ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI 52 PARUPUK TABING PADANG Oleh: AGUSMARNI NPM : 1210013411084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016
HALAMAN PERSETUJUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI 52 PARUPUK TABING PADANG Oleh: AGUSMARNI NPM : 1210013411084 Artikel ini berdasarkan Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI 52 PARUPUK TABING PADANG untuk persyaratan wisuda Agustus 2016. Menyetujui: Pembimbing I Padang, Juni 2016 Pembimbing II Dr. Yetty Morelent, M.Hum Hidayati Azkiya, S.Pd,. M. Pd
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI 52 PARUPUK TABING PADANG Agusmarni 1, Yetty Morelent 2, Hidayati Azkiya 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail: aniebungsu@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by the lack of writing skills of students in learning Indonesia's subject. The point is the ability to write a description's paragraph of the students are still low. Students are hard to find and ideas, the structure of sentences not well ordered, and most of them still use spelling mistakes. So that there are a lot of student who do not reach the grades of KKM. The purpose of this research is to improve the ability of students to write a paragraph description. This study uses a model Contextual Teaching and Learning theory Sanjaya Vienna (2006) and Shoimin (2014) that use a classroom action research methode. This study was conducted in two cycles, each cycle consisting of two times meetings. The research subjects are fourth grade students of 52 Parupuk Tabing Padang elementary school. The instrument research are a writing skills test and observation sheets of student and teacher.the results showed that, using the model of Contextual Teaching and Learning can improve learning outcomes of students' writing skills. In the first cycle the percentage of students completeness are 45.45% with average grade of student is 73. In the second cycle, the percentage of completeness are 81.81% with average grade of students increased to 78.77. Based on these results, it can be concluded that this methode can increase the writing skills of fourth grade students of 52 Parupuk Tabing Padang elementary school. Keywords: Learning Indonesian, Writing Ability Story Contents Summary, Contextual Teaching and Learning (CTL) Pendahuluan Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin keberangsungan pembangunan suatu bangsa Dalam Pengajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan yang dimiliki oleh siswa, antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan menulis.susanto (2013:248) menyatakan bahwa menulis adalah satu cara mengopersasikan otak secara totalitas yang juga mengoperasikan raga, jari, dan tangan.
Menulis dapat didefenisikan sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Pembelajaran menulis di SD/MI dibedakan atas menulis permulaan dan menulis lanjutan. Menulis permulaan dan menulis lanjutan. Menulis permulaan terdapat pada kelas I dan II, sedangkan pembelajaran menulis lanjuan bagi peserta didik terdapat pada kelas III, IV, V, dan VI. Pembelajaran menulis ringkasan bagi peserta didik SD terdapat dalam kurikulum 2006 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu pada KD 8.1. Aspek pembelajarannya ada pada aspek menulis di kelas IV, yakni dengan kompetensi dasar menyusun karangan dengan berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan ( huruf besar, tanda titik, tanda koma dan lain-lain) Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada guru kelas IV diperoleh informasi bahwa, ada permasalahan kurangnya pemahamn siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selain itu, kesulitan peserta didik dalam menulis karena pertamasulitnya siswa merangkai kalimatkalimat yang akan dijadikan paragraf.kedua rendahnya minat siswa dalam kegiatan menulis. Ketiga kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan oleh guru ketika proses pembelajaran. Dari data nilai UH menulis siswa di sekolah tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada keterampilan menulis yaitu 75. Jumlah peserta didik di sekolah terebut 22 orang siswa terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 orang atau hanya 38,09% dan yang belum tuntas sebanyak 15 orang atau 61,91% (tedapat dalam Tabel I halaman 4) Kajian Teori Model Contextual Taeching and Learning Shoimin ( 2014: 41) adalah merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapanyadalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Sanjaya (2006:270) mengatakan bahwa langkah-langkah model Contextual Taeching and Learning adalah a. Guru menjelaskan kompetensi yang akan. b. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. c. Guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang dikerjakan oleh siswa. d. Siswa melakukan observasi kelapangan sesuai tugas kelompok. e. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lapangan f. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai tugas kelompok
g. Siswa melaporkan hasil diskusi h. Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain i. Guru dan siswa menyimpulkan hasil observasi j. Menurut Shoimin ( 2014:44) Kelebihan dan kekurangan model Contextual Taeching and Learning adalah: 1. Kelebihan model CTL a. Pembelajaran kontekstual dapat menekankan aktivitas berpikir secara penuh, baik fisik maupun mental. b. Pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan menghafal, melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. c. Kelas dalam kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, melainkan sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. d. Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain. 2. Kekurangan model CTL Penerapan pembelajaran kontekstual meripakan pembelajaran yang kompleksdan sulit dilaksanakan dalam konteks pembelajaran, selain itu juga membutuhkan waktu yang lama. Alasan utama peneliti menggunakan model CTL karena pada kegiatan wawancara yang peneliti lakukan diketahui kurangnya menariknya model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, dengan model CTL siswa lebih diajak untuk terlibat langsung dengan situasi atau keadaan sekitar sekolahnya dalam menemukan materi pembelajaran dan menjadikan pembelajaran menyenangkan. Peranan guru dalam kelas hanya sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi dan siswa yang menemukan sendiri materi pelajaran. Dengan ini diharapkan melalui model pembelajaran Contextual Taeching and Learning diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas IV SDN 52 Parupuk Tabing Padang, yaitu rendahnya kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa. Metodologi Pendidikan 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2012:3) penelitia n tindakan kelas (PTK) adalah S uatu pencermatan terhadapkegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 52 Parupuk Tabing Padang.
3. Subjek Peneleitian Penelitian ini dilakukan dengan model pembelajarancontextual Taeching and Learning dengan kompetensi dasar menyusun karangan pada siswa kelas IV SD Negeri 52 Parupuk Tabing Padang dengan jumlah peserta didik 22 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 12 perempuan. Pengamatan 1.Lembar aspek keterampilan menulis siswa 2.Lembar aktivitas guru 3.Hasil keterampilan menulis Refleksi Tidak berhasil 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan Maret tahun ajaran 2015/2016. Dilakasanakanpada tanggal 2Maret sampai April Semester II tahun 2016. SIKLUS II Perencanaan 4. RPP 5. Lembar observasi 6. Evaluasi 5. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada desain PTK yang dirumuskan Arikunto (2012:16) dilakukan harus melalui 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan 1. RPP 2. Lembar observasi 3. Evaluasi SIKLUS I Pelaksanaan Penerapan model CTL 1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai 2. Guru Membagi siswa dalam beberapa kelompok 3. Guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang akan dikerjakan oleh siswa 4. Siswa melakukan observasi di dalam kelas 5. Siswa mencatat hasil temuan di kelas 6. Siswa melaporkan hasil diskusi didepan kelas 7. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi 8. Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran Pelaksanaan Penerapan model CTL 1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai 2. Guru Membagi siswa dalam beberapa kelompok 3. Guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang akan dikerjakan oleh siswa 4. Siswa melakukan observasi ke kebun sekolah 5. Siswa mencatat hasil temuan di kebun sekolah 6. Siswa melaporkan hasil diskusi didepan kelas 7. Kelompok lain menanggapi hasil diskusi 8. Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan pelajaran Berhasil Bagan 2. Siklus penelitian Sumber: Arikunto, dkk.(2010:16) Pengamatan 1. Lembar aspekketerampilan menulis siswa 2. Lembar aktivitas guru 3. Hasil keterampilan menulis Refleksi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa kelas IV Melalui Model Contextual Teaching and Learning pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri 52 Parupuk Tabing Padang Meningkat
a. Perencanaan 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dan II 2. Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa kartu soal dan kartu jawaban 3. Menyusun lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktivitas siswa 4. Menyusun lembar diskusi dan lembar kerja siswa b. Pelaksanaan 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dirancang. 2. Melakukan pengumpulan data, baik data kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap kesesuaian penggunaan model Contextual Taeching and Learningyang dilaksanakan oleh guru dan aktivitas belajar siswa. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu tes evaluasi akhir pada setiap pertemuan dan tes formatif pada akhir siklus I. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan secara terus menerus dari siklus I sampai siklus II. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru kelas dan diadakan refleksi, untuk perencanaan disiklus berikutnya. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh observer yang terdiri dari dua orang, yaitu guru kelas yang mengamati kegiatan guru atau peneliti dan teman sejawatyang mengamatin siswa. d. Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan pada siklus I. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Menganalisis data maupun informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. (2 ) Menginterpretasi atau memaknai data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. (3) Berdasarkan data-data yang diperoleh, peneliti menyimpulkan hasil pelaksanaan tindakan, sehingga peneliti dapat menentukan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan. (4) Merancang tindakan baru ke arah perbaikan atau peningkatan pada siklus selanjutnya. 6. Indikator Keberhasilan 1. Hasil belajar siswa meningka tpada pembelajaran Bahasa Indonesia meningkat dari 45,45% menjadi 81,81% dengan model pembelajaran. Contextual Taeching and Learning 7. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Penelitian Data penelitian ini berupa data primer dan sekunder melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan guru sedangkan data kuantitatif dapat diperoleh dari hasil belajar siswa.
b. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini yaitu proses kegiatan belajar Bahasa Indonesia yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, prilaku guru dan siswa waktu pembelajaran berlangsung. Data guru diperoleh melalui pengamatan terhadap perencanaan dan pelaksanaan dalam pembelajaran. Lembar observasi terhadap guru menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi terhadap siswa menggunakan lembar observasi siswa. 8. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi b. Tes c. Dokumentasi 9. Intrumen Penelitian a. Lembar observasi aktivitas guru, b. Lembar observasi menulis siswa 10. Tenik Analisis Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kulitatif dan datakuantitatif. Data kulitatif diperoleh darimendeskripsikan dan mengelompokkan data yang di peroleh dari observasi. Pendeskripsikan untuk mengungkapkan semua perubahan tindakan dan peningkatan perilaku siswa selama beberapa siklus yang dilalui. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang dibuat menggunakan angka-angka. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan dan tes hasil belajar pada akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Taeching and LearningPenelitian ini menggunakan instrumen penilitian berupa lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi kegiatan guru dan tes akhir siklus siswa. a. Kegiatan Guru Keberhasilansiswadalam pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada persentase aktivitas guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Persentase aktivitas guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 01 : Persentase Kegiatan Guru Pada Siklus I dan Siklus II Siklus Persentase I 60% II 85% Kenaikan 25 % Dari tabel 01 di atas dapat dilihat bahwa aspek kegiatan guru kenaikan siklus I yaitu 60 % dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 85%. Pada siklus I kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan cukup baik. Sedangkan
di siklus II peneliti atau guru sudah melakukan indikator-indikator yang sudah direncanakan dengan sangat baik. Hal ini lah yang menyebabkan kegiatan guru meningkat pada siklus II. b. Aktivitas Belajar Siswa Hal yang paling mendasar dituntut dalam proses pembelajaran adalah aktivitas siswa. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa ataupun siswa itupun sendiri sehingga suasana belajar menjadi segar dan kondusif.untuk lebih jelas aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut: Diagram 01 : Aktivitas Keterampilan Menulis Siswa Siklus I dan Siklus II 100 80 60 Siklus I 40 Siklus II 20 0 Menulis siswa Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model Contextual Taeching and Learningdapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Hal ini terbukti dari kenaikan rata-rata presentase untuk keberhasilan aktivitas yang telah ditetapkan. Pada siklus I untuk indikator aktivitas menulis siswa diperoleh persentase sebesar 53,97%, pada siklus II terjadi peningkatan 76,69%. c. Hasil Belajar Siswa Pada siklus I rata-rata persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 45,45% berikut rumus mencarinya 100% = 45,45% dengan nilai rata-rata 73 berikut rumus mencarinya. = 73. Sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 81,81% berikut rumus mencarinya 100% = 81,81% dengan nilai rata-rata 78,77 berikut rumus mencarinya. = 78,77. Tabel 02 : Persentase Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II No Siklus Ratarata 1 I 73 2 II 78,77 2. Pembahasan Siswa yang Tuntas 10 orang (45,45%) 18 orang (81,81) Siswa yang Tidak Tuntas 12orang (54,54) 4 orang (18,18%) Hal yang dilakukan peneliti saat proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam aspek pemahaman yaitu memberikan motivasi, sanksi, penguatan kepada siswa dan menerapkan model pembelajaran.
Pada kegiatan meringkas guru membimbing siswa dalam meringkasa cerita dengan memberikan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar. Sedangkan guru memberikan penguatan kepada siswa, peneliti lakukan sewaktu kegiatan akhir setelah siswa menyimpulkan materi yang di ajarkan. Penggunaan model pembelajaran Contextual Taeching and Learningmembuat siswa lebih tertarik dalam proses pembelajaran dan memudahkan dalam membuat ringkasan karena dikerjakan bersama-sama. Penggunaan model atau metode dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kemampuan menulis siswa. Pada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning peneliti melihat kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya adalah penerapan pembelajaran kontekstual merupakn pembelajaran yang kompleks dan sulit dilaksanakan dalam konteks pembelajaran, selain itu juga membutuhkan waktu yang lama. Kelebihan model pembelajaran CTL. Kelebihan model ini adalah 1) pembelajaran kontekstual dapat menekankan berpikir secara penuh baik fisik maupun mental. 2) dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan menghafal melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. 3) Materi pembelajaran ditentukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian orang lain. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar aktivitas siswa dan lembar tes hasil belajar siswa. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Hasil belajar siswa, pada siklus I 10 orang tuntas dengan ketuntasan 45,45% dan 12 orang yang tidak tuntas dengan persentase 54,54%. Sedangkan siklus II orang yang tuntas dengan persentase 81,81% dan 4 orang yang tidak tuntas dengan persentase 18,18%. B. Saran 1. Bagi guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning dapat dijadikan salah satu model pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia 2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis dalam mengikuti proses pembelajaran 3. Bagi sekolah dapat menambahkan media agar menunjang kreativitas siswa
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Hamalik, Oemar 2007. Kurikulum dan PembelajaranJakarta: Bumi aksara Harun, Herman 2012.Petunjuk Rinci Merancang Proposal (PTK). Sanjaya, Wina 2006, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Susanto, Ahmad 2014. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Shoimin, Aris 2014 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruz Media