Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

dokumen-dokumen yang mirip
Polarisasi karena pemantulan. Suatu sinar yang datang pada suatu cermin dengan sudut 57 akan menghasilkan sinar pantul yang terpolarisasi.

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

LEMBAR EVALUASI (Pilihan Ganda)

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Gelombang Stasioner Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. gelombang stasioner. (

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus)

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG

LEMBAR EVALUASI (Pilihan Ganda)

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

2). Besaran Dasar Gelombang Y arah rambat ( v) A P T 0 Q S U. * Hubungan freakuensi (f) dengan pereode (T).f = n/t n = f.t dan T = t/n n = t/t

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

INTERFERENSI GELOMBANG

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

FISIKA. Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

Antiremed Kelas 12 Fisika

COBA PERHATIKAN GAMBAR GRAFIK BERIKUT

MICROWAVES (POLARISASI)

GEJALA GELOMBANG. Gelombang mekanik: gelombang yang merambatnya membutuhkan medium. Contohnya: gelombang tali, gelombang suara, gelombang air

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.

SMA XII (DUA BELAS) FISIKA GELOMBANG. Jenis jenis gelombang dapat dibedakan: a. Berdasar Arah getar terhadap arah rambatnya:

λ = = 1.grafik simpangan waktu dan grafik simpangan-posisi ditunjukan pada gambar dibawah ini.

MODUL PEMBELAJARAN 1

GETARAN DAN GELOMBANG

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

Fisika Dasar I (FI-321)

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Mutawafaq Haerunnazillah 15B08011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Antiremed Kelas 12 Fisika

Powered By Upload By - Vj Afive -

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

1. Perhatikan gambar di bawah ini! Jumlah getaran yang terbentuk dari k-l-m-no-n-m-l-k

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon.

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

Antiremed Kelas 12 Fisika

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XII (DUA BELAS) FISIKA GELOMBANG WARNA CAHAYA. DISPERSI CAHAYA.

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Antiremed Kelas 12 Fisika

Elyas Narantika NIM

PolarisasiCahaya. Dede Djuhana Kuliah Fisika Dasar 2 Fakultas Teknik Kelas FD2_06 Universitas Indonesia 2011

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

GELOMBANG MEKANIK. Gambar anak yang sedang menggetarkan tali. Gambar 1

Jenis dan Sifat Gelombang

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan pendidikan : SMAN 1 Tellu Siatinge Kab.Bone Kelas / semester : XI/ 2

3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

KARAKTERISTIK GELOMBANG

GELOMBANG CAHAYA. Pikiran-pikiran tersebut adalah miskonsepsi. Secara lebih rinci, berikut disajikan konsepsi ilmiah terkait dengan gelombang cahaya.

Antiremed Kelas 12 Fisika

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Gambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Kegiatan Belajar 12 MATERI POKOK : GELOMBANG, BUNYI DAN CAHAYA

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Transkripsi:

Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang transversal, yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi. Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi. Keterangan : Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal Gelombang tak terpolarisasi Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian. Cahaya alami seperti cahaya matahari yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear. Mengapa polarisasi hanya terjadi pada gelombang transversal? Dari penjelasan sebelumnya dapat kita nyatakan bahwa suatu gelombang terpolarisasi linear bila getaran dari gelombang tersebut selalu terjadi dalam satu arah saja. Arah ini disebut arah polarisasi. Untuk mengamati polarisasi ini, marilah kita ikat seutas tali pada titik O di dinding, kemudian masukkan ujung tali lain, yaitu ujung A ke sebuah celah, seperti pada gambar. Pasang celah dalam posisi vertikal, kemudian getarkan ujung tali di A sehingga gelombang transversal yang merambat dari A dapat menembus celah, dan sampai di titik O. Ubahlah posisi celah menjadi horisontal, kemudian getarkan kembali ujung tali A secara vertikal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa gelombang vertikal tidak dapat menembus celah (tampak tidak ada gelombang diantara celah dan titik O). Jika kemudian tali di titik A digetarkan berputar, artinya digetarkan ke segala arah dan celah dipasang vertikal, apa yang terjadi? Ternyata, gelombang dapat menembus celah dengan arah getaran gelombang yang sama dengan arah posisi celah, yaitu arah vertikal Peristiwa tersebut menunjukkan terjadinya polarisasi pada gelombang tali yang melewati sebuah celah sempit, dengan arah polarisasi gelombang sesuai arah celahnya. Polarisasi dapat diartikan sebagai penyearah gerak getaran gelombang. Jika gelombang bergetar ke segala arah, seperti pada gambar setelah melewati sebuah celah, arah getaran gelombang menjadi satu arah getar saja, yang disebut dengan gelombang terpolarisasi linear. Jadi, hanya gelombang-gelombang yang memiliki arah getaran tegaklurus dengan arah rambatannya saja yang disebut sebagai gelombang transversal, yang dapat mengalami polarisasi. Oleh karena cahaya atau gelombang elektromagnet termasuk gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Dari hasil di atas dapat di simpulkan bahwa Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat

cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan. 1. Polarisasi karena refleksi Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul oleh benda bening dan sinar biasnya membentuk sudut 90 o. Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi sempurna, sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku i p + r = 90 atau r = 90 i p. Dengan demikian, berlaku pula Menurut Hukum Snellius tentang pembiasan: Jadi, diperoleh persamaan Persamaan ini disebut : HUKUM BREWSTER Ditemukan oleh : David Brewster (1781-1868) Dengan n 2 adalah indeks bias medium tempat cahaya dating, n 1 adalah medium tempat cahaya terbiaskan, sedangkan i p adalah sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster. Gambar 1. Polarisasi karena refleksi 2. Polarisasi karena absorbsi selektif Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid. Polaroid banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar matahari (kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera. Suatu cahaya tak terpolarisasi datang pada lembar polaroid pertama disebut POLARISATOR (Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi), dengan sumbu polarisasi ditunjukkan oleh garis-garis pada polarisator. Kemudian dilewatkan pada polaroid kedua yang disebut ANALISATOR (Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum). Maka intensitas sinar yang diteruskan oleh analisator I, dapat dinyatakan sebagai : I= I 0 cos 2 q Dengan I 0 adalah intensitas gelombang dari polarisator yang datang pada analisator. Sudut q adalah sudut antara arah sumbu polarisasi dan polarisator dan analisator. Persamaan di atas dikenal dengan HUKUM MALUS, diketemukan oleh Etienne Louis Malus pada tahun 1809. Dari persamaan hukum Malus ini dapat disimpulkan : Intensitas cahaya yang diteruskan maksimum jika kedua sumbu polarisasi sejajar (q = 0 0 atau q = 180 0 ). Intensitas cahaya yang diteruskan = 0 (nol) (diserap seluruhnya oleh analisator) jika kedua sumbu polarisasi tegak lurus satu sama lain. Gambar 2. Skema polarisasi selektif menggunakan filter polaroid. Hanya cahaya dengan orientasi sejajar sumbu polarisasi polaroid yang diteruskan. 3. Polarisasi karena pembiasan ganda Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen,

indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit, mika, Kristal gula, Kristal es dan kuarsa, kelajuan cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai indeks bias (birefringence). Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar biasa yang arah cahayanya Lurus dan cahaya ini tidak terpolarisasi), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar istimewa yang cahayanya di belokan dan cahaya ini cahaya yang terpolarisasi). Gambar 3. Skema polarisasi akibat pembiasan ganda. 4. Polarisasi karena hamburan Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang cerah langit kelihatan berwarna biru karena cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah. Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan paling efektif dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya. Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap dan memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan. Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada warna biru yang ada di langit kita. Gambar 4. Warna biru langit akibat fenomena polarisasi karena hamburan 5. Polarisasi Karena Pemantulan Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi) dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57 o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut: Cahaya yang berasal dari cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak. 6. Pemutaran Bidang Polarisasi Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga cahaya yang diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik aktif, misalnya larutan gula pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar. Contoh Soal

1) Ujung seutas tali digetarkan harmonik dengan periode 0,5 s dan amplitudo 6 cm. Getaran ini merambat ke kanan sepanjang tali dengan cepat rambat 200 cm/s. Tentukan: a. Persamaan umum gelombang b. Simpangan, kecepatan, dan percepatan partikel di P yang berada 27,5 cm dari ujung tali yang digetarkan pada saat ujung getar telah bergetar 0,2 s c. Sudut fase dan fase partikel di P saat ujung getar telah bergetar 0,2 s d. Beda fase antra dua partikel sepanjang tali yang berjarak 25 cm Penyelesaian: a) T = 0,5 s ; A = 6 cm=0,06m ; v = 200 cm/s =2 m/s; gel. merambat ke kanan ω=2π/t = 2π/0,5 = 4p rad/s f=1/t = 1/0,5s = 2 Hz λ=v/f = 2/2 = 1m k = = 2π ω = 2π/T = 2π/0,5 = 4π rad/s. Persamaan umum gelombang: y= A sin 2π( )= A sin (ωt kx) y = 0,06 sin 2π y= 0,06 sin 2π(2t x) b) x = 27,5 cm = 0,275 m ; t = 0,2 s Simpangan gelombang: y = 0,06 sin 2π(2t x) =0,06 sin 2π(2. (0,2) 0,275) y=0,06 sin 2π(0,4 0,275) = 0,06 sin 2π(0,125) = 0,06 sin (0,25π) y = 0,06 sin(45 o ) = 0,06 (1/2 )= 0,03 m Kecepatan gelombang: v y = ω.a. cos (ωt kx) = 4π (0,06) cos 45 o = 0,12 m/s Percepatan gelombang: A y = - ω 2.A. sin (ωt kx) = - (4π) 2 (0,06) sin 45 o A y = - 0,96π 2 (1/2 )= - 0,48π 2 m/s 2 c) Sudut fase, θ=2πφ = 2π(2t x)= 0,25π ; Fase, φ=θ/2π= 0,25π/2π =1/8. d) x = 25 cm =0,25m Beda fase, Δφ=Δx/λ = 0,25/1 =0,25 2) Suatu gelombang sinusoidal dengan frekuensi 500 Hz memiliki cepat rambat 350 m/s. a. Berapa jarak pisah antara dua titik yang berbeda fase π/3 rad? b. Berapa beda fase pada suatu partikel yang berbeda waktu 1 ms? Penyelesaian: f=500 Hz, v=350 m/s, λ = v/f = 350/500= 7/10 m/s a) Jarak pisah antara dua titik yang berbeda fase π/3 rad: Δθ= π/3; Δφ=Dθ/2π = 1/6; Δφ=Dx/λ Δx=Δφ.λ =(1/6)(7/10) = 7/60 b) Beda fase suatu partikel: t = t 2 t 1 = 1 ms = 1 x 10-3 s Dφ =φ 2 - φ 1 = (t 1 t 2 ) f = - (1 x 10-3 s) 500 Hz = - ½. 3) Seutas kawat yang panjangnya 100 cm direntangkan horizontal. Salah satu ujungnya digetarkan harmonik naik-turun dengan frekuensi 1/8 Hz dan amplitudo 16 cm, sedangkan ujung lain terikat. Getaran harmonik tersebut merambat ke kanan sepanjang kawat dengan cepat rambat 4,5 cm/s. Tentukan letak simpul ke-4 dan perut ke-3 dari titik asal getaran! L = 100 cm ; f = 1/8 Hz ; A = 16 cm ; v = 4,5 cm/s; λ = v/f = 4,5/1/8 = 36 cm Simpul ke 4 (n + 1) = 4, n = 3

X n+1 = (2n)( λ/4), x 4 = (2)(3) (36/4) = 54 cm Letak simpul ke 4 dari titik asal = L x 4 = 100 54 = 46 cm Perut ke 3 (n + 1) = 3, n = 2 X n+1 = (2n+1)( λ/4), x 3 = (5)(36/4) = 45 cm Letak perut ke 3 dari titik asal = 100 45 = 55 cm 4) Salah satu ujung dari seutas tali yang panjangnya 115 cm digetarkan harmonik naik-turun, sedang ujung lainnya bebas bergerak. a. Berapa panjang gelombang yang merambat pada tali jika perut ke-3 berjarak 15 cm dari titik asal getaran? b. Di mana letak simpul ke-2 diukur dari titik asal getaran? a. x 3 = 15 cm ; ke-3 (n + 1) = 3, n = 2 x n+1 = 2n (λ/4) x 3 = 4(λ/4) 15 =1 λ, jadi λ = 15/1 =15 cm b. ke-2 n + 1 = 2, n = 1 x n+1 = (2n+1) (λ/4) x 2 = 3(λ/4) = 3(15/4) = 11,25 cm Letak simpul ke-2 dari titik asal getar = L x 2 = 115 11,25 = 103,75 cm 5) Getaran dari sebuah pegas yang panjangnya 60 cm dan diikat pada kedua ujungnya sesuai dengan: y= 4sin(πx/15)cos(96πt) dengan x dan y dalam cm dan t dalam s. I. Berapakah simpangan maksimum suatu titik pada x = 5 cm? II. Berapakah letak simpul-simpul sepanjang pegas? III. Berapakah kelajuan partikel pada x = 7,5 cm saat t = 0,25 s? I. Nilai y maksimum jika nilai cos 96πt maksimum, yaitu cos 96 πt = 1: y = 4 sin (π.5/15).1 = 4 sin(π./3) = 4. ½ =2 II. Simpul memiliki simpangan (y) = 0 III. Sin (π.x/15) = 0 Sin (π.x/15) = (0+nπ) (π.x/15) = nπ x= 15n Dengan demikian, x=15(1), (15(2), 15(3), 15(4) = 15, 30, 45, 60. Kelajuan adalah turunan dari simpangan: v = = = 4sin(π.x/15)(-96π)sin(96πt) kelajuan partikel pada x = 7,5 cm saat t = 0,25 s: v= 4 sin(π.7,5/15)(-96π)sin(96π.0,25) = 0