Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan elemen yang penting untuk berkomunikasi. Setiap negara mempunyai bahasa yang berbeda sehingga untuk berbicara dengan penduduk negara lain, seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara, terdapat bahasa internasional yang umum dikuasai oleh penduduk di beberapa negara, yaitu bahasa Inggris. Selain bahasa Inggris, bahasa Jepang juga merupakan salah satu bahasa yang banyak dipilih orang untuk dipelajari. Indonesia termasuk salah satu negara yang mengalami peningkatan para pemelajar untuk mempelajari bahasa Jepang karena berbagai hal, antara lain karena banyaknya penawaran bekerja di Jepang, ataupun di perusahaan Jepang yang berpusat di Indonesia, dan juga pengaruh kebudayaan Jepang seperti komik, anime, dan program komputer seperti game misalnya, yang mendorong penggemar budaya Jepang untuk mempelajari bahasa Jepang. Akan tetapi, berbeda dengan bahasa Inggris, bahasa Jepang menggunakan huruf non-latin dengan tiga jenis huruf yaitu yaitu hiragana, katakana, dan kanji. Ratusan tahun yang lalu, bahasa Jepang mendapat pengaruh dari bahasa Cina kuno yang terlihat dalam huruf-huruf kanjinya yang sebagian besar mempunyai arti yang sama dengan huruf Cina (Peterson, 2007:1). Akan tetapi, bahasa Jepang mempunyai struktur bahasa yang berbeda dengan bahasa Cina ataupun bahasa Inggris. Struktur bahasa Inggris biasanya dimulai dengan subjek-predikat-objek sedangkan bahasa Jepang dimulai dengan subjek-objek-predikat (Miyagawa, 1999). 1
Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit dipelajari. Bahasa Jepang biasanya dipelajari dengan mengikuti kelas bahasa seperti kursus ataupun belajar privat, namun tempo pengajarannya dikendalikan oleh pengajar sehingga para murid harus menyesuaikan waktu pembelajaran antara satu sama lain walaupun setiap orang mempunyai jangka waktu yang berbeda untuk menyerap pelajaran. Oleh karena itu, jika ingin belajar dengan tempo sendiri, biasanya seseorang lebih memilih belajar secara otodidak. Akan tetapi, tidak semua orang dapat mempelajari struktur bahasa yang rumit hanya dengan membaca buku saja, hal yang biasanya dilakukan oleh pemelajar otodidak. Selain itu terdapat cara belajar yang efektif dengan bantuan media lainnya seperti audio berupa kaset dan lagu atau visual berupa gambar, film, atau animasi untuk mempelajari bahasa tersebut. Bahkan ada tingkatan belajar yang lebih efektif, yakni menggunakan lebih dari satu media (multimedia), seperti penggunaan komputer untuk belajar otodidak. Perkembangan teknologi informasi telah mendorong berkembangnya pengunaan komputer dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan, dengan pesat. Komputer digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam berbagai bidang ilmu tidak terkecuali untuk proses pembelajaran bahasa baik yang menggunakan huruf latin maupun non-latin. Menurut Ikeda (2003:2), ada beberapa keuntungan penggunaan komputer sebagai media pengajaran bahasa, yaitu : 1. Meningkatkan motivasi pengguna 2. Melayani kebutuhan pengguna secara individu 3. Interaktif 4. Mempercepat pembelajaran 2
5. Pemberian umpan-balik yang cepat 6. Mendukung multimedia Berdasarkan penelitian pendahuluan bahwa banyak penelitian yang dilakukan untuk menilai efektivitas penggunaan komputer dalam membantu proses pembelajaran. Clark (2001) dan Liu (2002) telah mempelajari berbagai macam penelitian mengenai penggunaan komputer dalam pembelajaran bahasa dan menemukan hasil yang beragam. Ada yang mengatakan komputer lebih efektif dan ada juga yang mengatakan tidak ada perbedaan antara menggunakan multimedia berupa komputer atau satu media saja dalam pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan pembahasan mengenai pembelajaran bahasa Jepang dan perkembangan komputer dalam bidang pendidikan yang telah disebutkan diatas, penulis tertarik untuk membuat suatu penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media komputer. Penulis ingin meneliti apakah lebih efektif menggunakan media komputer atau menggunakan media buku (teks) saja dalam pembelajaran bahasa Jepang secara ototidak, agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan kita bersama. 1.2. Rumusan Permasalahan Dengan hipotesa awal bahwa penggunaan komputer untuk pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media pembelajaran lainnya, penulis ingin menguji sejauh mana keefektifan penggunaan media komputer untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam mempelajari tata bahasa Jepang. 3
1.3. Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penelitian ini penulis akan meneliti perbedaan kemampuan mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara semester empat tahun ajaran 2009/2010, dalam memahami kesesuaian penggunaan pola kalimat ~らしい,~よう, dan ~そう, dengan menggunakan komputer atau buku sebagai media pembelajaran secara otodidak. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangsih secara keilmuan yang berkaitan dengan ilmu pengajaran bahasa asing. Secara khusus, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan komputer lebih efektif untuk memahami pemakaian tata bahasa Jepang secara otodidak dibandingkan dengan menggunakan buku. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai penulis adalah dapat memberikan alternatif metode belajar yang lebih efektif bagi mahasiswa dalam mempelajari tata bahasa Jepang secara otodidak. 1.5. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, dan penulis menggunakan metode yang berbeda untuk tahapnya. Metode yang dipakai antara lain adalah metode kuantitatif, angket, dan juga deskriptif analisis untuk menganalisis data dikaitkan dengan teori yang ada. 4
1.5.1. Metode Kuantitatif Metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan dengan mengumpulkan data-data numerik (Mujis, 2004:2). Data data penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan metode uji peringkat bertanda Wilcoxon dengan tingkat signifikansi (α) 0,05. Untuk mendapatkan data-data ini, penulis membagi responden menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Kelompok eksperimen, merupakan kelompok responden yang mendapatkan perlakuan khusus. Yang dimaksud dengan perlakuan khusus disini adalah diberikannya media komputer yang telah dirancang sebelumnya oleh penulis sebagai media pembelajaran. Media komputer tersebut memuat materi pembelajaran dalam bentuk teks, animasi, suara, dan juga gambar. 2. Kelompok non-eksperimen, merupakan kelompok responden yang datanya akan dibandingkan dengan data kelompok eksperimen. Media pembelajaran yang diberikan pada kelompok kontrol ini merupakan media buku yang memuat materi pembelajaran dalam bentuk teks. Adapun untuk menguji seberapa efektinya penggunaan komputer dalam memahami pola kalimat ~らしい,~よう, dan ~そう, maka dibuatlah instrumen penelitian yang akan diujikan kepada responden. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : A. Instrumen Penelitian Penulis akan melakukan pengumpulan data dan teori dari berbagai sumber tertulis seperti buku, jurnal, artikel internet, untuk digunakan dalam 5
pembuatan materi pembelajaran dalam dua medium berbeda yakni buku dan komputer. B. Angket Selain materi pembelajaran, penulis juga menyiapkan angket untuk menghimpun data selama jangka waktu pembelajaran. Angket dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda. Pilihan ganda akan memberikan dua opsi pada responden yang harus dipilih (Sastradipoera, 2005:285). Jika responden memilih jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan jika salah akan diberi nilai 0. Angket ini digunakan agar penulis dapat melakukan triangulasi antara data-data yang didapat selama penelitian berlangsung. Dengan adanya triangulasi data ini, penulis dapat melakukan pengecekan silang data penelitian dan diharapkan validitas dan kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan dapat lebih terjamin (Sastradipoera, 2005:339). C. Deskriptif Analisis Hasil evaluasi dan angket yang dilakukan selama penelitian akan dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Kemudian dari hasil olahan data tersebut, penulis akan mengambil kesimpulan sebagai hasil akhir penelitian. 6
1.5.2. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian yang dilakukan terhadap responden terbagi atas 5 langkah yaitu : 1. Melakukan pretest, yakni evaluasi tingkat kemampuan responden tahap awal. 2. Memberikan materi pembelajaran ~らしい dan kemudian memberikan angket mengenai topik ~らしい. 3. Memberikan materi pembelajaran ~よう dan kemudian memberikan angket mengenai topik ~よう. 4. Memberikan materi pembelajaran ~そう dan kemudian memberikan angket mengenai topik ~そう. 5. Memberikan post test untuk mengevaluasi tingkat kemampuan responden setelah menjalani penelitian ini. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam bab 1, penulis akan membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup, tujuan dan manfaat permasalahan, serta metode dan sistematika penulisan. Dalam bab 2, penulis akan menjabarkan landasan teori yang dipakai sebagai dasar dari penelitian ini, yaitu metode pengajaran bahasa Jepang, teori perancangan aplikasi komputer untuk pembelajaran, dan juga penjabaran penggunaan pola kalimat bahasa Jepang ~らしい,~よう, dan ~そう. 7
Dalam bab 3, penulis akan melakukan analisis hasil tes dan survei dari para responden sehingga dapat diketahui perbedaan hasil tes antara responden yang menggunakan komputer dan yang menggunakan buku dalam proses pembelajaran. Dalam bab 4, penulis akan menguraikan simpulan serta saran dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk keperluan penelitian selanjutnya. Dalam bab 5, penulis akan memuat ringkasan dari proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. 8