HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date.

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SEBELUM TINDAKAN SIRKUMSISI DI BALAI PENGOBATAN ADHIA TUNGGUR SLOGOHIMO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

PENGARUH GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOAFEKTIF DI RSJD SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA. Wahyu wiyono* Arif Widodo**

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun oleh: Rosy Haristanadi J 210.050.061 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jutaan orang di seluruh dunia memiliki masalah tidur (life Magazine) dan menderita apnea tidur yang kebanyakan belum tertangani (Currie dan Wilson, 2006). Menurut data dari WHO (World Health Organization) pada tahun 1993, kurang lebih 18% penduduk dunia pernah mengalami gangguan sulit tidur, dengan keluhan yang sedemikian hebatnya sehingga menyebabkan tekanan jiwa bagi penderitanya (Lanywati, 2001). Pada segi mental/kejiwaan, insomnia akan mempengaruhi system syaraf, menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsaangan, dan sulit berkonsentrasi. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Kejadiannya makin meningkat seiring bertambahnya usia. Kurang lebih 40% lansia mengeluh mengalami insomnia. Insomnia adalah keluhan sulit untuk masuk tidur atau sulit mempertahankan tidur (sering terbangun saat tidur) dan bangun terlalu awal serta tetap merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008). Gangguan mental yang erat hubungannya dengan gangguan tidur adalah cemas. Masalah psikis dan stres psikologis yang terjadi pada seseorang dapat menimbulkan insomnia. Masalah tidur pada seseorang biasanya ditandai 1

dengan sulit masuk tidur, tidur gelisah, sering terbangun atau periode bangun tidur panjang (Rafknowledge, 2004). Kecemasan adalah suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan dan Sadock, 2000). Kecemasan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya patofisiologis dan situasional (Carpenito, 2000). Kecemasan diidentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan, sedang, berat dan panik (Stuart dan Laraia, 2000). Setiap individu mempunyai tingkat kecemasan berbeda hal ini ditandai dengan perbedaan integritas dan tingkatan keadaan yang ada. Semakin tinggi tingkat kecemasan individu maka akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis Stres dan kecemasan merupakan bagian kehidupan manusia sehari-hari. Bagi orang yang penyesuaiannya baik maka stres dan kecemasan dapat cepat diatasi dan ditanggulangi. Bagi orang yang penyesuaian dirinya kurang baik, maka stres dan kecemasan merupakan bagian terbesar di dalam kehidupannya, sehingga stres dan kecemasan menghambat kegiatannya sehari-hari. Mungkin dari luar seseorang tidak nampak apabila dia mengalami stres maupun kecemasan, akan tetapi apabila kita bergaul dekat dengannya maka akan tampak sekali manifestasi stres dan kecemasan yang dialaminya (Prawitasari, 2001). Kecemasan pada anak dan remaja dapat mengakibatkan masalah akademik, olahraga dan penampilan sosial. Kecemasan juga menimbulkan gangguan pada proses pikir, konsentrasi belajar, persepsi, dan dapat menimbulkan kendala dalam kehidupan mereka yang masih belajar yang

sudah barang tentu akan mempengaruhi prestasi belajarnyasemua fenomena ini dapat merupakan dampak positif maupun negatif yang terutama dialami oleh para mahasiswa dalam bentuk stresor kehidupan. Faktor eksternal dapat berupa dukungan maupun hambatan lingkungan, fasilitas, sistem sosial ekonomi, kondisi alam dan sebagainya. Faktor eksternal dapat juga merupakan dukungan ataupun hambatan yang bersifat non akademik terhadap keberhasilan proses belajar, adapun faktor internal dapat berupa kondisi kesehatan jasmani maupun kondisi kesehatan psikis atau emosional. Faktor internal memegang peranan yang paling menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Kesehatan jiwa mahasiswa merupakan variabel yang perlu mendapat perhatian secepat mungkin. Sebab selain faktor emosional, masa dewasa awal dalam perubahannya dari murid sekolah lanjutan atas menjadi mahasiswa dapat mengalami reaksi penyesuaian diri antara lain : kecemasan, kegelisahan dan depresi. Apabila kecemasan yang dialami lebih besar akan dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Mahasiswa keperawatan merupakan seorang calon perawat professional yang akan melaksanakan asuhan keperawatan di pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan seorang perawat akan mengalami stress kerja. Hasil penelitian yag di lakukan Ilmi, (2003) menunjukan bahwa tingkat stress perawat dengan kategori tinggi sebesar 47%, tingkat stress yang tinggi cenderung mengarah pada gangguan fisiologis, seperti : sering mengalami sakit kepala(pusing), tekanan darah meningkat, mengalami ketegangan dalam

bekerja, sering mengalami jantung berdebar, bola mata melebar, berkeringat dingin, nyeri leher dan bahu (Ilmi, 2003). Mahasiswa program studi ilmu keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta jalur reguler adalah sekelompok mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mereka berasal dari berbagai daerah, baik di pulau Jawa maupun luar pulau Jawa. Karakteristik kepribadian psikososial mahasiswa tersebut antara lain : Kritis, rasa ingin tahu yang masih begitu tinggi terhadap dunia kesehatan, maupun dunia yang lain nya, emosi yang masih labil. Di perguruan tinggi mereka akan menemui situasi yang berbeda, antara lain : adat-istiadat, penerimaan berbagai macam nilai dan sikap yang mungkin bertentangan dengan yang ada dalam keluarga maupun suku daerahnya, penerimaan tanggung jawab untuk menentukan kehidupan sendiri, dimana tidak semua mereka siap menerima penghentian status ketergantungan serta persaingan akademik yang lebih kuat. Hal ini akan merupakan stresor psikososial yang dapat menimbulkan gangguan cemas, gangguan seksual dan lain-lain. Stresor psikososial ini salah satu faktor pencetus gangguan jiwa Praktek keperawatan merupakan kinerja dari pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan pengetahuan dan keterampilan keperawatan professional. Kinerja pelayanan kesehatan tersebut meliputi : meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan publik, mengajarkan teori atau pratik keperawatan, melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan.

Dalam melakukan tugasnya seorang perawat terkadang mengalami banyak hal yang membuat konsentrasi nya terganggu, baik itu permasalahan - permasalahan yang mereka alami di dalam keluarga, atau lingkungan rumah nya sendiri, atau bisa juga di lingkungan tempat mereka bekerja, disini dalam halnya rumah sakit. Apalagi para mahasiswa keperawatan yang baru pertama kali melakukan orientasi di sebuah rumah sakit tempat mereka peraktik, mungkin akan mengalami rasa ketakutan, karna akan berhadapan dengan orang orang yang baru, tempat yang baru dan situasi yang baru juga, yang terkadang rasa ketakutan nya itu slalu ada dalam pikiran mereka sehingga bisa membuat mereka sulit tidur, atau bahkan sampai ke tahapan insomnia. Berdasarkan pengalaman peneliti dan hasil wawancara dengan para mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, baik yang semester III (angkatan 2008), semester V (angkatan 2007), maupun yang semester VII (angkatan 2006), mahasiswa yang akan menghadapi praktik kliik di rumah sakit, sebagian besar mengatakan sulit tidur, karena memikirkan situasi baru dan tugas tugas praktik apa yang akan mereka hadapi nanti. Fenomena seperti ini hampir slalu ada di setiap mahasiswa yang pertama kali akan memasuki praktik klinik di rumah sakit, karena sebelumnya mereka belum pernah mengalaminya langsung, dan rasa takut itu pasti ada. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti fenomena tersebut, karena walaupun di program studi ilmu keperawatan Univrsitas Muhammadiyah Sura karta mahasiswa telah dibekali dengan teori-teori dan praktik-praktik sebelumnya, tetapi mahasiswa masih merasa cemas untuk menghadapi praktik

langsung di lahan, karena akan berhadapan langsung dengan manusia atau pasien yang nyata, berbeda ketika waktu di kampus yang sebagian besar pasiennya dari boneka atau bisa juga di sebut dalam bahasa kesehatan yaitu probandus. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebelum menghadapi praktik klinik di rumah sakit? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebelum menghadapi praktik klinik di rumah sakit. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebelum menghadapi praktek klinik di rumah sakit.

b) Mengetahui gangguan insomnia pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebelum menghadapi praktek klinik di rumah sakit. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pendidikan keperawatan Bagi pendidikan keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan khususnya bagi staf pengajar/dosen dalam memahami dan memecahkan timbulnya kecemasan pada mahasiswa yang disebabkan oleh stresor psikososial. 2. Bagi mahasiswa Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa keperawatan pada saat pertama praktek di rumah sakit, sehingga dapat mempersiapkan diri sebelum melakukan praktek. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan akan dapat mengetahui lebih jauh apakah tingkat kecemasan dan gejala insomnia yang timbul dapat diatasi sehingga tugas perkembangan mahasiswa dapat dilalui dengan baik. E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang kecemasan dengan kejadian insomnia pada remaja belum pernah di lakukan. Tetapi ada beberapa penelitian yang membahas tentang insomnia ataupun kecemasan dengan

beberapa perbedaan aspek atau metode tentang gangguan tidur (insomnia) yang dilakukan peneliti saat ini. Penelitian - penelitian tersebut adalah: 1. Sulasmi (2006), dengan judul studi komparatif faktor-faktor yang mempengaruhi stress pada mahasiswa program A dan B dalam menghadapi ujian skill LAB di PSIK FK-UGM Yogyakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa program A dan B angkatan 2005 dengan jumlah sample 108 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada program A sebagian besar mengalami tingkat stress sedang (35,2%), sedang pada program B sebagian besar mengalami tingkat stress ringan (38,9%). Kesimpulan dari hasil penelitian ini terdapat perbedaan secara signifikan pada faktor usia, ekonomi, dan lingkungan antara program A dan program B dalam menghadapi ujian sklill s LAB. Perbedaan dengan penelitian ini, terdapat pada metode penelitian, subyek penelitian, dan variabel penelitian. 2. Andriyani, (2008) meneliti tentang hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lansia di panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lansia. Jenis penelitian non eksperimen dengan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian crossectional. dilaksanakan bulan Juni 2008. Jumlah sampel 35 Orang penentuan sampel dengan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta yang beralamat di Jl. Ponggalan

UH 7/203 RT.14 RW.V Yogyakarta. Dari 35 responden yang diobservasi diperoleh data sebagian besar responden sejumlah 25 Orang lansia (83,3%) depresi kategori sedang-berat yaitu skor GDS 10-15 dan terjadi insomnia.. Kategori Depresi Ringan 5 Lansia (16,7%). Depresi ringan dengan kejadian Insomnia 1 lansia. Sedangkan depresi ringan tidak ada insomnia 4 lansia. Dengan kategori tidak ada gejala depresi 5 Lansia (14,3%). Uji koefisien hasil nilai signifikansi atau asym.sig (p)= 0,000 dan taraf kepercayaan = 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian Insomnia pada lansia. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat Pada metode penelitian, subjek penelitian, dan variabel penelitian. 3. Wiyono, (2009) meneliti tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan kecenderungan insomnia pada lansia di panti wredha dharma bhakti surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kecenderungan imsomnia pada lansia di Panti Wredha Dharma Bakti, Surakarta. Metode penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di UPTD Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel 47 responden. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji korelasi Chi Square. Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kategori kecemasan lansia di Panti Wredha Dharma Bakti, Surakarta adalah masih banyak yang berat

(2) Lansia yang mengalami kecenderungan insomnia dan tidak mengalami kecenderungan insomnia di Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta adalah sebanding, dan (3) ada hubungan antara kecemasan lansia dengan kecenderungan insomnia di Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada metode penelitian, variabel penelitian. 4. Dedy, (2009) meneliti tentang hubungan antara tingkat stress dengan insomnia pada lansia di Desa Tambak Merang, Girimarto, Wonogiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara stress dengan insomnia pada lansia di Desa Tambak Merang, Girimarto, Wonogiri. Berdasarkan analisis dari penelitian yang dilakukan, maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Sebagian besar tingkat stres pada lansia di Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri adalah sedang b) ata-rata lansia di Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri mengalami insomnia sedang c) Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat stres dengan insomnia pada lansia di Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri. Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada metode penelitian, subyek penelitian, dan variabel penelitian. 5. Suminarsis, (2009) meneliti tentang hubungan antara tingkat stress dengan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktek belajar lapangan di rumah sakit. Metode Penelitian ini

menggunakan metode penelitian descriptive correlative, dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di. RS dr. Moewardi, RS PKU Muhammadiyah, dan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Juni sampai tanggal 1 Juli 2009.populasi adalah mahasiswa Keperawatan UMS program A (regular) angkatan 2007 yang sedang melaksanakan praktik belajar lapangan di rumah sakit berjumlah 87 orang. Metode pengambilan sampel adalah proporsional random sampling sebanyak 47 orang.variabel dependent : mekanisme koping.variabel independent: tingkat stress pada mahasiswa pada saat awal praktek belajar lapangan.analisa Analisa menggunakan uji statistik Chi Kuadarat (X 2 ).Hasil penelitian : Hasil pengujian hubungan antara tingkat stres mahasiswa dengan mekanisme koping diperoleh nilai χ 2 obs sebesar 19,950 dengan p-value = 0,001. disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat stres mahasiswa dengan mekanisme koping pada mahasiswa UMS yang sedang melaksanakan praktik belajar lapangan di rumah sakit. semakin tinggi tingkat stres mahasiswa, semakin mekanisme koping mahasiswa UMS yang sedang melaksanakan praktik belajar lapangan di rumah sakit cenderung ke maladaptif. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada variabel penelitian.