Evaluasi Profil Kondisi Fisik Atlet Bola Voli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

JURNAL SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL TRENGGALEK 2016

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis bahwa tingkat kreativitas pelatih bola voli di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

I Made Suarsana, Addriana Bulu Baan. Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Smash dalam Permainan Bola Voli Club Sigma Palu

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

SKRIPSI. Oleh: Cahya Kusuma Padi NIM

gawang agar terhindar dari PENDAHULUAN kemasukan bola. Oleh karena itu teknik Permainan Bola Tangan di Indonesia pada masa sekarang ini belum

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN :

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI DRILL PASSING DAN WALL PASSING TERHADAP KEMAMPUAN CHEST PASS PADA PEMAIN BOLA BASKET SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri OLEH :

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Journal of Sport Sciences and Fitness

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCAPAIAN PRESTASI DI KLUB PANJAT TEBING KOPDAR SIDOARJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan.

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR FKIP UNP Kediri.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. diminati masyarakat luas saat ini. Dalam perkembangannya, bola voli semakin

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA USIA TAHUN SSB BINA SATRIA PURWOREJO PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMA PAWIYATAN DAHA KEDIRI TAHUN 2014/2015

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, pada tahun 1893 di Jerman bola voli dikenal dengan nama faust

Transkripsi:

Evaluasi Profil Kondisi Fisik Atlet Bola Voli Oleh: M. Ramadani Mesnan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Email: mhswikor@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik Atlet Bola Voli. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah atlet bola volly sebanyak 12 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi. Data dikumpulkan pada bulan Juli 2016. Instrumen test pada penelitian ini meliputi lari 30 meter, tripel jump, sit up, Sit and reach, bleep test, whole body reaction (WBR), kelincahan, push up dan pull up. Data dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan rumus rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik atlet dengan ratarata score 6.6 dan sudah masuk dalam kategori baik. Simpulan penelitian ini kondisi fisik Atlet bola voli dalam kategori baik. Kata Kunci: Evaluasi, Profil, Kondisi Fisik. A. Pendahuluan Permainan bola voli merupakan permainan beregu bola besar yang memerlukan keterampilan dan kerja sama yang baik. Kerja sama yang terjalin akan menghasilkan sebuah prestasi yang baik pula. Tanpa kerja sama mustahil sebuah kemenangan akan didapatkan. Untuk itu diperlukan teknik-teknik permainan yang beragam, baik individu maupun tim. Nuril Ahmadi (2007 : 20) Permainan bola voli merupakan permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab dalam permainan bola voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Inti permainan bola voli adalah menyeberangkan bola di atas net agar dapat jatuh di dalam lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari regu lawan, sehingga dapat menghasilkan poin. Untuk dapat bermain bola voli dengan optimal ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai, yaitu : servis, passing atas, passing bawah, smash dan block. Faktor teknik diperlukan dalam permainan bola voli, tetapi faktor kondisi fisik juga perlu diperhatikan. Peningkatan kondisi fisik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik atlit agar dapat mencapai kondisi puncak dan berfungsi untuk melakukan aktivitas olahraga 32

dalam prestasi maksimal. Kondisi fisik adalah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Sedangkan menurut M.Sajoto (1988:16), kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peingkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Walaupun di sana sini dilakukan dengan sistem prioritas tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan. Atlet akan mencapai presatsi jika dilakukan pembinaan sejak usia muda dan terprogram dengan baik dan mengikuti latihan dengan disiplin, sehinnga pada saat melakukan pertandingan yang sesungguhnya dapat menerapkan instuksi dan benuk latihan yang sudah dilakukan selama menjalani latihan. Prestasi diperoleh jika atlet tersebut memiliki kondisi fisik dan keterampilan teknik serta penerapan strategi yang baik saat pelaksaan pertandingan sesungguhnya. Atlet KONI telah menjalankan program latihan kondisi fisik dengan sangat baik yang diberikan oleh pelatih. Sarana dan prasaran sebagai penunjang latihan sudah tercukupi. Prasarana yang digunakan atlet KONI sebagai penunjang latihan terdiri dari tempat tinggal (mess), tempat latihan dengan fasilitas pendukung latihan. Atlet berlatih tiga kali dalam seminggu dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan. Jadwal latihan yang terprogram juga menjadi patokan bagi atlet dalam meningkatkan kondisi fisik atlet maupun tekni dan taktik dalam bertanding. Berdasarkan kondisi di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik atlet Bola Voli KONI. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah atlet bola volly sebanyak 12 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi. Data dikumpulkan pada bulan Juli 2016. Instrumen penelitian meliputi (1) Lari 30 meter menggunakan lapangan datar jarak minimal 40 meter, stopwatch, balpoint dan formulir, bendera start dan lintasan lari 1,22 cm; (2) Tripel jump menggunakan alat papan skala dan serbuk kapur; (3) Sit up 33

menggunakan alat tempat sit up, stopwach, ballpoint dan formulir; (4) Sit and reach (flexibility) menggunakan pita pengukur, tembok atau papan tegak lurus, bolpoint dan formulir; (5) Tes Daya Tahan ( Bleep Test ) menggunakan alat lapangan selebar 22 meter, dengan lintasan sepanjang 20 meter, kaset rekaman dan tape recorder, meteran dan alat pencatat; (6) Reaksi menggunakan alat whole body reaction (WBR); (7) kelincahan ( agility ) menggunakan alat side step; (8) Push up menggunakan alat stop watch dan formulir; (9) Pull up menggunaan alat stop watch dan formulir. Data dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata kondisi fisik atlet. Setelah didapat rata-rata untuk masing-masing tes, kemudian dibuat kategori penilaian sesuai dengan KONI pusat. Tabel 1. Norma Penilaian Kondisi Fisik Rentang Skor Kategori Kemampuan 9,6 10 Istimewa 8 9,5 Baik Sekali 6 7,9 Baik 4 5,9 Cukup 2 3,9 Kurang C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui metode deskriptif dengan teknik tes pengukuran. Pengukuran yang dilakukan terdiri dari pengukuran fisik yang meliputi WBR visual, WBR audio, kecepatan (speed), Push up, Sit up, Agility, Triple jump, Pull up, Flexibility dan Bleep test. Evaluasi yang dilaksanakan pada proses latihan dapat dijadikan acuan dalam peningkatan latihan kondisi fisik atlet. Atlet yang menjadi sampel penelitian ini berjumlah 12 orang. Data yang disurvei adalah data hasil dari pengukuran komponen profil kondisi fisik aspek yang diteliti. Kondisi fisik yang baik akan membantu atlet dalam melaksanakan program latihan yang sudah dirancang, sehingga tujuan dari program tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui seorang atlet dalam kondisi fisik yang baik atau tidak, perlu dilaksanakan evaluasi tes fisik, sehingga jika terdapat atlet yang kemampuan fisik dan kesehatannya tidak baik, akan segera dilaksanakan langkah-langkah perbaikan kondisi tersebut kedalam kondisi yang lebih baik lagi, seperti pemenuhan gizi seimbang, dan peningkatan latihan fisik yang teratur. 34

Sistem latihan fisik atlet KONI SUMUT memiliki tujuan meningkatkan daya tahan kondisi fisik dalam bermain bola voli sehingga dapat meningkatkan prestasi pemain, dengan melakukan pola latihan yang seimbang dari aspek latihan fisik, seperti lari 30m, push up, sit up dll. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik WBR (Visual) Baik Sekali 5 42 Baik 6 50 Cukup 1 8 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak atlet dengan penilaian latihan fisik WBR visual dengan kategori baik sebanyak 6 atlet (50%), kategori baik sekali sebanyak 5 atlet (42%) dan yang paling sedikit dengan kategori cukup sebanyak 1 atlet (8%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik WBR (Audio) Baik 10 83 Cukup 2 17 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak atlet dengan penilaian latihan fisik WBR audio dengan kategori baik sebanyak 10 atlet (83%), dan yang paling sedikit dengan kategori cukup sebanyak 2 atlet (17%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Push Up Baik Sekali 8 67 Baik 3 25 Cukup 1 8 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak atlet dengan penilaian latihan fisik push up dengan kategori baik sekali sebanyak 8 atlet (67 %), kategori baik sebanyak 3 atlet (25 %) dan yang paling sedikit dengan kategori cukup sebanyak 1 atlet (8 %). 35

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Agility Baik 11 92 Cukup 1 8 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak atlet dengan penilaian latihan fisik agility dengan kategori baik sebanyak 13 atlet (92 %) dan yang paling sedikit dengan kategori cukup sebanyak 1 atlet (8 %). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Lari 30 m Baik Sekali 5 42 Baik 7 58 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak atlet dengan penilaian latihan fisik lari 30 m dengan kategori baik sebanyak 7 atlet (58 %) dan yang paling sedikit dengan kategori baik sekali sebanyak 5 atlet (42 %). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Triple jump Baik Sekali 6 50 Baik 6 50 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa hasil penilaian latihan fisik triple jump adalah sama antara kategori baik sekali sebanyak 6 atlet (50 %) dan kategori baik sebanyak 6 atlet (50 %). Tabel 8. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Sit up Baik Sekali 6 50 Baik 6 50 36

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa hasil penilaian latihan fisik sit up adalah sama antara kategori baik sekali sebanyak 6 atlet (50 %) dan kategori baik sebanyak 6 atlet (50 %). Tabel 9. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Pull up Baik Sekali 3 25 Baik 9 75 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak hasil penilaian latihan fisik pull up adalah kategori baik sebanyak 9 atlet (75 %) dan kategori baik sekali sebanyak 3 atlet (25 %). Tabel 10. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Flexibility Baik Sekali 7 58 Baik 5 42 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak hasil penilaian latihan fisik flexibility adalah kategori baik sebanyak 7 atlet (58 %) dan kategori baik sekali sebanyak 5 atlet (42 %). Tabel 11. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Bleep tes Baik Sekali 1 8 Baik 11 92 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak hasil penilaian latihan fisik bleep tes adalah kategori baik sebanyak 11 atlet (92 %) dan kategori baik sekali sebanyak 1 atlet (8 %). Tabel 12. Distribusi Frekuensi Penilaian Latihan Fisik Bleep tes Baik Sekali 1 8 Baik 11 92 37

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa yang paling banyak hasil penilaian latihan fisik bleep tes adalah kategori baik sebanyak 11 atlet (92 %) dan kategori baik sekali sebanyak 1 atlet (8 %). Dalam program evaluasi latihan kondisi fisik ini, latihan WBR (visual) memperoleh rata-rata score 6,6 dengan kategori baik, latihan WBR (audio) memperoleh rata-rata score 5.6 dengan kategori cukup, latihan Push up memperoleh rata-rata score 7.1 dengan kategori baik, latihan Agility memperoleh rata-rata score 5.8 dengan kategori cukup, latihan lari 30 m memperoleh rata-rata score 6.8 dengan kategori baik, latihan Triple jump memperoleh rata-rata score 7 dengan kategori baik, latihan Sit up memperoleh rata-rata score 7 dengan kategori baik, latihan Pull up memperoleh rata-rata score 6.5 dengan kategori baik, latihan Flexibility memperoleh rata-rata score 7.1 dengan kategori baik, dan latihan Bleep tes memperoleh rata-rata score 6.1 dengan kategori baik. Dari hasil pengukuran fisik diatas, dapat diketahui bahwa keseluruhan pelatihan kondisi fisik atlet dengan rat-rata score 6.6 dan sudah masuk dalam kategori baik. 2. Pembahasan Profil merupakan gambaran tentang keadaan seseorang atau sesuatu yang disertai fakta-fakta. Dengan diri seseorang. Keadaan dan gambaran seseorang dalam berfikir dengan cepat dan tepat dengan meningkatkan setiap aktivitas yang kita kerjakan, ada yang menganggap penting sehingga dapat menentukan seseorang dalam berprestasi. Pada posisi lain ada juga yang menganggap bahwa profil merupakan salah satu faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam berprestasi. Pembinaan olahraga yang optimal dapat dicapai dengan pembinaan yang baik dan benar sebagai suatu keutuhan, prestasi itu merupakan kombinasi kondisi fisik, kemampuan mental, penguasaan teknik, kecakapan taktik yang diantaranya melalui pembinaan hingga mencapai prestasi puncak. Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan bagi atlet Bola Volly. Program latihan kondis fisik haruslah direncanakan secara sistematis yang ditujukan untuk meningkatkan kondisi fisik dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehinnga dengan demikian dapat mencapai prestasi yang lebih baik. Atlet KONI telah menjalankan program latihan kondisi fisik dengan sangat baik yang diberikan oleh pelatih. Hal ini sangat menetukan keberhasilan pencapaian prestasi 38

atlet itu sendiri. Pengurus senantiasa memberikan sarana dan prasaran yang terbaik untuk mendukung program pembinaan prestasi bola voli. Mulai dari sarana penunjang latihan maupun fasilitas yang diberikan kepada atlet. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program latihan maupun pembinaan prestasi atlet KONI sudah tercukupi, yakni sarana dasar seperti gedung olahraga, bola, net, dan lain-lain yang disediakan oleh pengurus. Sarana dan prasaran sebagai penunjang latihan sudah tercukupi. Prasarana yang digunakan atlet KONI sebagai penunjang latihan terdiri dari tempat tinggal (mess), tempat latihan dengan fasilitas pendukung latihan. Atlet berlatih tiga kali dalam seminggu dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan. Jadwal latihan yang terprogram juga menjadi patokan bagi atlet dalam meningkatkan kondisi fisik atlet maupun teknik dan taktik dalam bertanding. Pengurus senantiasa memberikan sarana dan prasaran yang terbaik untuk mendukung program pembinaan prestasi bola voli. Mulai dari sarana penunjang latihan maupun fasilitas yang diberikan kepada atlet. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program latihan maupun pembinaan prestasi atlet KONI sudah tercukupi, yakni sarana dasar seperti gedung olahraga, bola, net, dan lain-lain yang disediakan oleh pengurus. Pelatih KONI telah bersertifikasi dan memiliki lisensi C. Beliau bisa dikatakan berhasil dalam melatih dan membina atlet. Semua pelatih memiliki sistem dan program latihan yang sama, dan disinkronkan oleh kebutuhan peningkatan prestasi atlet. Setiap pelatih memiliki andil masing-masing dalam melatih atlet KONI. Seluruh atlet sangat konsisten dan antusias dalam menjalankan latihan dan mengikuti prosesnya dengan baik. Dalam sistem perekrutan pelatih KONI SUMUT yaitu dengan melihat beberapa kelebihan atau keunggulan yang dimiliki oleh pelatih tersebut baik dari segi prestasi maupun pengalamannya dalam melatih, sehingga mampu membawa nama baik club yang dilatih. Pelatih yang direkrut harus memenuhi kriteria diantaranya harus memiliki sertifikat pelatih, pendidikan terakhir, dan pengalaman dalam melatih. Para pelatih bisa dikatakan berhasil dalam melatih dan membina atlet, dilihat dari prestasi yang diperoleh Bina Remaja selama ini. Perekrutan atlet KONI melalui jalur perekrutan atlet berprestasi maupun atlet binaan. Tidak hanya itu, perekrutan juga menerima relasi diluar daerah Sumut yang 39

mempunyai prestasi. Pemanduan bakat yang dilakukan di KONI dikelompokkan sesuai usia. Kekompakan dalam regu juga menjadi perhatian dalam pertandingan. Hal ini dapat ditemukan dari motivasi dan kerjasama yang dipimpin pelatih dan dibangun oleh atlet itu sendiri demi mendapatkan pencapaian prestasi bersama. D. Simpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis data mengenai kondisi fisik atlet bola voli KONI Sumut, maka penulis menyimpulkan bahwa kondisi fisik atlet bola voli KONI Sumut mencapai rentang skore 6,6 dengan kategori Baik. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta Aif, Sarifuddin. (1979). Evaluasi Olahraga. Jakarta : C.V. Mutiara. Rora Karya Bompa, Tudor O. (1990). Theory And Methodology Of Training. Debuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.CP. Djoko, Pekik, Irianto. 2002. Dasar kepelatihan Yogyakarta: Surat Perjanjian Pelaksanaan Penulisan Diklat Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti Depdikbud. Harzuki. (2013). Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta, PT. Raja Grafindo/persada Http://www.tuliat.com/teknik-dasar-permainan-bola-voli/ Sajoto, M. (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan dan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Dahara Prize Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Sadoso, Sumardjono. (1990). Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sukadianto. (2002). Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:UNY Sutrisno, Hadi. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset. Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana 40