Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Data dari World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA WANITA MELALUI KERUTINAN MELAKUKAN SENAM LANSIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran. Meningkatnya proporsi penduduk lanjut usia (lansia) ini, berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA PUSKESMAS ABIANSEMAL II BADUNG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

SKRIPSI SENAM HAMIL MENURUNKAN GANGGUAN TIDUR PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RUMAH SEHAT MADANI LARAS SURYA SORE RIANITA

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

PENGARUH LATIHAN SENAM YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA (LANSIA)

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KONSENTRASI PADA MAHASISWA ANGKATAN Oleh : MELLISSA CYINTIA WILLIAM

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

ABSTRAK GAMBARAN KECEMASAN PADA SISWA DAN SISWI KELAS XII IPA/IPS SMA SANTA MARIA 2 ANGKATAN 2009

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PERBEDAAN KUALITAS TIDUR ANTARA WANITA DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DAN TIDAK MELAKUKAN YOGA SKRIPSI

STUDI KOMPARATIF KUALITAS TIDUR PERAWAT SHIFT DAN NON SHIFT DI UNIT RAWAT INAP DAN UNIT RAWAT JALAN

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI PADA LANJUT USIA YANG BEROLAHRAGA TAI CHI DAN LANJUT USIA YANG TIDAK BEROLAHRAGA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN DAYA KONSENTRASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN ANDROPAUSE PADA PEKERJA PRIA PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

PERBEDAAN NILAI VO 2 MAX ANTARA AKTIVITAS FISIK RENDAH DAN AKTIVITAS FISIK TINGGI PADA LANSIA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi organ tubuh tetapi lansia tetap dapat menjalani hidup sehat. Salah satu

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

HUBUNGAN TINGKAT UMUR DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI POSYANDU PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN SENAM DENGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT LANSIA. Di Kelompok Senam Geriatri As-Sakinah Aisyiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan mengakibatkan. meningkatnya usia harapan hidup manusia (life expectancy).

HUBUNGAN ANTARA PEROKOK AKTIF DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR (INSOMNIA) PADA MAHASISWA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA MURID SMP ST. THOMAS 3 MEDAN TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh:

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

ABSTRAK PENGARUH PERBEDAAN GENDER TERHADAP WAKTU REAKSI TERHADAP CAHAYA MERAH

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

PERKEMBANGAN USIA MEMBERIKAN GAMBARAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG PADA ORANG DEWASA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANSIA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian case control, yaitu penelitian dengan cara membandingkan

Pengaruh Zumba Fitness terhadap Kualitas Tidur Mahasiswi Tingkat II Fakultas Kedokteran Unisba Tahun Akademik

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kualitas Tidur dengan Kebiasaan Senam Lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Relationship Of Sleep Quality With Elderly Gymnastic Habits In Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat 1 M. Faruq Albanna, 2 Widayanti, 3 Yuli Susanti 1 Prodi Pendidikan Dokter,Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2 Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 3 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 albannafaruq@gmail.com, 2 widays737@gmail.com, 3 susanti.yuli@yahoo.com Abstract. Aging could affect in various aspect, either from social, economy, legal, politic, and especially health. As people age, organ body function will decrease, either due to natural factors as well as disease. Example of disorders that often affect the elderly is sleep disorder. Efforts to improve sleep quality in elderly could be done by improving healthy lifestyle such as doing elderly gymnastics daily. The purpose of this research was to determine the relationship of sleep quality with elderly gymnastics in Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. The research method is analytical observational with cross sectional design. The number of samples taken as many as 30 people. This study used a questionnaire Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). In this study, the information that 26 elderly people (92,9%) have a good quality sleep and exercise habits of elderly 3-5 times a week on a regular basis in the last 1 month. Statistical test results using the chi square test at 95% confidence level showed that there was a significant relationship between exercise habits of elderly people with sleep quality in Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat with a value of p = 0.014 (value p 0,05). Elderly gymnastic habits that have done regularly can improve sleep quality of the elderly. Keywords : Sleep Quality, Gymnastic Habits, Elderly Abstrak. Pertambahan usia terutama pada lansia dapat memberikan pengaruh dari berbagai aspek, baik dari aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan terutama kesehatan. Seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun, baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Contoh gangguan yang sering diderita oleh lansia adalah gangguan tidur. Upaya peningkatan kualitas tidur pada lansia dapat dilakukan melalui peningkatan gaya hidup sehat sehari-hari seperti melakukan senam lansia. Tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui hubungan kualitas tidur dengan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian bersifat analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Pada penelitian ini didapatkan informasi bahwa sebanyak 26 lansia (92,9%) yang memiliki kualitas tidur yang baik dan 28 lansia (93,33%) memiliki kebiasaan senam lansia 3-5 kali dalam seminggu secara rutin dalam 1 bulan terakhir. Hasil uji statistik menggunakan chi square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan senam lansia dengan kualitas tidur pada lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan nilai p=0,014 (nilai p 0,05). Kebiasaan senam lansia yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kualitas tidur lansia. Kata Kunci: Kualitas Tidur, Kebiasaan Senam, Lansia 1025

1026 M. Faruq Albanna, et al. A. Pendahuluan Salah satu indikator pembangunan negara dapat dilihat dari derajat kesehatan termasuk jumlah penduduk lanjut usia. Undang-undang RI Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2006). Peningkatan penduduk lansia tersebut, maka dibutuhkan berbagai kegiatan dalam mengantisipasi permasalahan yang berkaitan dengan penuaan penduduk yang salah satunya adalah kualitas tidur. Kualitas tidur pada lansia dapat mempengaruhi UHH (Usia Harapan Hidup) pada lansia tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah jenis kelamin, adanya penyakit yang mendasari, tingkat pendidikan, status ekonomi, stres, dan olahraga. Upaya peningkatan kualitas tidur pada lansia dapat dilakukan melalui peningkatan gaya hidup sehat sehari-hari seperti melakukan senam lansia. Olahraga yang dilakukan secara rutin memiliki efek cukup positif pada kualitas tidur seseorang, khususnya pada lansia. Olahraga juga dapat menjadi salah satu alternatif atau pelengkap terapi bagi lansia yang memiliki masalah tidur. (Yang PY, 2012). National Sleep Foundation di Amerika Serikat pada tahun 2013 menyatakan bahwa lansia yang berolahraga secara teratur akan mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dan tidur yang lebih konsisten daripada lansia yang tidak berolahraga. (National Sleep Foundation, 2011). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kualitas tidur dengan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas tidur lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat? 2. Bagaimana kebiasaan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat? 3. Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kebiasaan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat? Tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sbb. 1. Menilai kualitas tidur pada lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. 2. Menilai kebiasaan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. 3. Menganalisis hubungan kualitas tidur dengan kebiasaan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. B. Landasan Teori Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah gelisah, apatis, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, penurunan konsentrasi, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. (Hidayat, 2006). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. (Buysse, 1998). Kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang adalah berlainan, tergantung pada kebiasaan yang dibawa selama perkembangannya menjelang dewasa, aktivitas pekerjaan, usia, dan kondisi kesehatan. Usia lanjut membutuhkan waktu tidur sekitar 5-8 jam untuk menjaga kondisi fisik karena usia yang semakin senja mengakibatkan Volume 2, No.2, Tahun 2016

Hubungan Kualitas Tidur dengan Kebiasaan Senam Lansia 1027 sebagian anggota tubuh tidak dapat berfungsi optimal, maka untuk mencegah adanya penurunan kesehatan dibutuhkan energi yang cukup dengan pola tidur yang sesuai. Waktu tidur yang kurang dari kebutuhan dapat mempengaruhi sintesis protein yang berperan dalam memperbaiki sel sel yang rusak menjadi menurun. Kelelahan, meningkatnya stres, kecemasan serta kurangnya konsentrasi dalam aktivitas sehari hari adalah akibat yang sering terjadi apabila waktu tidur tidak tercukupi. (Lumbantobing, 2004). Perubahan kualitas tidur yang berhubungan dengan proses penuaan dapat berupa penurunan latensi tidur, penurunan efisiensi tidur, bangun lebih awal, penurunan tahapan tidur nyenyak, gangguan irama sirkardian, dan peningkatan tidur siang. Selain berbagai penyakit yang sering diderita oleh lansia, gangguan kesehatan lain yang dapat dialami oleh lansia berupa gangguan tidur. Perubahan pola tidur lansia disebabkan perubahan sistem neurologis yang secara fisiologis akan mengalami penurunan jumlah dan ukuran neuron pada sistem saraf pusat. Hal ini mengakibatkan fungsi dari neurotransmiter pada sistem neurologi menurun, sehingga distribusi norepinefrin yang merupakan zat untuk merangsang tidur juga akan menurun. Lansia yang mengalami perubahan fisiologis pada sistem neurologis menyebabkan gangguan tidur. (Stanley, 2006). Gangguan tidur dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental di samping mempengaruhi kualitas hidup. Upaya peningkatan kualitas tidur dapat dilakukan melalui latihan fisik atau olah raga secara rutin. Olahraga yang dilakukan secara rutin memiliki efek cukup positif pada kualitas tidur seseorang, khususnya pada lansia. Senam lansia dapat mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot, kelenturan tubuh, tingkat depresi, dan tingkat kecemasan. Senam lansia adalah senam aerobic low impact, intensitas ringan sampai sedang, gerakannya melibatkan sebagian besar otot tubuh, sesuai dengan gerak seharihari, dan gerakan anggota tubuh kanan dan kiri dengan beban yang seimbang. Senam ini didemonstrasikan oleh seorang instruktur dan diikuti oleh sampel penelitian dalam waktu 30-45 menit. (Budiharjo, 2004). Senam lansia memiliki manfaat untuk menjaga kekuatan otot, kelenturan persendian, kelincahan gerak, keseimbangan gerak, daya tahan tubuh, kesegaran jasmani dan stamina. (Sumintarsih, 2007). C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Jalan Ternate no. 2 Kota Bandung mulai bulan Desember 2015 Juli 2016 dengan subjek penelitian adalah lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu lansia yang mengikuti senam dalam 1 bulan terakhir, lansia yang berkomunikasi dengan baik, dan lansia yang bersedia menjadi subjek penelitian. Kualitas tidur lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat berdasarkan kualitas tidur dapat dijelaskan pada tabel 1. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

1028 M. Faruq Albanna, et al. Tabel 1. Gambaran Karakteristik Lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Kualitas Tidur Kualitas Tidur n % Baik 26 86,7 Buruk 4 13,3 Total 30 100,0 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat pada penelitian ini memiliki kualitas tidur yang baik, yaitu pada 26 orang (86,7%). Kualitas tidur yang baik diperlukan untuk membantu pembentukkan sel-sel tubuh yang baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat, serta menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. Walaupun begitu, terdapat perubahan tidur normal pada lansia yaitu terjadi penurunan pada NREM 3 dan 4, lansia hampir tidak memiliki tahap 4 atau tidur dalam. Perubahan pola tidur lansia disebabkan perubahan sistem neurologi yang secara fisiologis akan mengalami penurunan jumlah dan ukuran neuron pada sistem saraf pusat. Hal ini mengakibatkan fungsi dari neurotransmitter pada sistem neurologi menurun, sehingga distribusi norepinefrin yang merupakan zat untuk merangsang tidur juga akan menurun. (Guyton, 2007). Kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh latihan fisik atau olah raga, stres, dan adanya penyakit yang diderita terutama pada sistem neurologi. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur yang dinilai pada penelitian ini yaitu efisiensi tidur, latensi tidur, gangguan ketika tidur, dan penggunaan obat tidur. Kebiasaan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat berdasarkan kebiasaan senam lansia dapat dijelaskan pada tabel 2. Tabel 2. Gambaran Karakteristik Lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Kebiasaan Senam Lansia Kebiasaan Senam Lansia n % <3x/minggu 2 6,7 3-5x/minggu secara rutin 28 93,3 Total 30 100,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan senam lansia dengan frekuensi 3-5x dalam seminggu secara rutin dalam 1 bulan terakhir adalah sebanyak 28 orang (93,3%). Orang melakukan kebiasaan senam secara rutin akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelenturan persendian, kelincahan gerak, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah melakukan senam secara teratur. Manfaat senam lainnya yaitu dapat mencegah terjadinya pengeroposan tulang karena terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang terganggu dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan peregangan dapat menyebabkan otot tetap fleksibel dan Volume 2, No.2, Tahun 2016

Hubungan Kualitas Tidur dengan Kebiasaan Senam Lansia 1029 mencegah cedera. Orang yang melakukan latihan peregangan akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera. Efek lain yang ditimbulkan dari kebiasaan melakukan senam yaitu terbentuknya hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, menurunkan sensasi nyeri, menurunkan tingkat depresi, dan meningkatkan kualitas tidur. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan senam lansia adalah tingkat kesadaran diri untuk melakukan senam lansia, kondisi fisik pada lansia dan fasilitas yang disediakan oleh lembaga tersebut. Hubungan antara kualitas tidur dengan kebiasaan senam lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat dapat dijelaskan pada tabel 3. Tabel 3. Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Kebiasaan Senam Lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat Variabel Kualitas Tidur Nilai p Baik Buruk Total n (%) n (%) n (%) Frekuensi senam lansia 0,014 <3x/minggu 0 (0,0) 2 (100,0) 2 (100,0) 3-5x/minggu 26 (92,9) 2 (7,1) 28 (100,0) Berdasarkan Tabel 3 didapatkan informasi bahwa sebanyak 26 orang lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan memiliki kualitas tidur yang baik dan kebiasaan senam lansia 3-5x dalam seminggu secara rutin dalam 1 bulan terakhir. Hasil uji statistik menggunakan chi square test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan senam lansia dengan kualitas tidur pada lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan nilai p=0,014 (nilai p 0,05). Apabila lansia melakukan senam lansia secara rutin, maka akan meningkatkan kualitas tidur. D. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian sebagai berikut: 1. Kualitas tidur lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat sebagian besar termasuk kategori baik. 2. Sebagian besar lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat memiliki kebiasaan senam 3-5 kali/minggu secara rutin dalam 1 bulan terakhir. 3. Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kebiasaaan senam lansia pada lansia di Lembaga Lanjut Usia Indonesia Provinsi Jawa Barat. E. Saran Diharapkan penelitian penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur kualitas tidur yang lain dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang seperti usia, jenis kelamin, stres, dan penyakit yang diderita. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

1030 M. Faruq Albanna, et al. Daftar Pustaka Komisi Nasional Lanjut Usia. Kondisi Sosial-Ekonomi Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia; 2006. Stanley, M. Beare, P. G. Buku Ajar Keperawatan Gerontik(2nd Ed.). Jakarta: EGC. 2006;73. Buysse. The Pittsburgh Sleep Quality Index : A New Instrument for Psychiatric Practice and Research.Psychiatric Reasearch. 1998;28:193-213. Yang PY, Ho KH, Chen HC, Chien MY. 2012. Exercise training improves sleep quality in middle-aged and older adults with sleep problems: a systematic review. Journal of Physiotherapy, 58(3):157-63 National Sleep Foundation. Physical Activity Impacts Overall Quality of Sleep. 2011. Available from: http://sleepfoundation.org/sleep-news/study-physical-activityimpacts-overall-quality-sleep Guyton Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedoteran. Jakarta: EGC; 2007;739. Hidayat, A. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika; 2006;160. Lumbantobing. Gangguan tidur. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004; 65. Budiharjo S., Prakosa D., Sobijanto. Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Kekuatan Otot Wanita Lajut Usia Tidak Terlatih di Yogyakarta. Yogyakarta: Jurnal Sains Kesehatan; 2004. Sumintarsih. Kebugaran Jasmani Untuk Lansia. 2007; 147. Volume 2, No.2, Tahun 2016