BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

PENGARUH KEDISIPLINAN, KOMPETENSI DAN KINERJA GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTsN SE-KABUPATEN BLITAR EXECUTIVE SUMMARY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN. Keywords: Teachers Commitment, Principal Leadership and Teachers discipline

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Garungan, yang menyatakan bahwa motif adalah merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi IV. Rineka Cipta : Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Judul proposal ini Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja. Pegawai Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Kantor Camat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya). 2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU BK (KONSELOR) DENGAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB V PENUTUP. melaksanakan tugasnya yang tercermin dari sikap dan perbuatannya dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. agar pelajaran yang diterapkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa sehingga

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

Salam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita.

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan sumber daya manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. UGM., Yokyakarta, hlm 45 2 Abdullah Idi, Safarina Hd, Etika pendidikan : keluarga, sekolah dan masyarakat.

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. 3. menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi dari seorang guru sangat

KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN ATAU KEPENDIDIKAN. Tuesday/September 6th, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se Kecamatan Wonodadi Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se Kecamatan Wonodadi yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel (127,173>1,968). Nilai signifikansi t untuk variabel kedisiplinan adalah 0.000 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0.05 (0,000 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa H a diterima dan H o ditolak. Dari tabel model Summary, nilai R² = 0,997, artinya variabel bebas kedisiplinan mampu menerangkan atau memprediksi nilai variabel terikat prestasi belajar siswa sebesar 99,7%. Hal ini berarti bahwa terjadi hubungan yang tinggi antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa. Serta ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan (X 1 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) di MI se-kecamatan Wonodadi. Hal ini berdasarkan pada teori Anwar Prabu Mangkunegara ia membagi disiplin dalam dua macam disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif: 1) Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan memenuhi pedoman kerja, aturan aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, 97

98 pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan peraturan perusahaan. 2) Disiplin Korektif adalah suatu upaya menggerakkan perbagai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap memenuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai, pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran bagi pelanggar Kedua macam disiplin baik preventif dan korektif adalah disiplin diri guna melatih dan membentuk pribadi guru, murid dan staf agar bertanggung jawab terhadap kerja dan patuh kepada aturan (kebijakan) sekolah. Preventif ditujukan untuk mendorong para guru, murid dan staf mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sekolah sehingga pelanggaran tidak terjadi. disiplin korektif ditujukan untuk memperkecil kemungkinan pelanggaran pelanggaran lebih lanjut dengan diberikan sanksi yang tepat pada setiap pelanggaran yang terjadi. Menurut Anwar Prabu Mangkunegarabahwasannya disiplin sangat penting karena alasan berikut ini: 1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang sering kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

99 2. Tanpa disiplin guru yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4. Disiplin guru merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar. Disiplin sangat diperlukan terutama seorang siswa. Jika seorang siswa mempunyai kesadaran pentingnya disiplin, maka akan berhasil dalam belajarnya karena dalam proses belajar mengajar disiplin sangat mendukung keberhasilan dan kesuksesan. 1 Menurut teori Piet A. Sahertian disiplin dibagi kedalam tiga bentuk seperti dibawah ini: a. Disiplin Tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik. b. Disiplin Modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar si pendidik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi 1 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 ), 129.

100 yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si terdidik mengembangkan kemampuan dirinya. c. Disiplin liberal, yang dimaksud disiplin liberal, adalah disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas. 2 Menurut teori Zakiyah Drajat sebagaimana dikutip dalam buku Fikih pendidikan karya Heri Jauhari Muchtar merinci tugas guru atau pendidik dalam mengajar adalah: 3 a. Menjaga proses belajar dan mengajar dalan suatu kesatuan. b. Menjagar anak dalam berbagai aspek yaitu pengetahuan, keterampilan dan pengembangan seluruh kepribadian. c. Mengajar sesuai tingkat perkembangan dan kematangan anak. d. Menjaga keperluan (kebutuhan) dan bakat anak didik. e. Menentukan tujuan-tujuan pelajaran bersama-sama dengan anak atau peserta didik supaya mereka juga mengetahui dan mendukung pencapaian tujuan tersebut. f. Memberi dorongan, penghargaan dan imbalan kepada peserta didik. g. Menjadikan materi dan metode pengajaran berhubungan dengan kehidupan nyata, sehingga mereka menyadari bahwa yang dipelajarinya itu baik dan berguna. h. Membagi materi pelajaran kepada satuan-satuan dan memusatkannya pada permasalahan-permasalahan. 2 Piet A. Sahertian, h.127 3 Heri Jauhari Muchtar, Fikih, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 155.

101 i. Menghindari perbuatan-perbuatan yang percuma dan memberi informasi yang tak berarti, serta menjauhi hukuman dan pengulangan pekerjaan. j. Mengikut sertakan anak atau peserta didik dalam PBM secara aktif sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. k. Warnai situasi proses belajar-mengajar dengan suasana toleran, kehangatan, persaudaraan dan tolong menolong. Suasana PBM tidak hanya berpengaruh terhadap keberhasilan pelajaran, tetapi juga mempunyai pengaruh dalam penyerapan anak atau pesrta didik terhadap sifat-sifat sosial yang baik atau tidak baik. 4 Jadi ketika seorang guru memiliki kedisiplinan yang tinggi maka pembelajaran pun akan menjadi optimal, sehingga berdampak kepada meningkatnya prestasi belajar. Jika hal tersebut diatas bisa dilakukan dengan baik dan maksimal, maka bisa memberikan pengaruh yang positif dan signifikan bagi prestasi siswa. B. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se- Kecamatan Wonodadi Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se Kecamatan Wonodadi yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel (158,297> 1,968). Nilai signifikansi t untuk variabel pengalaman mengajar adalah 0.000 dan nilai tersebut lebih kecil 4 Ibid., 156.

102 daripada probabilitas 0.05 (0,000 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa H a diterima dan H o ditolak.dari tabel model Summary, nilai R² = 0,997 artinya variabel bebas Motivasi Belajar mampu menerangkan atau memprediksi nilai variabel terikat prestasi belajar siswa sebesar 99,7%. Hal ini berarti bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara Motivasi Belajar terhadap prestasi belajar siswa. Serta ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar (X 2 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) di MI se-kecamatan Wonodadi. C. Pengaruh Kedisiplinan dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa di MI se-kecamatan Wonodadi Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kedisiplinan guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se Kecamatan Wonodadi yang ditunjukkan dari f hitung > f tabel (25,514>3,060). Nilai signifikansi f untuk variabel kedisiplinan dan motivasi belajar adalah 0.000 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0.05 (0,000 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa H a diterima dan H o ditolak.dari tabel model Summary, nilai R² = 0,997 artinya variabel bebas kedisiplinan dan motivasi belajar mampu menerangkan atau memprediksi nilai variabel terikat prestasi belajar siswa sebesar 99,7%, Hal ini berarti bahwa terjadi hubungan yang tinggi antara kedisiplinan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berdasarkan pada teori Anwar Prabu Mangkunegara yakni Kedua macam disiplin baik preventif dan korektif adalah disiplin diri guna

103 melatih dan membentuk pribadi guru, murid dan staf agar bertanggung jawab terhadap kerja dan patuh kepada aturan (kebijakan) sekolah. Preventif ditujukan untuk mendorong para guru, murid dan staf mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sekolah sehingga pelanggaran tidak terjadi. disiplin korektif ditujukan untuk memperkecil kemungkinan pelanggaran pelanggaran lebih lanjut dengan diberikan sanksi yang tepat pada setiap pelanggaran yang terjadi. 5 Sebagaimana dikemukakan oleh Glickman melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa guru-guru yang tingkatan nalarnya tinggi dapat melihat berbagai alternatif model mengajar sehingga mereka umumnya konsekuen dan efektif dalam menghadapi siswa. Dengan modal motivasi belajar menggunakan nalar ini, guru bisa melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Sebaliknya apabila tingkat nalarnya rendah, hanya mampu menemukan salah satu alternatif saja. Akibatnya, guru merasa bingung ketika menghadapi masalah-masalah dalam kelas, dan tidak berbuat banyak. Oleh karena itu, mereka cenderung meminta petunjuk dalam melakukan tugas. 6 Syafruddin Nurdin bahwasannya Mengajar atau lebih spesifik lagi melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan di desain sedemikian rupa mengikuti langkah-langkah dan prosedur 5 Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 )., 130. 6 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008, 66-67.

104 tertentu, sehingga dengan demikian pelaksanaanya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Menurut teori E. Mulyasa bahwa Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi lebih dari itu, guru harus membentuk motivasi belajar dan pribadi peserta didik, terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas dan pengendali seluruh perilaku peserta didik. 7 Sebagai pembimbing guru harus berupaya untuk membimbing dan mengarahkan perilaku peserta didik kearah yang positif, dan menunjang pembelajaran. Sebagai contoh atau teladan, guru harus memperlihatkan perilaku disiplin yang baik kepada peserta didik, karena bagaimana peserta didik akan berdisiplin sedangkan gurunya tidak menunjukkan sikap disiplin. Sebagai pengawas, guru harus senantiasa mengawasi seluruh perilaku peserta didik, terutama pada jam-jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi pelanggaran terhadap disiplin, dapat segera diatasi. Sebagai pengendali, guru harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik disekolah. Dalam hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat 7 E. Mulyasa, Standar Motivasi belajar dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 126.

105 pendidikan secara tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun hukuman terhadap peserta didik. 8 Mengajar merupakan pekerjaan dan tugas yang kompleks dan sulit. Oleh karena itu tugas dan pekerjaan tersebut memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik, sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.mengajar merupakan tugas yang perlu dipertanggung jawabkan. Dengan demikian ia memerlukan sesuatu perencanaan dan persiapan yang mantap dan dapat dinilai pada akhir kegiatan proses belajar mengajar. 9 ketika seorang guru memiliki kedisiplinan yang tinggi maka pembelajaran pun akan menjadi optimal, sehingga berdampak kepada meningkatnya prestasi belajar. Dan Semakin tinggi jenjang pendidikan seorang guru maka semakin tinggi pula pengalaman atau ilmu yang didapatkan seorang, sehingga memudahkan seorang untuk untuk mentransfer pengetahuannya kepada siswa. Jika hal tersebut diatas bisa dilakukan dengan baik dan maksimal, maka bisa memberikan pengaruh yang positif dan signifikan bagi tingkah laku siswa. 8 Ibid., 126. 9 Syafruddin Nurdin, et. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Cet. Ke I, (Ciputat Pers, Jakarta, 2002), 86.