HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TEMBAKAN 30 M PADA ATLET PANAHAN PPLP DISPORA RIAU TAHUN 2016 JURNAL. Oleh MUSLIM

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN SINGINGI JURNAL. Oleh JANDRI PALISON

HUBUNGAN KECEPATAN DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA JURNAL. Oleh ERMIATI

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN 009 BANGKINANG JURNAL

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

JURNAL. Oleh JOKO RIANTO

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

JURNAL. Oleh MASRIZAL

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 KAMPAR JURNAL. Oleh TRI WAHYU AGUSTI

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

THE POWER ARM MUSCLES AND SHOULDES WITH THE RESULTS IN THE DISK ON THE STUDENT S CLASS IX OF THE AMERICAN JUNIOR DISTRICT 27 PEKANBAR

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA SMP PGRI PEKANBARU 2012/2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PUTRASD 039 AIR TERBIT KEC. TAPUNG KAB. KAMPAR JURNAL. Oleh AYU HERIZON

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG TIM SEPAKBOLA SMA OLAHRAGA MASMUR PEKANBARU JURNAL. Oleh RIFNALDI

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 40 M DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh AKMAL

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

HUBUNGAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMK TIGAMA PEKANBARU

AN EFFECT OF RUNNING COORDINATION EXERCISE WITH HIGH KNEE AND FOLLOWED BY SPRINT ON THE RUNNING SPEED 50 M OF THE ATHLETES SPRINT 100 M OF PPLP RIAU

HUBUNGAN HASIL LARI 40 YARD DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS VIII SMPN 2 KECAMATAN SENTAJO RAYA JURNAL. Oleh DISLAGANA FARCE

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

THE RELATIONS BETWEEN LEG MUSCLE EXPLOSIVE POWER AND SPEED WITH RESULTS OF STUDENT SON LONG JUMP CLASS XI SMA NEGERI 1 BENAI

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SDN 004 PULAU BIRANDANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR JURNAL OLEH : ROSNAH

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA KELAS VII SMPN 05 TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL

MARPION SAPUTRA NIM

METODOLOGI PENELITIAN. sendiri (Suharsimi Arikunto, 1998:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

BAB III METODE PENELITIAN

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

PENGARUH LATIHAN FINDERS KEEPERS TERHADAP KECEPATAN LARI PADA ATLET ATLETIK KABUPATEN SIAK

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KOTO KAMPAR HULU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL KECEPATAN LARI PADA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PEKANBARU

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 BENGKALIS JURNAL. Oleh RANIANTI

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 40 METER PADA PESERTA DIDIK SDN CINDAI ALUS 1 MARTAPURA

JURNAL. Oleh SIMAI ASPERA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengam Akurasi Smash Pada Team Bola Voli Putra SMKN 5 Pekanbaru

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN KEMAMPUAN SERVICE BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MINI PADA SISWA PUTRA KELAS V SDN 015 KECAMATAN SENTAJO RAYA

HUBUNGAN KECEPATAN DAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII A SMPN 3 DUMAI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL KEKUATAN JUMP SMASH BULUTANGKIS PADA CLUB PUTRA RTV RUMBAI

MHD. ARIF

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SEPAK SILA PADA ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KAMPAR

HEALTH PHYSICAL EDUCATION AND RECREATION DEPARTMENT FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

Keywords: Arm shoulder muscle strength, muscle flexibility back, shot put results

Keywords: explosive leg muscle power, long jump style squat style

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

Kata kunci : daya ledak otot tungkai, dan kekuatan jump smash.

CORRELATION ENDURANCE AND SPEED WITH THE RESULTS IN THE 800M MAN S ATHLETE ATHLETICS PASI RIAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

Journal of Physical Education, Health and Sport

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

Transkripsi:

1 HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL Oleh SYUSILAIMAN 1405166586 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2016

1 EXPLOSIVE POWER LEG MUSCLES CORRELATION WITH 40 METER RUN RESULT OF STUDENT IN CLASS V OF SDN 001 LANGGAM PELALAWAN DISTRICT Syusilaiman 1, Drs. Ramadi, S.Pd, M.Kes AIFO 2, Ardiah Juita, S.Pd, M.Pd 3 syusilaiman@amail.com 1, mr.ramadi59@gmail.com 2, ardiah_juita@yahoo.com 3 PHYSICAL EDUCATION HEALT AND RECREATION FACULTY OF TEACHER TRAINNING AND EDUCATION RIAU UNIVERSITY Abstract : Based on the researcher s of student in grade V of 001 Langgam Primary School, research found some student have not mastered the basic techniques of sprinting 40 meters with good, like start or finish, the students feel tired while sprinting. The purpose of this research is to see how much the correlations of exsplosive power leg muscles with 40 meter run result of student in grade V of 001 langgam primary school of pelalawan regency. Population in this research were all students in grade V of 001 Langgam Primary School who were 26 people. Based on population that is not so large and within the limits the researchers set the whole population is used as a sample. The research sample as many as 26 people. Research instrument used vertical jump test and 40 meters running speed test. Data were analyzed by product moment correlation. Based on research results, it can be concluded as follows : Shows that there is corelations of explosive power leg muscle with the 40 meter running speed of male student which shows correlation r hitung =0,631> r tabel =0,602 and there is no corelations of explosive power leg muscle with the 40 meter running speed of female student which shows correlation r hitung =0,006> r tabel =0,553 Key word : explosive power leg muscles, 40 yard running

2 HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN Syusilaiman 1, Drs. Ramadi, S.Pd, M.Kes AIFO 2, Ardiah Juita, S.Pd, M.Pd 3 syusilaiman@amail.com 1, mr.ramadi59@gmail.com 2, ardiah_juita@yahoo.com 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU Abstrak: Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan ditemukan gejala-gejala dalam olahraga lari jarak 40 meter diantaranya adalah Sebagian besar siswa belum menguasai teknik dasar lari jarak 40 meter dengan baik, seperti pada saat star maupun finish, siswa merasa kelelahan saat melakukan olahraga lari jarak pendek dan waktu tempuh lari kurang maksimal atau masih dibawah standar rata-rata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Explosive Power Otot Tungkai Dengan Kecepatan Lari 40 Meter siswa Kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan. populasi dalam penelitian ini berjumlah 26 orang. Teknik pengumpulan sampel dengan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu power otot tungkai dengan vertical jump dan kecepatan lari 40 meter. Data di analisi dengan korelasi produ moment. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan, didapat rhitung = 0,631 > rtabel = 0,602. Kemudian tidak terdapat hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan, didapat rhitung = - 0,006 > rtabel = 0,553. Kata Kunci: Explosive Power Otot Tungkai Dengan Kecepatan Lari 40 Meter

3 PENDAHULUAN Pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan suatu perjuangan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Undang-Undang no 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional yang dihimpun Sembiring (2008:4) Pada Bab 1 pasal 1 poin ke 11 menjelaskan Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa Pendidikan Jasmani dapat meningkatkan kebugaran dan dapat menghadapi rintangan dalam peningkatan kebugaran untuk menunjang prestasi yang diinginkan. Seirama dengan kemajuan IPTEK, upaya untuk peningkatan prestasi olahraga selalu melalui pendekatan ilmiah, tanpa mengecilkan aspek aspek lain, aspek penelitian merupakan aspek yang menonjol untuk diperhatikan keberadaannya. Salah satu aspek yang menonjol dalam peningkatan prestasi olahraga yaitu cabang atletik. Atletik merupakan suatu cabang olahraga tertua dan juga dianggap sebagai induk dari semua cabang olahraga. Atletik sejak jaman dulu secara tidak sadar telah dilakukan orang seperti berjalan, berlari, melompat, menombak saat berburu dalam kehidupan sehari-hari. Atletik di Indonesia dikenal melalui penjajah Belanda. Pada saat itu yang mendapat kesempatan untuk melakukan latihan hanya terbatas pada golngan dan tempat-tempat tertentu saja. Menurut Munasifah, (2008:4), nomor-nomor yang ada dalam atletik meliputi jalan dan lari, lompat, lempar. Lari merupakan pengembangan dari berjalan yaitu kegiatan melangkahkan kaki kedepan secara berulang-ulang dengan maksud untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain, dan mempunyai sifat khusus. Sifat-sifat tersebut antara lain, pada suatu saat kaki tidak kontak dengan tanah, atau tidak terjadi tumpuan pada tanah, saat ini dikenal dengan saat melayang menyebabkan badan dalam keadaan kurang stabil. (Tisnowati tamat, 2002 : 2.75). banyak sekali bentuk lari cepat yang diperlombakan, seperti lari 100 meter (sprint). Lari 100 meter (sprint) dilakukan dengan menggandalkan kecepatan yang tinggi mulai dari selepas start, dalam lintasan, dan finish. Secara mekanis pengembangan kecepatan lari sprint menuntut adanya perubahan gerak yang meningkat dan keadaan diam sampai pada kecepatan maksimal. Lari dengan pola demikian melatih periode percepatan positif dalam tahapan berlari. Metode percepatan lari cepat menuntut tungkai dapat bergerak secepat mungkin sehingga memindahkan tubuh dengan cepat. Kedua tungkai bergantian melangkah dalam menunjang dan menggerakkan tubuh pada percepatan yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Saat melakukan aktivitas berlari, otot akan menerima beban akativitas tersebut, kemampuan otot dalam menerima beban sewaktu beraktivitas dinamakan dengan kekuatan (power). Pada olahraga lari 40 meter, otot yang paling fital

4 dikenai beban adalah otot tungkai mulai dari awalan, saat berlari, hingga mencapai finish. Oleh karena itu kekuatan otot tungkai dapat diartikan kemampuan otot tungkai untuk menerima beban sewaktu melakukan gerakan yang mengandalkan otot tungkai atau dinamakan dengan kekuatan otot. Dalam nomor lari jarak pendek, tungkai merupakan alat gerak utama untuk menunjang dalam usaha memindahkan tubuh mulai dan start sampai finish dalam waktu sesingkat mungkin. Power merupakan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot, Explosive Power otot tungkai menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot tungkai yang dinamis serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot tungkai yang maksimal dalam waktu yang cepat, Arsil, (1999:72). Banyak cabang olahraga yang memerlukan daya ledak untuk dapat melakuakn aktivitasnya dengan baik. Dalam beberapa cabang olahraga seperti bolavoli, bola basket, atletik, tinju, senam dan lainnya yang sangat membutuhkan bada ledak dalam pelaksanaannya. Seperti halnya atletik, karena daya ledak merupakan salah satu dari komponen biomotorik yang penting dalam kegiatan olahraga. Karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat dan seberapa cepat berlari dan sebagainya, Arsil, (1999:71). Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan ditemukan gejala-gejala dalam olahraga lari jarak 40 meter diantaranya adalah Sebagian besar siswa belum menguasai teknik dasar lari jarak 40 meter dengan baik, seperti pada saat star maupun finish, siswa merasa kelelahan saat melakukan olahraga lari jarak pendek dan waktu tempuh lari kurang maksimal atau masih dibawah standar rata-rata. Kurangnya motivasi yang dilakukan siswa pada saat finis, sehingga waktu yang diinginkan tidak tercapai. Berdasarkan gejala dan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Explosive Power Otot Tungkai Dengan Kecepatan Lari 40 Meter siswa Kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian korelasional. Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk menghubungkan hasil pengukuran antara variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel - variabel ini.( Arikunto, 2006:273). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra Kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan adalah 12 orang laki laki dan 14 orang perempuan dengan demikian jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 26 orang. Adapun teknik sampling yang dipergunakan adalah total sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana keseluruhan populasi di jadikan sampel. (Sugiyono, 2010:96). Dengan demikian sampel penelitian ini adalah kelas V berjumlah 26 orang. Berdasarkan jenisnya data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumbernya

5 melalui tes pengukuran yaitu data tentang power otot tungkai dengan kecepatan lari 50 yard. 1. Tes daya ledak otot tungkai, Ismaryati (2008:60) Adapun prosedur pelaksanaan tes daya ledak otot tungkai menurut Ismaryati (2008:60) adalah sebagai berikut. Tujuan: Mengukur power tungkai dalam arah vertikal. Perlengkapan: 1) Blangko pendaftaran dan blangko pencatat hasil 2) Alat tulis 3) Bubuk kapur 4) Dinding alat ukur 5) Meteran Pelaksanaan: 1) Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh di lantai, ujung jari tangan yang dekat dinding dibubuhi bubuk kapur. 2) Satu tangan testi yang dekat dinding meraih ke atas setinggi mungkin, kaki tetap menempel ke lantai, catat tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah. 3) Testi meloncat ke atas setinggi mungkin dan menyentuh dinding. Lakukan tiga kali loncatan. Catat tinggi loncatannya pada bekas ujung jari tengah. 4) Posisi awal ketika meloncat adalah kaki tetap menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak ke belakang badan. 5) Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas. Penilaian: 1) Ukur selisih antara tinggi loncatan dengan tinggi raihan. 2) Nilai yang diperoleh testi adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihandari ketiga loncatan yang dilakukan. Gambar Vertical Jump Sumber : Ismaryati (2008:61)

6 2. Tes kecepatan ( Ismaryati, 2008:58) Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari 50 yard Perlengkapan : a Lintasan lurus, rata dan tidak licin b Pluit c Stopwatch d Bendera Pelaksanaan : a Teste berdiri dibelakang start dengan sikap berdiri b Degan diberi aba-aba oleh starter testi berlari secepatnya kearah garis finish sejauh 50 Yard. c Waktu yang dicatat adalah waktu yang digunakan testi untuk menyelesaikan jarak tempuh dimulai dari aba-aba YA Penilaian : waktu yang dicatat sebagai kecepatan adalah waktu yang digunakan testi untuk meneyelesaikan jarak tempuh, dimulai dari aba-aba YA atau bunyi pistol, atau pluit dari starter sampai garis finis. Waktu dicatat perseputuh detik, apabila mencuri satar, harus diluang. Uji normalitas data menggunakan liliefors untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, data yang dihubungkan berpola linier dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik Korelasi Product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Riduwan (2005:138). Teknik ini termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya data dipilih secara acak (random) dan datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama. Rumus Pearson: keterangan: r xy r xy n ΣXY ΣX ΣY n X Y ( X )( Y ) i i i i 2 2 2 n X ( X ) n Y ( Y 2 1 1 1 1) = Angka Indeks Korelasi r Product moment = Sampel = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y = Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y

7 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Hasil Tes Explosive Power Siswa Putra Kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan Pengukuran dilakukan untuk mengetahui explosive power siswa putra Kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan dari 12 sampel nilai tertinggi adalah 41 dan terendah adalah 21. Mean (rata-rata) adalah 31,5 dan Standar Deviasinya (SD) adalah 5,977. Data yang tertuang pada tabel tersebut juga digambarkan dalam bentuk grafik histogram berikut : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data explosive power siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan Kelas Interval Fa Fr (%) 21-25 3 25 26-30 2 16,67 31-35 4 33,33 36-40 2 16,67 41-45 1 8,33 Jumlah 12 100 Berdasarkan data distribusi frekuensi Data hasil explosive power Otot tungkai diatas, prestasi dari 12 orang sampel ternyata sebanyak 3 orang sampel (25%) memiliki hasil explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 21-25, dan sebanyak masing-masing 2 orang sampel (16,67%) memiliki explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 26-30 dan 36-40, dan sebanyak 4 orang sampel (33,33%) memiliki explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 31-35, dan sebanyak 1 orang sampel (8,33%) memiliki explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 36-40. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram di bawah ini: Gambar 1. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Data Explosive Power Siswa Putra Kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan

8 2. Data Hasil Tes Kecepatan Lari 40 Meter Siswa Putra Kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan, dari 12 sampel terdapat data kecepatan tertinggi adalah 5,64, kecepatan terendah 8,81, mean (rata-rata) = 7,46 dan standar deviasi (SD) = 1,03. Data yang tertuang pada tabel berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Kecepatan Lari 40 Meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kabupater Pelalawan Kelas Fa Fr (%) Interval 5,64-6,27 2 16,67 6,28-6,91 2 16,67 6,92-7,55 3 25 7,56-8,19 2 16,67 8,20-8,83 3 25 Jumlah 12 100 Berdasarkan hasil distribusi frekuensi di atas dari 12 sampel, ternyata masing-masing 2 orang sampel (16,67%) dengan rentang nilai 5,64-6,27, 6,28-6,91 dan 7,56-8,19, kemudian masing-masing 3 orang sampel (25%) dengan rentang nilai 6,92-7,55. Untuk lebeih jelasnya lihat histogram dibawah ini. Gambar 2. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Kecepatan Lari 40 Meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan 3. Data Hasil Tes Explosive Power Siswa Putri Kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan Pengukuran dilakukan untuk mengetahui explosive power siswa putra Kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan dari 14 sampel nilai tertinggi adalah 31 dan terendah adalah 17. Mean (rata-rata) adalah 23,64 dan Standar

9 Deviasinya (SD) adalah 4,682. Data yang tertuang pada tabel tersebut juga digambarkan dalam bentuk grafik histogram berikut : Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data explosive power siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan Kelas Interval Fa Fr (%) 17-19 4 28,57 20-22 2 14,29 23-25 3 21,43 26-28 3 21,43 29-31 2 14,29 Jumlah 14 100 Berdasarkan data distribusi frekuensi Data hasil explosive power Otot tungkai diatas, prestasi dari 12 orang sampel ternyata sebanyak 4 orang sampel (28,57%) memiliki hasil explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 17-19, dan sebanyak masing-masing 2 orang sampel (14,29%) memiliki explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 20-22 dan 29-31, dan sebanyak masing-masing 3 orang sampel (21,43%) memiliki explosive power otot tungkai dengan rentangan nilai 23-25 dan 26-28. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram di bawah ini: Gambar 3. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Data Explosive Power Siswa Putri Kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan 4. Data Hasil Tes Kecepatan Lari 40 Meter Siswa Putri Kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kecepatan lari 40 meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kabupaten Pelalawan, dari 14 sampel terdapat

10 data kecepatan tertinggi adalah 5,36, kecepatan terendah 7,80, mean (rata-rata) = 6,67 dan standar deviasi (SD) = 1,03. Data yang tertuang pada tabel berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Hasil Kecepatan Lari 40 Meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kabupater Pelalawan Kelas Interval Fa Fr (%) 5,36-5,86 2 14,29 5,87-6,37 2 14,29 6,38-6,88 4 28,57 6,89-7,39 4 28,57 7,40-7,90 2 14,29 Jumlah 14 100 Berdasarkan hasil distribusi frekuensi di atas dari 14 sampel, ternyata masing-masing 2 orang sampel (14,29%) dengan rentang nilai 5,36-5,86, 5,87-6,37 dan 7,40-87,90, kemudian masing-masing 4 orang sampel (28,57%) dengan rentang nilai 6,38-6,88 dan 6,89-7,39. Untuk lebeih jelasnya lihat histogram dibawah ini. Gambar 4. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Kecepatan Lari 40 Meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis. Yang menjadi variabel X adalah explosive power otot tungkai dan yang menjadi variabel Y adalah hasil kecepatan lari 40 meter. Sebelum data di analisis terlebih dahulu dilakukan uji normalisasi dengan Uji Liliefors. Nilai Lilifors observasi maksimum di lambangkan, dimana nilai maka sampel berasal dari distribusi normal.(ritonga, 2007:63). Untuk lebih jelasnya dibawah ini.

11 Tabel 5. Hasil Uji Normalitas hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan Variabel L hitung L tabel Keterangan X 0.112 0.242 Normal Y 0.101 0.242 Normal Dari tabel diatas terlihat bahwa L 0Maks variabel X = 0,112 dan L 0Maks variabel Y= 0,101 dimana L tabel diperoleh 0,242 (α = 0,05), dengan demikian L 0Maks = 0,112 < L tabel = 0,242 pada variabel X dan L 0Maks = 0,101 < L tabel = 0,242 pada variabel Y, dengan kata lain disimpulkan bahwa data X dan Y berdistribusi normal. Tabel 6. Hasil Uji Normalitas hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan Variabel L hitung L tabel Keterangan X 0.124 0.227 Normal Y 0.079 0.227 Normal Dari tabel diatas terlihat bahwa L 0Maks variabel X = 0,124 dan L 0Maks variabel Y= 0,079 dimana L tabel diperoleh 0,227 (α = 0,05), dengan demikian L 0Maks = 0,124 < L tabel = 0,227 pada variabel X dan L 0Maks = 0,079 < L tabel = 0,227 pada variabel Y, dengan kata lain disimpulkan bahwa data X dan Y berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa besar nilai korelasi explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan adalah 0,631 dan sisiwa putri -0,006. Setelah angka korelasi didapat, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis apakah terdapat hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan dimana didapati r hitung =0,631 > r tabel = 0,602, dengan demikian Ha diterima. Artinya hipotesis diterima pada taraf signifikan α = 0,05 dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan. sedangkan siswa putri didapati r hitung =-0,006 < r tabel = 0,553, dengan demikian Ha ditolak. Artinya hipotesis ditolak pada taraf signifikan α = 0,05 dengan kata lain tidak terdapat hubungan yang

12 signifikan antara explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan. PEMBAHASAN Dari analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya diketahui adanya korelasi yang signifikan antara explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kecepatan lari yang perlu mendapat perhatian antara lain: Latihan teknik yaitu menekankan pada kesempurnaan teknik dasar secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan kebiasaan motorik, sehingga dapat menguasai kecepatan langkah, kelincahan, dan menguasai semua lapangan serta dapat merubah gerakan yang banyak memerlukan tenaga dan sukar dilakukan sehingga menjadi gerakan yang otomatis. Latihan stamina guna menghasilkan energi dan gerakan yang baik pada saat melakukan lari. Latihan mental yang lebih menjurus ke arah pembentukan semangat, serta kemampuan menghadapi frustasi. Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : Terdapat hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan di mana r hitung = 0,631. Ini menunjukan terdapat hubungan yang yang bersifat positif. Akan tetapi jika dilihat pada siswa putri bahkan tidak terdapat hubungan, dikarenakan memiliki hasil korelasi -0,006. Dari hasil pengujian hipotesis yang menunjukan adanya hubungan antara explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan. Hal ini mengambarkan bahwa hasil lari 40 meter dipengaruhi oleh factor explosive power otot tungkai yang dibutuhkan untuk mendukung frekuensi hasil lari yang maksimal pula. Berdasarkan pada hasil yang didapatkan oleh siswa putri bahkan berbanding terbalik denagn hasil yang diperoleh oleh siswa putra. Artinya untuk sisiwa putri daya ledak otot tungkai tidak terlalu berpengaruh untuk mendapatkan kecepatan lari, kemungkinan besar dipengaruhi oleh fisik lain seperti kecepatan reaksi. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa Kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan, dapat ditarik kesimpulan: a. Terdapat hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putra kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan, didapat rhitung = 0,631 > rtabel = 0,602. b. Tidak terdapat hubungan explosive power otot tungkai dengan kecepatan lari 40 meter siswa putri kelas V SDN 001 Langgam Kab.Pelalawan, didapat rhitung = -0,006 > rtabel = 0,553.

13 Rekomendasi penulis memberikan rekomendasi kepada : 1) Kepada siswa, agar lebih dapat melatih olahraga yang menjadi kegemaran dan bakatnya, karena tidak mungkin olahraga dapat menjadi jenjang karir berikutnya. 2) Kepada guru olahraga, terus mengajarakan teknik-teknik olahraga kepada pemain agar kemampuan pemain dalam olahraga dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Aip Syarifuddin, 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud. Arikunto suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 1995. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Gerry A. Carr. 2003. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. M. Sajoto, 1998. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam olahraga. Semarang : Dahara Prize Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung Alfabeta Syaifuddin. 2001. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Tangkudung James, 2006, Kepelatihan Olahraga Pembinaan Prestasi Olahraga, Jakarta: Cerdas Jaya. Tim Abdi Guru. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas IV. Jakarta: Erlangga. UUD RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintahan RI Tahun 2007. 2007, sistem keolahragaan nasional, jakarta: Citra Umbara. U. Jonath, E. Krampel, Atletik I, Diterjemahkan oleh Soeparmo, (Jakarta : PT. Rosda Jayapura, 1987), h. 244