BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis

BAB II KAJIAN TEORI. perang, akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB III METODE PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

UPAYA MENUMBUHKAN MOTIVASI BERKREASI MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA FUTSAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 NANGA PINOH

BAB II KAJIAN TEORI. yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan-tujuan dalam pembelajaran tercapai. digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan.

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB II KAJIAN TEORI. pendorong untuk seseorang melakukan sesuatu. 1. dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). 2 Motif tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran. 1. designed to achieves a particular educational goal.

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Sri Anitah, belajar adalah proses pengalaman (learning is experiencing), artinya

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoretis. 1. Metode PQ4R. a. Pengertian metode PQ4R. Metode PQ4R merupakan salah satu bagian metode elaborasi.

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORETIS

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian. Kajian teori ini membuat tentang motivasi belajar, model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai suatu susunan, pendekatan, atau kaidah-kaidah untuk mencapai

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya. tertentu demi mencapai suatu tujuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasyah Ibtidaiyah (MI),

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian variasi dalam mengajar. serta berperan secara aktif. 1 Dengan demikian, variasi dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal tersebut diperlukan uji coba secara terus-menerus teknik pembelajaran di

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang kerangka teoretis terdiri dari tinjauan tentang Strategi Cycle

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo

Bimafika, 2016, 8, 10 15

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pebelajaran Secara Umum

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI TG.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tetapi harus memperhatikan motivasi atau perubahan energi yang timbul dalam pribadi

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. Fathurrohman dan Sutikno juga menjelaskan bahwa metode adalah cara atau. kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Setelah semuanya diketaui, kemudian akan menyusun tindakan apa yang harus

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

Annisaul Khairat. Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB II KAJIAN TEORI. Spencer mendefenisikan kemampuan sebagai karakteristik atau superior. dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

Penggunaan Model Pembelajaran Kooeperatif

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) Strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT) adalah strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Strategi pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Telaah fakta-fakta sosial pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak dalam mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf-taraf perkembangan anak. 1 1 Ibid., hlm. 252. 9 9

10 Strategi pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik, strategi pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. 2 Teori yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ICT adalah strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dan strategi ini juga bisa diterapkan dengan mata pelajaran lain. 2. Langkah-langkah Strategi Icreasing the Capacity to Think (ICT) Langkah-langkah dalam strategi pembelajaran ICT adalah sebagai berikut: 1) Langkah Orientasi, guru mengkondisikan siswa siap belajar dan menjelaskan apa yang harus dilakukan dalam setiap langkah proses pembelajaran. 2) Langkah Pelacakan, guru melakukan penjajakan utuk mengetahui kemampuan dasar siswa melalui tanya jawab. 3) Langkah Konfrontasi, guru menyajikan persoalan yang harus dipecahkan sesuai kemampuan dan pengalaman siswa yang memerlukan jawaban dan guru memberi jalan keluar. 2 Ibid., hlm 288.

11 4) Langkah Inkuiri, guru mengajak siswa untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan memberi ruang dan kesempatan untuk memecahkan masalah. 5) Langkah Akomodasi, siswa dituntut dapat menemukan kata-kata kunci melalui dialog dan guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan yang mereka pahami. 6) Langkah Transfer, guru memberikan tugas tentang materi keputusan bersama. 3 Langkah-langkah dalam strategi ICT seperti yang telah dijelaskan di atas, maka strategi pembelajaran ini bersifat demokratis, membangun suasana tanya jawab dan strategi pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialogis. Langkah-langkah orientasi dan pelacakan termasuk dalam kegiatan awal, langkah-langkah konfrontasi termasuk dalam kegiatan inti (eksplorasi), lang kah inkuiri termasuk dalam kegiatan inti (elaborasi), langkah akomodasi termasuk dalam kegiatan inti (konfirmasi) dan langkah transfer termasuk dalam kegiatan penutup. 3. Kelebihan dan Kelemahan Increasing the Capacity to Think (ICT) 1) Kelebihan strategi increasing the capacity to think (ICT) sebagai berikut: a) Siswa disini sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran b) Siswa mendapatkan kesempatan untuk bertanya jawab. 3 Ibid., hlm. 288.

12 c) Membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan memberi bukti. 2) Kekurangan strategi pembelajaran ICT adalah bagi siswa yang memiliki tingkat kemampun berfikirnya rendah maka siswa akan sulit memahami apa yang disampaikannya. 4 Pendapat di atas dapat disimpulkan strategi memiliki kekurangan dan kelebihan. Untuk mengatasi kekurangan dari strategi ICT adalah sebelum pembelajaran dimulai guru melakukan penjajakan dulu untuk mengetahui kemampuan dasar siswa tentang materi yang akan disampaikan. B. Motivasi Belajar Siswa 1. Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata Motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. 5 Sumadi Suryabrata yang dikutip oleh Djaali, Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. 6 Dimyati 4 Ibid., hlm 288. 5 Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukuranya, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm. 3. 6 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2011,hlm. 101.

13 menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Bila dihubungkan dengan motivasi belajar maka, dapat diartikan merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila didukung oleh motivasi yang kuat. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menggembirakan. 7 Sardiman mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual, dan peranannya yang khas, yaitu menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat dalam belajar, yang pada giliranya dapat meningkatkan perolehan belajar. 8 Sedangkan menurut Hamzah B. Uno menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal berupa keinginan untuk belajar, harapan, dan citacita. 9 Jadi, motivasi dapat diransang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh didalam diri seseorang. Teori yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu perasaan atau keadaan psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. Motivasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, karena motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan percapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karna adanya motivasi. 80. 75 7 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hlm. 8 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press, 2004, hlm. 9 Hamzah B Uno, Op. Cit., hlm. 23

14 Sehubung dengan penelitian ini, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat diukur dengan 7 indikator, yaitu: 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama tidak pernah berhenti sebelum selesai) 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3. Lebih senang bekerja sendiri 4. Cepat bosan mengerjakan tugas-tugas yang berulang-ulang 5. Dapat mempertahankan pendapat kalau sudah yakin akan sesuatu 6. Percaya diri (tidak canggung) dan kreatif 7. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. 10 2. Fungsi Motivasi Belajar Adapun fungsi motivasi yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak dari motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan 10 Ibid, hlm. 21

15 menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut 11 Pendapat para ahli mengenai fungsi motivasi bila dianalisa, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi penggerak, pengarah dan penyeleksi perbutan atau tingkah laku yang akan dikerjakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, fungsi motivasi dalam belajar sangat penting dalam menentukan tujuan pembelajaran. 3. Macam-macam Motivasi Belajar Berbicara tentang macam dan jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi dan dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut: 1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a) Motif-motif bawaan Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motif itu tanpa disadari, misalnya: dorongan untuk makan, minum dan beristirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. b) Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari misalnya; dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. 11 Sardiman, Op. Cit, hlm.84

16 2) Motivasi jasmaniah dan rohaniah Motivasi jasmaniah yaitu, reflex, instink otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termaksuk motivasi rohaniah yaitu kemauan. 3) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a) Motivasi instrinsik Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah yang aktif dan berfungsinya karena adanya peransang dari luar. 12 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat juga diransang dari luar individu atau dari orang lain. Di dalam pembelajaran seorang guru yang memiliki motivasi yang tinggi akan berupaya untuk menggunakan strategi dan metode maupun model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran itu dapat tercapai secara optimal. 13 4. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu: a. Memberi angka b. Hadiah 12 Ibid., hlm. 88. 13 Mudasir, Manajemen Kelas, Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011, hlm. 136.

17 c. Saingan/kompetisi d. Memberi ulangan e. Mengetahui hasil f. Pujian g. Hukuman h. Hasrat untuk belajar i. Minat 14 Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk motivasi disekolah adalah cara bagi guru untuk meningkat motivasi belajar siswa. Misalnya memberikan hadiah, pujian, ulangan, hukuman dan memberikan angka. 5. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar Kenneth H.Hover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut: a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman b. Semua siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan c. Motivasi berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar d. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain e. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan meransang motivasi 14 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mnegajar. Jakarta : Bumi Aksara, 2001, hlm. 167.

18 f. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya dari pada tugas-tugas itu dipaksakan dari guru g. Pujian-pujian yang datangnya dari luar ( external reward) kadangkadang diperlukan dan cukup untuk meransang minat yang sebenarnya h. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat siswa i. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh siswa adalah bersifat ekonomis j. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar k. Kecemasan dan prustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik l. Setiap siswa mempunyai tingkat-tingkat frustasi torelansi yang berlainan m. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas siswa 15 C. Penelitian yang Relavan Berdasarkan berbagai sumber yang peneliti, maka peneliti merupakan relevansi penelitian yang peneliti lakukan yaitu dengan penelitian yang dilakukan oleh saudari Yuni pada tahun 2009 dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Turnamen Game Team (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sains Siswa IV A SDN 015 Gunung Bungsu Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh 15 Mudasir, Loc. Cit, hlm. 163

19 saudari Yuni ternyata terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dari siklus I 59,07 meningkat menjadi 77,04% pada siklus II. Berdasarkan judul di atas, dapat dilihat kesamaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan proses belajarnya hampir sama yaitu melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan status. Namun terdapat beberapa perbedaan diantaranya saudari Yuni menggunakan model pembelajaran kooperatif turnamen game Tteam (TGT), kemudian pada siswa kelas IV. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah menggunakan stategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT) pada siswa kelas V. 16 D. Kerangka Berfikir Penelitian ini berkenaan dengan meningkatkan motivasi belajar siswa melalui strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT). Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya pengerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai tujuan belajar mengajar yang dilakukan, motivasi memiliki peranan yang penting dalam memberikan semangat dan rasa senang dalam belajar. Strategi pembelajaran increasing the capacity to think (ICT) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada peningkatan kemampuan berpikir (SP2KB) siswa melalui telaah fakta atau pengelaman 16 Yuni, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Turnamen Game Team (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sains Siswa IV A SDN 015 Gunung Bungsu Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar, Skripsi, Pekanbaru: UIN Suska Riau, 2009.

20 anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran ICT ini, diharapkan motivasi belajar siswa semakin meningkat, dan juga semakin antusias untuk mengikuti pelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, bukan hanya satu atau dua mata pelajaran saja, tetapi seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah tersebut, termasuk mata pelajaran PKn. E. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja/Proses a. Aktivitas Guru 1) Langkah Orientasi, guru mengkondisikan siswa siap belajar dan menjelskan apa yang harus dilakukan dalam setiap langkah proses pembelajaran. 2) Langkah Pelacakan, guru melakukan penjajakan utuk mengetahui kemampuan dasar siswa tentang materi keputusan bersama melalui tanya jawab. 3) Langkah Konfrontasi, guru menyajikan persoalan yang harus dipecahkan sesuai kemampuan dan pengalaman siswa yang memerlukan jawaban dan guru memberi jalan keluar tentang materi keputusan bersama. 4) Langkah Inkuiri, guru mengajak siswa untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan memberi ruang dan kesempatan untuk memecahkan masalah. 5) Langkah Akomodasi, siswa dituntut dapat menemukan kata-kata kunci melalui dialog dan guru membimbing agar siswa dapat

21 menyimpulkan yang mereka pahami tentang materi keputusan bersama. 6) Langkah transfer, guru memberikan tugas tentang materi keputusan bersama. b. Indikator Motivasi Siswa 1) Siswa sungguh-sungguh mengerjakan tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama dan belum berhenti sebelum selesai). 2) Siswa tidak mudah putus asa yg disertai kemauan keras dalam berusaha. 3) Siswa lebih menyukai bekerja sendiri. 4) Siswa bosan mengerjakan tugas-tugas yang berulang-ulang. 5) Siswa dapat mempertahankan pendapat kalau sudah yakin akan sesuatu. 6) Siswa mengakui atau yakin sesuatu yang memang benar atau nyata. 7) Siswa senang berusaha mendapatkan (men emukan, memperoleh dan menyelesaikan soal-soal. Penelitian ini dikatakan berhasil dan dapat meningkatkan motivasi belajar (PKn) sebesar 75% siswa telah mencapai kategori tinggi dan angka persentase 70% dan setiap indikator telah mencapai persentase 70%, yang terletak pada interval 66-75 %.

22 F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu melalui pembelajaran strategi increasing the capacity to think dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran PKn pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Merangin.