STUDI PERBANDINGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH PRIHATININGSIH NIM E1R 012 039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAII ILMU PENDIDIKAI\ JIn. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Far 634918 Mataram 83125 HALAMAN PERSETUJUAI\I DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI Artikel skripsi yang disusun oleh: Prihatiningsih (EIR0U039) dengan judul: "Studi Perbandingan antara Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (l[i{t) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Fungsi Kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar Tahun Pelajaran 20rcn0fiD telah diperiksa dan disetujui. Februari 2017 Mataram, Februari 2017 9600215 198603 I 003 NIP. 1 9800643 200312 2 002 Mengetahui: Ketua Program Studi lendidikan lrfftematika NIP. 19650406 199203 001
iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v A. PENDAHULUAN... 1 B. METODE PENELITIAN... 3 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 5 D. KESIMPULAN DAN SARAN... 7 DAFTAR PUSTAKA... 8
iv STUDI PERBANDINGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Prihatiningsih, Harry Soeprianto, Nani Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email: nprihati@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan ratarata prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada materi fungsi kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi experiment yang menggunakan desain nonequivalent group dengan dua kelas, yaitu kelas VIII 2 dan kelas VIII 3 yang telah dipilih secara acak. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar, dan sampelnya adalah seluruh siswa dari kelas VIII 2 sebagai kelas TAI yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dan seluruh siswa dari kelas VIII 3 sebagai kelas NHT yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Metode pengujian hipotesis yang digunakan adalah Independent sample t-test (uji-t). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Accelerated Instruction (TAI), dan diperoleh bahwa model TAI lebih baik daripada model NHT dilihat dari rata-rata prestasi belajar siswa. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI), dan prestasi belajar siswa.
v A COMPARATIVE STUDY BETWEEN THE IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL TOWARD THE STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN FUNCTION TOPIC AT CLASS VIII JUNIOR HIGH SCHOOL 1 LINGSAR ACADEMIC YEAR 2016/2017 By Prihatiningsih, Harry Soeprianto, Nani Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email: nprihati@gmail.com ABSTRACT This research objective was to know the differences between the mean value of students achievement who use cooperative type Numbered Heads Together (NHT) learning model than those Team Accelerated Instruction (TAI) learning model in function subject at Class VIII Junior High School 1 Lingsar academic year 2016/2017. The type of the research was quasi experiment with the design of nonequivalent group which conducted at two classes, they are VIII 2 and VIII 3 which has been decided randomly. The population was the whole students of Class VIII Junior High School 1 Lingsar, while the sample was the class VIII 2 as TAI class in where cooperative learning type of Team Accelerated Instruction (TAI) model was given. Meanwhile, class VIII 3 called as NHT class in where students treated by using cooperative learning type of Numbered Heads Together (NHT) model. The method of hypothesis test was Independent sample t-test. The result of this research showed that there is a significant difference between the mean of students achievement who use cooperative type Learning Model Numbered Heads Together (NHT) than those Team Accelerated Instruction (TAI). It is the result that TAI model is better than NHT model which is seen from the average of student s achievement. Keywords: Numbered Heads Together (NHT) type cooperative learning model, Team Accelerated Instruction (TAI) type cooperative learning model, students achievement.
1 A. PENDAHULUAN Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern [1]. Matematika juga merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada semua tingkat pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Selain itu, matematika juga dibutuhkan oleh berbagai disiplin ilmu, dari yang eksak sampai yang sosial sekalipun. Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Lingsar yang dilakukan mulai bulan Februari hingga juni 2016 terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika. Diantaranya siswa aktif saat belajar secara kooperatif, tetapi banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi di depan kelas, jika ditanya oleh guru siswa cenderung melempar pertanyaan kepada teman yang pintar. Selain itu, guru juga sudah mencoba untuk menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi, akan tetapi pembelajaran dengan model pembelajaran tersebut belum dapat menyelesaikan masalah yang ada. Model pembelajaran kooperatif yang pernah digunakan di sekolah tersebut adalah TGT, STAD, NHT, dan TAI. Tetapi hanya model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TAI yang dapat meningkatkan prestasi belajar di kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar pada mata pelajaran matematika berdasarkan rata-rata nilai UTS dan UAS dari kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Lingsar Tahun Pelajaran 2015/2016 yang diberikan model TAI dan NHT. Siswa kelas VII menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga wajar jika matematika tidak disenangi banyak siswa, bahkan ada yang merasa takut untuk mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran lebih menekankan pada perhitungan matematika saja bukan pada pemahaman akan konsep-konsep dasar matematika itu sendiri. Hal ini tentu akan berimbas pada rendahnya prestasi belajar siswa yang terlihat pada saat siswa diberikan soal yang sudah divariasikan maka siswa kebingungan untuk menjawabnya. Sehingga mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah. Akan tetapi jika siswa melaksanakan pembelajaran dengan model diskusi kelompok terlihat siswa sangat antusias untuk belajar walaupun masih ada beberapa siswa yang bermain. Selain itu, siswa juga terlihat kritis dalam bertanya kepada sesama teman tentang pelajaran jika guru menggunakan model diskusi kelompok.
2 Saat model diskusi kelompok diterapkan siswa menjadi lebih tertib dalam melaksanakan pembelajaran. Prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lingsar masih rendah, dari lima kelas dengan nilai uts semester genap rata-rata tertinggi 68,83 dan terendah 52,77. Dengan melihat banyaknya potensi yang dimiliki kelas VII dan banyaknya masalah yang ada maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah yang ada dan mengakomodasi potensi siswa sehingga dapat diperoleh prestasi belajar yang diharapkan. Dengan demikian model ini juga dapat membuat siswa lebih berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan guru dapat memantau siswa secara individu yang artinya kemampuan siswa lebih terlihat apakah siswa tersebut sudah memahami tentang materi tersebut atau belum. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen [2]. Dengan belajar secara kooperatif, siswa dimungkinkan untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, berkomunikasi dan saling menghargai dengan teman sebaya. Dengan suasana seperti inilah siswa dapat menikmati belajar matematika sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Terdapat banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat mengakomodasi potensi siswa dan menjadi solusi masalah pada kelas VII ini yaitu salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Team Accelerated Instruction (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural yang memberi penekanan pada struktur-struktur khusus sengaja dirancang dengan tujuan mempengaruhi pola interaksi siswa. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya penomoran sehingga semua siswa berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-masing.
3 Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) merupakan kombinasi dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Adapun serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam model TAI ini, seperti diungkapkan [3] Huda Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang beragam. Setiap kelompok diberi serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap anggota (misalnya, untuk materi matematika yang terdiri dari 8 soal, berarti empat anggota dalam setiap kelompok harus saling bergantian menjawab soalsoal tersebut). Semua anggota harus saling mengecek jawaban teman-teman satu kelompoknya dan saling memberi bantuan jika memang dibutuhkan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul Studi Perbandingan antara Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Fungsi Kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar Tahun Pelajaran 2016/2017. B. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi experiment dengan dua kelas yang digunakan sebagai kelas sampel dengan desain nonequivalent group.tempat pelaksanaan penelitian adalah SMP Negeri 1 Lingsar di jalan Gora II Lingsar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Lingsar Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 111 siswa yang terbagi dalam 5 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan memilih secara acak pasangan kelas yang memiliki varians yang homogen didasarkan pada nilai UTS, kemudian pasangan kelas tersebut dipilih secara acak yaitu kelas VIII 2 dan VIII 3 yang diberikan treatment NHT dan TAI. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif yaitu model NHT dan model TAI. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada materi fungsi. Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes prestasi belajar. Lembar observasi untuk memperoleh data aktivitas siswa dan tes prestasi belajar untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum dan setelah diberikan treatment pada kedua kelas sampel. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas isi dilakukan dengan uji ahli oleh dosen pembimbing
4 terhadap instrumen pembelajaran yang akan digunakan. Adapun hasil ahli terhadap instrumen pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Latihan Siswa (LLS) dengan kualifikasi layak digunakan, sedangkan tes prestasi belajar dengan kualifikasi layak digunakan dengan revisi. Sedangkan Validitas konstruk diukur dengan teknik korelasi product moment, perhitungannya menggunakan SPSS 21. Kriteria pengujiannya adalah item soal valid jika. Dari hasil uji validitas konstruk didapatkan nilai yaitu 0,741; 0,710; 0,5790; 0,702 dan yaitu 0,404. Karena pada semua item soal, maka dikatakan semua item soal tersebut valid. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus alpha menggunakan SPSS 21. Kriteria pengujiannya adalah instrumen tes prestasi belajar reliabel jika. Dari hasil estimasi reliabilitas diperoleh nilai dengan. Karena nilai maka dapat dikatakan bahwa instrument tes prestasi belajar reliabel. Menentukan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dapat dirumuskan sebagai dimana = skor rata-rata aktivitas belajar siswa, = total skor aktivitas belajar siswa pada indikator ke-, = banyaknya deskriptor pada indikator ke-. Data aktivitas belajar siswa dianalisis menggunakan mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI). Nilai skor tertinggi + skor terendah) dan. Sebelum dilakukan analisis terhadap hipotesis penelitian, perlu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah prestasi belajar kedua sampel yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan program Microsoft Excel 2010 untuk menentukan nilai. Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika. Sebaliknya Ho ditolak jika. Sedangkan uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai varians yang homogen, baik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun yang menggunakan model pembelajaran tipe TAI. Uji homogenitas dianalisis menggunakan program SPSS 21 dengan kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika. Sebaliknya Ho ditolak jika. Analisis yang dilakukan pada tahap akhir yaitu analisis data untuk uji hipotesis guna melihat perbedaan pengaruh diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
5 kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap prestasi belajar siswa. Untuk melakukan uji hipotesis digunakan uji-t untuk sampel independen atau Independent Samples T-Test menggunakan program SPSS 21. Kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika. Sebaliknya Ho ditolak jika. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada materi fungsi kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar. Pelaksanaan penelitian ini dimulai tanggal 19 September 2016 sampai dengan 26 September 2016 di SMP Negeri 1 Lingsar. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel yaitu VIII 2 dan VIII 3 dengan banyak siswa 22 orang pada masing-masing kelas. Tiap kelas diberikan treatment yang berbeda yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk kelas VIII 3 dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk kelas VIII 2. Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengambil data awal yaitu nilai UTS mata pelajaran matematika kelas VII semester genap. Berdasarkan hasil analisis data awal, diperoleh data yang menunjukkan bahwa kelas yang diambil sebagai sampel dalam penelitian berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Hal ini berarti sampel memiliki pengetahuan atau kemampuan yang sama. Setelah kedua kelas sampel diberikan treatment, keduanya diberikan tes prestasi belajar dengan materi, jumlah dan bobot soal yang sama. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data tes prestasi belajar siswa yang kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil uji Independent samples T-Test pada SPSS 21 menunjukkan bahwa nilai P value < α maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Accelerated Instruction (TAI). Pada kelas NHT diperoleh rata-rata prestasi belajar yaitu 50 sedangkan kelas TAI memperoleh rata-rata prestasi belajar yaitu 62,27.
6 Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata prestasi belajar siswa pada kelas NHT dan kelas TAI sama-sama tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal maupun kriteria ketuntasan klasikal. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Lingsar yaitu untuk mencapai ketuntasan siswa harus memperoleh nilai 70 dan ketuntasan klasikal mencapai 85%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua model tersebut tidak efektif digunakan pada mata pelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar meskipun rata-rata prestasi belajar siswa di kelas TAI lebih baik daripada kelas NHT. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang diungkapkan [4] Slameto, yakni faktor tersebut dapat berupa faktor yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, diantaranya adalah faktor jasmani, faktor psikologi, dan faktor kelelahan. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, diantaranya adalah faktor keluarga dan faktor sekolah. Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada penelitian ini antara lain perbedaan waktu belajar yang dimiliki kedua kelas juga diduga menjadi salah satu penyebab yaitu kelas TAI dilaksanakan pada jam pertama pembelajaran (pagi) dan kelas NHT dilaksanakan pada jam terakhir pembelajaran (siang) sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa juga. Pada pagi hari dimana kondisi siswa masih segar, memungkinkan untuk bisa berkonsentrasi dengan baik sedangkan pada siang hari dimana kondisi siswa sudah tidak seperti pagi hari, akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya. Berkurangnya konsentrasi ini kemungkinan disebabkan oleh rasa lelah atau bosan karena selama beberapa jam mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pada kelas NHT aktivitas siswa tidak mengalami peningkatan yaitu tetap berada di kategori cukup aktif dan aktivitas siswa rendah saat kegiatan kelompok maupun penutup. Selama pembelajaran sebagian besar siswa perempuan saja yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa laki-laki sibuk sendiri dengan cara berbicara dan bercanda dengan teman lainnya. Hal ini terlihat ketika diskusi kelompok, sebagian besar hanya siswa perempuan yang mengerjakan soal-soal pada LLS dan ketika diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya siswa belum siap atau masih pasif. Mereka meminjam lembar jawaban teman kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi
7 fungsi terutama saat menghitung nilai fungsi masih rendah. Tidak hanya itu, siswa juga masih terlihat kebingungan menjawab soal-soal yang bervariasi. Sedangkan kelas TAI, selama kegiatan pembelajaran siswa terlihat antusias dan aktif dalam setiap tahap yang dilakukan terjadi peningkatan aktivitas siswa dari kategori aktif menjadi sangat aktif tetapi aktivitas siswa sangat tinggi hanya saat kegiatan kelompok dan penutup saja. Hal ini terlihat ketika siswa berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan soalsoal pada LLS, ketika siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di papan tulis, dan ketika siswa bertanya saat menemukan kesulitan dalam mengerjakan soal. Namun, saat diskusi kelompok hanya beberapa kelompok yang bekerja secara aktif dan saling bekerja sama tapi masih ada kelompok yang tidak berdiskusi melainkan mengerjakan LLS secara individu dan semua siswa mengacungkan tangan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Tetapi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih tergolong rendah. Hal ini terlihat ketika latihan individu maupun tes akhir, sebagian besar siswa masih kebingungan untuk menjawab soal yang lebih bervariasi atau berbeda. Faktor lain yang menyebabkan prestasi belajar siswa di kedua kelas tersebut masih rendah adalah kemampuan awal siswa yang masih rendah. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan awal siswa sangat berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat [5] Suparman bahwa selain strategi pembelajaran yang diterapkan guru, dalam belajar matematika kemampuan awal siswa mempunyai peranan sangat penting. Hal ini dikarenakan terdapat keterkaitan materi yang satu dengan materi yang lain, atau dapat dikatakan ada keterkaitan antara pengetahuan yang sudah dimiliki siswa dengan pengetahuan baru yang akan disampaikan oleh guru. kemampuan awal digunakan guru untuk menetapkan kompetensi dasar yang perlu diketahui oleh siswa dan menjadi titik berangkat dalam mengajar. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan rata-rata prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
8 Instruction (TAI) pada materi fungsi kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar tahun pelajaran 2016/2017. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) lebih baik daripada model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dilihat dari rata-rata prestasi belajar siswa tetapi kedua model tersebut tidak efektif digunakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Lingsar pada mata pelajaran matematika materi fungsi karena rata-rata prestasi belajar siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan kriteria ketuntasan klasikal. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran-saran dari peneliti sebagai berikut: 1. Pengalokasian waktu dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan NHT perlu diperhatikan agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal. 2. Memilih kelas yang akan diberikan perlakuan yang memiliki waktu belajar tidak jauh berbeda, 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap masalah yang belum terselesaikan dari identifikasi masalah pada penelitian ini. 4. Perlu diperhatikan kemampuan dasar siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan suatu model pembelajaran agar memperoleh prestasi belajar yang maksimal. 5. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan pengembangan terhadap model TAI dan model NHT dengan mengkombinasikan kedua model tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] Turmuzi, M. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika. Mataram: Universitas Mataram. [2] Majid, A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [3] Huda, M. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [4] Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. [5] Suparman, A. 2012. Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar & Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.