BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal dibawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah; Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara; Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan; dan Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Ditjen Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 diubah menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). 37
Dengan keputusan Presiden RI No. 12 tahun 1976 tanggal 27 Maret 1976, Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang ini. 1924 Djawatan Padjak dibawah Departemen Van Financien berdasar Staatsblad 1924 No. 576 Artikel 3 1942 Djawatan Padjak dibawah Zaimubu (Djawatan Padjak, Bea Cukai dan Padjak Hasil Bumi) 1945 Berdasarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD Urusan Bea ditangani Departemen Keuangan Bahagian Padjak 1950 Djawatan Padjak dibawah Direktur Iuran Negara 1958 Djawatan Padjak dibawah vertikal langsung Departemen Keuangan 1964 Djawatan Padjak berubah menjadi Direktorat Pajak dibawah pimpinan Menteri Urusan Pendapatan Negara 1965 Direktorat IPEDA di bawah Ditjen Moneter 38
1966 Direktorat Padjak diubah menjadi Direktorat Jenderal Pajak 1976 Direktorat IPEDA dialihkan Ke Direktorat Jenderal Pajak 1983 Tax Reform I berlakunya Self Assesment 1985 IPEDA berganti nama menjadi Direktorat PBB 2000 Tax Reform II 2002 Modernisasi Birokrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan institusi penting di negara ini dimana saat ini dipercaya mengumpulkan sekitar 80% dari dana APBN, ternyata mempunyai sejarah panjang sejak sebelum proklamasi kemerdekaan RI. III.1.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Pajak Visi Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi Direktorat Jenderal Pajak Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Tugas DJP sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/ PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan. 39
Dalam mengemban tugas tersebut, DJP menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dan e. pelaksanaan administrasi DJP. Organisasi DJP terbagi atas unit kantor pusat dan unit kantor operasional. Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal, direktorat, dan jabatan tenaga pengkaji. Unit kantor operasional terdiri atas Kantor Wilayah DJP (Kanwil DJP), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), dan Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP). Organisasi DJP, dengan jumlah kantor operasional lebih dari 500 unit dan jumlah pegawai lebih dari 32.000 orang yang tersebar di seluruh penjuru nusantara, merupakan salah satu organisasi besar yang ada dalam lingkungan Kementerian Keuangan. Segenap sumber daya yang ada tersebut diberdayakan untuk melaksanakan pengamanan penerimaan pajak yang beban setiap tahunnya semakin berat. Tugas Unit dan Jabatan di Kantor Pusat DJP 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di DJP. 2. Direktorat Peraturan Perpajakan I 40
peraturan KUP, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PPN dan PPnBM, serta PTLL, dan PBB dan BPHTB. 3. Direktorat Peraturan Perpajakan II peraturan PPh, perjanjian dan kerjasama perpajakan internasional, bantuan hukum, pemberian bimbingan dan pelaksanaan bantuan hukum, dan harmonisasi peraturan perpajakan. 4. Direktorat Pemeriksaan & Penagihan pemeriksaan dan penagihan pajak. 5. Direktorat Intelijen & Penyidikan intelijen dan penyidikan pajak. 6. Direktorat Ekstensifikasi & Penilaian ekstensifikasi dan penilaian perpajakan. 7. Direktorat Keberatan & Banding keberatan dan banding. 8. Direktorat Potensi, Kepatuhan & Penerimaan potensi, kepatuhan, dan penerimaan. 41
9. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan & Hubungan Masyarakat penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat. 10. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan teknologi informasi perpajakan. 11. Direktorat Kepatuhan Internal & Transformasi Sumber Daya Aparatur kepatuhan internal dan transformasi sumber daya aparatur. 12. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi & Informasi transformasi teknologi komunikasi dan informasi. 13. Direktorat Transformasi Proses Bisnis transformasi proses bisnis. 14. Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi & Intensifikasi Pajak Mengkaji dan menelaah masalah di bidang ekstensifikasi dan intensifikasi pajak, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian. 15. Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan & Penegakan Hukum Perpajakan Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pengawasan dan penegakan hukum perpajakan, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian. 42
16. Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan & Penertiban Sumber Daya Manusia Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pembinaan dan penertiban sumber daya manusia, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian. 17. Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pelayanan perpajakan, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian. Tugas unit Kanwil DJP adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan, pengendalian, analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas KPP, serta penjabaran kebijakan dari kantor pusat. Unit ini dapat dibedakan atas: a. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus yang berlokasi di Jakarta; dan b. Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah Kanwil DJP sebanyak 31 unit. Unit KPP mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan kepada wajib pajak. Unit ini dapat dibedakan berdasarkan segmentasi wajib pajak yang diadministrasikannya, yaitu: a. KPP Wajib Pajak Besar, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar nasional; 43
b. KPP Madya, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar regional dan wajib pajak besar khusus yang meliputi badan dan orang asing, penanaman modal asing, serta perusahaan masuk bursa; dan c. KPP Pratama, menangani wajib pajak lokasi. Jumlah KPP Wajib Pajak Besar sebanyak 4 unit, KPP Madya 28 unit, KPP Pratama 299 unit. Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan dilaksanakan oleh unit KP2KP. Jumlah KP2KP sebanyak 207 unit. Satu-satunya unit pelaksana teknis (UPT) DJP saat ini adalah PPDDP. Unit yang berlokasi di Jakarta ini mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi perpajakan. 44
III.1.3. Struktur Organisasi 45
III.2. Desain Penelitian III.2.1. Jenis dan Sumber Data Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan jenis data sekunder yaitu berasal dari prospektus reksa dana yang dikeluarkan oleh manajer investasi setiap tahunnya, selain itu terdapat informasi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pajak mengenai contoh penerapan pajak pada reksa dana. III.2.2. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data-data dengan menggunakan metode riset kepustakaan (library research), yang dimaksudkan untuk memperoleh data-data sekunder seperti prosedur pembelian dan penjualan reksa dana, peraturan-peraturan perpajakan reksa dana dan data-data pendukung lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode inquires of the client yaitu penulis mencari informasi dengan pihak terkait dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak untuk mendapatkan informasi mengenai penerapan pajak penghasilan reksa dana dan latar belakang objek penelitian. III.2.3. Metode Analisis Data Metode analisa data yang digunakan penulis yaitu metode analisa kualitatif. Metode ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang prosedur pembelian dan penjualan reksa dana, penerapan pajak penghasilan pada reksa dana dan tata cara penyetoran dan pelaporan pajak. 46
III.2.4. Metode Penyajian Data Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan metode penyajian data dalam bentuk tabel. Data dari tabel tersebut diolah sehingga dapat diketahui hasil perhitungannya. Dalam skripsi ini yaitu mengetahui perhitungan penerapan pajak penghasilan pada reksa dana. 47