BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan penilaian bisnis yang dilakukan pada PT Summarecon Agung Tbk maka dapat disimpulkan 1. Berdasarkan analisis strategi Dalam analisis PESTEL, PT Summarecon Agung Tbk dilihat aktif dalam berpartisipasi social dan lingkungan dalam masyarakat dan taat pada peraturan yang berlaku. Seperti pada analisis critical sucess factor diketahui bahwa differensiasi yang dilakukan PT Summarecon Agung Tbk lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kompetitornya.. 2. Berdasarkan analisis rasio Rasio Likuiditas Penulis menggunakan enam rasio dalam penilaiannya yaitu : current ratio, asset turnover, receivables turnover, working capital turnover, acid test ratio dan inventory turnover. Current ratio PT Summarecon lebih rendah daripada rata-rata industri. Acid test ratio PT Summarecon Agung Tbk lebih rendah dari rata-rata industri dan cenderung mengalami penurunan pada tiap tahunnya. Receivable turnover PT Summarecon Agung Tbk lebih rendah di banding ratarata industri. Working capital turnover PT Summarecon Agung Tbk lebih tinggi dibanding rata-rata industri. Inventory turnover PT 130
Summarecon Agung, sebesar 0,65x sedangkan rata-rata industri sebesar 10,75x. Berdasarkan enam rasio yang digunakan oleh penulis dapat ditemukan bahwa PT Summarecon Agung Tbk cukup baik dalam likuiditas namun cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Rasio Solvabilitas Penulis menggunakan tiga rasio dalam menganalisa rasio solvabilitas antara lain debt to total asset, debt ratio to total equity dan long term debt to equity. Pada rasio debt to total asset, PT Summarecon Agung Tbk mengalami peningkatan pada tiap tahunnya dan berada di atas rata-rata industri. Pada debt ratio to total equity, PT Summarecon Agung Tbk mengalami peningkatan pada tiap tahunnya dan berada di atas rata-rata industri. Pada rasio long term debt to equity, PT Summarecon Agung Tbk mengalami fluktuasi tiap tahunnya dan cenderung berada di atas rata- rata industri. Semakin tinggi rasio solvabilitas maka tidak baik bagi perusahaan karena berarti tidak dapat mengelola hutangnya dengan baik. 131
Rasio Profitabilitas Penulis menggunakan enam rasio dalam menilai profitabilitas perusahaan antara lain Net profit margin (NPM), Asset turnover, Return on equity (ROE), Return on Asset (ROA), Gross profit Margin (GPM) dan operating income margin. Pada NPM, PT Summarecon Agung Tbk mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya dan cenderung berada di bawah rata-rata industri. Asset turnover PT Summarecon Agung Tbk berfluktuasi setiap tahunnya. Walaupun begitu, rasionya lebih tinggi daripada ratarata industri. Pada ROE, PT Summarecon Agung Tbk mengalami fluktuasi dan cenderung berada di atas rata-rata industri. Pada ROA, PT Summarecon Agung Tbk mengalami fluktuasi. Tahun 2007-2009 rata-rata industri berada di bawah PT Summarecon Agung Tbk namun 2010-2011 berada di atasnya. Pada GPM, PT Summarecon Agung Tbk mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya dan cemderung berada di bawah rata-rata industri. Pada operating income margin, PT Summarecon Agung Tbk berada di bawah rata-rata industri karena rasionya operating income marginnya paling kecil diantara industri sebanding. 3. Berdasarkan analisis proyektif Pada analisis prospektif yang dilakukan pada PT Summarecon Agung Tbk diperkirakan perusahaan akan mengalami peningkatan pendapatan pada lima tahun ke depan berdasarkan kinerja perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan selama lima tahun dan peningkatan pendapatan 132
pada industri property serta faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhinya. 4. Berdasarkan analisis kebangkrutan Dapat disimpulkan bahwa semua perusahaan berada di zona normal yaitu z-score diatas 3,00 yang berarti kemungkinan untuk perusahaan bangkrut kecil. Walaupun demikian, z-score PT Summarecon Agung Tbk masih berada jauh di bawah z-score PT Alam Sutera Realty Tbk, PT Modernland Realty Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk dan PT Ciputra Realty Tbk. Dalam prediksi analisis kebangkrutan tahun 2012-2016, Perusahaan dengan z-score paling baik diprediksikan pada PT Ciputra Realty Tbk diikuti dengan PT Modernland Realty Tbk, PT Alam Sutera Realty Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk sedangkan z-score terendah dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk. Namun, PT Summarecon Agung Tbk dinilai cukup stabil walaupun mengalami penurunan z-score pada setiap tahunnya dibandingkan dengan PT Ciputra Realty Tbk dan PT Lippo Cikarang yang menurun drastis setiap tahunnya. V.2 Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, perusahaan: 1. Diharapkan perusahaan dapat meningkatkan likuiditasnya dengan cara: a. Memberikan diskon atau bonus buat pembelian tunai dari pelanggan sehingga pelanggan lebih tertarik untuk melakukan pembelian secara tunai. Misalnya: diskon sampai dengan 5% untuk pembelian apartemen 133
untuk tanggal 1-30 juni 2012 atau bonus TV LCD untuk setiap pembelian apartemen di kawasan Summarecon Serpong. Hal ini dapat membantu untuk mengurangi piutang perusahaan dan meningkatkan kas pada perusahaan. b. Mempercepat penagihan piutang kepada klien agar piutang tersebut dapat dijadikan kas dan dapat meningkatkan aktiva lancar karena sifat kas yang lebih likuid daripada piutang. Caranya: 1. Memberitahukan pada pelanggan sejak awal transaksi bahwa perusahaan menginginkan pembayaran tepat waktu. 2. Memberikan diskon untuk pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal. Misalkan: pembayaran dilakukan pada tanggal 1 setiap bulannya, pelanggan membayar sebelum tanggal 1, maka diberikan diskon 2-3 %. 2. Diharapkan PT Summarecon Agung Tbk dapat memperkecil rasio solvabilitas dengan cara: Memperbesar ekuitas tanpa memperbesar liabilitas dengan cara menambah/menerbitkan jumlah saham yang beredar pada masyarakat. Namun, PT Summarecon Agung Tbk tetap harus memperhatikan jumlah sahamnya sendiri. 3. Diharapkan PT Summarecon Agung Tbk dapat meningkatkan rasio profitabitas dengan cara: a. Melakukan peningkatan pada penjualan seperti menggencarkan progam pemasaran, mengetahui selera masyarakat sehingga perusahaan dapat menyesuaikannya, meminta saran dan kritik customer sehingga bisa diperbaiki untuk kedepannya, memastikan para customer bahwa property 134
yang dibeli memiliki nilai tambah tersendiri sehingga customer puas dan dapat mereferensikan ke rekannya. Perusahaan juga dapat meningkatkan promosi produknya dengan menggunakan iklan di berbagai media cetak ataupun online dan papan reklame di jalan raya. b. Meminimalkan beban penjualan karena dapat dilihat pada analisis horizontal penjualan meningkat dengan beban pokok yang meningkat pula. Perusahaan dapat memangkas biaya-biaya yang tidak perlu dilakukan agar memaksimalkan laba perusahaan. Namun, perusahaan harus tetap mengutamanakan kualitas produknya dan dampaknya di lingkungan. Misalnya: melakukan program magang bagi mahasiswa, perusahaan cenderung membayar sedikit gaji dibandingkan mahasiswa s1 dengan pertimbangan bahwa siswa magang tersebut layak dibandingkan dengan fresh graduate, melakukan penghematan energy dan BBM. 4. Melakukan perbaikan pada faktor X 4 karena dibandingkan dengan perusahaan pesaing, X 4 pada PT Summarecon Agung Tbk paling rendah. X 4 merupakan faktor yang paling dominan dalam altman z-score. Untuk memperbaiki altman z-score cara yang dapat digunakan adalah dengan menambah jumlah saham yang beredar dan melakukan strategi rekstrukturisasi seperti melakukan perubahan dalam tim manajemen, tim manajemen tersebut harus mempunyai wawasan luas sehingga bisa melihat peluang pada masa yang akan agar perusahaan dapat memperbaiki kinerja perusahaan sehingga bisa meningkatkan harga sahamnya. 135