BAB I PENDAHULUAN. Arti budaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan wilayah yang sarat dengan ragam budaya serta di dukung oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

MUSEUM TOSAN AJI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.

Sumber: data pribadi

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. Proses modernisasi dan globalisasi menempatkan bangsa Indonesia dalam

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional, guru seni harus memiliki kemampuan menulis ilmiah (academic writing)

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Dampak Perubahan Sosial Budaya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah serangkaian rumusan yang membahas perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

KEBUDAYAAN: PELURUSAN ATAS PEMAKNAAN Oleh Sumaryadi Staf Pengajar pada FBS UNY

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia, yang juga berstatus daerah istimewa. Yogyakarta terletak 450 km arah timur kota jakarta dengan penduduk 3,3 juta jiwa. Batas geografis kota Yogyakarta sebelah utara adalah Gunung Merapi yang punya ketinggian 2920 meter diatas permukaan laut dan sebelah selatan dibatasi oleh laut Samudra Hindia. Kota Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata memiliki beberapa keunikan antara lain terdapat situs cagar budaya, terdapat juga obyek wisata dan pusat perbelanjaan. Disamping itu Yogyakarta memiliki keanekaragaman jenis kesenian wayang kulit, kuda kepang dan lain sebagainya. Suasana kota Yogyakarta dinilai masih tetap lestari dengan budayanya, sehingga sangatlah tepat apabila Yogyakarta dijuluki sebagai pusat warisan tradisional budaya jawa. Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah selalu terdapat di lingkungan kraton dan daerah di sekitarnya. Sebagai bekas suatu kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang tinggi dan bahkan merupakan pusat sumber seni budaya Jawa. Hal ini dapat kita lihat dari peninggalan seni-budaya yang dapat kita saksikan pada pahatan pada monumen-monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana Sultan dan tempat-tempat lain yang masih berkaitan dengan kehidupan istana, dan sebagian dapat disaksikan pada museum-museum budaya. Arti budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahsa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau 1

akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan menurut : o Menurut Sir Edward Burnett Tylor (1832-1917), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. o menurut Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Arti pusat studi Menurut kamus bahasa Indonesia arti studi adalah pembelajaran Arti pusat studi kebudayaan jawa Suatu tempat yang berfungsi untuk belajar mengenai segala sesuatu tentang kebudayaan jawa dan menawarkan kepada pengunjung untuk ikut terlibat dalam kegiatan kebudayaan jawa Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya oleh Ki Hajar Dewantoro, maksudnya adalah memeprlihatakan tingkah laku pribadi pribadi dalam melakukan hubungan bermasyarakat dan hubungan masarakat dengan alam sekitarnya. Bagiamana wujud kebudayaan...? dan apa isi dari kebudayaan itu...? dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan, mentalitet dan pembangunan seorang antropologi Indonesia Koentjaraningrat membagi dalam 3 ( tiga ) wujud yaitu : a) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide ide, gagasan, nilai nilai, norma norma, peraturan dan sebaginya. Wujud ini berada pada alam pikiran dari warga masayarakat atau 2

dapat pula berupa tulisan tulisan, karangan karangan warga masyarakat yang bersangkutan b) Wujud kebudayan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini berupa dalam sistem sosial masyarakat yang bersangkutan. c) Wujud kebudayaan sebagai hasil karya manusia. Wujud kebudayaan fisik yang berbentuk nyata yang merupakan hasil karya masyarakat yang bersangkutan Dari ketiga wujud kebudayaan tersebut diatas wujud yang pertama dan kedua adalah merupakan buah dari pada akal dan budi manusia, sedangkan wujud yang ketiga adalah buah karya manusia Karena begitu luas konsep kebudayaan, maka untuk keperluan analisis perlu mengkategorikasasikan kedalam unsur unsurnya. Unsur terbesarnya adalah unsur kebudayaan yang universal, unsur itu terdapat di semua kebudayaan yang ada di dunia, baik yang hidup di daerah pedesaan yang kecil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Unsur unsur kebudayaan tersebut adalah : 1 1. sistem teknologi 2. sistem ekonomi 3. sistem kemasyarakatan 4. bahasa 5. sistem pengetahuan 6. religi 7. kesenian Pusat studi kebudayaan jawa sebagai upaya pelesatrian kebudayaan nasional pada umumya dan kebudayaan jawa pada khusunya. 1 Koentjaraningrat, Prof, Dr., Kebudayaan, mentalitet dan pembangunan, P. T Gramedia, Jakarta, hal 19 3

Yogyakarta merupakan daerah yang punya potensi dalam mengembangkan daerahnya selalu berusaha menciptakan suatu citra yaitu : Yogyakarta sebagai tempat tujuan wisata dan sebagai kota budaya Yogyakarta sebagai kota pendidikan Yogyakarta sebagai kota perjuangan Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya dikarenakan mempunyai kultur budaya yang sangat kental, dimana kegiatan kebudayannya masih berlangsung hingga masa sekarang ini. Selain itu Yogyakarta juga dikenal sebagai pusat kebudayaan jawa, hal ini terlihat dengan masih dan berdiri kokoh keraton kesultanan Yogyakarta yang masih eksis menjalankan adat istiadat dan tradisi yang masih berlangsung hingga sekarang. Citra kota Yogyakarta sabagai pusat kebudayaan jawa diperkuat dengan masih banyaknya bangunan cagar budaya sisa sisa peninggalan keraton Mataram masa dulu. Tapi ke eksistensi an dari kebudayaan jawa hanya terbatas pada bentuk fisik dari peninggalan kebudayan yang ada tanpa disertai jiwa atau jati diri dari kebudayaan jawa itu sendiri. Kebudayaan jawa diprediksi akan punah, kalau pemiliknya tetap tidak mau mengharagai peningalan leluhur itu. Prediksi itu dilontarkan oleh seorang purti kerato Dra. GRAy Koes Moertiyah yang sering disebut Gusti Moeng. Dia mengatakan apresiasi positif terhadap kebudayaan jawa sudah berkurang. Gejala ini bertolak belakang dari yang terjadi di luar negeri. di beberapa negara Amerika, Jepang, Belanda, Suriname dan Australia, budaya jawa menjadi bahan kajian yang menarik. Kajian kajian tersebut dilakukan di universitas universitas terkenal di negara tersebut. Tidak mustahil suatu saat nanti orang orang jawa akan belajar ke luar negeri tentang 4

budaya mereka sendiri Suara Merdeka, Kamis 2 Mei 2002 ) ( Koran Harian Umum Keadaan kebudayaan Yogyakarta semakin kacau atau tidak menentu, dikarenakan adanya isu internasional yaitu adanya Globalisasi. Globalisasi adalah berkurang atau hilangnya batasan negara dalam pertukaran sukarela lintas batas dan produksi global yang semakin terintegrasi. Globalisasi diasumsi akan membawa budaya dunia menuju homogenitas. Globalisasi dan percampuran dengan budaya lain tidak bisa terelakkan, mengingat posisi Yogyakarta, sebagai pusat pendidikan, DIY didiami oleh masyarakat dari luar daerah dan luar negeri. Proses globalisasi di Yogyakarta bisa berjalan dengan cepat, dikarenakan masyarakat Yogyakarta memiliki nilai-nilai keterbukaan bagi orang-orang asing dan juga budaya asing yang masuk, sehingga akulturasi budaya sering terjadi. Tempat tempat yang memberikan informasi dan melakukan penelitian tentang kebudayaan jawa masih kurang, sehingga dengan adanya Pusat Studi dan Kajian Kebudayaan Jawa diharapkan dapat mengangkat citra dan jati diri dari masayarakat jawa itu sendiri. Selain itu pusat studi dan kajian kebudayaan jawa dapat menjadi jembatan untuk memberi gambaran masa lalu, masa kini dan masa mendatang tentang kebudayaan jawa. Pertimbangan diadakannya pusat studi dan kajian kebudayaan jawa adalah: 1. Adanya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang ingin menciptakan suatu masayarakat yang bermoral, beretika dan berbudaya, rencana itu bersinergi dengan misi pembangunan Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta yang ingin mewujudkan D I Y sebagai pusat kebudayaan terkemuka di tahun 2020. 5

2. Masih kurangnya ruang ruang publik yang mewadahi kegiatan kebudayaan di Yogyakarta. 3. ketidakinginnan untuk kehilangan kebudayaan jawa pada masa mendatang 4. Mendokumentasi ulang kebudayaan jawa, dimana proses dokumentasi yang tidak teratur dan terperinci ini yang menyebabkan hilangnya informasi yang benar tentang kebudayaan jawa yang telah berlansung selama ratusan tahun. 1.2. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sebagai salah satu tempat yang berfungsi penyimpanan, perawatan, pemanfaatan, pengembangan dan penelitian pusat studi dan kajian kebudayaan jawa berguna untuk menunjang upaya pelestarian kebudayaan jawa Kebudayaan juga dapat dipandang sebagai cerminan bagi tipe manusia yang bersifat normatif bagi kelompoknya, dan melahirkan gaya hidup tertentu yang secara tipikal berbeda dengan kelompok lainnya. Kebudayaan senantiasa dikaitkan dengan suatu kelompok manusia yang mempunyai seperangkat nilai, sistem simbol dan kepercayaan yang mengacu pada cita-cita tertentu. Kebudayaan ditransmisikan pada kelompok lain melalui proses akulturasi yang pada saatnya menimbulkan pandangan baru yang khas dalam memandang dunia dengan bentuk aturan-aturan yang dibakukan atas dasar kesepakatan bersama, sehingga memberi peluang terciptanya pilihan-pilihan yang konsisten dan sistematik berwujud gaya hidup, gaya pakaian, gaya bangunan, dan gaya seni. Proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi disebut akulturasi (acculturation) yang bermakna sebagai proses masuknya pengaruh kebudayaan asing atau berbeda terhadap suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing yang berbeda tersebut, dan sebagian berusaha menolak pengaruh nya. 6

Proses akulturasi kebudayaan yang terjadi di Yogyakarta tidak dapat terhindari dan tidak perlu ditakuti. Proses akulturasi tidak akan menyebabkan kepunahan tehadap kebudayaan jawa, apabila semua mayarakat yang berkultur jawa tetap menjaga kelestarian kebudayaan jawa dan melakukan langkah - langkah yang konkret. Langkah itu misalnya dilakukan melalui pendidikan, formal di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya ( perpustakaan, pusat studi kebudayaan jawa, pusat penelitian ) maupun non formal seperti di dalam keluarga. Interaksi yang terjadi pada pusat studi dan kajian kebudayaan jawa sangat tinggi, maka dari itu perlu ditingkatkannya sarana, pengelolaan dan pengembangan baik dari segi manusianya maupun dari sarana yang tersedia. Pengembangan aspek masyarakat dapat dilakukan dengan banyak melakukan atau menggelar sarasehan untuk meningkatkan pengetahuan dan cakarawala berpikir tentang kebudayaan jawa, selain itu pusat studi dan kajian kebudayaan jawa juga dipergunakan untuk sarana bertukar informasi kebudayaan sehingga pola interaksi nya dinamis 1.3. PERMASALAHAN Bertitik tolak dari uraian latar belakang permasalahan, maka permasalahan yang timbul adalah : Bagaimana wujud rancangan Pusat Studi dan Kajian Kebudayaan Jawa yang mengalami akulturasi sehingga dapat menjaga kelestarian budaya jawa 1.4. RUMUSAN PERMASALAHAN Bagaimana mewujudkan rancangan pusat studi dan kajian kebudayaan jawa di Yogyakarta yang menekankan pada AKULTURASI pola tata ruang rumah tinggal tradisonal jawa 7

1.5. TUJUAN DAN SASARAN A. TUJUAN Terwujudnya rancangan Pusat studi dan kajian kebudayaan jawa memilki beberapa manfaat, antara lain: 1. Lebih memahami dan mengerti tentang falsafah nilai-nilai kebudayaan jawa. 2. Meningkatnya harkat dan martabat masyarakat, baik secara material maupun spiritual. 3. Terjaganya lingkungan hidup ( sesuai dengan filosofis orang jawa, bahwa dalam hidup didunia kita harus Hamemayu Hayuning Bawono yaitu dengan menjaga keselarasan dan harmonisasi antara manusia dengan alam semesta ) 4. juga dapat mengenalkan lebih dini kepada generasi muda tentang kebudayaan jawa. 5. Meningkatnya produk budaya yang berladaskan pada kebudayaan jawa. B. SASARAN Sasaran pembahasan dalam merancang Pusat Studi dan Kajian kebudayaan Jawa untuk mendapatkan rancangan bangunan yang sesuai dengan pola tata ruang rumah jawa yang lebih komunikatif, menarik, dan punya nilai - nilai akulturasi kebudayaan jawa. 1.6. LINGKUP PEMBAHASAN MATERI Materi pembahasan akan meliputi : Analogi pola tatanan ruang rumah jawa yang akan diterapkan pada pola tatanan ruang maupun pola tatanan masa pada pusat studi dan kajian kebudayaan jawa yang telah mengalami akulturasi kebudayaan 8

PENDEKATAN Pendekatan yang diambil adalah analogi pola tata ruang rumah jawa yang coba diterapkan pada pola tata ruang dan pola tatanan masa pusat studi dan kajian kebudayaan jawa yang menampung unsur unsur kebudayaan jawa yang telah mengalami akulturasi kebudayaan. 1.7. METODE PEMBAHASAN 1.7.1. Deduksi Mengumpulkan data, teori yang berkaitam dengan permasalahn yang akan dianalisis dan juga data yang ada, sehingga diperoleh kesimpulan kesimpulan dalam pemecahan masalah. 1.7.2. Komparasi Melalui studi literatur yang berkaitan dengan pusat studi kebudayaan jawa. 1.7.3. Induksi Melakukan sintesa terhadapkesimpulan kesimpulan yang diperoleh, sebagai suatu konsep perencanaan dan perancangan. 1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II : Kajian teoritik secara umum berisi tentang informasi data, mengenai kebudayaan jawa. BAB III : Kajian proyek mengenai Pusat Studi Kebudayaan Jawa di Yogyakarta, yang berisi tentang kondisi lokasi yang berkaitan dengan potensi maupun kendala, serta faktor non fisik seperti pengunjung, aktivitas dan perkembangan budaya maupun apresiasi budaya. BAB IV : Analisis perencanaan dan perancangan Pusat Studi Kebudayaan Jawa di Yogyakarta, berisi tentang analisis perencanaan mengenai akulturasi bangunan jawa, 9

BAB V : rumusan, kajian teoritik serta konsep mengenai rekomendasi dan aplikasi desain. Analisis Arsitektural perencanaan dan perancangan Pusat Studi dan Kajian Kebudayaan Jawa 10