// Seminar & kspose asil Penelitian Restorasi kosistem Dipterokarpa dalam rangka Peningkatan Produktivitas utan Samarinda, Oktober Peran PUP dalam Perencanaan Pengaturan asil untuk Mendukung elestarian utan aruni risnawati Pusat Litbang onservasi & Rehabilitasi Badan Litbang ehutanan Prasyarat utama pengelolaan hutan lestari: rencana pengelolaan jangka panjang (pengaturan hasil) Penetapan preskripsi kunci pengaturan hasil perlu dilakukan secara spesifik sesuai dengan kondisi dan potensi hutan yang dikelola Salah satu dasar pengaturan hasil: informasi mengenai pertumbuhan dan riap tegakan Diperlukan pemantauan pertumbuhan dan riap di setiap unit pengelolaan hutan Diperlukan Petak Ukur Permanen yang mewakili kondisi hutan yang dikelola dan diukur secara periodik
// Tebang pilih (TPTI, TPTJ) merupakan sistem silvikultur yang saat ini diterapkan dalam manajemen hutan alam tidak seumur di Indonesia. Dalam sistem ini, pemanenan didasarkan pada kriteria umum: - Panjang siklus tebang tetap - Limit dimeter tebang minimum untuk semua jenis kayu komersial TPTI: siklus tebang th; limit diameter cm (hutan dataran rendah, P) and cm (hutan dataran tinggi, PT) TPTJ: siklus tebang th; cm (P) and cm (PT) Penerapan siklus tebang dan limit diameter tebang yang seragam untuk semua kondisi hutan mungkin tidak rasional karena keragaman pertumbuhan dan dinamika tegakan Pendekatan limit diameter tebang minimum mungkin tidak sesuai dengan SM (intensitas penebangan perlu diterapkan) Penentuan preksripsi sistem silvikultur (siklus tebang, intensitas penebangan/jumlah pohon yang ditebang, limit diameter tebang minimum) perlu mengakomodir kondisi tegakan hutan setempat (e.g. struktur, kerapatan, pertumbuhan) multisistem?? diperlukan PUP untuk monitoring tegakan hutan sebagai input perencanaan PUP adalah suatu areal dengan luas tertentu, yang diberi tanda batas yang jelas, umumnya berbentuk segi empat, digunakan terutama untuk pemantauan pertumbuhan dan dinamika tegakan A B C AB BC D I J IJ J Jalur isolasi A B C AB BC D I J A B C D I J A7 B 7 C7 D7 7 7 7 7 I7 J7 7 U Petak pengamatan m m A A B B C C D D I I J J A B C D I J S m A B C AB BC A B C AB BC D CD D D CD D I I J IJ J J IJ J A B C D I J AB BC CD D IJ J m A B C D I J
// Inventarisasi sumberdaya hutan (t/p) stimasi pertumbuhan tegakan hutan (p) Monitoring site/tempat tumbuh (p) round checking (t/p) Monitoring efek perlakuan silvikultur (p) Struktur tegakan Potensi hutan (volume, biomass) Tipe hutan, biodiversitas Dinamika struktur tegakan Pertumbuhan tegakan Perubahan lingkungan Inventarisasi PUP Informasi riap Informasi potensi hutan stimasi pertumbuhan Proyeksi hasil Strategi pengaturan hasil (e.g. rotasi, limit diameter, intensitas tebang) Perencanaan pengelolaan hutan jangka panjang
// Propinsi Riap Diameter (cm/th) Riap Volume (m /ha/th) omersial Non-omersial Semua jenis omersial Non-omersial Semua jenis alimantan Tengah....7.. alimantan Timur...... alimantan Barat....7.. alimantan Selatan...... Maluku......7 Jambi...7.7.. Papua.77..77...7 Sulawesi Tengah.7...7.. Sulawesi Utara.7.7.7... Sulawesi Selatan......77 Aceh...7...7 Riau...... Sumatera Selatan......77 Rata-rata.7..7... Riap bervariasi menurut site/lokasi Riap bervariasi menurut famili (kelompok jenis)
Initial stand uture stand Model dinamika // Riap bervariasi menurut jenis dan ukuran (diameter) pohon Tegakan awal rowth Mortality rowth mortality Ingrowth ingrowth Proyeksi? Y N Tegakan hasil proyeksi
// Berdasarkan pendekatan rumus Laju pertumbuhan, mortalitas, struktur tegakan homogen Jenis homogen Berdasarkan model simulasi Asumsi kehomogenan tidak diperlukan Informasi mengenai pertumbuhan/dinamika struktur tegakan sangat diperlukan Berdasarkan pendekatan rumus Berdasarkan model simulasi Riap diameter ΔD Invent Simulasi dinamika tegakan Tegakan hasil proyeksi Model Proyeksi diameter D t =D + (Δt)*ΔD Δt=(Da-Db) ΔD Struktur tegakan m dekati optimal? Periode pencapaian tegakan optimal Rotasi tebang T = (Δt) Limit Ø tebang Limit Ø phn inti Intensitas tebang Simulasi penebangan Rotasi tebang & hasil tebang Jika Riap Diameter (ΔD) < cm/th: () Apabila limit Ø tebang cm, rotasi diperpanjang; () Apabila rotasi tebang thn, limit Ø tebang diturunkan; () Apabila rotasi tebang tetap thn & limit Ø tetap cm, Ø pohon inti dinaikkan. asil maksimum? Periode pencapaian tegakan optimal
// R = (C M)/I C = M + (I x R) M = C (I x R) R = siklus tebang, C = limit diameter tebang, M = limit diameter pohon inti, and I = riap diameter Contoh: Riap diameter =,7 cm/th diperoleh dari data PUP Jika limit diameter tebang = cm dan limit diameter pohon inti = cm, maka R = ( - )/,7 =, years tahun Jika rotasi tebang = th dan limit diameter pohon inti = cm, maka C = ( + ( x,7) =, cm cm Jika rotasi tebang = th dan limit diameter tebang = cm, maka M = ( - ( x,7) =, cm cm Rumus AAC/JPT (Rotasi II) = tat luas x (Vs + (riap volume x ½ rotasi) x fp x fe Mencakup komponen dinamika struktur tegakan (ingrowth, upgrowth dan mortality) DB Commercial Dipterocarps Commercial Non-Dipterocarps Non-commercial timbers Const (cm). 7. 7.+. 7. 7.+. 7. 7.+ Commercial Dipterocarps..7.... -...... -.7. -. -.7. 7...7.................................................. 7.+. Commercial Non-Dipterocarps.. -. -.7..... -.. -. -.7 7. 7...7............................................... 7.+. Non-commercial timbers.. -. -.7. -. -.7.. -.. 7..7.7..7....................................... 7.+. I ingrowth n n kt dik Bi yijt ek y kjt ck tetap a m b i i i j ij upgrowth m n bij pi qi Bj y ijt sidj i j mortality m n mij ui vi Bj y ijt widj i j Model dikembangkan dari data PUP BA =.7 m/ha ij 7
Number of trees per ha Number of trees per ha // Sikus tebang: yrs, limit diameter tebang: cm % damage a b(% felling) Before logging After logging uture stand (next yrs) DB class (cm) Cutting cycle: yrs, minimum D cutting limit: cm % damage a b(% felling) Before logging After logging uture stand (next yrs) DB class (cm)
Volume (m/ha) // reduction Increasing the logging intensity increases the reduction of basal area % // 7 % Increasing the logging intensity increases the reduction of volume reduction......... Logging intensity (%) % Block A: yrs al Block B: yrs al Block C: yrs al Clock D: yr al //
// reduction % Increasing the logging intensity decreases the diversity of species // reduction % Increasing the logging intensity decreases the diversity of tree size //
// Increasing the logging intensity increases the length of cutting cycle // Blok A: BA=.7 m /ha; N= phn/ha Blok B: BA=. m /ha; N= phn/ha Intensitas tebang (%) N pohon ditebang Siklus tebang (th) Bidang dasar (m /ha) Volume (m /ha) Intensitas tebang (%) N pohon ditebang Siklus tebang (th) Bidang dasar (m /ha) Volume (m /ha)........ 7..... 7..7...7. 7.................7. 7...... 7.7........ 7. 7............7.
// Data pengamatan PUP sangat esensial sebagai input dalam penyusunan ketentuan-ketentuan dalam pengaturan hasil sebagai salah satu upaya untuk mendukung pengelolaan hutan yang lestari. eberadaan PUP sebagai sarana pemantauan pertumbuhan dan dinamika tegakan di setiap unit pengelolaan hutan perlu dipertahankan dan kontinyuitas pengukuran datanya perlu terus ditingkatkan. h.krisnawati@yahoo.co.id