PERBEDAAN NILAI VO 2 MAX ANTARA AKTIVITAS FISIK RENDAH DAN AKTIVITAS FISIK TINGGI PADA LANSIA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT
|
|
- Suparman Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN NILAI VO 2 MAX ANTARA AKTIVITAS FISIK RENDAH DAN AKTIVITAS FISIK TINGGI PADA LANSIA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT Iis Sumiati 1, Idrus Jus at 1, Muthiah Munawwarah 1 1 Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta iissumiati37@yahoo.co.id Abstract Objective: To determine differences in VO2 max values between low physical activity and high physical activity in elderly patients with osteoarthritis of the knee. Methods: This study is a crosssectional study to determine VO2 max value differences between low physical activity and high physical activity in elderly patients with osteoarthritis of the knee. The sample consisted of 40 elderly and selected based on purposive sampling technique. Samples were grouped into two groups based on their level of physical activity that lower levels of physical activity group consists of 20 people and the high activity group consisted of 20 people. Measurement of physical activity using the Physical Activity Scale for the Elderly (PASE) and the measurement of VO2 max using the Six Minute Walking Test. Results : The results of the measurement of lower levels of physical activity by using the total sample of 20 people, showed that the mean value for Physical Activity Low PASE is with a standard deviation of , while for the measurement of VO2 Max showed a mean value of VO2 Max is 18, 66 with a standard deviation of High Physical Activity measurement results with a sample size of 20 people, showed that the mean value for Physical Activity High PASE is with a standard deviation of , while for the measurement of VO2 Max showed a mean value for VO2 max was with a standard deviation of Normality Test Results obtained by Kolmogorov-Smirnov test of normal data at lower levels of physical activity, VO2 max and abnormal data at high physical activity. On the results using a different test Test Independent Sample T-Test showed the value of p = 0.000, which means there is a difference VO2 max values between low and high physical activity in elderly patients with osteoarthritis of the knee. Conclusion: There is a difference VO2 max value between low physical activity and high physical activity in elderly patients with osteoarthritis of the knee. Keywords : VO2 max, Physical Activity
2 PENDAHULUAN Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh yang bersifat alamiah/ fisiologis. Dengan bertambahnya usia terjadi perubahan fisiologis pada sistem musculoskeletal, neuromuscular, kardiovaskular dan respirasi, sistem panca indera dan sistem integument. Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya elastisitas paru, kapasitas maksimal pernafasan menurun, tulang tulang pembentuk dinding dada mengalami pengeroposan atau osteoporosis sehingga menyebabkan jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru paru mengalami penurunan, penurunan sistem pernafasan yang lain adalah penurunan tekanan oksigen (O 2 ) arteri yang akan mengganggu proses oksigenasi dari hemoglobin dan O 2 tidak terangkut selama ke jaringan sehingga pengambilan oksigen maksimal (VO 2 max) berkurang (Karavidas, 2010). Konsumsi oksigen maksimal (VO 2 max) adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Faktor faktor yang mempengaruhi nilai VO 2 max antara lain genetik, usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT) dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting untuk kesehatan. Menurut Gill et All (2012) lansia yang tetap melakukan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya kecacatan mobilitas atau gangguan fungsional, sedangkan bagi lansia yang tidak aktif beraktivitas dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan antara lain penyakit jantung, osteoporosis, parkinson, obesitas hingga gangguan keseimbangan yang akan meningkatkan resiko jatuh. Menurut Patrick et All (2012), Lansia dikatakan melakukan aktivitas fisik apabila terjadi gerakan tubuh yang melibatkan otot rangka dan secara substansial meningkatkan pengeluaran energi, dapat berupa kegiatan santai dengan intensitas rendah atau sekitar 3 6 Mets selama setidaknya 150 menit per minggu. Lansia dikatakan melakukan aktivitas fisik apabila dalam kesehariannya melakukan aktivitity daily living (ADL) secara mandiri, melakukan pekerjaan rumah tangga, bekerja di luar rumah (jika orang tersebut masih bekerja) serta melakukan kegiatan rekreasi seperti berjalan atau bersepeda (WHO, 2010). Masalah kesehatan yang berhubungan dengan lansia dan degeneratif salah satunya adalah osteoarthritis lutut. Osteoarthritis lutut merupakan suatu penyakit yang multifaktor yang ditandai dengan adanya peradangan dan degenerasi. Akibat kondisi tersebut, lutut akan terasa nyeri, karena teriritasinya jaringan disekitar sendi termasuk otot otot sekitar sendi lutut yang kemudian terjadi kelemahan otot, krepitasi bahkan deformitas (Fukuda, Thiago, 2011). Lansia dengan osteoarthritis lutut cenderung mengurangi aktivitas fisiknya akibat adanya nyeri pada lutut yang akan berdampak pada penurunan kebugaran. Pada lansia terjadi penurunan VO 2 max akibat kurangnya aktivitas fisik dan adanya kondisi patologi berupa osteoarthritis lutut yang dialami sehingga menyebabkan penurunan kebugaran, mudah lelah, penurunan produktifitas dalam bekerja, hingga timbul ketergantungan dengan orang lain dalam melakukan aktivitas. Dari uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai VO 2 Maks antara aktivitas fisik rendah dan aktivitas fisik tinggi pada lansia penderita osteoarthritis lutut. METODE Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik cross sectional. Populasi penelitian ini adalah lansia yang ada di puskesmas kecamatan pasar minggu. Sampel didapatkan sejumlah 40 orang yang diambil berdasarkan metode purposive sampling. Kriteria inklusi sampel adalah lansia (berusia diatas 65 tahun) yang bersedia menjadi sample, memiliki perbedaan aktivitas fisik, memiliki kondisi patologi berupa osteoarthritis lutut dan menandatangani surat persetujuan. Kriteria eksklusi antara lain tidak memiliki kondisi patologi. Variabel Dependent penelitian ini adalah VO 2 Maks yang dinyatakan dengan ml/kg/min. untuk pengukuran VO 2 Maks digunakan Six Minute Walking Test atau tes jalan enam menit. Variabel independent penelitian ini adalah aktivitas fisik. Pengukuran aktivitas fisik menggunakan skala PASE (Physical Activity Scale for Elderly). PASE merupakan suatu instrument dalam bentuk quisioner untuk penilaian aktivitas fisik untuk usia di atas 65 tahun. Physical Activity Scale for Elderly ( PASE ) ini menilai aktivitas fisik yang dilakukan lansia selama 7 hari terakhir dengan 10 item penilaian dengan 3 kelompok item penilaian yaitu aktivitas di waktu luang, aktivitas rumah tangga dan aktivitas kerja. Score maksimal 400 dimana dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu kelompok low physical activity dengan score dan kelompok high physical activity dengan score Tahap pengolahan data yang dilakukan adalah memeriksa kelengkapan data, memasukkan data ke dalam program SPSS Versi Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data
3 menggunakan uji Kolmogorov smirnov. Selanjutnya dilakukan uji beda dengan menggunakan uji Independent Sample T-Test untuk melihat perbedaan nilai VO 2 Maks antara aktivitas fisik rendah dan aktivitas fisik tinggi pada lansia penderita osteoarthritis lutut. HASIL Adapun data yang diambil dari Puskesmas Kecamatan pasar minggu, jakarta yang dijadikan sampel penelitian di sajikan dalam tabel. Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % Laki Laki 6 15 Perempuan Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa sampel lansia laki- laki sebanyak 6 orang (15%) dan sampel lansia perempuan sebanyak 34 orang (85%). Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan Usia Usia Jumlah % 65 tahun tahun 7 17,5 67 tahun 5 12,5 68 tahun 3 7,5 70 tahun 3 7,5 71 tahun tahun 1 2,5 77 tahun 1 2,5 Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa sampel lansia yang berusia 65 tahun menduduki peringkat pertama, dengan jumlah 18 orang (45%), diikuti usia 66 tahun sebanyak 7 orang (17,5%), usia 67 tahun sebanyak 5 orang (12,5%), usia 68 tahun sebanyak 3 orang (7,5%), usia 70 tahun sebanyak 3 orang (7,5%), usia 71 tahun sebanyak 2 orang (5%), usia 73 tahun sebanyak 1 orang (2,5%) dan terakhir usia 77 tahun sebanyak 1 orang (2,5%). Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa sampel lansia dengan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (65%), tidak bekerja sebanyak 5 orang (12,5%), wiraswasta sebanyak 4 orang (10%), buruh sebanyak 3 orang (7,5%), dan pegawai swasta sebanyak 2 orang (5%). Tabel 3 Distribusi sampel berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah % Buruh 3 7,5 Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta 2 5 Wiraswasta 4 10 Tidak Bekerja 5 12,5 Tabel 4 Distribusi Sampel berdasarkan tingkat aktivitas fisik Klasifikasi Jumlah % Aktivitas Fisik Rendah Aktivitas Fisik Tinggi Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa sampel yang memiliki aktivitas fisik rendah sebanyak 20 orang, sedangkan sampel yang memiliki aktivitas fisik tinggi sebanyak 20 orang. Tabel 5 Data sampel berdasarkan nilai VO 2 Maks dan score aktivitas fisik Sampel Aktivitas Fisik VO 2 Maks , , , , , , , , , , , , , ,50
4 Sampel Aktivitas Fisik VO 2 Maks , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,13 Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Data Uji Kolmogorov Smirnov Variabel p - value Keterangan Aktivitas Fisik Rendah 0,200 Normal VO 2 Maks 0,200 Normal Aktivitas Fisik Tinggi 0,000 Tidak Normal VO 2 Maks 0,200 Normal Dari tabel 6, hasil pengujian normalitas data pada kelompok aktivitas fisik rendah dan VO 2 maks didapatkan hasil data p-value = 0,200 (lebih besar dari 0,05) yang artinya data tersebut berditribusi normal. Sedangkan hasil pengujian normalitas data pada kelompok aktivitas fisik tinggi didapatkan hasil p-value = 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yang artinya data tersebut berditribusi tidak normal, untuk nilai VO 2 maks didapatkan hasil p-value = 0,200 (lebih besar dari 0,05) yang artinya data tersebut berditribusi normal. Berdasarkan hasil dari tabel 6, ditemukan data yang berdistribusi tidak normal, maka untuk uji hipotesis digunakan uji Independent Sampel T- Test. Tabel 7 Uji Independent Sampel T-Test Data Mean SD P VO 2 Maks Aktivitas Rendah VO 2 Maks Aktivitas Tinggi 18,66 0, ,45 0,35019 Berdasarkan hasil uji independent sampel t-test dari data tersebut didapatkan nilai p = 0,000 dimana p < 0,05, hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai VO 2 maks antara lansia yang memiliki aktivitas fisik rendah dengan lansia yang memiliki aktivitas fisik tinggi disertai dengan kondisi patologi berupa osteoarthritis lutut. PEMBAHASAN Aktivitas Fisik pada Lansia Aktivitas Fisik dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan penyakit / kelainan pada tubuh. Dilihat dari pengujian deskriptif pada kelompok aktivitas fisik rendah didapatkan rata rata nilai aktivitas fisik menurut Physical Activity Scale for Elderly (PASE) yaitu 131,5. Sedangkan pada kelompok aktivitas fisik tinggi didapatkan rata rata nilai aktivitas fisik yaitu 156,75. Nilai tertinggi untuk kelompok aktivitas fisik rendah didapatkan pada sampel ke 16 dengan score PASE sebesar 145, sedangkan nilai tertinggi untuk kelompok aktivitas fisik tinggi didapatkan pada sampel ke 7 dengan score PASE sebesar 170. Pada lansia terjadi penurunan aktivitas fisik, hal ini terjadi karena secara fisiologis penurunan kemampuan kerja dari sel, jaringan, organ serta sistem pada tubuh sehingga menyebabkan penurunan dari aktivitas fisik. VO 2 Maks pada Lansia VO 2 Maks dipengaruhi oleh genetik, usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Dilihat hasil pengukuran aktivitas fisik rendah dengan menggunakan questioner Physical Activity Scale for Elderly (PASE) dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang, menunjukkan bahwa nilai mean PASE untuk Aktivitas Fisik Rendah adalah 131,5 dengan standar deviasi 7, Sedangkan untuk hasil pengukuran VO 2 Maks menggunakan Six Minute Walking Test dengan 0,000
5 jumlah sampel sebanyak 20 orang, menunjukkan bahwa nilai mean untuk VO 2 Maks adalah 18,66 dengan standar deviasi 0, Hasil pengukuran Aktivitas Fisik Tinggi dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang, menunjukkan bahwa nilai mean PASE untuk Aktivitas Fisik Tinggi adalah 156,75 dengan standar deviasi 8, Sedangkan untuk hasil pengukuran VO 2 Maks menggunakan Six Minute Walking Test dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang, menunjukkan bahwa nilai mean untuk VO 2 Maks adalah 19,45 dengan standar deviasi 0, Peningkatan aktivitas fisik pada lansia akan berdampak pada peningkatan kebugaran dalam hal ini nilai VO 2 max (konsumsi oksigen maksimal) karena pada saat peningkatan aktivitas fisik akan terjadi peningkatan dari cardiac output (volume darah yang dipompa jantung permenit). VO 2 max berperan penting sebagai indikator / parameter jumlah oksigen maksimal yang dikonsumsi pada tingkat sel, dimana semakin tinggi nilai VO 2 max maka kebugaran akan semakin baik karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh pada saat melakukan aktivitas fisik terpenuhi dan tidak terjadi kelelahan yang berarti. Perbedaan nilai VO 2 Maks antara aktivitas fisik rendah dan Aktivitas Fisik Tinggi. Untuk mengetahui perbedaan nilai VO 2 Maks didapatkan melalui uji independent sampel t-test, dengan hasil p = 0,000 dimana p<0,05 yang berarti ada perbedaan nilai VO 2 Maks antara aktivitas fisik rendah dengan aktivitas fisik tinggi pada lansia penderita osteoarthritis lutut. Hal ini terjadi karena ada perbedaan tingkat aktivitas fisik sehingga menyebabkan perbedaan nilai VO 2 Maks. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai VO 2 Maks, dimana semakin tinggi aktivitas fisik maka nilai VO 2 Maks akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian dari Roei tahun 2010 dimana terdapat perbedaan antara lansia yang melakukan aktivitas fisik rendah dan aktivitas fisik tinggi. Ini disebabkan karena pada saat peningkatan aktivitas fisik akan meningkatkan cardiac output (volume darah yang dipompa jantung permenit) akan menyebabkan terjadinya peningkatan suplai darah yang mengandung oksigen ke jaringan. Sebaliknya ketika terjadi penurunan aktivitas fisik maka cardiac output akan turun, yang akan menyebabkan penurunan suplai darah yang mengandung oksigen ke jaringan. Oksigen mempunyai peranan vital bagi tubuh manusia. Oksigen diperlukan jaringan untuk proses pembentukan energi, regenerasi sel, serta membantu proses metabolisme pada tubuh. Untuk mendapatkan energi, selain glukosa, tubuh membutuhkan oksigen sebagai bahan bakar. Reaksi kimia antara glukosa dan oksigen akan menghasilkan Adenosine Tri Phosphate (ATP) yang merupakan energi murni sel. Kekurangan oksigen akan menurunkan cadangan energi tubuh sehingga tubuh akan merasa mudah lelah. Selain itu, kekurangan ATP akan mengganggu sinyal elektris dari otak ke otot sehingga membuat otot cepat lelah pada saat melakukan aktivitas fisik dan akan timbul nyeri otot. Kurangnya oksigen pada tubuh akan menyebabkan kematian sel dan mengganggu fungsi fisiologis dari jaringan, organ serta sistem pada tubuh. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan yaitu Ada perbedaan nilai VO 2 Maks antara aktivitas fisik rendah dan aktivitas fisik tinggi pada lansia penderita osteoarthritis lutut. Diharapkan rekan rekan fisioterapis untuk dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan pengukuran aktivitas fisik dan grade / skala dari osteoarthritis lutut. DAFTAR PUSTAKA American Thoracic Society Guidline Six Minute Walking Test. Arden, Neigel and Hunter, Elizabeth David Osteoarthritis. Oxford Universiy Press. Balke, B Sebuah Uji Lapangan Sederhana Untuk Penilaian Kebugaran Fisik. PMID. Karavidas, Apolos et al Aging and Cardiovaskuler System. Review Article New England Research Institute (NERI) Physical Activity Scale for Elderly (PASE). Oliveira, n. Silviera, H et al Assesment of Cardiorespiratory Fitness using Submaximal Protocol in Older Adults. Review Psiq Clinic. 40: Patrick J et al Geriatric Physical Therapy Third Edition : Elsevier Mosby. Roei, Van Effectiveness of a lifestyle Physical Activity. Journal Aging and Physical Activity. 18: World Health Organization Global Recommendation on Physical Activity for Health
Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciInformed Consent. Persetujuan Menjadi Responden
Selamat Pagi/Siang/Sore Informed Consent Persetujuan Menjadi Responden Perkenalkan nama saya Iis Sumiati Mahasiswi S Fisioterapi kelas Eksekutif angkatan, Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv ABSTRACT. v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR SKEMA... xii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terdiri dari jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan karena masuk dalam satu kesatuan yang utuh sehingga dapat menunjang tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko
Lebih terperinciSKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR
SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR A.A NGURAH WISNU PRAYANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciPengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean
Pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean 1 George Lengkong 2 Sylvia R. Marunduh 2 Herlina I. S. Wungow 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciUJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel
UJI SPSS 1. Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre1.259 8.122.849 8.092 Post1.258 8.126.883 8.200 Sel1.275 8.075.869 8.148 Pre2.172
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciPERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED
SKRIPSI PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED DENGAN POSITIONAL RELEASE TECHNIQUE DAN INFRARED TERHADAP PENURUNAN NYERI MYOFASCIAL PAIN SYNDROME OTOT UPPER TRAPEZIUS PUTU MULYA KHARISMAWAN
Lebih terperinciBAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA Berdasarkan judul penelitian Hubungan Gaya Hidup Dan Tingkat Kebugaran jasmani Terhadap Risiko Sindrom Metabolik maka dapat dideskripsikan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) memerlukan tingkat kebugaran jasmani lebih tinggi dibandingkan orang biasa karena beratnya tugas yang diemban. Kebugaran jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari
Lebih terperinciPERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG Syifa Fauziyah 1), Tanto Hariyanto 2), Wahidyanti Rahayu S 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN STATIS DENGAN KECEPATAN BERJALAN PADA LANJUT USIA
SKRIPSI HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN STATIS DENGAN KECEPATAN BERJALAN PADA LANJUT USIA I PUTU ADITYA PRATAMA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Meningkatnya taraf hidup masyarakat berdampak pada penurunan aktivitas fisik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata proporsi kecenderungan aktivitas fisik yang
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015 Oleh : YONIS CHENCERA P. 120100105 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciPENINGKATAN KECEPATAN JALAN DAN KESEIMBANGAN USIA LANJUT MENGGUNAKAN MODEL AQUATIC EXERCISE DAN LAND EXERCISE THERAPY
PENINGKATAN KECEPATAN JALAN DAN KESEIMBANGAN USIA LANJUT MENGGUNAKAN MODEL AQUATIC EXERCISE DAN LAND EXERCISE THERAPY Budi Utomo, Sukadarwanto, M.Mudatsir Syatibi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tidak normal dan frekuensi nadi tidak normal merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena sering terdengar dialami orang. Namun,
Lebih terperinciOsteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,
Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tuesday, April 29, 2014 http://www.esaunggul.ac.id/article/osteoporosis-konsumsi-susu-jenis-kelamin-umur-dan-daerah-di-dki-ja
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill
Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill (The Effect of Black Tea on VO 2 max and Heart Rate Recovery Time after Treadmill Exercise) Yedi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciPENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT 1 Ari Widiastuti, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Sri Handari, 4 I Wayan Sutadarma
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi. Penyakit ini merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi
Lebih terperinciINTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.
INTISARI Latar belakang: Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS
Perbedaan Pengaruh Frekuensi... (Elfiannisa Azmy Andini) 3 PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS WANITA DI CAKRA SPORT
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
SKRIPSI KOMBINASI ULTRASOUND DAN STRAIN COUNTERSTRAIN LEBIH EFEKTIF MENURUNKAN NYERI DARIPADA KOMBINASI ULTRASOUND DAN AUTO STRETCHING PADA PENDERITA MYOFASCIAL PAIN SYNDROME M.UPPER TRAPEZIUS Tysha Amanda
Lebih terperinciSKRIPSI AUTO STRETCHING
SKRIPSI AUTO STRETCHING LEBIH MENURUNKAN INTENSITAS NYERI OTOT UPPER TRAPEZIUS DARIPADA NECK CAILLIET EXERCISE PADA PENJAHIT PAYUNG BALI DI DESA MENGWI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG NI WAYAN PENI SUWANTINI
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012
HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan
Lebih terperinciINTERVENSI FOUR SQUARE STEP
SKRIPSI INTERVENSI FOUR SQUARE STEP LEBIH EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI KELURAHAN TONJA, DENPASAR TIMUR, BALI PUTU AYUNIA LAKSMITA KEMENTRIAN
Lebih terperinciSKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS
SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS I MADE HENDRA MEIRIANATA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 30% dan angka kejadiannya lebih tinggi pada negara berkembang. 1 Menurut. diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom metabolik merupakan suatu kumpulan kelainan metabolik yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Cameron dkk memperkirakan prevalensi sindrom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak penyandang disabilitas, sering dibahasakan dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 %
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan- perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga
Lebih terperinciJournal of Physical Education, Sport, Health and Recreations
Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (1) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGARUH JALAN KAKI
Lebih terperinciUJI SPSS. Shapiro-Wilk. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Independent Samples Test. Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means
UJI SPSS 1. Deskripsi Data dan Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pretest1.132 17.200 *.961 17.659 Posttest1.185 17.124.933 17.244 Selisih1.101
Lebih terperinciPERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Lampiran 1 PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangaan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat : No. Hp : Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti
Lebih terperinciDengan ketentuan apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan penelitian ini.
Lampiran 1 PERSETUJUAN TINDAKAN FISIOTERAPI DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a U m u r :.. :.. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN Nancy Setiono, 2009 Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr,
Lebih terperinciJL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp
PERBANDINGAN NILAI VO 2 MAX DAN DENYUT NADI LATIHAN PADA PEMAIN FUTSAL DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA (STUDI PADA UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO) Ocky Dermawan Yudha Hari Warsono 1, Sumardi Widodo
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum
PERBANDINGAN NILAI VO2MAX DAN DENYUT NADI LATIHAN PADA PEMAIN FUTSAL DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA (Studi Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016
Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Dosen FPOK IKIP Mataram Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciAHMAD ASYRAF BIN ZUKEFELI
HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA WARGA DENGAN JENIS KELAMIN LAKI-LAKI BERUSIA 18-40 TAHUN YANG TINGGAL DI BANDAR PUTRA BERTAM, KEPALA BATAS, PULAU PINANG, MALAYSIA. Oleh: AHMAD ASYRAF
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS Renaldi, 2013 Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : dr. Indahwaty,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010), menunjukkan bahwa kejadian osteoartritis lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria di antara semua
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA
ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA Tria Putri Hapsari, 2010. Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF Frida, dr., SpPK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami penuaan di masa hidupnya. Indonesia mengalami peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) yang diakibatkan peningkatan usia harapan hidup.
Lebih terperinciKeyword : Elderly Balance, strengthening exercise, coordination exercise.
PERBEDAAN PEMBERIAN STRENGTHENING EXERCISE DENGAN COORDINATION EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN LANSIA Riski Meidio Putra Fakultas Fisioterapi-Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln.Arjuna Utara Tol Tomang
Lebih terperinciPERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari
PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari rinilina1@gmail.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
HUBUNGAN KONSUMSI KOPI DAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Erlimia Eka Noor Yuliana GOO11084 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Luhur Bantul dengan waktu penelitian antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciPERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009
PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009 Odih Fahruzi, Nuriatin, Andri Andrian Rusman Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA Ahmad Syauqy 1 1 Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi email : asqyjbi30@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernapasan 2.1.1 Definisi pernapasan Pernapasan atau respirasi adalah urutan peristiwa yang menyebabkan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan luar dengan sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian terpenting dalam mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh
Lebih terperinciINTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE
SKRIPSI INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE LEBIH MENURUNKAN TEKANAN DARAH DARIPADA LATIHAN DEEP BREATHING PADA WANITA MIDDLE AGE DENGAN PRE-HYPERTENSION NI PUTU HARYSKA WULAN DEWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016
Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: REVINA ANDAYANI J
PERBEDAAN RERATA NILAI VO 2 MAKS ANTARA MAHASISWA YANG TERATUR BEROLAHRAGA DAN MAHASISWA YANG TIDAK TERATUR BEROLAHRAGA DI UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO SKIRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY
NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 FIK UNY Abstrak Dalam rangka menilai
Lebih terperinciPerbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga. Jl. Hariangbangga No.20 Bandung
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Kadar Hemoglobin yang Berolahraga Futsal dan Tidak Berolahraga Bayu Ewangga 1, Ieva B. Akbar 2, Rika Nilapsari 3 1 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,
Lebih terperinciHUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU
Azizah. dkk. Hubungan Minuman Isotonik dengan HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU Azizah 1, Agung Biworo 2, Asnawati 3 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciTHE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID
Perbedaan Tingkat Kesegaran... (Yusuf Ady Kurniawan) 1 PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN KARDIORESPIRASI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN BELAKANG EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID THE
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Memperlambat Penurunan Kebugaran Jantung Paru pada Manula. Puji Ratno
Memperlambat Penurunan Kebugaran Jantung Paru pada Manula Puji Ratno Abstrak Penurunan fungsi fisiologis dan psikologis pada manusia pasti terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Berbagai aktivitas untuk
Lebih terperinciI G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***
PELATIHAN BERJALAN DI ATAS BALOK LURUS SEJAUH 8 METER 5 REPETISI 4 SET LEBIH BAIK DARIPADA 4 REPETISI 5 SET TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI
Lebih terperinciLAMPIRAN. VO2MAXsebelum1 VO2MAXsesudah1 VO2MAXselisih1 VO2MAXsebelum2 VO2MAXsesudah2 VO2MAXselisih2. Tests of Normality.
LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Statistik Uji Statistics VO2MAXsebelum1 VO2MAXsesudah1 VO2MAXselisih1 VO2MAXsebelum2 VO2MAXsesudah2 VO2MAXselisih2 N Valid 12 12 12 12 12 12 Missing 0 0 0 0 0 0 Mean 36,0933 39,8767
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**
Lebih terperinciUsep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS.
ABSTRAK PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN KASCH PULSE RECOVERY TEST Usep suhendra, 2001. Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS. Latar belakang: sehat dan bugar merupakan modal dasar untuk menjalani aktivitas
Lebih terperinciSKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL
SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN FARTLEK DALAM MENINGKATKAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA PEMAIN BASKET PUTRA USIA 16-17 TAHUN I GUSTI NGURAH AGUS PUTRA MAHARDANA HALAMAN JUDUL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan
Lebih terperinciJournal of Sport Sciences and Fitness
JSSF 4 (3) (2015) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf SENAM JANTUNG SEHAT SERI V MENINGKATKAN KEBUGARAN DAN PENURUNAN LEMAK TUBUH PADA LANSIA Husnul Khatimah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi
Lebih terperinciUniversitas Lampung. Abstrak
Perbandingan Kapasitas Vital Paru Pada Atlet Pria Cabang Olahraga Renang dan Lari Cepat Persiapan Pekan Olahraga Provinsi 2013 di Bandar Lampung Norma Julianti 1), Khairun Nisa 2) Email: normajulianti@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat
Lebih terperinciPembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-6802 http://journal.unnes.ac.id Artikel Penelitian Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki Said Junaidi*
Lebih terperinciPERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG
PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG Lenny Widyawati Intan Sari 1, Yosef Purwoko 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK
Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TRAKSI OSILASI TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN TRAKSI OSILASI TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciJurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan
HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN DAN KEKUATAN OTOT PERNAPASAN DENGAN KAPASITAS VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA UNSIL UNITED Sani Gunawan 1), Haikal Millah 2), Rd. Herdi Hartadji 3) 1,2,3 Jurusan Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN
PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN I Ketut Sutisna Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2.
Lebih terperinci