisasi (X) terhadap variabel organizational citizenship behavior sebesar 59,2% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 40,8%. Kontribusi variabel bebas tersebut cukup besar, sehingga dapat menggambarkan pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada guru SMP Negeri 4 Raha. Demikian pula halnya dengan nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,770 menunjukan bahwa keeratan hubungan langsung antara variabel komitmen organisasi (X) terhadap organizational citizenship behavior (Y) adalah sebesar 77,0%, dimana angka korelasi ini secara statistik tergolong sangat kuat. Hal ini sejalan Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 3, No.2, Juli 2011 3
dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2003) bahwa hubungan yang tergolong sangat kuat adalah nilai antara 0,70 sampai 1,00. Oleh karena itu, model regresi yang dihasilkan dapat dikatakan sebagai model yang fit atau dapat menjadi model penduga yang baik dalam menjelaskan pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada gur SMP Negeri 4 Raha. Atas dasar ini, maka model regresi yang dihasilkan sebagai model penjelas pengaruh antar variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = 13,662 + 0,770 X Dimana: Y = organizational citizenship behavior X = komitmen organisasi a = 13,662 b = 0,770 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, untuk menjawab hipotesis bahwa komitmen organisasi (X) berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior (Y) pada guru SMP Negeri 4 Raha menunjukkan bahwa hipotesis tersebut teruji. Hal ini dapat diketahui dengan melihat signifikansi t < 0,05, yang berarti hipotesis diterima. Temuan ini mempertegas hasil penelitian Debora Elfina P. (2004), yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior. Hasil ini mengindikasikan bahwa dengan berkomitmen yang tinggi terhadap organisasi, seorang individu akan berniat mempertahankan loyalitasnya terhadap organisasi serta akan menampilkan hasil kerja yang baik pula. Sebagaimana dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2001) dalam Koesmoyo (2007) bahwa apabila komitmen terhadap organisasi telah tercipta dengan baik maka seorang pegawai akan memiliki tingkat kepercayaan dan penerimaan yang tinggi terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut. Selanjutnya, Meyer dan Allen (1997) dalam Kurniasari (2004) mengemukakan bahwa komitmen yang kuat menyebabkan terjadinya tingkah laku anggota organisasi sesuai dengan yang diharapkan, seperti anggota jarang untuk tidak hadir dan perpindahan ke organisasi lain lebih rendah serta produktivitas yang lebih tinggi. Begitu pula dengan perilaku-perilaku ekstra yang ditunjukkan seorang pegawai yang muncul atas inisiatif sendiri dapat terjadi pada seorang pegawai jika komitmennya terhadap organisasi tinggi. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Organ (1988) dalam Debora (2004) bahwa perilaku ekstra atau organizational citizenship behavior (OCB) merupakan bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak berkaitan dengan sistem reward formal organisasi tetapi secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi. Van Dyne (1995) dalam Hardaningtyas (2004) juga menjelaskan bahwa perilaku extra role (organizational citizenship behavior) akan menguntungkan organisasi, secara sukarela dan melebihi apa yang menjadi tuntutan peran dalam sebuah organisasi. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa: Komitmen organisasi memiliki hubungan dan pengaruh positif yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada guru SMP Negeri 4 Raha. Karena itu hipotesis penelitian yang digunakan sebelumnya dapat diterima. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Instansi/organisasi sekolah perlu mengupayakan kondisi-kondisi yang memperkuat timbulnya OCB dengan melihat tinggi rendahnya item-item dalam variabel yang mempengaruhi OCB maupun item OCB itu sendiri sebab beberapa program pengajaran sekolah sangat membutuhkan kerjasama antar guru seperti Team Teaching dalam pembagian tugas mengajar. 2. Komitmen organisasi guru SMPN 4 Raha bisa ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan seperti outbond mengingat motivasi dan Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 3, No.2, Juli 2011 4
kesetiaan pada diri seseorang dapat ditingkatkan. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang OCB dengan alat analisis lain yang dapat memberikan spesifikasi lain bagi pemecahan masalah yang terkait dengan OCB sebab peneliti melihat perilaku OCB belum terlalu sering diperhatikan dalam banyak penelitian perilaku padahal perilaku ini sangat menguntungkan organisasi apabila diupayakan cara-cara peningkatannya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineke Cipta, Jakarta. Djati, S. Pantja, 2003. Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi, Dan Prestasi Kerja. (online), (http://digilib.petra.ac.id/ads- cgi/viewer.pl/jiunkpe-ns-jou-2003-91-023-500- organisasi-resource1.pdf) Elfina, P. Debora & Ali Nina Liche Seniati. 2004. Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi terhadap Perilaku Citizenship Karyawan. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 8, No. 3. Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta. Hardaningtyas, Dwi, 2004. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi Dan Sikap Pada Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Tesis Program Pascasarjana Universitan Airlangga, Surabaya. Riduwan, 2003, Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung. Supranto, J., 1997. Metode Riset, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 3, No.2, Juli 2011 5