PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERUS THE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE TO INVOLUTION UTERINE PROCESS Debbiyatus Sofia Akademi Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo Email: debbyatussofia@gmail.com ABSTRAK Pijat oksitosin adalah tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang bertujuan mempercepat kerja syaraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hypofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, kompresi pembuluh darah dan membantu proses pemeliharaan kestabilan organ. Proses ini akan membantu mengurangi perdarahan dan mepercepat proses involusi uterus. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap proses involusi uterus ibu post partum. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan desain postest dengan kelompok kontrol. Sampel penelitian adalah seluruh ibu post partum 0-7 hari sebanyak 12 orang. Analisa menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh p= 0,015. Hasil pengukuran pada kelompok eksperimen penurunan tinggi fundus uterus lebih cepat dan pada hari ketujuh. Efek fisiologi dari pijat oksitosin adalah merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga bisa mempercepat proses involusi uterus. Kata Kunci: pijat, oksitosin, involusi, uterus ABSTRACT Oxytocin massage is the act of massaging the spinal nerves start to 5-6 until the scapula to deliver the parasympathetic nerve to the brain commands the rear so that oxytocin out. It is released from the gland hypofisis and regulate uterine contractions, compression blood vessels and helps in the maintenance of the stability of the organ. It was help reduce bleeding and uterine involution process faster. The research aim was determine effect of oxytocin massage on the process of uterine involution post partum mothers. Research method using a quasi-experimental posttest design with a control group. The samples were mothers postpartum 0-7 days as many as 12 people. Analyzed using chi square test. The results were obtained p = 0.015. Physiological effects of oxytocin massage were stimulate uterine smooth muscle contraction both in the process during delivery or after childbirth so that it can speed up the process of uterine involution. Keywords: massage, oxytocin, involution, uterine PENDAHULUAN Proses involusi bagi ibu post partum merupakan suatu hal yang pasti terjadi karena proses involusi merupakan proses kembalinya uterus seperti dalam keadaan sebelum hamil. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot polos yang ditingkatkan oleh preparat oksitosin (Sulistyawati, 2009). Interaksi kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi lahir, hal tersebut diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uterine yang sangat besar. Proses involusi 50
51 ini disebabkan oleh iskemik (penyempitan) dan autolisys (penghancuran) serabut otot sesudah produksi estrogen terhenti serta stimulasi sintesis protein. Produk yang larut akan dikeluarkan melalui aliran darah yang disekresikan melalui urine. Jika involusi uterus tidak berjalan dengan lancar maka akan menyebabkan sub involusi yang akan berlanjut pada perdarahan dan bisa menyebabkan kematian pada ibu (Suherni, 2010). Catatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur menyatakan bahwa penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan (26,96%), eklamsia (26,96%), infeksi jalan lahir (6,09), dan lain -lain (26,9%) (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2014). Angka kematian ibu di kabupaten Situbondo berdasarkan nama kematian cukup tinggi yaitu pada masa nifas (65), masa bersalin (29%) masa kehamilan (6%) (Dinas kesehatan Situbondo, 2014). Upaya pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan semenjak persalinan kala 3 dan kala 4 dengan pemberian oksitosin. Hormon oksitosin ini sangat berperan dalam proses involusi uterus. Proses involusi akan berjalan dengan baik jika kontraksi uterus kuat, sehingga harus dilakukan tindakan untuk memperbaiki kontraksi uterus. Hormone oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral, intra-nasal, intra muskuler, maupun dengan pemijatan yang merangsang keluarnya hormone oksitosin (Cuningham, 2006 dalam Khariani, 2012). Pijat oksitosin tulang belakang masih sangat jarang dilakukan pada ibu post partum, baik untuk merangsang kontraksi uterus, mempercepat involusi uterus, mengatasi perdarahan, maupun merangsang keluarnya ASI. Bidan lebih cenderung menggunakan terapi breast care dan terapi farmakologi seperti oksitosin intra muskuler. Suherni (2010) mendefinisikan pijat oksitosin sebagai suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja syaraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. pijat oksitosin berpengaruh terhadap keberhasilan proses involusi uterus karena dapat merangsang otak untuk mengeluarkan hormone oksitosin sehingga dapat mempengaruhi uterus berontraksi untuk melakukan proses involusi secara optimal. METODE PENELITIAN Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan desain postest dengan kelompok kontrol. Lokasi
52 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 50-55 penelitian di B i d a n P r a k t i k S w a s t a ( B P S) Hartatik Asembagus Situbondo. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh ibu post partum 0-7 hari sebanyak 12 orang dengan menggunakan teknik quoata sampling dari bulan Juni- Agustus 2015. Teknik Pengumpulan data dengan cara pemeriksaan melalui palpasi dan pengukuran fundus uterus menggunakan metlin sesuai Satndar Operasinal Prosedur (SOP) dan hasil dicatat pada lembar observasi. Analisa data menggunakan uji chi square dengan <0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik dapat dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi Frekuensi proses involusi uterus pada ibu post partum di BPS Hartatik,S.ST Asembagus- Situbondo pada bulan Juni-Agustus tahun 2015 Involusi uterus Kel. Normal Tidak normal % f % f % Eksp. 6 50 - - 50 Contr. 1 8,3 5 41,6 50 Total 7 58,3 5 41,6 100 P value 0,015 Tabel 1. Menunjukkan bahwa seluruh responden yang diberikan perlakuan pijat oksitosin yaitu 6 responden (50%) ibu post partum 0-7 hari kriteria proses involusi uterusnya berjalan dengan optimal sedangkan pada responden kontrol yaitu 5 responden (41,6%) ibu post partum 0-7 hari proses involusi tidak normal dan 1 responden (8,3%) involusi normal. Hasil analisa menggunakan uji chi square dengan α=0,05 adalah p=0,015. Sehingga ada pengaruh bermakna pemberian pijat oksitosin terhadap proses involusi uterus pada ibu post partum 0-7 hari. Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram. Pijat oksitosin merupakan tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja syaraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. Pijat oksitosin mempengaruhi keberhasilan proses involusi uterus karena dapat merangsang otak untuk mengeluarkan hormone oksitosin sehingga dapat
53 mempengaruhi uterus berontraksi untuk melakukan proses involusi secara optimal. Berdasarkan lembar observasi yang di dapatkan pada saat penelitian, pada kelompok eksperimen didapatkan bahwa hasil pengukuran pada kelompok eksperimen penurunan Tinggi Fundus Uterus (TFU) lebih cepat dan hasil pengukuran pada hari ketujuh sebagian besar penurunan TFU pada kelompok eksperimen lebih rendah dari pertengahan pusat dan simfisis. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pijat oksitosin berpengaruh pada proses involusi uterus ibu post partum. Efek fisiologi dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan sehingga bisa mempercepat proses involusi uterus. Penelitian ini diperkuat dengan teori yang menyebutkan bahwa kontraksi yang kuat dipengaruhi oleh hormone oksitosin menyebabkan proses iskemik dan autolysis semakin cepat (Tiran, 2005). Dan ketika rongga uterus sudah kosong maka keseluruhan uterus berkontraksi penuh kearah bawah dan dinding uterus kembali berhadapan satu sama lain. Serat spiral miometrium yang menyumbat pembuluh darah uterus membatasi aliran darah ke tempat perlekatan plasenta. Sehingga akan memperlancar proses involusi dan mencegah perdarahan. Sedangkan tanda jika adanya reflek oksitosin adalah dengan adanya rasa nyeri karena kontraksi uterus (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Teori tersebut sejalan dengan penelitian ini yakni adanya kontraksi uterus yang kuat sebagai akibat dari intervensi peneliti berupa pijatan oksitosin yang menyebabkan penurunan tinggi fundus uteri pada responden dengan gambaran hasil observasi penelitian pada responden yang dipijat oksitosin mengalami penurunan yang lebih cepat dibandingkan pada responden yang tidak diberikan pijatan oksitosin. Pemberian pijat oksitosin merupakan salah satu cara mempercepat penurunan involusi uterus. Menurut peneliti penurunan involusi uterus lebih cepat karena responden dan keluarga responden diajak memanfaatkan alat indra untuk memahami eksperimen yang disampaikan. Penurunan involusi uterus yang cepat terjadi karena intervensi yang diberikan perlakuan pijatan oksitosin dilakukan sesuai dengan SOP dan dimana responden sangat bersikap kooperatif dan merasa tenang saat dilakukan pemijatan sehingga membantu memperlancar saraf parasimpatis untuk merangsang hormone oksitosin.
54 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 1, FEBRUARI 2017: 50-55 Pijat oksitosin sangat bermanfaat bagi ibu dan penurunan TFU akan lebih cepat karena bisa merangsang kerja saraf parasimpatis untuk mempercepat dalam menyampaikan perintah ke otak bagian posterior sehingga memproduksi oksitosin secara optimal. Produksi oksitosin yang optimal dapat meningkatkan kecepatan penurunan TFU lebih cepat dari biasanya. Penrunan TFU pada kelompok kontrol terjadi secara fisiologis dan tidak mengalami perubahan bermakna. Berdasarkan lembar observasi yang didapatkan dari hasil penelitian sebagian besar TFU ibu post partum pada kelompok kontrol pada hari ke tujuh hasil pengukuranya lebih tinggi dari pertengahan pusat dan simfisis dan hanya ada sebagian kecil responden yang mengalami penurunan TFU secara optimal. Faktor yang mepengaruhi penurunan TFU pada responden dengan kelompok kontrol kurang maksimal karena penurunan TFU hanya berjalan fisiologis sesuai dengan kemampuan otot polos dalam menghasilkan kontraksi. Faktor lain yang juga berperan adalah regenerasi selsel tubuh yang berbeda pada masingmasing responden serta bisa juga dipengaruhi oleh keadaan psikologis ibu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pijat oksitosin terhadap proses involusi uterus pada ibu post partum 0-7 hari di BPS Hartatik,S,ST Asembagus Tahun 2015. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan intansi kesehatan, pendidikan, tenaga kesehatan khususnya bidan bisa melakukan sosialisasi melalui pendampingan, pelatihan dan pendidikan tentang pijat oksitosin pada masyarakat khususnya keluarga dengan ibu hamil dan melahirkan. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, E.R., Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2014. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur 2013. Surabaya: Badan Penerbit Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan Situbondo. 2014. Profil Kesehatan Situbondo 2013. Situbondo: Badan Penerbit Dinas Kesehatan Situbondo. Khariani. 2012. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Proses Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum di Ruang Post Partum Kelas III RS Bandung. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2013 dari jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article /download/787/833.
55 Suherni. 2010. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya. Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Publisher. Tiran, D. 2005. Kamus Saku Bidan: Jakarta: EGC.