III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Transkripsi:

27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung. Analisis laju korosi, analisis spektroskopi dan analisis permukaan dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan alat-alat meliputi gelas kimia, gelas ukur, corong pisah, labu ukur 100 ml, gelas arloji, timbangan, vacum rotary evaporator, pengaduk kaca, waterbath, kertas saring, tabung reaksi, pipet tetes, pipet volum, desikator, potensiostat tipe EA160, sel tiga elektroda (elektroda Pt sebagai elektroda bantu, elektroda AgCl sebagai elektroda acuan dan baja lunak tipe BJTP 24 sebagai elektrode kerja), multitester, Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS), seperangkat alat spektrofotometri UV-Vis dan IR. Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah daun ketapang. Tanaman ini diperoleh dari depan GFB FMIPA UNILA. Bahan-bahan kimia yang

28 digunakan meliputi : etanol 96%, akuades, asam askorbat 10 mm, n-heksana, FeCl 3 1%, gelatin, NaHCO 3, HCl pekat, NaCl, gas CO 2, NaHCO 3 dan kertas amplas dengan grit 240, 400, 600, dan 800. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pengumpulan dan Persiapan Sampel Daun ketapang dicuci bersih dengan air dan diiris kecil-kecil kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari dan dihaluskan dengan cara digiling sampai diperoleh serbuk. Hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel penelitian. 3.3.2 Ekstraksi Tanin dengan Metode Maserasi Serbuk daun ketapang ditimbang sebanyak 200 gram kemudian direndam dengan pelarut etanol dengan penambahan 2 ml asam askorbat 10 mm. Ekstrak tanin dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator dan pemanasan di atas waterbath pada suhu 40-50 C. Cairan hasil ekstrak kemudian diekstraksi dengan n-heksana (4x25 ml) menggunakan corong pisah sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan n-heksana (atas) dipisahkan dan lapisan etanol (bawah) dipekatkan dengan vacum rotary evaporator.

29 3.3.3 Uji Fitokimia a. Filtrat 1 ( hasil ekstraksi etanol) dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masingmasing sebanyak 3 ml. Ekstrak pada tabung pertama direaksikan dengan 3 tetes larutan FeCl 3 1 %. Jika ekstrak mengandung senyawa tanin akan menghasilkan warna hijau kehitaman atau biru tua. Pada tabung kedua ditambahkan dengan larutan gelatin 2% jika terbentuk endapan putih maka positif mengandung tanin. b. Fraksi etanol dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing sebanyak 2 ml ekstrak pada tabung pertama direaksikan dengan 3 tetes larutan FeCl 3 1%, jika ekstrak mengandung senyawa tanin akan menghasilkan warna hijau kehitaman atau biru tua. Pada tabung kedua ditambahkan dengan larutan gelatin 2% jika terbentuk endapan putih maka positif mengandung tanin. 3.3.4 Identifikasi Senyawa Tanin dengan Spektrofotometer IR dan Uv-Vis Identifikasi gugus fungsi dan panjang gelombang serapan dari ekstrak tanin menggunakan spektrofotometer IR dan Uv-Vis dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung. 3.3.5 Persiapan Spesimen Baja Lunak Spesimen baja lunak dipotong-potong, kemudian diamplas dengan kertas amplas grit 240, 400, 600 dan 800. Setelah permukaan mild steel rata selanjutnya dibersihkan dengan akuades dan dibilas dengan etanol atau aseton dan

30 dikeringkan, kemudian disimpan dalam desikator. Permukaan Logam tersebut diukur dimensinya lalu ditimbang massanya. 3.3.6 Pembuatan Medium Korosif Brine solution dibuat dengan melarutkan 30 gram NaCl dan 0,1 gram NaHCO 3 dengan akuades dalam labu ukur 1 L. Larutan ini dijenuhkan dengan gas CO 2. 3.3.7 Pembuatan Larutan inhibitor Larutan inhibitor (ekstrak daun ketapang) disiapkan dengan variasi konsentrasi mulai dari 10, 20, 30, 40 dan 50 % v/v. 3.3.8 Pengujian Sampel Larutan korosif yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam botol sebanyak 125 ml. Larutan inhibitor dengan berbagai konsentrasi ditambahkan ke dalam medium korosif, kecuali larutan blangko tidak ditambahkan larutan inhibitor. Sampel mild steel yang telah ditimbang massanya, dimasukkan ke dalam larutan medium korosif tanpa dan atau dengan inhibitor, dibiarkan selama variasi waktu 24, 48 dan 72 jam. Sampel tersebut kemudian dikeluarkan dan dibersihkan dengan HCl 0,1 M, akuades serta dibilas dengan aseton atau etanol, setelah kering semua sampel tersebut ditimbang kembali dan dilakukan analisis data.

31 3.3.9 Analisis Laju Korosi 3.3.9.1 Metode Kehilangan Berat (Weight Loss) Larutan korosi yang akan digunakan telah disiapkan ke dalam botol gelas sebanyak masing-masing 100 ml. Larutan inhibitor yang telah dibuat dengan variasi konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan 50 % v/v ditambahkan ke dalam medium korosif, kecuali larutan blangko. Kemudian gas CO 2 dialirkan ke dalam masingmasing botol selama 45 menit. Sampel mild steel yang telah ditimbang massanya, dimasukan ke dalam larutan medium korosif tanpa atau dengan adanya inhibitor yang telah jenuh dengan gas karbondioksida. Selanjutnya dikocok (shaker) selama 24, 48 dan 72 jam. Sampel kemudian dikeluarkan dan dibersihkan dengan HCl 0,1 M dan akuades serta dibilas dengan etanol, setelah kering sampel tersebut ditimbang kembali dan dilakukan analisis data perhitungan laju korosi (mmpy) dan persen proteksinya. 3.3.9.2 Metode Potensiometri 1. Persiapan elektroda kerja baja lunak Baja lunak ditentukan luas permukaannya yang akan tercelup ke dalam media korosif. Kemudian diamplas dengan kertas amplas mulai grit 240, 400, 600 dan terakhir dengan grit 800. Setelah permukaan baja lunak rata selanjutnya dibersihkan dengan akuades lalu dibilas dengan etanol dan dikeringkan.

32 2. Pengaturan Alat Potensiostat harus dipanaskan selama 10 menit. Stirrer bar dimasukkan ke dalam gelas kimia dan dituangkan 50 ml larutan media korosif, dengan penutup styrofoam yang dilengkapi dengan elektroda bantu, elektroda kerja dan elektroda acuan. Ketiga elektroda ini dalam keadaan tercelup. Sel korosi ditempatkan pada magnetic stirrer. Stirrer bar diatur pada laju sedang dan gas karbon dioksida dialirkan selama 10 menit. Kemudian elektroda kerja baja lunak dimasukkan setengah permukaan tercelup, dibiarkan dalam sel korosi selama 10 menit untuk menimbulkan reaksi oksidasi dan reduksi. Setelah 10 menit, diukur potensial di antara elektroda kerja baja lunak dan elektroda acuan dengan menggunakan multitester. Potensial ini sebesar 400 mv merupakan potensial korosi (E corr ). Software Echem dibuka dan dihubungkan untuk mengarahkan potensiostat ke elektroda, dengan perintah sebagai berikut. Merah Kuning Hijau : elektrode bantu (Pt) : elektroda acuan (AgCl) : elektroda kerja baja lunak 3. Scan Katodik Pembacaan tegangan linier dimulai dari E corr sampai E corr -400mV. Elektroda kerja dengan luas permukaan lebih dari 0,3 cm 2 membutuhkan arus yang lebih tinggi dari 2 ma, yaitu 5 ma. Linier voltage sweep diatur dengan menu pada Echem sebagai berikut: Batas Kecepatan : 1000 mv : 10 khz

33 Tegangan awal Tegangan akhir Laju Step height Step width Waktu sampling Rest Time : E corr (400 mv) : E corr -400 mv (0 mv) : 5 mv/s : -1 mv : 500 ms : 500 ms : 0 s Aliran gas karbondioksida dihentikan namun tetap dialirkan di atas larutan dan larutan tetap diaduk. Klik start, proses ini membutuhkan waktu selama 3,3 menit. Selanjutnya, elektroda kerja baja lunak dipindahkan dari larutan. Gas karbondioksida dialirkan kembali. 4. Scan Anodik Pembacaan tegangan linier dimulai dari dari E corr sampai E corr + 400mV. Elektroda kerja dengan luas permukaan lebih dari 0,3 cm 2 membutuhkan arus yang lebih tinggi dari 2 ma. Linier voltage sweep diatur dengan menu pada Echem sebagai berikut: Batas Kecepatan Tegangan awal Tegangan akhir Laju Step height Step width : 1000 mv : 10 khz : E corr (400 mv) : E corr - 400 mv (0 mv) : 5 mv/s : -1 mv : 500 ms

34 Waktu sampling Rest Time : 500 ms : 0 s Prosedur diulangi seperti pada scan katodik. 5. Inhibitor Sel korosi diisi dengan 50 ml media korosif dan ditambahkan 5 ml inhibitor ekstrak tanin ke dalamnya. Prosedur untuk pengaturan alat, scan katodik dan anodik diulangi kembali. 6. Analisis Data Laju Korosi Untuk proses pertama, grafik yang terbentuk pada hasil scan katodik dan anodik yang dengan dan tanpa menggunakan inhibitor, masing-masing diblok, copy special dipilih pada menu Edit Echem, simpan teks (arus yang terhitung). Data E dan I akan diperoleh pada lembar kerja excel. Kolom pertama data dalam lembar kerja merupakan data E applied dan kolom kedua merupakan arus yang terukur (I). Fungsi yang sesuai digunakan dan diisi pada lembar kerja, dihitung kolom overpotential (η = E applied E corr, mv) kerapatan arus (j = I/luas permukaan dari baja yang tercelup, A/cm 2 ) dan Ln j. Diulangi langkah sebelumnya untuk melanjutkan dari data yang terkumpul. Grafik dibuat dengan cara memplotkan kerapatan arus Ln j terhadap overpotential (η). Sehingga diperoleh slope Tafel dan dibuat garis pada bagian yang linier pada katodik dan anodik, garis diekstrapolasikan pada titik potong untuk memperoleh Ln j corr. Dengan menggunakan fungsi eksponensial Ln j corr diubah menjadi j corr, kemudian

35 diperoleh nilai arus korosi (i corr (Ampere) = j corr x A) dan selanjutnya dihitung efisiensi inhibisinya (persen proteksi). 3.3.10 Analisis Permukaan dan Komposisi Kimia Baja Lunak Morfologi permukaan sampel baja lunak yang terkorosi dalam media korosif tanpa dan dengan penambahan larutan inhibitor serta komposisi kimia baja lunak diamati menggunakan Scanning Electron Microscopy - Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS) yang dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung.