BAB II KONSEP MURA>BAH}AH. Sehingga mura>bah}ah berarti saling menguntungkan. 1. penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian

dokumen-dokumen yang mirip
mura>bah}ah berarti saling menguntungkan. 19 Secara sederhana, mura>bah}ah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

HILMAN FAJRI ( )

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB II LANDASAN TEORI

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN HAK ATAS DISKON PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASY-SYIFA KENDAL

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

Mura>bah}ah merupakan akad yang dipakai dalam jual beli mindringan,

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

Konversi Akad Murabahah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB II MURA>BAH}AH DALAM FATWA DSN-MUI. berasal dari kata ribhu (keuntungan). Sehingga mura>bah}ah berarti saling

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

Transkripsi:

BAB II KONSEP MURA>BAH}AH A. Pengertian mura>bah}ah Secara arti kata mura>bah}ah berasal dari kata ribhu (keuntungan). Sehingga mura>bah}ah berarti saling menguntungkan. 1 Secara sederhana, mura>bah}ah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. 2 Menurut jumhur ulama, mura>bah}ah ialah jika penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian menyatakan atas laba dalam jumlah tertentu, dinar atau dirham. 3 Mura>bah}ah secara terminologi adalah pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh s}hah}ib al-ma>l dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli. Mura>bah}ah dilakukan dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih, yang merupakan keuntungan atau laba bagi s}hah}ib al-ma>l dan pengembaliaannya dilakukan secara tunai atau angsur. 4 berikut: Para ahli di bidang hukum Islam mendefinisikan mura>bah}ah sebagai 1 Mardani, Fiqh Ekonomi Syari ah, (Jakarta: Kencana, 2013), 136. 2 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 113. 3 Ibnu Rusyd, Terjemah Bidayatu l Mujtahid, Jilid II (Semarang: Asy Syifa, 1990), 181. 4 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No 02 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah. 22

23 1. Ulama Syafi iyah dan Hanabilah dalam kitab Mughnil al-muhtaaj mendefinisikan mura>bah}ah adalah menjual barang sesuai dengan modal yang dikeluarkan oleh penjual. Dan dia mendapatkan keuntungan satu dirham untuk setiap sepuluh dirham, atau yang sejenisnya, dengan syarat kedua belah pihak (penjual dan pembeli) mengetahui modal yang dikeluarkan penjual. 5 2. Ulama Hanafiah mendefinisikan mura>bah}ah adalah memindahkan hak milik sesuai dengan transaksi dan harga pertama (pembelian), ditambah keuntungan tertentu. 6 Hanafiah membolehkan penjualan mura>bah}ah dengan dua syarat yaitu, barang yang dijual itu benda bukan mata uang (emas dan perak) dan untung yang dimaksudkan terang jumlahnya. 7 3. Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd dalam terjemah kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid yang dikutip oleh Muhammad Syafi i Antonio mengungkapkan bahwa mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 8 4. Sayyid Sabiq mendefinisikan mura>bah}ah adalah penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yang diketahui. 9 5 Wahbah az-zuhaili, Fiqih Islam, jilid 5 (Jakarta: Gema Insani, 2011), 357. 6 Ibid 7 Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 389. 8 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Prees, 2001), 101. 9 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 4 (Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2006), 145.

24 5. Ascarya mendefinisikan mura>bah}ah adalah penjualan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembali harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukkan ke dalam harga jual barang tersebut. 10 6. Sunarto zulkifli mendefinisikan mura>bah}ah adalah prinsip bai (jualbeli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. 11 7. Zainul Arifin mendefinisikan bahwa mura>bah}ah adalah kontrak jual beli dimana barang yang diperjualbelikan tersebut diserahkan segera, sedang harga (pokok dan margin keuntungan yang disepakati bersama) atas barang tersebut dibayar di kemudian hari secara sekaligus. 12 Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 116 tentang Bai Mura>bah}ah yaitu: a. Penjual harus membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati spesifikasinya. b. Penjual harus membeli barang yang diperlukan pembeli atas nama penjual sendiri, dan pembelian ini harus bebas riba. 10 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 163-164. 11 Sunarto zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), 39. 12 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta: Alvabet, 1999), 32.

25 c. Penjual harus memberi tahu secara jujur tentang harga pokok barang kepada pembeli berikut biaya yang diperlukan. 13 Mura>bah}ah menurut Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Kesimpulannya mura>bah}ah adalah salah satu jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam mura>bah}ah ditentukan berapa required rate profit -nya (keuntungan yang ingin diperoleh). 14 B. Dasar hukum mura>bah}ah Dalam al-qur an dan Hadist tidak dijelaskan langsung mengenai jual beli mura>bah}ah, yang ada hanyalah referensi tentang jual beli atau perdagangan. Mayoritas ulama, dari kalangan para sahabat, tabi in dan para Imam mazhab, membolehkan jual beli jenis ini karena mura>bah}ah pada dasarnya adalah salah satu bentuk jual beli. Dalil-dalil yang membolehkan jual beli mura>bah}ah adalah sebagai berikut: 1. Ayat al-qur an yang secara umum melarang kaum muslim berbuat batil kepada sesama, firman Allah surat al-ni sa> ayat 29: 13 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Mayarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah, (Jakarta: Kencana, 2009), 46. 14 Mardani, Fiqh Ekonomi Syari ah..., 137.

26 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. al-ni sa> :29). 15 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT melarang manusia untuk mencari nafkah dengan cara yang bathil, yaitu yang diperoleh dengan cara riba seperti sistem kredit konvensional. Berbeda dengan mura>bah}ah, dalam akad ini tidak ditemukan unsur bunga namun hanya menggunakan margin. Ayat ini juga mewajibkan untuk keabsahan setiap transaksi mura>bah}ah harus berdasarkan prinsip kesepakatan antara para pihak yang dituangakan dalam suatu perjanjian. 16 2. Ayat al-qur an yang secara umum membolehkan jual beli, firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 275 sebagai berikut: Artinya : orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang 15 Departemen Agama, Al Qur an dan Terjemahnya..., 153. 16 Daeng Naja, Akad Bank Shari ah, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011), 85.

27 demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orangorang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. al-baqarah: 275). 17 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli secara umum, serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasarkan ketentuan ini, jual beli mura>bah}ah mendapat pengakuan dan legalitas dari syara, dan sah untuk dioperasionalkan. Sebab mura>bah}ah dalam praktik pada Bank Syari ah merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi. 18 3. Hadits yang memperbolehkan untuk mengambil keuntungan yang artinya: Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas ud r.a membolehkan menjual barang dengan mengambil keuntungan satu dirham atau dua dirham untuk setiap sepuluh dirham. 19 Hadist di atas menjelaskan bahwa diperbolehkannya mengambil keuntungan (margin) dalam transaksi jual beli. Begitu juga dengan mura>bah}ah dimana penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. 17 Departemen Agama, Al Qur an dan Terjemahnya..., 86. 18 Daeng Naja, Akad Bank Syari ah..., 86. 19 Wahbah az-zuhaili, Fiqih Islam..., 358.

28 4. Ijma Di dalam al-qur an tidak membuat acuan langsung yang berkenaan dengan mura>bah}ah, demikian juga dengan Hadist tidak ada yang memiliki acuan langsung kepada mura>bah}ah. Di dalamnya yang ada hanyalah keterangan mengenai keabsahan jual beli. Menurut al-kaff, dikutip oleh Abdullah Saeed, kritikus kontemporer menyimpulkan bahwa mura>bah}ah merupakan salah satu penjualan yang tidak dikenal pada masa Nabi atau sahabatnya. 20 Untuk itu para ahli hukum harus memberikan kebenaran dalam mura>bah}ah berdasarkan landasan lain. Para ulama awal seperti Imam Malik dan Imam Syafi i yang secara khusus menyatakan bahwa penjualan mura>bah}ah berlaku. Imam Malik mendukung pendapatnya dengan acuan pada praktek orang-orang Madinah, yaitu ada konsesus pendapat di sini (di Madinah) mengenai hukum orang yang membeli baju di sebuah kota, dan mengambilnya ke kota lain untuk menjualnya berdasarkan suatu kesepakatan berdasarkan keuntungan. 21 Imam syafi i mendukung pendapatnya dengan mengatakan bahwa: Jika seseorang menunjukkan komoditas kepada seseorang dan mengatakan, kamu beli untukku, aku akan memberimu keuntungan 20 Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 137. 21 Ibid., 138.

29 begini-begini kemudian orang itu membelinya, maka transaksi itu sah. 22 Menurut Imam Malik dan Imam Syafi i yang secara khusus mengatakan bahwa jual beli mura>bah}ah itu dibolehkan walaupun tanpa memperkuat dalilnya dengan nas, melainkan menyamakannya dengan jual beli tangguh sebagaimana ungkapan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah diatas. 23 Ulama Hanafi, Marghinani, membenarkan berdasarkan kondisi penting bagi validitas penjualan di dalamnya, dan juga karena manusia sangat membutuhkannya. Ulama Syafi'i, Nawawi, secara sederhana mengemukakan bahwa penjualan mura>bah}ah sah menurut hukum tanpa bantahan. 24 Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan cara mura>bah}ah. 5. Kaidah fiqh mengenai kebolehan bermuamalah: الا ص ل في ال م ع ام لا ت الا ب اح ة إ لا أ ن تح ر يم ه ا ع ل ى د ل ي ل ي د ل Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan. 25 Kaidah fiqh tersebut menyebutkan bahwa berarti semua jenis transaksi pada umumnya diperbolehkan, sepanjang tidak mengandung 22 Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga..., 138. 23 Syukri Iska, Sistem Perbankan Syari ah di Indonesia dalam Perspektif Fikih Ekonomi, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014), 201. 24 Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga..., 138. 25 Syarif Hidayatullah, Qawa id Fiqiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syari ah Kontemporer (Mu amalat, Maliyyah Islamiyyah, Mu ashirah), (Jakarta: Gramata Publishing, 2012), 136.

30 unsur bunga (riba), spekulasi (maysir), tipu menipu atau menyembunyikan sesuatu (gharar) dan bathil. 6. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang mura>bah}ah sebagaimana tercantum dalam Fatwa DSN MUI Nomor 04/DSNMUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000. Dan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam mura>bah}ah C. Rukun dan syarat mura>bah}ah Jual beli mura>bah}ah mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara. Rukun merupakan unsur esensial yang membentuk suatu perjanjian yang harus dipenuhi dalam suatu transaksi. Sedangkan syarat merupakan unsur yang membentuk keabsahan rukun akad. Jadi, sahnya suatu akad sangat bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun dan syarat akad. Rukun mura>bah}ah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: 26 1. Pelaku akad, yaitu bai (penjual) dan musytari (pembeli) Dalam jual beli pelaku akad terdiri dua yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, sedangkan pembeli adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang. Untuk 26 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah..., 82.

31 sahnya proses jual beli tersebut penjual maupun pembeli harus orang yang sudah baligh, berakal sehat dan cakap dalam hukum. Apabila tidak mempunyai unsur tersebut maka jual beli itu tidak sah. 2. Objek akad, yaitu mabi (barang dagangan) dan tsaman (harga) Mabi harus ada pada waktu akad diadakan. Menurut pendapat fuqohah barang yang belum wujud tidak dapat menjadi objek akad, sebab hukum dan akibat akad tidak mungkin bergantung pada sesuatu yang belum berwujud. Barang yang diperjualbelikan harus merupakan benda bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan akad. Objek akad dapat ditentukan dan diketahui oleh dua belah pihak, dan juga dapat diserahkan pada waktu akad terjadi. 27 Tsaman (harga) adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah. Sedangkan yang dimaksud harga mura>bah}ah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah dengan keuntungan sesuai dengan hasil kesepakatan. 28 Kesimpulannya bahwa sesuatu dapat menjadi objek akad apabila dapat menerima hukum akad dan tidak ada unsur-unsur yang menimbulkan sengketa di kemudian hari antara pihak-pihak yang bersangkutan. 29 27 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 119-120. 28 Burhanuddin, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syari ah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 73. 29 Adrian Sutedi, Perbankan Syari ah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum..., 120.

32 3. Shighah, yaitu ijab dan qabul Ijab merupakan permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad untuk memperlihatkan kehendaknya dalam mengadakan akad, siapapun saja yang memulainya. Sedangkan qabul ialah jawaban pihak yang lain sesudah adanya ijab untuk menyatakan persetujuan. 30 Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi mura>bah}ah adalah sebagai berikut: 31 1. Mengetahui harga pertama (harga pembelian) Agar transaksi mura>bah}ah sah, harga pertama hendaklah diketahui oleh pembeli kedua, karena mengetahui harga adalah syarat sah jual beli. Jika harga pertama tidak diketahui sampai kedua belah pihak berpisah, maka transaksi mura>bah}ah tersebut dinyatakan tidak sah. 2. Mengetahui jumlah keuntungan yang diminta penjual Adanya kejelasan informasi mengenai keuntungan, karena keuntungan adalah bagian dari harga barang. Sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah mura>bah}ah. 3. Modal yang dikeluarkan hendaknya berupa barang mitsliyat (barang yang memiliki varian serupa). Contohnya adalah barang-barang yang bisa ditakar, ditimbang, dan dijual satuan dengan varian berdekatan. Karena harga pokok harus 30 Ibid. 31 Wahbah az-zuhaili, Fiqih Islam..., 358-360.

33 dapat diukur, baik menggunakan takaran, timbangan ataupun hitungan. Ini merupakan syarat mura>bah}ah. Harga bisa menggunakan ukuran awal, ataupun dengan ukuran yang berbeda, yang penting bias diukur dan di ketahui. 4. Jual beli mura>bah}ah pada barang-barang ribawi hendaknya tidak menyebabkan terjadinya riba nasiah terhadap harga pertama. Menurut pendapat Asyhab, bagi pembeli barang dengan barang tidak boleh menjualnya dengan cara mura>bah}ah, karena ia menuntut barang berdasarkan sifat barangnya sendiri. Jadi membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang yang sejenis, dan dengan jumlah yang sama tidak diperbolehkan menjualnya kembali secara mura>bah}ah, karena dalam mura>bah}ah menjual sesuai dengan harga pertama dan ditambah keuntungan tertentu. Namun jika jenis barangnya berbeda, maka ia boleh dijual dengan cara mura>bah}ah. 32 5. Transaksi yang pertama hendaknya sah Jual beli mura>bah}ah terjadi apabila transaksi yang pertama sah, jika transaksi pertama tidak sah maka barang yang bersangkutan tidak boleh dijual dengan cara mura>bah}ah. Mura>bah}ah merupakan jual beli sesuai harga pertama dengan menambahkan keuntungan. Menurut Syafi i Antonio syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi mura>bah}ah adalah sebagai berikut: a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah 32 Ibid.

34 b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c. Kontrak harus bebas dari riba d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. 33 D. Fatwa tentang diskon mura>bah}ah Bahwa salah satu prinsip dasar dalam mura>bah}ah adalah penjualan suatu barang kepada pembeli dengan harga (tsaman) dalam pembelian dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Bahwa penjual (Lembaga Keuangan Syari ah,lks) terkadang memperoleh potongan harga (diskon) dari penjual pertama (supplier). Maka timbul permasalahan, apakah diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS), sehingga harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga sebelum diskon, ataukah merupakan hak pembeli (nasabah), sehingga harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga setelah diskon. Bahwa untuk mendapat kepastian hukum, sesuai dengan prinsip Syari ah Islam, tentang status diskon dalam transaksi mura>bah}ah tersebut. DSN memandang perlu menetapkan fatwa potongan harga (diskon) dalam mura>bah}ah untuk dijadikan pedoman LKS. Landasan Hukum 1. Firman Allah QS. Al-Ma idah (5): 1: 33 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik..., 102.

35 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-nya. (QS. al- Ma idah :1). 34 Kata (أوفوأ) auwfu,berarti memberikan sesuatu dengan sempurna dalam arti melebihi kadar yang seharusnya. Biasanya untuk memberi rasa puas menyangkut kesempurnaan timbangan, mereka melebihkan dari kadar yang dianggap adil dan seimbang. Kata (الع ق و د) al- uqud adalah jamak (عقد) aqad /akad yang pada mulannya berarti mengikat sesuatu dengan sesuatu sehingga tidak menjadi bagiannya dan tidak berpisah dengannya. 35 2. Hadist Nabi riwayat Tirmizi dari Amr bin Auf: ال صل ح جا ءز ب ين ال م س لمين ا لا ع ل ى ش ر و ط ه م الا ش ر ط ا ح رم ح لا لا أ و أ ح ل ح ر ام ا صل ح ا ح رم ح لا لا أ و أ ح ل ح ر ام ا و ا لم س ل م و ن Artinya: Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. 36 34 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, 106. 35 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-qur an,(jakarta:lentera Hati, 2002),7. 36 Muhammad Nashirudin Al Albani, Shahih Sunan Tirmidzi,(Pustaka Azzam) lihat juga Al- Hafidh Ibnu Hajar Asqalany, Tarjamah Bulugul Maram, (Bandung:PT. Al-Ma arif, 1993),321.

36 ه Menurut At-Turmudzy, hadist ini hasan shahih. Hadist in diriwayatkan juga oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban. Di dalamnya terdapat Katsir ibn Abdillah, seorang yang sangat lemah. Menyatakan bahwa setiap perdamaian yang dilakukan oleh kaum muslimin, dipandang sah, terkecuali perdamaian yang menghalalkan barang yang haram ataupun sebaliknya. 3. Kaidah Fiqh الا ص ل فى ال م ع ام لا ت الاء ب اح ة إ لا أ ن ي د ل د ل ي ل ع ل ى تح ريم ي ه ا Artinya: Pada dasarnya, segala bentuk mu amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 37 Dewan Syari ah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 17 Jumadil Akhir 1421 H atau bertepatan dengan tanggal 16 September 2000 M, menetapkan fatwa DSN-MUI NO. 16/DSN- MUI/IX/2000 tentang diskon dalam mura>bah}ah. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa ketentuan diskon dalam mura>bah}ah adalah sebagai berikut: Fatwa DSN-MUI No.16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon mura>bah}ah sebagai berikut: 1. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qîmah) benda yang menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah. 37 Syarif Hidayatullah, Qawa id Fiqiyyah dan Penerapannya,136.

37 2. Harga dalam jual beli mura>bah}ah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan. 3. Jika dalam jual beli mura>bah}ah LKS mendapat diskon dari supplier 38 harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu, diskon adalah hak nasabah. 39 38 Suppliyer adalah pemasok, penawar, penyedia jumlah komoditas atau jasa yang ditawarkan pada tingkat harga, waktu, pasar tertentu. 39 Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 16/DSN-MUI/IX/2000