BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Investasi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan tersimpan dengan aman dan dapat mengambil kembali dengan mudah jika diperlukan. Namun keuntungan yang diperoleh tersebut tentunya juga akan sebanding dengan risiko yang harus dihadapi oleh investor dimana return yang tinggi tentunya juga akan diikuti dengan risk yang tinggi pula (high risk high return ). Menghadapi kenyataan yang demikian, investor pada umumnya berupaya mencari jalan untuk dapat menekan risiko investasi hingga sekecil mungkin. Reksadana merupakan sarana investasi baru yang menjawab permasalahan di atas, dimana dengan Reksadana risiko investasi dapat diperkecil karena dana yang terkumpul dari berbagai investor diinvestasikan di berbagai sarana investasi, seperti saham, obligasi, atau instrument pasar uang dan efek-efek lainnya. Reksadana mempunyai keuntungan tersendiri bila dibandingkan dengan investasi pada instrument lain, dimana diantara keuntungan tersebut adalah dana yang diinvestasikan akan dikelola oleh pengelola portofolio yang professional yaitu manajer investasi yang sudah berkompeten dalam bidangnya sehingga dapat meminimumkan risiko 1
investasi karena sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang mendalam tentang prospek investasi Reksadana. Terdapat empat jenis Reksadana di Indonesia yaitu Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Campuran, dan Reksadana Saham. Dari ke empat jenis tersebut, Reksadana campuran memiliki kebijakan dalam investasinya yaitu, Reksadana campuran berinvestasi pada lebih dari satu jenis instrumen sekaligus dengan komposisi yang mendekati seimbang atau berorientasi pada satu jenis instrumen tertentu dengan komposisi yang tidak sebesar komposisi efek pada Reksadana pasar uang, Reksadana pendapatan tetap maupun Reksadana saham. Sebagian Reksadana campuran merupakan perpaduan antara tiga jenis instrumen investasi, yaitu instrumen di pasar uang, efek pendapatan tetap dan saham sekaligus. Sebagian lainnya hanya berinvestasi di dua macam instrumen saja, apakah saham dan efek hutang (obligasi), atau saham dengan instrumen pasar uang (deposito), atau instrumen pasar uang dengan efek hutang. Dengan berinvestasi di berbagai jenis surat berharga, artinya Reksadana campuran telah melakukan dua tahap diversifikasi ; pertama, investasinya menyebar ke beberapa jenis efek yang mempunyai sifat berbeda dan tingkat risiko yang berbeda ; kedua, investasi dalam satu jenis efek tersebut kemudian disebar ke beberapa macam efek lagi. Sedangkan kelebihan lainnya adalah bahwa Reksadana campuran relatif lebih fleksibel dalam berinvestasi. Kegiatan mendifersifikasi investasi biasa dilakukan oleh Reksadana campuran, dimana Reksadana ini memadukan antara tiga jenis instrumen 2
investasi sehingga kelebihan dari Reksadana campuran relatif lebih fleksibel dalam berinvestasi. Ketika tanda-tanda perekonomian sedang baik yang ditandai dengan meningkatnya nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta nilai tukar rupiah yang relatif stabil, maka portofolio investasi Reksadana campuran dapat digeser ke saham, sedangkan saat kondisi bursa saham (dengan indikator IHSG) menunjukkan tren menurun, maka investasi Reksadana campuran dapat difokuskan pada instrumen pasar uang. Faktorfaktor seperti naik turunnya nilai IHSG, nilai tukar rupiah dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) jelas sangat berpengaruh terhadap fluktuasi nilai aktiva bersih (NAB) pada Reksadana, karena dana yang dihimpun dari masyarakat dialokasikan pada instrumen investasi tersebut (Ulinnuha, 2014). Sementara itu Reksadana sangat erat kaitannya dengan variabel makroekonomi. Diantaranya inflasi, Suku bunga SBI, dan Nilai mata uang suatu negara. Menurut Maulana (2013) Salah satu dampak inflasi terhadap perekonomian adalah bahwa inflasi memperburuk distribusi pendapatan. Golongan masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap mengalami penurunan pendapatan riil, sementara pemilik modal akan semakin kaya. Karena sebagian besar dari pemilik sertifikat Reksadana saham adalah investor institusi dan investor golongan menengah ke atas, maka dengan meningkatnya inflasi akan berpengaruh terhadap peningkatan harga-harga saham.dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pada saat inflasi tinggi dan tren bunga naik, investor yang rasional akan memilih produk deposito yang 3
menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya, seperti saham dan obligasi. Akibatnya, harga saham dan obligasi, termasuk Reksadana, akan menukik. Sebaliknya, pada saat inflasi rendah dan tren bunga turun, investor akan berpaling ke saham dan obligasi yang memberikan return yang lebih tinggi daripada deposito. Dengan demikian, berdasarkan seluruh uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana sebenarnya pengaruh dari setiap komponen komponen pembentuk portofolio Reksadana campuran (yaitu saham, dengan indikator perubahan IHSG ; hutang, dengan indikator perubahan tingkat bunga obligasi pemerintah ; dan deposito, dengan indikator perubahan tingkat bunga SBI terhadap nilai akiva bersih (NAB) Reksadana tersebut. Kemudian dalam penelitian ini peneliti menambahkan faktor di luar komponen pembentuk Reksadana campuran yaitu Inflasi. Dengan mengetahui bagaimana pengaruh dari masing-masing komponen, maka akan dapat diperkirakan bagaimana orientasi investasi dan dasar pertimbangan manajer investasi dalam pemilihan instrumen investasi Reksadana tersebut selama periode analisis. Oleh karena periode analisis yang ditetapkan adalah selama 36 bulan (Januari 2012 Desember 2014), maka masalah utama yang di identifikasikan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tingkat bunga obligasi pemerintah, tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Inflasi terhadap nilai 4
aktiva bersih (NAB) Reksadana campuran selama periode Januari 2012 Desember 2014. Di indonesia beberapa penelitian terdahulu mengenai Reksadana telah dilakukan namun jarang ditemukan yang spesifik terhadap Reksadana campuran seperti Sembiring (2009), meneliti pengaruh perubahan IHSG, bunga obligasi pemerintah dan tingkat suku bunga SBI terhadap NAB Reksadana campuran.. Kurniasih dan johannes (2015) meneliti tentang analisis variabel makro ekonomi terhadap kinerja Reksadana campuran. Variabel independent yang ditetapkan di penelitian ini adalah return IHSG return kurs usd return suku bunga JIBOR dan return indeks obligasi. (Return IHSG) yang mampu berpengaruh pada NAB RDC Utami, dkk (2014) meneliti tentang faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi return investasi produk Reksadana campuran di Indonesia. Variabel independent yang ditetapkan dalam penelitian ini inflasi, BI rate, jumlah dana kelolaan, dan umur produk Reksadana camppuran. Setyawan (2014) meneliti pengaruh IHSG dan nilai tukar terhadap NAB Reksadana Saham. Penelitian ini menggunakan sampel dan populasi Reksadana saham yaitu Reksadana saham Trimegah Asset Management selama periode Januari 2011 Desember 2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu 1. Kebanyakan penelitian terdahulu lebih banyak menganalisis pengaruh faktor makro ekonomi terhadap NAB Reksadana. 5
Padahal investor yang hendak berinvestasi di Reksadana sebaiknya memperhitungkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi NAB Reksadana, termasuk faktor internal produk Reksadana yang akan dipilih sebagai alat investasi. 2. Penelitian di Indonesia mayoritas berfokus terhadap Reksadana saham dan Reksadana pendapatan tetap. Sedangkan untuk Reksadana campuran masih jarang diteliti padahal Reksadana jenis ini memiliki potensi keuntungan yang cukup tinggi dengan risiko yang cenderung lebih rendah dibandingkan Reksadana saham. Karenanya Reksadana campuran merupakan salah satu pilihan investasi bagi investor yang menginginkan return lebih tinggi dari Reksadana pendapatan tetap dan Reksadana pasar uang, namun tidak berani mengambil risiko yang terlalu tinggi seperti Reksadana saham. Namun berdasarkan data per tanggal 01 April 2014, Reksadana campuran berkontribusi sebesar 9.51% terhadap NAB Reksadana secara keseluruhan di Indonesia. Angka tersebut menunjukkan minat investor di Indonesia terhadap Reksadana campuran masih tergolong rendah dibandingkan dengan pertumbuhan minat untuk berinvestasi pada Reksadana saham maupun Reksadana pendapatan tetap. 6
B. Perumusan Masalah Berdasarkan acuan penelitian yang di gunakan dan di uraikan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG), tingkat bunga obligasi pemerintah, tingkat bunga sertifikat bank Indonesia, dan inflasi secara simultan terhadap NAB Reksadana campuran 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG) secara parsial terhadap nilai aktiva bersih (NAB) Reksadana campuran 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan tingkat bunga obligasi pemerintah secara parsial terhadap NAB Reksadana campuran 4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan tingkat bunga sertifikat bank Indonesia secara parsial terhadap NAB Reksadana campuran 5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan inflasi secara parsial terhadap NAB Reksadana campuran 7
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji pengaruh perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG), tingkat bunga obligasi pemerintah, tingkat bunga sertifikat bank Indonesia, dan inflasi secara simultan terhadap NAB Reksadana campuran 2. Untuk menguji pengaruh antara perubahan indeks harga saham gabungan (IHSG) secara parsial terhadap nilai aktiva bersih (NAB) Reksadana campuran 3. Untuk menguji pengaruh antara perubahan tingkat bunga obligasi pemerintah secara parsial terhadap NAB Reksadana campuran 4. Untuk menguji pengaruh antara perubahan tingkat bunga sertifikat bank Indonesia secara parsial terhadap NAB Reksadana campuran 5. Untuk menguji pengaruh antara perubahan tingkat Inflasi secara parsial terhadap NAB Reksadana campuran D. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel Reksadana yang terdaftar BAPEPAM pada periode 2012 2014 2. Reksadana yang digunakan adalah Reksadana campuran non syariah 8
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan, tingkat bunga obligasi pemerintah, tingkat bunga sertifikat bank, dan inflasi E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan tambahan informasi manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi parameter bagi para manajer investasi dalam menginvestasikan dananya serta dapat memilih Reksadana baik itu campuran atau yang lainnya secara selektif sehingga dapat mengurangi risiko dan memaksimalkan laba yang didapat. 2. Bagi Investor Para investor dapat mengambil manfaat dari hasil penelitian ini guna untuk mempertimbangkan investasi Reksadananya dengan melihat variable variable yang digunakan dalam penelitian ini. 9
3. Bagi peneliti dan akademisi Untuk syarat lulus S1 dan selanjutnya yang berminat meneliti lebih lanjut penelitian ini bisa menggunakan penelitian ini sebagai referensi atau tolok ukur bagi penelitian yang akan dilakukan. 4. Bagi Manajer Investasi Penelitian ini berguna bagi manajer investasi nantinya, dalam pengambilan keputusan saat melakukan kegiatan investasi sehingga dapat mempertahankan bahkan meningkatkan Nilai Aktiva Bersih Reksadana. 10