BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hasan Al-Banna menetapkan bahwa berdirinya pemerintah Islam merupakan bagian dasar manhaj Islam (metode Islam). Hasan Al- Banna menjelaskan bahwa pengaturan kehidupan dan pendirian pemerintah Islam merupakan asas keimanan dan keyakinan terhadap syari at Islam. Hasan Al-Banna membangun konsep negara atas dasar tidak ada pemisahan antara agama dan negara. Agama dan negara menurut Hasan Al-Banna adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena Islam adalah agama syumul (universal) mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Kehidupan dunia yaitu hubungan manusia dengan manusia dalam ilmu fiqih berkaitan dengan aspek tsawabit wal mutagahyyirat, sesuatu yang dapat berubah dengan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan zaman, tetapi tetap pada asas aturan Al-Qur an dan As-Sunnah. 2. Konsep negara menurut Hasan Al-Banna adalah sebuah konsep tatanan masyarakat berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah. Negara yang dapat membuat warga negara tersebut berada dalam ketaatan 115
116 kepada Allah SWT. Bagi Hasan Al-Banna negara adalah sarana dakwah yang dapat menyebarkan Islam lebih luas, oleh karena itu Hasan Al-Banna dan Ikhwanul Muslimin menjadikan negara sebagai washilah dakwah, bagi Hasan Al-Banna negara-negara yang memiliki konsep negara di luar Islam bukan masalah yang asasi dalam menajalankan sarana dakwah dalam ranah konstitusi kenegaraan. Konsep negara yang dipilih dalam suatu negara dapat jadi adalah alat untuk dijadikan jalan dakwah untuk memerdekakan kaum Muslimin dalam menjalaan ibadah di negara tersebut. dapat jadi ketika orang luar Islam membuat konsep negara juga mempunyai tujuan yang sama seperti Islam yang ingin mensejahterakan masyarakatnya. 3. Indonesia sebagai negara demokrasi yang merdeka memiliki konsep negara yakni Pancasila. Pancasila lahir karena rasa senasib dan seperjuangan dari segenap elemen bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagai sebuah bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Indonesia sebelum berdiri dan diproklamirkan sebagai sebuah negara yang merdeka, nilai-nilai Pancasila telah ada pada diri bangsa, yakni nilai-nilai adat-sitiadat, nilai-nilai kebudayaan, dan nilai-nilai religi bangsa Indonesia. 4. Perbandingan konsep negara menurut Hasan Al-Banna dan konsep negara Pancasila adalah terkait dengan mendirikan sebuah negara
117 yang akan dibentuk. Hasan Al-Banna dan gerakan Ikhwanul Muslimin menjelaskan bahwa cinta tanah air dan nasionalisme harus ada pada diri setiap Muslim, karena cinta tanah air dan nasionalisme merupakan sebuah bukti keimanan. Menurut Hasan Al-Banna Nasionalisme merupakan kehormatan dan kebebasan, berjuang membebaskan tanah air dari cengkeraman imperialisme dan kolonialisme adalah sebuah keharusan yang menanamkan kehormatan dan kebebasan dalam jiwa putra-puteri bangsa. Nasionalisme adalah bagian dari cara mempersatukan bangsa, dan persatuan adalah hal yang diperintahkan oleh Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur an, hal ini sesuai dengan konsep negara Pancasila. Pancasila dibangun atas dasar rasa senasib dan seperjuangan dari segenap elemen-elemen bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagai sebuah bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. 5. Konsep negara Pancasila adalah sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan asas kerohanian, sumber derivasi dan motivasi, sistem nilai dan dalam sistem kenegaraan menduduki fungsi fundamental negara, artinya bahwa implementasi konsep negara Hasan Al-Banna terhadap konsep negara Pancasila di Indonesia adalah kesesuaian dalam pelaksanaan pengelolaan dan penataan kenegaraan, meskipun Hasan Al-Banna lebih memilih sistem Islam dibanding sistem di
118 luar Islam, namun tidak menjadi hal yang asas ketika sistem non- Islam dijadikan sistem konsep negara selama hak-hak setiap warga masyarakat di dalam negara tersebut dapat terpenuhi dan bebas dalam mengekspresikan ibadahnya. Hasan Al-Banna mengetahui bahwa pada hakikatnya kehidupan manusia adalah plural, begitu pun warga masyarakat dalam suatu negara adalah plural, bagi Islam menghormati dan bertoleransi terhadap orang di luar Islam adalah salah satu bagian dari ekspresi keimanan. B. Saran Penelitian terkait dengan Konsep negara menurut Hasan Al-Banna dan relevansinya terhadap konsep negara Pancasila dalam persepektif Filsafat Politik tersebut adalah sebuah analisis konseptual. Pengkajian terhadap konsep kenegaraan Hasan Al-Banna, kemudian merefleksikan terhadap konsep negara Pancasila. Analisis terhadap konsep negara Hasan Al-Banna terebut dapat diaktualisasikan dalam sistem kenegaraan di Indonesia, karena Indonesia menganut sistem Pancasila terbuka yang memungkinkan adanya perubahan yang sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan manusia yang dinamis, namun tetap menetapkan asas dasar Pancasila sebagai pedoman dasar, sehingga penelitian dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.
119 1. Hendaknya umat Islam menjadikan Al-Qur an dan Sunnah sebagai asas aturan dalam kehidupan. 2. Menjadikan Pancasila sebagai aturan kehidupan kenegaraan, karena pada dasarnya Pancasila tidak berseberangan dengan aturan-aturan Islam pada umumnya. Hasan Al-Banna mengatakan apapun bentuk dan nama negaranya, selama negara tersebut memberikan hak-hak kepada umat Islam, maka negara tersebut adalah salah satu bagian dari negara Islam. Pancasila membuktikannya bahwa Pancasila adalah negara yang beragama. Pancasila memberikan hak kepada semua umat beragama untuk senantiasa mengekspresikan ibadah. 3. Mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk senantiasa menjaga nilai-nilai kepancasilaan, karena Pancasila merupakan dasar negara, filsosofi bangsa, dan pandangan hidup rakyat Indonesia. 4. Adanya diskusi ideologis Era demokrasi dan kebebasan global saat ini menuntut Indonesia untuk senantiasa respect terhadap dunia global yang berputar dinamis. Pancasila sebagai ideologi terbuka harus respect terhadap berbagai macam ideologi yang masuk ke Indonesia, meskipun ideologi tersebut tidak bersinggungan dan tidak ada ancaman terhadap Pancasila,
120 salah satunya ideologi Hasan Al-Banna. Diskusi ideologis ini berguna untuk mencari kebenaran dan kesesuaian yang terkandung dalam pemikiran Hasan Al-Banna tentang konsep sebuah negara yang ideal. Selain itu Hasan Al- Banna secara tidak langsung tidak menolak sistem demokrasi, dalam diskusi ini bisa jadi akan memunculkan kelayakkan Islam sebagai dasar negara, melihat saat ini booming-nya gerakan-gerakan Islam yang tidak mempermasalahkan sistem demokrasi sebagai sistem politik suatu negara, termasuk di Indonesia sistem politik yang dipilih dan diwajahkan Pancasila sebagai sistem politik kenegaraan.