pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Kontribusi negatif bangunan terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Novianty, 2011). Padahal di sisi lain perusahaan juga membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

STANDAR INDUSTRI HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BABl PENDAHULUAN. Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan tanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersejarah, flora, fauna dan masih banyak kekayaan alam yang lainnya. Namun semakin

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, polusi, limbah dan lainlain,

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

Green Hospital Berbasis Kearifan Lokal RSUD Wates

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Earth Day atau Hari Bumi diperingati secara internasional oleh 192 negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PARADIGMA PENGELOLAAN USAHA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal balik antara

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SPM Standar Pelayanan Masyarakat. Standar Pelayanan Masyarakat Pariwisata Alam

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

PENDEKATAN ECO-EFFISIENSI DALAM PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan perekonomian dan pembangunan adalah masalah pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

Sebuah Alur Pemikiran: Implementasi Green Building di Indonesia.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 6. Faktor pendukung penerapan green building

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta sustainable

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I Pendahuluan. benua. 1 Bahasa dari setiap belahan di dunia digunakan dan dituturkan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang memiliki peran penting. Di dalam dunia usaha selain

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren Eco-Friendly telah masuk dalam dunia perumahsakitan. Konsep Green Hospital saat ini telah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam pengelolaan Rumah Sakit. Keberadaan Rumah Sakit dalam satu kesatuan ekosistem regional di suatu wilayah di tengah isu perubahan iklim dan pemanasan global, serta degradasi lingkungan, seharusnya bertanggung jawab atas keberlanjutan kualitas lingkungan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam. Pemanfaatan sumber daya air, energi, material alam yang merupakan kebutuhan input secara terus menerus bagi kebutuhan operasional Rumah Sakit perlu dilandasi prinsip eco-efficiency, sehingga prinsip pemenuhan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bidang kesehatan akan terpenuhi. Industri kesehatan, yang begitu teratur dan teregulasi, dalam mengintegrasikan keberlanjutan pengembangan fasilitas justru berjalan lebih lambat dibandingkan sektor lainnya (Johnson, 2010). Meskipun sektor kesehatan pada awalnya lambat dalam menerapkan konsep Green ini dibandingkan dengan sektor lain seperti bangunan perkantoran komersial, berdasarkan keterangan dari Konsultan McGraw-Hill pada 2007 terjadi peningkatan yang subtansial dalam pembangunan institusi kesehatan yang berkonsep Green. Dalam proyek mereka lebih dari 30% menginginkan bangunan kesehatan berkonsep Green meningkat 4% dibanding tahun 2006 dan terus meningkat mencapai 19% pada 2008. (Houghton et al, 2009). Berbeda dengan sektor gedung perkantoran komersial, sektor kesehatan memprioritaskan kesehatan manusia dan pasien, tempat kerja dan keamanan kesehatan lingkungan sebagai misi sebuah institusi kesehatan yang berfokus pada penyembuhan dan pelayanan (Houghton et al, 2009). Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas kesehatan, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, selain dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi bagi

2 pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien, pengunjung dan masyarakat. Indikator yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat risiko tersebut adalah infeksi nosokomial. Dari berbagai kegiatan Rumah Sakit yang menimbulkan gangguan kesehatan adalah limbah klinis / infeksius, racun dan limbah radiologi. Kelompok limbah tersebut merupakan limbah B3 yang penanganannya diatur oleh pemerintah. (PP.No.18/1999 Jo No.85/1999). Seperti yang dikutip oleh Johnson (2010) dalam Summarizing Green Practices in U.S Hospital, Rumah Sakit menghasilkan lima juta ton limbah padat setiap tahun, menggunakan air dalam jumlah besar, harus menggunakan air segar dari pada air yang didaur ulang untuk mencegah infeksi, dan beroperasi 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, menjadikan Rumah Sakit adalah industri pemakai energi terbesar kedua di negara Amerika setelah industri layanan makanan. Sementara fakta keberadaan Rumah Sakit di tengah pemukiman dengan daya dukung lingkungan yang terbatas sering tidak menjadi perhatian manajemen Rumah Sakit, padahal paradigma terkini mengajarkan bahwa pengeloaan Rumah Sakit dengan kompleksitas kegiatannya tidak menambah beban negatif berupa pencemaran lingkungan, bahkan memberikan manfaat positif bagi kelestarian lingkungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi, Rumah Sakit dipengaruhi oleh beberapa peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap orang memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. (UU.No.23, 1997). Beberapa contoh peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang lingkungan yang berlaku di Indonesia dapat terlihat pada tabel berikut:

3 Tabel 1. Peraturan Perundang-Undangan tentang Lingkungan no Peraturan Perundang-undangan tentang Lingkungan 1 Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 2 Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air 3 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Dampak Lingkungan 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1994 tentang Pengelolaan limbah Berbahaya dan Beracun Sumber : Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, Adisasmito, 2009 Menurut Adisasmito (2009) konsep pengelolaan lingkungan dewasa ini telah berkembang pesat seiring dengan tuntutan terhadap keharmonisan dan sinergisme antara kualitas lingkungan dan laju pembangunan. Konsep lama yang lebih menekankan pengolahan limbah setelah terjadinya limbah (end-of-pipe approach) diakui membawa konsekuensi pada ekonomi biaya tinggi dan tidak membantu kearah pembangunan yang lebih rasional terhadap kualitas lingkungan hidup dan keberlanjutan sumber daya alam. Kini telah berkembang pemikiran mengenai konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen di dalamnya dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System). Line Selain itu, di sektor publik maupun sektor swasta, konsep Tripple Bottom telah menjadi tren beberapa tahun terakhir. Konsep ini yang sering diringkas menjadi People, Planet and Profit, telah memegang peranan bahwa kinerja yang baik dari sebuah perusahaan, badan, atau lembaga salah satunya adalah yang dapat mengoptimalkan fungsi sosial, lingkungan dan ekonomi. Untuk institusi kesehatan seperti Rumah Sakit, dimensi sosial mencakup dampak kesehatan sosial. Dengan demikian, Rumah Sakit dengan Tripple Bottom Line akan memberikan dampak positif yang besar pada kesehatan dan kesejahteraan pasien, staf dan pengunjung ; efisien dalam menggunakan energi dan sumber daya alam, dengan limbah dan polusi yang dihasilkan minimal, dan kinerja keuangan yang sehat. Banyak perusahaan swasta menyadari bahwa pendekatan ini tidak hanya dapat membuat tujuan yang lebih baik, tetapi juga menjadikan posisi

4 mereka di pasar semakin baik dengan peningkatan citra dan mendapatkan loyalitas pelanggan. Alasan ini berlaku secara langsung untuk menerapkan konsep Green Healthcare di Rumah Sakit (Frumkin, 2007). Menjadi Institusi kesehatan yang Green, tidak hanya menyangkut masalah ekonomi, bangunan institusi kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit harus dilihat dan dievaluasi tidak hanya sebagai elemen fungsional kerja dan simbol status sosial atau seni, tetapi juga sebagai wujud pernyataan etika oleh institusi tersebut. Pernyataan ini harus menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab untuk kesejahteraan pengguna bangunan dan masyarakat sekitar (Frumkin, 2007). Pola tuntutan kebutuhan masyarakat modern akan layanan Rumah Sakit juga telah bergeser pada tuntutan pelayanan kesehatan yang berbasis prinsip green / ramah lingkungan karena masyarakat menyadari bahwa jaminan kenyamanan dan keamanan lingkungan selama berinteraksi di lingkungan Rumah Sakit merupakan bagian pelayanan yang akan mereka peroleh sebagai satu kesatuan pelayanan Rumah Sakit. Maka tren ke depan dibutuhkan model Rumah Sakit dengan kegiatan berbasis green / ramah lingkungan, sekaligus sebagai salah satu upaya menuju pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, Di Indonesia terdapat 1372 Rumah Sakit yang tersebar di beberapa kabupaten dan propinsi. Menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) saat ini yang berkomitmen menerapkan konsep Green baru ada tiga yaitu RSUP Persahabatan, Rumah Sakit Kanker Dharmais dan RSUD Dr.Syamsudin Sukabumi. Dalam penerapannya Rumah Sakit-Rumah Sakit tersebut menggunakan standar penilaian dari The Green Guide for HealthCare (GGHC) tahun 2007. Pedoman yang dipakai masih bersumber dari negara lain mengingat Indonesia belum memiliki pedoman tersendiri untuk penerapan Green Hospital, namun Green Building Council of Indonesia (GBCI) telah memiliki pedoman untuk menerapkan bangunan berkonsep Green. Berdasarkan pertimbangan hal-hal di atas, dan masih terbatasnya data mengenai Green Healthcare di Indonesia, maka penelitian tentang Green Healthcare dalam hal ini Green Hospital sangatlah penting untuk dilakukan, agar

5 dapat lebih memahami pengetahuan dan nilai pendidikan dari prinsip Green Hospital dan pengaruhnya terhadap perkembangan institusi pelayanan kesehatan. Diharapkan hasil penelitian nantinya dapat menunjang ulasan sistematis dan penelitian internasional yang telah dilakukan sebelumnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perumusan masalahnya adalah : Bagaimana penerapan konsep Green Hospital di RSUP Persahabatan dan Rumah Sakit Kanker Dharmais? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum : Untuk mengevaluasi penerapan Green Hospital di RSUP Persahabatan dan Rumah Sakit Kanker Dharmais Tujuan khusus: 1. Mengetahui struktur organisasi, tenaga, biaya dan panduan kerja (SOP) dalam penerapan Green Hospital di RSUP Persahabatan dan Rumah Sakit Kanker Dharmais 2. Mengetahui proses penggerakan ditinjau dari kepemimpinan, motivasi staf, pengarahan dan komunikasi antar staf 3. Mengidentifikasi elemen-elemen dalam penerapan Green Hospital di RSUP Persahabatan dan Rumah Sakit Kanker Dharmais berdasarkan panduan Greenship D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi manajemen, penentu kebijakan dan stakeholder RSUP Persahabatan dan Rumah Sakit Kanker Dharmais. Informasi tersebut bisa dijadikan acuan untuk

6 memperbaiki penerapan konsep Green Hospital. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Penerapan Konsep Green Hospital Menggunakan Standar Green Guide for HealthCare terdapat beberapa penelitian yang mendekati kesamaan pada isi dan tujuan penelitian seperti disebutkan pada tabel 2. Tabel 2. Keaslian Penelitian Penelitian Lokasi Tujuan Penelitian Sumarizing Amerika Mengetahui Green Practice Serikat bagaimana In U.S. Hospital penerapan Green Hospital Metode Hasil Rekomendasi Survey Terdapat 10 Rumah Sakit yang menerapkan Green Hospital dengan Baik Beberapa Rumah Sakit yang telah menerapkan Green Hospital harus terus berupaya agar dalam operasionalnya Green Hospital berjalan berkesinambungan