FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI Nuris Kushayati Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : fa.fun11@yahoo.co.id ABSTRAK Makanan dan minuman merupakan faktor yang sangat penting bagi ibu nifas untuk memulihkan kesehatan kembali, juga membantu pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Bila ibu kurang mendapatkan zatzat gizi makanan dan minuman yang cukup dan berkualitas tinggi maka air susu yang dikeluarkan akan berkurang dan tidak berkualitas tinggi. Dimana pada tingkat pendidikan, pengetahuan dan type keluarga dalam menerima dan memahami informasi tentang isi pada masa post partum masih terbatas. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Metode sampling yang digunakan adalah non probability purposive sampling.sampel yang diambil sebanyak 0 responden yaitu ibu nifas yang mempunyai kebiasaan berpantang makanan selama masa purpuerium dini diwilayah kerja puskesmas kamal.data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan tabulasi silang dan uji chisquare dengan tingkat kemaknaan 0,0. Setelah analisa maka didapatkan hasil responden menurut tingkat pendidikan sebagian besar SMA (%), tingkat pengetahuan sebagian besar berpengetahuan cukup (0%) dan type keluarga sebagian besar keluarga nuclear (6%). Dari hasil uji chisquare didapat ada hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,0)terhadap kebiasaan ibu nifas, ada hubungan antara tingkat pengetahuan(p=0,0)terhadap kebiasan ibu nifas dan ada hubungan antara type keluarga (p=0,0) terhadap kebiasaan ibu nifas. Melihat hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan type keluarga terhadap kebiasaan ibu nifas berpantang makanan. Untuk itu diharapkan perawat atau tenaga kesehatan lebih aktif dalam memberikan penyulahan kepada ibu nifas dan keluarga mengenai kebutuhan gizi ibu nifas untuk menunjang kesehatannya dan menjaga produksi ASI Kata kunci : Kebiasaan berpantang makanan, Pendidikan, Pengetahuan, Type keluarga. Hal
PENDAHULUAN Makanan dan minuman merupakan faktor yang sangat penting bagi nifas untuk memulihkan kesehatannya kembali, juga membantu pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Bila ibu kurang mendapatkan zatzat gizi makanan dan minuman yang cukup dan berkualitas tinggi, air susu yang dikeluarkan akan berkurang dan tidak berkualitas tinggi. Oleh karena pentingnya makanan dan minuman yang bergizi guna memulihkan kesehatan dan pembentukan ASI, maka diperlukan pengawasan apakah ibu nifas tersebut memperoleh makanan dengan kualitas yang dibutuhkan (Cristina, 1 : ). Makananmakanan bagi ibu nifas harus mengandung gizi yang seimbang yang bersumber zat besi, protein, kalori, lemak, mineral, vitamin serta banyak minum paling sedikit gelas sehari dan tidak boleh pantang makanan. Pantang makanan bagi ibu nifas dapat menimbulkan masalah kesehatan, sering ibuibu yang menyusui anakanaknya kelihatan pucat, lesu dan kurus. Hal ini merupakan tanda bahwa makanan yang dikonsumsi tidak cukup yang akan membawa pengaruh buruk kepada ibu dan bayinya (Dinkes Jatim Dan UNICEF, 000). Dimana pada tingakat pendidikan, pengetahuan dan type keluarga dalam menerima dan memahami informasi tentang gizi pada masa post partum masih terbatas. Menurut Suhardjo, (00 : 6) dijumpai wanita kalangan hamil dan menyusui dimana kelompok penduduk ini memang dianggap rawan terhadap keadaan gizi kurang, yaitu pada ibu menyusui 7 % di Jawa Timur menderita kurang gizi protein. Secara nasional diperkirakan terdapat 1/ ibu menyusui mengalami keadaan gizi kurang. Salah satu faktor yang meyebabkan karena adanya pola pantang makanan. Jika hal ini tetap berlaku dalam masyarakat maka kemungkinan besar kekurangan gizi pada ibu nifas akan tetap terjadi. Di wilayah Kamal kebiasaan berpantang makanan masih banyak dilakukan. Data dari Puskesmas Kamal, jumlah ibu nifas mulai dari bulan Januari sampai Pebruari 011 sebanyak 7 % dari ibu nifas masih melaksanakan pantang makanan. Jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi setelah melahirkan seperti makanan mengandung protein (ikan laut dan ayam). Beberapa jenis buahbuahan dan sayuran serta tidak boleh minum banyak, karena dianggap akan menyebabkan ASI menjadi amis, peranakan menjadi bengkak dan tidak sembuhsembuh, bayi mudah pilek. Sebenarnya bahanbahan makanan yang dipantang sebenarnya mempunyai nilai gizi yang baik untuk kondisi nifas yang bersangkutan. Adat berpantang makanan itu diajarkan turun temurun dan cenderung ditaati walaupun individu yang menjalankan tidak terlalu paham atau yakin akan rasional dan alasanalasan berpantang makanan tersebut dan hanya sekedar karena patuh akan tradisi setempat (Meutia, 1 : 1). Kebiasaan berpantang makanan tersebut sulit dirubah karena sudah melekat pada diri masyarakat secara turuntemurun.data tersebut menggambarkan bahwa masih banyak ibu nifas yang berpantang makanan selama masa nifas dengan alasanalasan yang tidak rasional dipandang dari aspek kesehatan.karena itu petugas kesehatan perlu memahami makna simbolik yang terkandung dalam setiap pantangan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional, yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan kebiasaan ibu nifas berpantang makanan yang dilihat secara cross sectional, faktor yang dimaksud adalah faktor pendidikan, faktor pengetahuan dan faktor tipe keluarga. Variabel independennya adalah faktor yang mempengaruhi kebiasaan berpantang makanan yang meliputi :tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, type keluarga. Dan variabel dependennya adalah kebiasaan ibu nifas dalam berpantang makanan.pada penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Kamal, Kabupaten Bangkalan. Besar sampel pada penelitian ini yang digunakan 0 orang yaitu dengan mengambil seluruh total dari jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi responden, tidak ada kelainan jiwa, tidak hiperaktif dan keluarga yang berdomisili di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.instrument yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner yang disebarkan pada responden. Dari hasil kuisioner data ditabulasi dan diolah secara deskriptif dengan menggunakan tabel untuk menggambarkan besar dari Halaman
distribusi masingmasing variabel.untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan type keluarga terhadap perilaku ibu nifas dalam berpantang makanan digunakan Uji Bivariat dengan menggunakan tabel distribusi silang. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi frekuensi responden di wilayah kerja Puskesmas Kamal bulan Juni 011 Frekuensi (n) Prosentase (%) Pendidikan SD SMP SMA Akademi/PT Pengetahuan Rendah Kurang Cukup Baik Type Keluarga Nucklear Extended Perilaku Ibu Berpantang Tidak berpantang 1 7 1 1 0 0 0 0 6 1 0 10 Pada tabel 1 memberikan gambaran dari 0 orang responden sebagian besar berpendidikan SMA ( %), tingkat pengetahuan responden tentang gizi ibu nifas sebagian besar cukup (0 %), sebagian besar type keluarga responden termasuk keluarga besar atau extended ( %) dan mayoritas responden mempunyai perilaku kebiasaan berpantang makanan (0%). Tabel. Tabulasi silang faktorfaktor yang berhubungan dengan kebiasaan berpantang makanan pada ibu nifas selama masa purpuerium dini di wilayah kerja Puskesmas Kamal bulan Juni 011. Tingkat Pendidikan SD SMP SMA PT Pengetahuan Rendah Kurang Cukup Baik Type keluarga Kebiasaan berpantang Berpantang Tidak berpantang n % n % 1 66,7 0 1, 0 Total Σ % Keluarga kecil Keluarga besar 71,,6 7 Pada tabel diatas menjelaskan bahwa responden yang tingkat pendidikannya perguruan tinggi ada orang yang meliputi orang mempunyai kebiasaan berpantang makanan dan 1 orang tidak berpantang makanan. Responden dengan tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA semuanya mempunyai kebiasaan berpantang makanan.responden dengan pengetahuan yang baik mengenai makanan bergizi pada ibu nifas diketahui ada orang yang mempunyai kebiasaan berpantang makanan dan orang lagi mempunyai kebiasaan tidak berpantang 1 Hal 0
makanan.responden yang mempunyai kebiasaan berpantang makanan lebih banyak didominasi oleh responden dengan pengetahuan rendah, kurang dan cukup. Ditinjau dari tipe keluarga responden, diketahui ada 7 responden dengan tipe keluarga besar, diantaranya responden yang tidak berpantang makan, dan responden yang berpantang makanan. sisanya 1 responden mempunyai kebiasaan berpantang makanan terjadi pada responden dengan tipe keluarga kecil atau keluarga inti. Untuk memperoleh gambaran ada tidaknya hubungan antara variabelvariabel perilaku ibu dalam berpantang makanan pada ibu nifas selama masa puerpurium dini, maka diuji dengan non parametric correlations (uji chisquare). Hasil perhitungan Nonparametric Correlations (Uji ChiSquare) faktorfaktor yang berhubungan dengan kebiasaan berpantang makanan pada ibu nifas selama masa purpuerium dini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. Hasil Uji ChiSquare Pendidikan Pengetahuan Type keluarga Speaman s Perilaku Correlation.0*.*.* rho Coefficient Sig. (.tailed).0.0.0 N 0 0 0 *.Correlation is significant at the.0 level (tailed) Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value pada variabel pendidikan sebesar 0,0 lebih kecil dari 0,0 berarti Ha diterima artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kebiasaan berpantang makanan selama masa puerpurium dini. Pada variabel pengetahuan nilai p value 0,0 lebih kecil dari 0,0 berarti Ha diterima : ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kebiasaan berpantang makanan selama masa purpuerium dini. sedangkan pada variabel tipe keluarga diketahui nilai p value 0,0 lebih kecil dari 0,0 berarti Ha diterima artinya ada hubungan antara tingkat type keluarga dengan kebiasaan berpantang makanan selama masa purpuerium dini. PEMBAHASAN 1. Hubungan tingkat pendidikan terhadap kebiasaan berpantang makanan makanan (0 %) sebanyak 1 responden dan sebanyak responden.hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena tingkat pendidikan.responden yang sebagian besar SMA sebanyak responden dengan % berpantang makanan. Dimana pada tingkat ini responden dalam menerima dan memahami informasi tentang gizi pada masa post partum masih terbatas. Menurut Y.B. Mantra yang dikutip oleh Nursalam (001 : 1) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang dalam pola hidup terutama dalam motivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Pendidikan suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan ibu dapat berdiri sendiri.. Hubungan tingkat pengetahuan terhadap kebiasaan berpantang makanan makanan (0 %) sebanyak 1 responden dan sebanyak responden.hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya pengetahuan responden yang sebagian besar berpengetahuan cukup responden dengan % berpantang makanan. Dimana pada tingkat pengetahuan ini responden mendapat informasi tentang gizi pada masa post partum, karena pengetahuan yang terbatas. Menurut Salita Sarwono (1) bahwa pengetahuan menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek atau topik tersebut.pengetahuan ibu yang terbatas dapat mempengaruhi karena ibu kurang mendapatkan informasi tentang makanan sebagai pemenuhan gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan ibu maupun untuk produksi ASI.. Hubungan type keluarga terhadap kebiasaan berpantang makanan. makanan (0 %) sebanyak 1 responden dan Halaman 1
sebanyak responden. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya type keluarga responden yang sebagian besar nuclear family 1 responden. Dari 1 responden % berpantang makanan. Dimana pada type keluarga kecil ini responden kurang mendapat informasi tentang gizi pada masa post partum dari anggota keluarga yang lain. Menurut Friedman (1) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional.individu mempunyai peran masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga. SIMPULAN 1. Tingkat pendidikan, pengetahuan dan type keluarga ibu nifas dalam berpantang makanan selama masa Purpuerium Dini di wilayah kerja Puskesmas Kamal sebagian besar berpendidikan SMA, berpengetahuan cukup dan type keluarga nuclear.. Sebagian besar ibu nifas melaksanakan kebiasaan berpantang makanan selama masa Purpuerium Dini.. Ada hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan type keluarga dengan kebiasaan berpantang makanan. SARAN Bagi perawat atau tenaga kesehatan harus lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ibu nifas dan keluarga pada saat kunjungan rumah mengenai kebutuhan gizi ibu nifas untuk menunjang kesehatannya dan menjaga produksi ASI.Kerjasama dengan tokoh masyarakat, kader dan dukun bayi dalam menyampaikan informasi kepada ibu nifas tentang kebiasaan berpantang makanan. Bagi puskesmas terkait hendaknya dilakukan penyuluhan tentang kebutuhan gizi setelah melahirkan pada saat kegiatan imunisasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya kebutuhan gizi yang seimbang pada ibu nifas tanpa melakukan berpantang makanan. Bagi keluarga hendaknya dalam meningkatkan kesehatan ibu nifas dengan cara mengharuskan ibu nifas untuk tidak berpantang makan, karena kebutuhan gizi yang diperlukan setelah melahirkan mempengaruhi produksi ASI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. (00), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta Christina S. Ibrahim, (1) Perawatan Kebidanan, Bhratara, Jakarta. Dep.Kes dan Kesejahteraan Sosial RI, (000) Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Ibu hamil dan menyusui, Jakarta. Dep.Kes RI (1), Gizi Ibu Hamil dan Menyusui, Jawa Timur Din.Kes (000), Buku Bina Sehat, Jawa Timur. Farrer Helen, (001), Perawatan Maternitas, Edisi Infosehat. (001). Pantang Makanan Pada Ibu Nifas, Mantra, I.B, (1), Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Dep.Kes, Jakarta Mellyana Huliana, Amd. Kep, (00). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Puspa Swara, Jakarta. Meuteia F. Swarsono, (1), Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks Budaya, Universitas Indonesia, Jakarta. Mochtar Rustam, (1), Sinopsis Obstetri, Edisi Notoatmojo S. (17) Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta, Jakarta Notoatmojo, S. (00) Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta Nursalam dan Siti Pariani (001) Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Universitas Airlangga, Jakarta Stoppard Miriam, (00), Panduan Persiapan Kehamilan dan Kelahiran Untuk Calon Ibu dan Ayah, Yogyakarta Hal