BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, wacana tentang Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sedang marak diperbincangkan. Corporate Social Responsibility ini telah tercantum dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas pasal 74 mengenai Tanggung Jawab Sosial, dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Good Corporate Governance merupakan faktor non keuangan lainnya yang saat ini banyak dipertimbangkan oleh investor dalam menilai suatu perusahaan (Sari dan Riduan, 2011). CSR dan GCG memiliki hubungan yang sangat erat, jika CSR dilaksanakan maka GCG akan memadai karena dengan dilakukannya CSR pada lingkungan perusahaan maka akan dapat memberi jaminan kepada pemangku kepentingan. Menurut FCGI (2003) corporate governance sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Dorongan terhadap derasnya isu GCG ini dilatar belakangi beberapa permasalahan. Diantaranya bermulai dari krisis financial yang terjadi di berbagai kawasan, mulai dari krisis Meksiko (1995) dan 1
2 krisis Thailand (1997) yang kemudian menjelma menjadi krisis financial Asia termasuk Indonesia. Banyak pihak menilai bahwa krisis financial ini dipandang sebagai akibat lemahnya praktek GCG. (Wibisono, 2007) Dalam tataran praktis, di Indonesia telah memiliki pedoman GCG yang disusun Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. Perusahaan yang menerapkan GCG telah merasakan betapa besar manfaat yang bisa dipetik setelah memperaktekkan konsep tersebut secara konsisten. Selain kinerja keuangan perusahaan terus membaik, harga saham dan citra perusahaan terus terdongkrak (Wibisono, 2007). Pelaksanaan Good Corporate Governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan membuat investor merespon secara positif terhadap kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai pasar perusahaan (Retno dan Priantinah, 2012) Permasalahan yang pernah terjadi pada perusahaan perbankan misalnya, Korupsi yang dilakukan mantan Direktur Utama salah satu Bank. Terdakwa dianggap secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah merugikan negara sebesar Rp 51 miliar. Salah satu perbuatannya ialah meminta pimpinan bank anak cabang menyetorkan dana untuk komisi dari modal tetapi tanpa bukti administrasi berupa penerimaan. Perbuatan ini dinilai hakim melawan hukum formil, yakni undang-undang dan perbuatan tercela melawan hukum secara materi (Sumber: www.liputan6.com. 9 April 2010). Dari beberapa permasalahan tersebut menunjukan bahwa masih lemahnya pengelolaan risiko dan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan Perbankan. permasalahan tersebut bisa menurunkan tingkat kepercayaan nasabah,
3 berpengaruh pada harga saham dan juga pada kepercayaan mitra untuk melakukan transaksi bisnis. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa nama baik perusahaan merupakan salah satu aset yang paling berharga, terlebih lagi untuk industri perbankan yang dasarnya adalah kepercayaan antara penyimpan dana dan penghimpun dana. Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki beberapa definisi, salah satunya adalah definisi yang dikemukankan oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefinisikan CSR sebagai A Business acts in socially responsible manner when its decision and account for and balance diverse stake holder interest. Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara social bertanggungjawab. Sedangkan menurut Global Compact Initiative (2002) menyebutkan pemahaman CSR dengan 3P yaitu profit, people, planet. Konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin keberlangsungan hidup planet (Nugroho, 2007). Dewasa ini konsep CSR berkaitan erat dengan keberlangsungan atau suistainibility perusahaan. CSR merupakan salah satu upaya juga untuk menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup (tripple bottom line).
4 Perusahaan pada sektor manufaktur dan pertambangan lebih banyak mengungkapkan laporan Corporate Social Responsibility karena perusahaan pada sektor tersebut lebih erat hubungannya dengan lingkungan dan masyarakat. Namun pada saat ini sudah banyak perusahaan perbankan yang mengungkapkan Corporate Social Responsibility pada laporan tahunan perusahaan. Contoh bentuk tanggung jawab sosial pada perusahaan perbankan yaitu memberikan sumbangan kepada masyarakat yang terkena bencana, memberikan beasiswa kepada masyarakat yang kurang mampu tapi berprestasi, pemberian dana untuk membangun fasilitas yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya untuk masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Tanggung Jawab Sosial yang dilakukan Bank Mandiri misalnya membuat Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Program kemitraan ini terdiri dari Pinjaman Program Kemitraan yaitu pinjaman untuk kebutuhan modal kerja atau investasi yang diberikan kepada calon mitra binaan. Sedangkan dalam program Bina Lingkungan Bank Mandiri memiliki program-program seperti Mandiri Peduli Pendidikan (MPP), Mandiri Bersama Mandiri (MBM), Fasilitas Ramah Lingkungan, dan Wirausaha Muda Mandiri. CSR yang dilakukan Bank BCA yaitu di bawah Bakti BCA, difokuskan pada pemberian bantuan jangka panjang untuk sektor pendidikan dan kesehatan dalam masyarakat. BCA juga aktif menjadi sponsor dalam berbagai program CSR lainnya seperti pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), pelestarian lingkungan, dan bantuan bencana alam di seluruh Indonesia.
5 Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat sosial secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Para pemilik modal, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalami penurunan kondisi sosial. Fenomena inilah yang membuat perusahaan harus lebih memperhatikan lingkungan sekitar dengan mengungkapkan Corporate Sosial Responsibility. CSR merupakan akar dari pengakuan bahwa bisnis merupakan bagian dari masyarakat dan mempunyai potensi untuk membuat kontribusi yang positif dalam mencapai tujuan dan aspirasi sosial (Jones dan Comfort, 2005). Penelitian Dahlia dan Siregar (2008) menyatakan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan. Hal ini berarti ada dampak produktif yang signifikan antara aktifitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Ala Rahmawati dan Tarmizi Achmad (2012) mengungkapkan bahwa CSR disclosure secara simultan berpengaruh signifikan positif tehadap kinerja keuangan, yang berarti bahwa pengungkapan sosial yang lebih luas oleh manajemen akan memberikan peningkatan pada harga saham di bursa saham. Rim Makni et al. (2008), Susi (2005), mengungkapkan tidak ada hubungan signifikan antara pengungkapan
6 CSR perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Tetapi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengungkapan tanggung jawab dengan penilaian pasar karena kinerja pasar saham yang kuat menyebabkan untuk berinvestasi lebih besar dalam aspek CSR dalam penelitian Nelling dan Web (2009) dan Cheung et al (2009). Pergerakan harga saham juga dapat dievaluasi dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER). Besar dan kecilnya nilai PER dapat dipergunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi yang nantinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perolehan return saham, oleh sebab itu komponen-komponen yang terdapat di dalam PER perlu diperhatikan (Poernamawatie, 2008:106). Hasil penelitian Stella (2009) menunjukkan bahwa PER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Pada saat ini sudah banyak perusahaan perbankan yang mengungkapkan laporan CSR dan GCG dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Pelaksanaan CSR dan GCG telah menjadi strategi jangka panjang manajemen perusahaan dalam menciptakan nama baik perusahaan. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip GCG diharapkan dapat membantu mewujudkan praktek CSR, karena implementasi dari tanggung jawab sosial perusahaan tidaklah terlepas dari penerapan GCG di dalam perusahaan tersebut yang akan mendorong manajemen untuk mengelola perusahaan secara benar termasuk mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya.
7 Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menambah literatur yang telah ada dengan memperlihatkan seberapa besar pengaruh CSR dan GCG terhadap kinerja keuangan dan harga saham pada perusahaan perbankan. Berkaitan dengan masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan memilih judul Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012 B. Rumusan Masalah 1. Apakah GCG berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah GCG berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah CSR berpengaruh terhadap Kinerja Saham (PER) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah CSR berpengaruh terhadap Kinerja Saham (PER) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
8 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengkaji pengaruh GCG terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengkaji pengaruh GCG terhadap Kinerja Saham (PER) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI 3. Untuk mengkaji pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan (ROA) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengkaji pengaruh CSR terhadap Kinerja Saham (PER) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan untuk mengambil keputusan terutama mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG). 2. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerangkan teori-teori yang berhubungan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) serta pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dan kinerja saham.
9 3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan dan acuan bahan perbandingan bagi peneliti lain yang memiliki kajian yang sama. 4. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada laba perusahaan saja.