4 III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hutan mangrove stasiun kelautan Dumai terletak pada kelurahan Purnama, terletak pada posisi 101 20'06"- 101 24'10" BT dan r35'25"-1 37'30" LU. Hutan mangrove di stasiun kelautan yangberdekatan dengan muara sungai Mesjid kondisinya relatif lebih baik, sedangkan yang sebagian lagi sudah terbuka. Hal ini disebabkan oleh aktifitas manusia berupa penebangan kayu. Bekas-bekas tebangan banyak dijumpai pada beberapa tempat dan juga dijumpai lokasi pertambakan.pembenihan, rumah kapal serta dermaga di dalam hutan ini. Vegetasi hutan mangrove di daerah ini secara umum berukuran kecil, baik diameter maupun tinggi pohon tergolong rendah dengan produksi serasah 274, 97 g/m^/th atau 2, 75 ton/ha/th dimana serasah daun merupakan komponen terbesar dari serasah lainnya (Nurhasna, 1998). 3 J,Jumlah Bakteri pada daun Mangrove. Daun mangrove yang dihitung pada empat spesies yang dibedakan atas tiga kategori yaitu pada daun segar, daun yang baru jatuh dan daun serasah (daun mangrove yang membusuk) 12
label 1. Rata-rata jumlah bakteri pada aun mangrove yang dianalisis No Jenis Mangrove Daun Segar Daun gugur Daun serasah 1 Avicenna sp 2,01 X 10^ 2,54 X 10^ 1,12x 10" 1,5 X 10^ 3.7 X lo'^ 0,96 X 10^ 2 Sonneratia sp 1,6 X 10^ 2.2 X 10^ 1.64 X 10^^ 1,7 X 10^ 1,54 X 10^ 4.39 X 10^ 3 Ceriops sp 1.44 X 10^ 1.50 xlo'* 1.47 X 10" 1.32 X 10^ 1.48 X lo'' 1.53 X 10^ 4 Gruguiera sp 1.16x10^ 1.38 X lo'* 1.55 X 10" 1.32 X 10^ 1.54 X 10'* 1. 67x 10 Jumlah bakteri pada ketiga perlakuan yang diteliti tidak berbeda jauh untuk semua Spesies mangrove yaitu 10^ untuk daun yang segar 10'' untuk daun yang sudah jatuh dan 10 untuk serasah bakteri. Perbedaan jumlah bakteri pada daun segar dan daun yang gugur terjadi kenaikan jumlah bakteri 100 kali lebih banyak pada daun yang gugur, demikian juga pada bakteri gugur dan serasah daun mangrove terjadi kenaikan jumlah bakteri 100 kali lebih tinggi pada serasah dari pada daun serasah. Terjadinya kenaikan jumlah bakteri yang baru gugur dan serasah disebabkan karena berkembangnya bakteri yang sudah pada daun segar tersebut maupun juga bakteri yang ada di lingkungan daun yang jatuh tersebut dapat berkembang dengan baik pada daun tersebut, k&re.na kebutuhan nutrisi bakteri tersebut dapat terpenuhi oleh daun mangrove tersebut. Terjadi peningkatan ini juga disebabkan tidak aktifnya enzim anabolisme 13
sehingga mempermudah bakteri pengurai berkembang biak dan penguraian daun lebih mudah dilakukan. 3i.2 Morfologi bakteri pada daun mangrove. Dari hasil isolasi, maka ditemukan 11 isolat bakteri yang mampu menguraikan daun mangrove didaerah stasiun ke lautan Dumai yaitu : a. isolat Naseria kuning, ukuran koloni 0,1-3 mm, bentuk koloni menyebar, berdasarkan pergerakan termasukpada bakteri yang mampu bergerak (motalitas positif), pergandengan sel dipio, methyl red, produksi H2S, katalase, oksidase positif sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 0 ppt dan baik pada salinitas 10, 20 dan 30 ppt. b. Isolat Plesiomonas Dengan cirri-ciri adalah sebagai berikut: Termasuk pada kelompok bakteri Gram negatif, Kebutuhan terhadap oksigen termasuk pada aerob, berdasarkan bentuk dikategori pada batang, warna koloni putih mengkilat, ukuran koloni,1-5 mm, bentuk koloni bulat, motalitas positif, tipe pergandengan sel mono. Methyl 14
red, katalase, oksidase positif dan produksi H2S negatif sifat halofilik dapat tumbuhdengan baik pada salinitas 0 dan 10 ppt dan pada salinitas 20 dan 30 ppt bisa tumbuh. c. Isoiat Yersinia. kuning, ukuran koloni 5 mm - 3 cm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang mampu bergerak (motalitas positif), pergandengan sel dipio, methyl red, katalase, oksidase positif, produksi H2S negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0. 10 dan 20 ppt. d. Isoiat Corynebacterium. putih mengkilat, ukuran koloni 0.1-0.3 mm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel tetra, methyl red, katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0, 10 dan 20 ppt. 15
e. Isolat Bacillus kuning, ukuran koloni 0.1-0.3 mm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel dipio, methyl red, katalase, oksidase bersifat positif, dan produksi H2S negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0. 10 dan 20 ppt. f. Isolat Staphylococcus kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob, bentuk sel spiral, warna koloni 1 putih mengkilat, ukuran koloni lebih besar dari 3 cm, bentuk koloni menyebar, berdasarkan pergerakan termasuk pada, bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel mono, methyl red, katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 10 dan 20 ppt, dan cukup pada salinitas 0 ppt. 16
g. Isolat Acinetobacter putih mengkilat, ukuran koloni 0.1-0.3 mm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel dipio, katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif, dan methyl red bersifat negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0. 10 dan 20 ppt. h. Isolat Proteus putih mengkilat, ukuran koloni 0.1-3 mm, bentuk koloni menyebar, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel monoo, methyl red, katalase, oksidase dan H2S bersifat positif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 0 ppt dan baik pada salinitas 10, cukup bisa berkembang pada salinitas 20 dan kurang berkembang pada salinitas 30 ppt. 17
i. isolat IVIarinococcus Dengan cirri-ciri : Termasul^ pada kelompok bakteri Gram positif, kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob, bentuk sel bulat, warna koloni kuning, ukuran koloni 0.1-3 mm, bentuk koloni bulat, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang mampu bergerak (motalitas positif), pergandengan sel mono, methyl red, oksidase dan katalase bersifat positif, produksi H2S bersifat negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30, berkembang baik baik pada salinitas 20 dan 10 ppt, dan cukup berkembang pada salinitas 0 ppt. j. Isolat Planococcus kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob, bentuk sel bulat, warna koloni putih mengkilat, ukuran koloni 1 mm - 3 cm, bentuk koloni bulat, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel diploo, methyl red, oksidase dan katalase bersifat positif, produksi H2S bersifat negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 0 ppt, berkembang baik baik pada salinitas 10 ppt, dan cukup berkembang pada salinitas 20 ppt, dan kurang berkembang pada salinitas 30 ppt. 18