Jogjakarta, 7 Agustus 2017

dokumen-dokumen yang mirip
DANA BAGI HASIL YANG BERSUMBER DARI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DBH SUBDIT DBH DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/PMK.07/2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD. Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2008 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL. Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Referensi : Evaluasi Dana Perimbangan : Kontribusi Transfer pada Pendapatan Daerah dan Stimulasi terhadap PAD

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang A

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM ALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH GUNA MENDUKUNG INPRES NOMOR 12 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perekonomian Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakankebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

B. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORA T PENGELOLAAN KAS NEGARA

BAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan

MEKANISME PENGHITUNGAN DBH MIGAS

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Aloka

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 137, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Bagi Hasil. Sumber Daya Alam. Migas. Perubahan.

KEBIJAKAN BOS TA 2015 DAN MEKANISME PENYALURAN BOS 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169 / PMK.07 / 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam Anggaran Penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tersedia, baik sumber daya alam maupun manusia, bagi kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

BAB 3 GAMBARAN UMUM PENDAPATAN ASLI DAERAH, PAJAK DAERAH DAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SIDOARJO

2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Tahun Anggaran 2013; Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2013 tentang Perkiraan Alokas

KABUPATEN JEMBRANA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2013

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156 /PMK.07/2007 TENTANG

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah alokasi (transfer)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

2014, No Pajak Tahun Anggaran 2011 dan Tahun Anggaran 2012; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

2011, No sebesar selisih antara alokasi definitif dengan jumlah dana yang telah disalurkan dari tahap I sampai dengan tahap II; c. bahwa berdasa

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

TRANSPARANSI USULAN PENYALURAN PNBP SDA (SISI TUGAS, FUNGSI DAN PERAN BIRO KEUANGAN KESDM)

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu mengatur kembali mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban transfer ke daerah dan dana desa; d. bah

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan

Transkripsi:

FUNGSI dan PERAN DJP terkait Transparansi DBH Jogjakarta, 7 Agustus 2017

TUGAS dan FUNGSI DJP TUGAS menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan FUNGSI Perumusan Kebijakan di Bidang Perpajakan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Perpajakan Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di Bidang Perpajakan Pemberian Bimbingan Teknis dan supervisi di Bidang Perpajakan Pelaksanaan Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan di Bidang Perpajakan Pelaksanaan Administrasi Ditjen Pajak

Peran DJP dalam Pelaporan EITI Sejak Tahun 2009 DJP telah melaporkan data PPh Badan atas Perusahaan Pelapor 8.000.000 100 7.000.000 6.000.000 5.000.000 71 68 87 75 90 80 70 60 4.000.000 49 52 50 3.000.000 40 2.000.000 30 20 1.000.000 10-2009 2010 2011 2012 2013 2014 0 USD (ribuan) Rp (jutaan) Perusahaan Pelapor Merupakan Perusahaan yang telah Memberikan Lembar Otorisasi

Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) PBB Perkebunan PBB Perhutanan PBB Pertambangan Pajak Penghasilan (PPh) PPh Pasal 21 PPh Pasal 25/29 WPOPDN termasuk PPh Final PP 46 atas WPOP

Sumber Pendapatan Daerah Pasal 5 UU 33/2004 Pendapatan Daerah PAD Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Pembiayaan Sisa lebih perhitungan anggaran daerah Penerimaan pinjaman daerah Dana cadangan daerah Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Sumber Pendapatan Daerah Pasal 5 UU 33/2004 Pendapatan Asli Daerah Lain-lain Pendapatan Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK) DBH SDA

Triliun Pendapatan Daerah 700 600 500 400 Kontribusi Dana Perimbangan Ratarata 72% dari Pendapatan Daerah 300 200 100 Rata-rata 5% Kontribusi Bagi Hasil Pajak dari Pendapatan Daerah 0 2011 2012 2013 2014 2015 PENDAPATAN DAERAH Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak Sumber : BPS

BAGI HASIL PBB Dasar Hukum UU No. 12/1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12/1994; UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; PP No. 16/2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan PBB antara Pemerintah Pusat dan Daerah; Permenkeu No. 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Rincian Bagi Hasil PBB Pemerintah Pusat 10% Dibagikan secara merata kepada seluruh Daerah Kabupaten/Kota 6,5% Dibagikan sebagai insentif kepada Daerah Kabupaten/Kota 3,5% Penerimaan PBB Daerah 90% Daerah Propinsi 16,2% Daerah Kabupaten/Kota 64,8% Biaya Pemungutan 9% Ditjen Pajak Daerah

Trilliun Penerimaan PBB 35 25% 30% 30 20% 25 7% 10% 20 15 10-2% 24 25 22 1% 23 23 22 27 29 18 19 0% -10% -20% SejakTahun 2014 Penerimaan PBB ratarata 9% diatas Target 5-34% -30% - 2012 2013 2014 2015 2016 Target Realisasi Growth Realisasi (RHS) -40%

BAGI HASIL PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 WPOPDN Dasar Hukum UU Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008; UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan; Permenkeu No. 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Rincian Bagi Hasil PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 WPOPDN Pemerintah Pusat 80% Penerimaan PPh Pemerintah Daerah 20% Propinsi 8% Kabupaten/Kota 12% Kabupaten/Kota tempat WP terdaftar 8,4% Bagi Rata seluruh Kabupaten/Kota di Prop. ybs. 3,6%

Trilliun Penerimaan PPh Pasal 21 140 25% 120 19% 17% 20% 100 13% 15% 80 8% 10% 60 40 89 80 102 106 90 105 127 129 114 109 5% 0% -4% 20-5% - 2012 2013 2014 2015 2016 Target Realisasi Growth Realisasi (RHS) -10%

Trilliun Penerimaan PPh Pasal 25/29 WPOPDN 14 12 69% 80% 70% 60% 10 45% 50% 8 6 4 15% 28% 4,6 8,2 5,3 40% 30% 20% 10% 0% 2 0 4,4 3,8 3,6 4,3 2,4 0,45-19% 2012 2013 2014 2015 2016 PPh OP PP46 PPh Ps.25/29 OP Growth PPh Ps.25/29 + PP46 (RHS) -10% -20% -30% PP 46 berlaku sejak tahun 2013 Pada tahun 2016 terjadi penurunan realisasi penerimaan PPh 25/29, sedangkan PPh OP PP 46 terus mengalami kenaikan

Penerimaan Pajak 100% 95% 90% 2,9% 2,6% 2,5% 2,4% 2,8% 1,8% 0,4% 0,4% 0,5% 0,5% 0,8% 8,8% 9,5% 9,8% 9,9% 10,7% 10,7% 0,5% Terdapat bagian Dana Bagi Hasil 85% 80% 75% 70% 65% 87,9% 87,4% 87,2% 86,4% 85,7% 87,9% 60% 55% 50% 2011 2012 2013 2014 2015 2016 LAINNYA 1.PPh Pasal 21 2. PPh Pasal 25/29 OP 3. PBB P3 Kontribusi jenis pajak yang dibagihasilkan tidak mengalami peningkatan berarti dalam 6 tahun terakhir (hanya sekitar 13%)

TUGAS dan KEWAJIBAN (1) Dalam Dana Bagi Hasil Penyampaian rencana penerimaan berdasarkan APBN/ APBN-P sebagai dasar penghitungan alokasi DBH Penyampaian prognosa realisasi penerimaan Penyampaian realisasi penerimaan audited

TUGAS dan KEWAJIBAN (2) Dalam Dana Bagi Hasil Penyampaian rencana penerimaan berdasarkan APBN/ APBN-P sebagai dasar penghitungan alokasi DBH DJP menyampaikan Renpen APBN/APBN-P kepada DJPK DJPK meyusun perkiraan alokasi DBH (Rancangan Perpres Rincian APBN-Alokasi DBH Pajak) Rencana Penerimaan di atas disampaikan paling lambat Minggu ke-2 bulan September (atau setelah UU APBN disahkan)

TUGAS dan KEWAJIBAN (3) Dalam Dana Bagi Hasil Penyampaian prognosa realisasi penerimaan DJP menyampaikan prognosa realisasi tahun berkenaan kepada DJPK Berdasarkan prognosa yang disampaikan, DJPK melakukan penyesuaian alokasi DBH Prognosa disampaikan paling lambat Minggu ke-4 bulan Oktober

TUGAS dan KEWAJIBAN (4) Dalam Dana Bagi Hasil Penyampaian realisasi penerimaan audited DJP menyampaikan Realisasi Penerimaan Pajak Audited kepada DJPK Berdasarkan Realisasi Penerimaan Pajak yang disampaikan, DJPK melakukan penghitungan kurang/lebih salur DBH Pajak Realisasi Penerimaan Pajak Audited disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah LKPP dikeluarkan oleh BPK

TUGAS dan KEWAJIBAN (5) Dalam Dana Bagi Hasil Timeline Tahun Anggaran Berjalan Sep Oct Nov Dec Sep Oct Nov Dec Mei Jun Jul II Sep Penyampaian Rencana Penerimaan APBN/APBN P kepada DJPK IV Oct Penyampaian Prognosa Realisasi Penerimaan kepada DJPK 1 bulan setelah LKPP dikeluarkan BPK Penyampaian ealisasi Penerimaan Audited kepada DJPK

Trilliun Penerimaan Pajak 1.200 1.000 800 600 4 30 294 4 29 338 5 25 385 6 23 409 6 29 424 50 8 19 412 36 PPh Migas mengalami trend penurunan 400 200 73 83 360 382 89 417 87 455 552 630 PPh Non Migas menunjukkan trend kenaikan secara konsisten - 2011 2012 2013 2014 2015 2016 PPh Non Migas PPh Migas PPN dan PPNBM PBB & BPHTB Pajak Lainnya

DBH Industri Ekstratif

Penerimaan Industri Ekstratif

Trilliun Penerimaan Pajak Sektor Pertambangan dan Penggalian PENERIMAAN PAJAK 1.200 16% 1.000 800 836 921 982 1.061 1.043 14% 12% 10% 600 400 773 783 864 959 972 8% 6% 4% 200 2% 0 63 139 117 102 72 2012 2013 2014 2015 2016 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN SEKTOR LAIN % Pertambangan dan Penggalian (RHS) Proporsi kontribusi penerimaan pajak sektor ekstraktif cenderung menurun 0%

Trilliun Penerimaan Pajak Sektor Pertambangan dan Penggalian PENERIMAAN PPH BADAN 200 180 182 170 25% 160 140 150 154 144 20% 120 15% 100 80 116 134 135 165 156 10% 60 40 5% 20 0 34 20 9 17 14 2012 2013 2014 2015 2016 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN SEKTOR LAIN % Pertambangan dan Penggalian (RHS) Proporsi kontribusi penerimaan pajak sektor ekstraktif cenderung menurun 0%

KESIMPULAN Tugas dan Kewajiban DJP terkait dengan DBH lebih ditekankan pada Prognosa dan Pemantauan Penerimaan Pajak Terkait Tugas DJP untuk mengumpulkan jenis pajak yang dibagihasilkan ke daerah, ada yang bersifat controllable dan uncontrollable Mengingat trend penurunan kontribusi pajak SDA, intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan diarahkan pada jenis pajak lain, termasuk perluasan basis pajak penghasilan. Sinergi DJP dan Pemda sebagai pihak yang berkepentingan dengan pajak dan DBH sangat penting dalam upaya peningkatan kepatuhan pajak dan pencapaian target penerimaan pajak

TERIMA KASIH