Daun mangrove yang dihitung pada empat spesies yang dibedakan atas

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung. menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI AEROB PENDEGRADASI SELULOSA DARI SERASAH DAUN Avicennia

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri patogen serangga yang

No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan dengan kemampuan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di hutan mangrove pesisir Desa Durian dan Desa Batu

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

OLEH : ARDIAN PRASETYA ( ) Dosen Pembimbing Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si., M.Si Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.

SKRIPSI OLEH: Widya Kurniawan Putra Budidaya Hutan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. daratan dengan ekosistem lautan. Oleh karena itu, ekosistem ini mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi Bakteri Selulolitik dari Tanah Mangrove

HASIL. Karakteristik, Morfologi dan Fisiologi Bakteri Nitrat Amonifikasi Disimilatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan parasit, jamur, bakteri, dan virus. (Purwaningsih dan Taukhid,

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bakteri biasanya dikategorikan ke dalam dua kelompok. Bakteri yang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Hasil dan Pembahasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA IKAN BANDENG (Chanos chanos) ASAP YANG TELAH MENGALAMI PEMBUSUKAN SKRIPSI

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB I PENDAHULUAN. Sampah berhubungan erat dengan pencemaran lingkungan yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis mangue dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati.

III. METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan bahan pangan yang sangat cepat mengalami proses. pembusukan (perishable food). Pembusukan ikan terjadi setelah ikan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

III. MATERI DAN METODE

IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA LINDI HASIL SAMPAH DAPUR DI DUSUN SUKUNAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Inokulasi Penyebab Busuk Lunak Karakterisasi Bakteri Penyebab Busuk Lunak Uji Gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara Jamili

KERAGAMAN BAKTERI PADA EKOSISTEM MANGROVE BERDASARKAN SALINITAS AIR LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan hutan alam produksi, produktivitas hutan menjadi satu

IV. HasildanPembahasan

III. MATERI DAN METODE

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

Lampiran 1 Identifikasi bakteri dari spora Gigaspora sp. Sel berbentuk. batang, Gram Positif, menghasilkan endospora

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas yang hidup didalam kawasan yang lembab dan berlumpur serta

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

BAKTERI TANAH SAMPAH PENDEGRADASI PLATIK DALAM KOLOM WINOGRADSKY

Diagram pie perbandingan zona pasang tertinggi dan terendah

PERGANTIAN POPULASI BAKTERI HETEROTROF, ALGAE DAN PROTOZOA DI LAGOON BTDC UNIT PENANGANAN LIMBAH NUSA DUA BALI

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS MIKROBA DI KAWASAN CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL-BUKIT BATU: SEBAGAI INDIKATOR TERHADAP TEKANAN PENGGUNAAN LAHAN

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

2016 BIOREMEDIASI LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH MODEL PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR VEGETASI. Boy Andreas Marpaung / DKK-002

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB 2 BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

IDENTIFIKASI KERAGAMAN JENIS BAKTERI PADA PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN DENGAN LUMPUR AKTIF LIMBAH TAHU. Abstract

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB I. penting dari kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah kepulauan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pada Akar Tanaman Alfafa (Medicago

Transkripsi:

4 III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hutan mangrove stasiun kelautan Dumai terletak pada kelurahan Purnama, terletak pada posisi 101 20'06"- 101 24'10" BT dan r35'25"-1 37'30" LU. Hutan mangrove di stasiun kelautan yangberdekatan dengan muara sungai Mesjid kondisinya relatif lebih baik, sedangkan yang sebagian lagi sudah terbuka. Hal ini disebabkan oleh aktifitas manusia berupa penebangan kayu. Bekas-bekas tebangan banyak dijumpai pada beberapa tempat dan juga dijumpai lokasi pertambakan.pembenihan, rumah kapal serta dermaga di dalam hutan ini. Vegetasi hutan mangrove di daerah ini secara umum berukuran kecil, baik diameter maupun tinggi pohon tergolong rendah dengan produksi serasah 274, 97 g/m^/th atau 2, 75 ton/ha/th dimana serasah daun merupakan komponen terbesar dari serasah lainnya (Nurhasna, 1998). 3 J,Jumlah Bakteri pada daun Mangrove. Daun mangrove yang dihitung pada empat spesies yang dibedakan atas tiga kategori yaitu pada daun segar, daun yang baru jatuh dan daun serasah (daun mangrove yang membusuk) 12

label 1. Rata-rata jumlah bakteri pada aun mangrove yang dianalisis No Jenis Mangrove Daun Segar Daun gugur Daun serasah 1 Avicenna sp 2,01 X 10^ 2,54 X 10^ 1,12x 10" 1,5 X 10^ 3.7 X lo'^ 0,96 X 10^ 2 Sonneratia sp 1,6 X 10^ 2.2 X 10^ 1.64 X 10^^ 1,7 X 10^ 1,54 X 10^ 4.39 X 10^ 3 Ceriops sp 1.44 X 10^ 1.50 xlo'* 1.47 X 10" 1.32 X 10^ 1.48 X lo'' 1.53 X 10^ 4 Gruguiera sp 1.16x10^ 1.38 X lo'* 1.55 X 10" 1.32 X 10^ 1.54 X 10'* 1. 67x 10 Jumlah bakteri pada ketiga perlakuan yang diteliti tidak berbeda jauh untuk semua Spesies mangrove yaitu 10^ untuk daun yang segar 10'' untuk daun yang sudah jatuh dan 10 untuk serasah bakteri. Perbedaan jumlah bakteri pada daun segar dan daun yang gugur terjadi kenaikan jumlah bakteri 100 kali lebih banyak pada daun yang gugur, demikian juga pada bakteri gugur dan serasah daun mangrove terjadi kenaikan jumlah bakteri 100 kali lebih tinggi pada serasah dari pada daun serasah. Terjadinya kenaikan jumlah bakteri yang baru gugur dan serasah disebabkan karena berkembangnya bakteri yang sudah pada daun segar tersebut maupun juga bakteri yang ada di lingkungan daun yang jatuh tersebut dapat berkembang dengan baik pada daun tersebut, k&re.na kebutuhan nutrisi bakteri tersebut dapat terpenuhi oleh daun mangrove tersebut. Terjadi peningkatan ini juga disebabkan tidak aktifnya enzim anabolisme 13

sehingga mempermudah bakteri pengurai berkembang biak dan penguraian daun lebih mudah dilakukan. 3i.2 Morfologi bakteri pada daun mangrove. Dari hasil isolasi, maka ditemukan 11 isolat bakteri yang mampu menguraikan daun mangrove didaerah stasiun ke lautan Dumai yaitu : a. isolat Naseria kuning, ukuran koloni 0,1-3 mm, bentuk koloni menyebar, berdasarkan pergerakan termasukpada bakteri yang mampu bergerak (motalitas positif), pergandengan sel dipio, methyl red, produksi H2S, katalase, oksidase positif sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 0 ppt dan baik pada salinitas 10, 20 dan 30 ppt. b. Isolat Plesiomonas Dengan cirri-ciri adalah sebagai berikut: Termasuk pada kelompok bakteri Gram negatif, Kebutuhan terhadap oksigen termasuk pada aerob, berdasarkan bentuk dikategori pada batang, warna koloni putih mengkilat, ukuran koloni,1-5 mm, bentuk koloni bulat, motalitas positif, tipe pergandengan sel mono. Methyl 14

red, katalase, oksidase positif dan produksi H2S negatif sifat halofilik dapat tumbuhdengan baik pada salinitas 0 dan 10 ppt dan pada salinitas 20 dan 30 ppt bisa tumbuh. c. Isoiat Yersinia. kuning, ukuran koloni 5 mm - 3 cm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang mampu bergerak (motalitas positif), pergandengan sel dipio, methyl red, katalase, oksidase positif, produksi H2S negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0. 10 dan 20 ppt. d. Isoiat Corynebacterium. putih mengkilat, ukuran koloni 0.1-0.3 mm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel tetra, methyl red, katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0, 10 dan 20 ppt. 15

e. Isolat Bacillus kuning, ukuran koloni 0.1-0.3 mm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel dipio, methyl red, katalase, oksidase bersifat positif, dan produksi H2S negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0. 10 dan 20 ppt. f. Isolat Staphylococcus kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob, bentuk sel spiral, warna koloni 1 putih mengkilat, ukuran koloni lebih besar dari 3 cm, bentuk koloni menyebar, berdasarkan pergerakan termasuk pada, bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel mono, methyl red, katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 10 dan 20 ppt, dan cukup pada salinitas 0 ppt. 16

g. Isolat Acinetobacter putih mengkilat, ukuran koloni 0.1-0.3 mm, bentuk koloni bulat kecil, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel dipio, katalase, oksidase dan produksi H2S bersifat positif, dan methyl red bersifat negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30 ppt dan baik pada salinitas 0. 10 dan 20 ppt. h. Isolat Proteus putih mengkilat, ukuran koloni 0.1-3 mm, bentuk koloni menyebar, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel monoo, methyl red, katalase, oksidase dan H2S bersifat positif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 0 ppt dan baik pada salinitas 10, cukup bisa berkembang pada salinitas 20 dan kurang berkembang pada salinitas 30 ppt. 17

i. isolat IVIarinococcus Dengan cirri-ciri : Termasul^ pada kelompok bakteri Gram positif, kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob, bentuk sel bulat, warna koloni kuning, ukuran koloni 0.1-3 mm, bentuk koloni bulat, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang mampu bergerak (motalitas positif), pergandengan sel mono, methyl red, oksidase dan katalase bersifat positif, produksi H2S bersifat negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 30, berkembang baik baik pada salinitas 20 dan 10 ppt, dan cukup berkembang pada salinitas 0 ppt. j. Isolat Planococcus kebutuhan terhadap oksigen termasuk aerob, bentuk sel bulat, warna koloni putih mengkilat, ukuran koloni 1 mm - 3 cm, bentuk koloni bulat, berdasarkan pergerakan termasuk pada bakteri yang tidak mampu bergerak (motalitas negatif), pergandengan sel diploo, methyl red, oksidase dan katalase bersifat positif, produksi H2S bersifat negatif, sifat halofilik dapat berkembangan sangat baik pada salinitas 0 ppt, berkembang baik baik pada salinitas 10 ppt, dan cukup berkembang pada salinitas 20 ppt, dan kurang berkembang pada salinitas 30 ppt. 18