BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

48 Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 11, No. 2, September 2016 ISSN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BEASISWA TINGKAT SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN JENIS MOBIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENGAN METODE TOPSIS

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II LANDASAN TEORI

: ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Jl. RE. Martadinata No. 272A, Indihiang, Kota Tasikmalaya 1), 2),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA PERGURUAN TINNGI NEGERI SINAR MAS DENGAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS: SMK NEGERI 1 GALANG)

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGENAL MINAT SISWA PADA BIDANG EKSTRAKULIKULER SEKOLAH DENGAN METODE TOPSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Penunjang Keputusan Penerima Beasiswa PPA dan BBM di Universitas Muria Kudus Menggunakan Metode TOPSIS Berbasis WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MANDOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II LANDASAN TEORI

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

PERTEMUAN 1 KONSEP DATA

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS : PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

JURNAL APLIKASI PEMILIHAN HELM MENGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHER REFERENCE BY SMILARITY

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen.dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus Tahunan Karyawan Menggunakan Metode TOPSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo 63

Sistem Informasi [Kode Kelas]

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN...iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. INTISARI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SAW PADA KOPERASI RS. MUHAMMADIYAH BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Multi-Attribute Decision Making

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JENIS RAMBUT MANUSIA DENGAN MENERAPKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SMK CILEDUG AL-MUSSADADIYAH

Paper Group Project SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Metode TOPSIS & Contoh Implementasi

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH MAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa yang berprestasi merupakan salah satu bukti bagi pihak sekolah yang

Jurnal SISFO Vol. 7, No.1, Februari 2013 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN PETANI BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

IMPLEMENTASI ALGORITMA SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK PENILAIAN KINERJA PEGAWAI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Konsep Dasar Sistem II.1.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Asbon Hendra; 2011: 157). 1. Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. 2. Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsure yang saling terikat dalam suatu sasaran tertentu. 3. Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. 4. Menurut L. Ackof, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. II.1.1. Syarat-Syarat Sistem 1. Sistem Harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan. 2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. 3. Adanya hubungan di antara elemen sistem. 13

14 4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi, dan material) lebih penting daripada elemen sistem. 5. Tujuan Organisasi lebih penting dari tujuan elemen. II.I.2. Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal) (Asbon Hendra; 2011: 157). II.I.3. Klasifikasi Sistem Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). 2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). 3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system). 4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). (Asbon Hendra; 2011: 157).

15 II.2. SPK Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis, karena sistem ini membantu memberikan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang interaktif. Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atau sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan (Kusrini; 2007 jurnal sistem informasi bisnis 03; 2011:143). II.3. Sistem Pendukung Keputusan II.3.1. Pengertian SPK Menurut Alter (2002) SPK ( Decision Suport System) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu di gunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu pasti bagaimana keputusan seharusnya di buat ( kusrini; 2002:15-16). TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarty) adalah salah satu metode yang bisa membantu proses pengambilan keputusan yang optimal untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. (Sri Lestari, KNS&I, Vol 12; 2011:171) Dapat diambil kesimpulan bahwa TOPSIS adalah sebuah sistem yang dapat membatu dalam menyelesaikan masalah secara praktis.

16 II.3.2. Tahapan-Tahapan Pembuatan keputusan Dalam mengambil keputusan di lakukan langkah-langkah sebagia berikut: 1. Identifikasi masalah. 2. Pemilihan metode pemecahan masalah. 3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut. 4. Mengimplementasikan model tersebut. 5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada. 6. Melaksanakan solusi terpilih (kusrini; 2009 : 9). II.3.3. Kondisi Pengambilan Keputusan Ada beberapa keadaan yang mungkin di alami oleh pengambil keputusan ketika mengambil keputusan, yaitu: 1. Pengambilan keputusan dalam kepastian, semua alternatif diketahui secara pasti. 2. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat risiko yang di pilih. 3. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, ada alternatif yang tidak diketahui dengan jelas (kusrini; 2009 : 9). II.3.4. Ciri-ciri SPK 1. Banyak pilihan/alternatif. 2. Ada kendala atau syarat. 3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur.

17 4. Banyak input/variabel. 5. Ada faktor risiko. 6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan ( kusrini; 2009 : 7). II.3.5. Konsep Dasar Keputusan II.3.5.1. Pengertian keputusan Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atau sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan (Kusrini; 2007: 7). II.3.5.2. Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan Ada beberapa keterbatasan yang di ambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari keterstrukturanya yang bisa dibagi menjadi: 1. Adanya gambaran bahwa SPK seakan-akan hanya di butuhkan pada tingkat manajemen puncak. Pada kenyataanya, dukungan bagi pengambilan keputusan dibutuhkan padda semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi. 2. Pengambilan keputusan yang terjadi pada beberapa level harus dikoordinasikan. Jadi, dimensi dan pendukung keputusan adalah komunikasi diantara pengambil keputusan antar level organisasi yang sama (jurnal SENTIKA; 2012 : 51).

18 II.3.5.3. Definisi Sistem Pendukung Keputusan Konsep system pendukung keputusan pertama kali di kenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S Scott Morton dengan istilah Management Decision System ( Sprague, 1982). Konsep pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambilan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya SPK di rancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang di gunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternative ( Jurnal Hilya Magdalena; SENTIKA 2012 : 50). II.2.5.4. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan Beberapa tujuan dari sistem pendukung keputusan menurut Turban 2005 yang diterjemahkan dalam buku Kusrini (Sistem Pendukung Keputusan) adalah sebagai berikut : 1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. 3. Mengingkatkan efektivitas pengambilan keputusan yang diambil manajer lebih dari daripada perbaikan efisiensinya. 4. Kecepatan komputasi.

19 5. Peningkatan produktivitas (kusrini, 2007 : 16). II.2.5.5. Karakteristirk Sistem Pendukung Keputusan Karakteristik sistem pendukung keputusan diterjemahkan dalam buku Kusrini (Sistem Pendukung Keputusan) adalah sebagai berikut: 1. Beroprasi pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah mendefenisikan hal-hal berikut secara tegas dan jelas: prosedur operasi, aturan pengambilan keputusan, dan arus informasi. 2. Meningkatkan efisien dengan mengurangi biaya. 3. Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna dalam pengambilan keputusan, tetapi tidak secara langsung (manajer menggunakan laporan dan informasi dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri untuk mengambil keputusan (kusrini 2007 : 14). II.2.5.6. Fase-Fase Pengambilan Keputusan Adapun fase-fase pengambilan keputusan menurut buku Kusrini (Sistem Pendukung Keputusan) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. 1. Studi kelayakan ( Intelligence) Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.

20 2. Perancangan ( Design) Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang di tentukan. Setelah itu di cari alternatif model bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. 3. Pemilihan ( Choice) Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan di lakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut, selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel (kusrini, 2007 : 18). II.4. TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to IdealSolution) Prinsip metode TOPSIS adalah sederhana, dimana alternatif yang dipilih selain memiliki kedekatan dengan solusi ideal positif dan jauh dari solusi ideal negatif. Solusi ideal terbentuk jika sebagai komposit dari nilai kinerja terbaik ditampilkan oleh setiap alternatif untuk setiap atribut. Solusi ideal negatif adalah gabungan dari nilai kinerja terburuk. Jarak ke masing-masing kutub kinerja diukur dalam pengertian Euclidean, dengan bobot opsional dari setiap atribut Kahraman C[6]. Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. Metode TOPSIS adalah salah satu metode yang bisa membantu proses pengambilan keputusan yangoptimal untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan karena konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur

21 kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhanal[7] (jurnal; KNSI&I11-027 : 171). Secara umum, prosedur dari metode TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi. b. Menghitung matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot. c. Menghitung matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. d. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matrik solusi ideal negatif. e. Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif.(jurnal Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2011; Bali, November 12, 2011 : 171). Secara umum, prosedur dari metode TOPSIS mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (KNS&I11-027: 171-172). 1. Menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi. TOPSIS membutuhkan rating nilai pada setiap kriteria atau subkriteria yang ternormalisasi. Matriks ternormalisasi pada persamaan (1) R ij =...(1) Turunan rumus diatas adalah sebagai berikut : R 11 =... Matriks keputusan ternormalisasi dapat dilihat pada tabel contoh dengan dua alternatif pada TabelII.1:

22 Tabel II.1. Matriks Keputusan Ternormalisasi alternatif Subkriteria Subkriteria subkriteria subkriteria a 1 a 2 2. Menghitung matriks keputusan yang ternormalisasi berbobot. Persamaan 3 digunakan untuk menghitung matriks ternormalisasi terbobot, maka harus ditentukan terlebih dahulu nilai bobot yang merepresentasikan preferensi absolute dari pengambil keputusan. Nilai bobot preferensi menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap kriteria atau subkriteria pada persamaan 2. W = w 1, w 2, w 3,...w n,...(2) V ij = w j. R ij... (3) Tabel II.2. Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot alternatif subkriteria subkriteria subkriteria Subkriteria a 1 w 1. r 11 w 2. r 21 w 3. r 31 w 4. r 41 a 2 w 1. r 12 w 2. r 22 w 3. r 33 w 4. r 24 3. Menghitung matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi. Perlu diperhatikan syarat pada persamaan 4dan 5 agar dapat menghitung nilai solusi ideal dengan terlebih dahulu menentukan apakah bersifat keuntungan (benefit) atau bersifat biaya (cost).

23 dimana, = ( ) ;... (4) = ( ) ;... (5) = max y ij ; jika j adalah atribut keuntungan (benefit) min y ij ; jika j adalah atribut biaya (cost) i i = min y ij ; jika j adalah atribut keuntungan (benefit) i max y ij ; jika j adalah atribut biaya (cost) i 4. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif. Jarak antara alternatif A 1 dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai : =... (6) Jarak antara alternatif A 1 dengan solusi ideal negatif dirumuskan sebagai : =... (7) Tabel II.3. Separasi Positif Alternatif D + a 1 = a 2 =

24 Tabel II.4. Separasi Negatif Alternatif D + a 1 = a 2 = Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif. Nilai preferensi (V i ) untuk setiap alternatif (8). V i =... (8) Nilai V i yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif A i lebih dipilih. Tabel II.5. Nilai Preferensi Tiap Alternatif Alternatif V + a 1 = a 2 = II.5. Alat Bantu Dalam Pelaksanaan Sistem Perancanagan sistem sangat perlu dalam pengolahan data dan informasi. Banyak alat bantu yang digunakan untuk mempermudah dalam perancangan sistem salah satunya yaitu UML (Unified Modeling Language). II.5.1. UML (Unified Modeling Language) Menurut Braun et Al (2001) Unified Modeling language (UML) adalah suatu alat untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintak dalam memodelkan system secara visual. Dan menurut Whitten, et. Al. (2004) Juga merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang

25 di gunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. Berikut gambar dai UML : UML Diagrams Use-Case Static Structure Object Class Interaction Sequence Collaburation State Activity Implementation Sequence Sequence Gambar 1. Diagram UML Sumber : (Jurnal Informatika Maluwarman Vol 6 No. 1 Feb 2011:2) 1. Class Diagram Class Diagram menggambarkan struktur statis dari kelas dalam system anda dan menggambarkan atribut, operasi dan hubungan antara kelas. Class Diagram membantu dalam memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari suatu

26 system dan merupakan tipe diagram yang paling banyak di pakai (Jurnal Informatika Maluwarman Vol 6 No. 1 Feb 2011 : 3). 2. Use Case diagram Diagram yang menggambarkan actor,use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur uktuk actor. Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case. Untuk menggambarkan analisa dan desai diagram, UML memiliki seperangkat notasi yang akan digunakan kedalam tiga kategori diatas yaitu struktur diagram, behiviour diagram dan interaction diagram. Berikut ini beberapa notasi dalam UML diantaranya : 1. Actor, menentukan peran yang dimainkan oleh user atau system lain berinteraksi dengan subjek. Actor adalah segala sesuatu yang berinteraksi langsung dengan system aplikasi computer, seperti orang, benda atau lainya. Tugas actor adalah memberikan informasi kepada sistem dan dapat memberikan sistem untuk melakukan sesuatu tugas. Aktor Symbol Gambar 2. Notasi Actor Sumber : (Jurnal Informatika Maluware Vol 6 No. 1 Feb 2011:6) 2. Interaction; Interactiondigunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar obyek maupun hubungan antar obyek. Gambar 3. Notasi Interaction Sumber : (Jurnal Informatika Maluware Vol 6 No. 1 Feb 2011:6)

27 II.6 Bahasa Pemrograman Visual Basic Net. 2010 Visual Studio Net 2010 adalah merupakan salah satu bagian dari produk pemrograman terbaru yang di keluarkan oleh microsoft, yaitu microsoft visual studio 2010. Sebagai produk lingkungan pengembangan terintegrasi atau IDE andalan yang di keluarkan oleh microsoft, visual studio 2010 menambahkan perbaikan-perbaikan fitur dan fitur baru yang lebih lengkap dibandingkan dengan versi visual studio pendahulunya, yaitu microsoft visual studio 2008. Visual studio merulpakan produk pemrograman andalan dari microsoft corporation, yang di dalamnya berisi bebrapa jenis IDE pemrograman seperti visual basic, visual C++, Visual Web Developer, Visual C#, DAN Visual F#. Semua IDE pemrograman tersebut sudah mendukung penuh implementasi. II.6.1 Lingkungan Kerja Untuk mengembangkan apikasi menggunakan Visual Basic Net 2010, terlebih dahulu adalah mengenal IDE dari Visual Studio Net 2010. Gambar 4. Tampilan Visual Basic Net 2010 Sumber : (Andi, 2010)

28 Halaman Kerja pada Microsoft Visual Basic 2010 umumnya memiliki lingkungan sebagai berikut: 1. Menu Aplikasi, berisi daftar menu lengkap terletak di sebelah atas aplikasi yang bisa di akses oleh pengguna Visual Basic 2010 mulai membuat dari aplikasi baru, menjalankan aplikasi, melakukan debugging aplikasi, memgakses bantuan, dan sebagainya. Gambar 5. Tampilan Menu Bar Visual Basic Net 2010 Sumber : (Andi, 2010) 2. Form, merupakan fitur visual basic 2010 yang di gunakan untuk membuat desain antarmuka atau iterface dari aplikasi yang anda kembangkan. Gambar 6. Tampilan Form Visual Basic Net 2010 Sumber : (Andi, 2010)

29 3. Toolbox, berfungsi untukmenampilkan daftar dari komponen visual maupun nonvisual yang bisa di tambahkan ke dalam desain form yang sedang di buat. Gambar 7. Tampilan Toolbox Visual Basic Net 2010 Sumber : (Andi, 2010) 4. Solution Explorer, merupakan fitur yang terletak di sebelah kanan atas di bawah menu aplikasi yang di gunakan untuk menampilkan daftar desain form dengan struktur tree dari project yang sedang di buka. Gambar 8. Tampilan Solution Explorer Visual Basic Net 2010 Sumber : (Andi, 2010)

30 5. Properties, merupakan fitur dari visual basic 2010 yang di gunakan untuk melakukan pengaturan properti dari objek-objek yang digunakan dalam desain form yang sedang di buat. Gambar 9. Tampilan Properties Visual Basic Net 2010 Sumber : (Andi, 2010)