BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN Sejarah Singkat Berdirinya Forum Jurnalis Salatiga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata. communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

SAMBUTAN KETUA DPR-RI PADA ACARA PRESS GATHERING Di Wisma Griya Sabha Kopo, 12 Desember 2009

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

RUBRIK RESENSI KEBEBASAN ATAU KEBABLASAN PERS KITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan. mengeluarkan pendapat. Serta ditegaskan dalam Pasal 28F, yaitu

I. PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I. Pendahuluan. yang terbaik adalah untuk pers begitulah kira-kira persepsi, anggapan, dan harapan

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin AJI Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

PERKEMBANGAN HUKUM MEDIA DI INDONESIA. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan

Demokrasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

Baru sulit diperoleh, kecuali pada media bawah tanah (underground). Pada

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat akan dapat dengan mudah mengetahui informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, media massa telah menjadi konsumsi sehari-hari di tengah masyarakat, dari

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban manusia menunjukkan, jurnalistik dan teknologi selalu

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

b. Peningkatan SDM pengelola kearsipan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Jurnalisme yang jujur

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi telah ditunjang dengan kemajuan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB IV ANALISA DATA. untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DEMOKRASI : TEORI DAN PRAKTIK

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi, dimana kedaulatan tertinggi

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BUPATI SANGGAU PERATURAN BUPATI SANGGAU NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIAR PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK LOKAL KABUPATEN SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai sebuah proses penyampaian pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang ditujukan kepada massa (khalayak) yang tidak teridentifikasi jumlahnya namun terjadi secara serentak dan bersifat banyak. Keberadaan media massa dewasa ini dipengaruhi oleh perkembangan arus teknologi informasi dan komunikasi. Seperti yang diungkapkan oleh Mc Luhan bahwa kehadiran media massa menjadikan dunia seperti halnya sebuah desa (global village). Dunia digambarkan sebagai sebuah wilayah yang seluas desa di mana informasi yang ada cepat berkembang dan diterima oleh khalayak dalam waktu hampir bersamaan. Media massa menjadi sebuah kekuatan besar di mana bisa menyebarkan informasi yang ada di salah satu belahan dunia ke seluruh dunia dalam waktu yang hampir bersamaan. Berbicara mengenai sejarah jurnalistik Indonesia, semua itu tidak bisa lepas dari pengaruh sejarah jurnalistik yang ada di berbagai negara, khususnya negara-negara yang ada di kawasan Eropa. 1

Pengaruh-pengaruh tersebut menyebar tentu saja melalui beberapa cara. Salah satunya yang memungkinkan masuknya istilah jurnalistik ke Indonesia adalah melalui penjajahan yang dilakukan oleh negaranegara yang ada di Eropa seperti Belanda. Sejarah jurnalistik di Indonesia sendiri sudah diperoleh saat Indonesia masih belum merdeka. Sejarah perkembangan Jurnalistik di Indonesia menjadi tonggak berkembangnya dunia pers Indonesia hingga sekarang ini masih terus mendunia. Perkembangan jurnalistik di Indonesia mulai tumbuh pesart sejak Indonesia meraih kemerdekaan. Sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia digolongkan menjadi beberapa fase. Fase pertama adalah jurnalistik atau pers sebagai alat perjuangan. Pada masa kemerdekaan (1945-1950), pers menjadi alat perjuangan pemberi informasi. Selain itu, pers pun menjadi alat provokasi untuk mengajak rakyat agar berjuang bersama-sama melawan penjajahan. Fase kedua sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia terjadi pada era 1950-1960.Pada era ini, pergolakan politik di Indonesia mulai terjadi. Pada masa ini, pers indonesia mulai terjebak menjadi media politik. Pers, khususnya surat kabar menjadi media propaganda partai politik. Hal ini menjadi periode dramatis untuk sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia karena pers menjadi alat untuk menjatuhkan citra partai politik lain. Fase ketiga dari sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia merupakan fase pembredelan pers pada masa Orde Baru. 2

Pada masa itu, pers dibatasi kegiatannya karena sebelumnya sering mengkritik pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Soeharto. Masa itu, setiap pers atau unsur jurnalistik yang menentang atau mengkritik pemerintahan akan mengalami pembredelan. Fase keempat dari sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia terjadi setelah rezim Orde baru runtuh. Setelah rezim Soeharto turun, pers mendapatkan kebebasan dalam melakukan tugas jurnalistik. Bahkan, sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia mulai bangkit dengan adanya kebebasan pers yang bertanggung jawab. Dalam periode ini, pers menjadi alat pengawas pemerintahan. Pada era setelah reformasi, sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia menjadi lebih berkembang. Tak hanya menjadi alat pengawas kinerja pemerintahan, sejarah perkembangan jurnalistik di Indonesia pun berkembang menjadi industri jurnalistik yang menyuguhkan informasi selain politik, seperti musik, gaya hidup, hiburan, kuliner, dan topik jurnalistik lainnya. Hal itulah yang menjadikan jurnalistik berkembang dari negara eropa ke Indonesia hingga sekarang ini. Salah satu tonggak penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia ialah terjadinya reformasi sejak 1998 dengan turunnya Soeharto sebagai presiden RI. Runtuhnya Orde Baru membuka era demokrasi dan kebebasan pers yang sebelumnya tidak pernah mampu dinikmati bangsa Indonesia. 3

Kebebasan di Indonesia dalam era reformasi ditandai dengan lahirnya UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers. Dengan adanya UU Pers tersebut, setiap orang boleh menerbitkan media massa tanpa harus meminta ijin kepada pemerintah seperti sebelumnya. Pers dalam era reformasi tidak perlu takut kehilangan ijin penerbitan jika mengkritik pejabat, baik sipil maupun militer. Dengan UU Pers diharapkan media massa di Indonesia dapat menjadi salah satu dari empat pilar demokrasi. Perusahaan-perusahaan dalam industri media kemudian bermunculan. Mulai dari media televisi, radio, media cetak dan media on line, mudah ditemukan di Indonesia. Arus informasi kemudian menjadi tidak terbendung pada tahap ini. Peranan pers dalam masyarakat demokrasi, adalah salah satu sarana bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis. Menurut Miriam Budiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang bebas dan bertanggung jawab. Sedangkan, Inti dari demokrasi adalah adanya kesempatan bagi aspirasi dan suara rakyat (individu) dalam mempengaruhi sebuah keputusan. 4

Dalam Demokrasi juga diperlukan partisipasi rakyat, yang muncul dari kesadaran politik untuk ikut terlibat dan andil dalam sistem pemerintahan. Pada berbagai aspek kehidupan di negara ini, sejatinya masyarakat memiliki hak untuk ikut serta dalam menentukan langkah kebijakan suatu Negara. pers merupakan pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pers sebagai kontrol atas ketiga pilar itu dan melandasi kinerjanya dengan check and balance. untuk dapat melakukan peranannya perlu dijunjung kebebasan pers dalam menyampaikan informasi publik secara jujur dan berimbang. disamping itu pula untuk menegakkan pilar keempat ini, pers juga harus bebas dari kapitalisme dan politik. Pers yang tidak sekedar mendukung kepentingan pemilik modal dan melanggengkan kekuasaan politik tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat yang lebih besar. Kemungkinan kebebasan lembaga pers yang terjebak oleh kepentingan kapitalisme dan politik tersebut, mendorong semangat lahirnya citizen journalism. Istilah citizen journalism untuk menjelaskan kegiatan pemrosesan dan penyajian berita oleh warga masyarakat bukan jurnalis profesional. Aktivitas jurnalisme yang dilakukan oleh warga sebagai wujud aspirasi dan penyampaian pendapat rakyat. Inilah yang menjadi latar belakang bahwa citizen journalism sebagai bagian dari pers merupakan sarana untuk mencapai suatu demokrasi. 5

Wajah demokrasi sendiri terlihat pada dua sisi. Pertama, demokrasi sebagai realitas kehidupan sehari-hari. Kedua, demokrasi sebagaimana yang dicitrakan oleh media informasi, disatu sisi ada citra, di sisi lain ada realitas. Antara keduanya sangat mungkin terjadi pembauran, atau malah keterputusan hubungan. Ironisnya yang terjadi sekarang justru terputusnya hubungan antara citra dan realitas demokrasi itu sendiri. Istilah yang tepat digunakan adalah demokrasi semu, yaitu kondisi yang seolah-olah demokrasi padahal sebagai citra ia telah mengalami penurunan bahkan terputus dari realitas yang sesungguhnya. Distorsi ini biasanya terjadi melalui citraan-citraan sistematis oleh media massa. Demokrasi bukan lagi realitas yang sebenarnya, ia adalah kuasa dari pemilik informasi dan penguasa opini publik. Proses demokratisasi di sebuah negara tidak hanya mengandalkan parlemen, tapi juga ada media massa, yang mana merupakan sarana komunikasi baik pemerintah dengan rakyat, maupun rakyat dengan rakyat. Keberadaan media massa ini, baik dalam kategori cetak maupun elektronik memiliki cakupan yang bermacammacam, baik dalam hal isu, daya jangkau sirkulasi ataupun siaran. Akses informasi melalui media massa ini sejalan dengan asas demokrasi, dimana adanya tranformasi secara menyeluruh dan terbuka yang mutlak bagi negara yang menganut paham demokrasi, namun, pada pelaksanaannya, banyak faktor yang menghambat proses komunikasi ini, terutama disebabkan oleh keterbatasan media massa dalam menjangkau lokasi-lokasi pedalaman. 6

Sistem pemerintahan yang terdesentralisasi menjadi pemicu lahirnya media-media lokal di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini kemudian diikuti dengan arah media nasional yang kemudian mengirimkan reporter atau wartawan ke berbagai daerah. Seperti yang akan dibahas dalam penelitian ini, Kota Salatiga menjadi salah satu kota kecil di Jawa Tengah di mana di kota tersebut bernaung puluhan media massa baik lokal maupun nasional. Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Salatiga mencatat sejumlah media tersebut antara lain media televisi yang terdiri dari TVRI, MNC, SCTV, TA TV, Cakra TV, TV KU ; media cetak yang terdiri dari Koran Sindo, Suara Merdeka, Rakyat Jateng, Kedaulatan Rakyat, Jateng Pos, Wawasan dan Radar Semarang ; media on line JurnalWarga.com dan Harian7.com, serta media radio Zenith, Suara Salatiga dan Elshinta. Dari sejumlah media tersebut, 15 diantaranya membentuk sebuah forum resmi yang diberi nama Forum Jurnalis Salatiga. Forum tersebut dibentuk oleh para anggotanya guna menjalin komunikasi antar awak media terkait dengan penugasan mereka di wilayah Salatiga. Terbentuknya forum tersebut didasari dengan kepentingan bersama untuk saling berdiskusi dan bertukar informasi mengenai halhal yang berkaitan dengan kondisi dan situasi Kota Salatiga. Uniknya, dengan kebijakan media masing-masing, sejumlah awak media dari berbagai lembaga pers yang berbeda berkumpul menjadi satu dalam sebuah wadah komunikasi. 7

Penelitian ini nantinya akan membahas mengenai Pola Komunikasi Organisasi Forum Jurnalis Salatiga (FJS) yang hendak mengetahui mengenai bagaimana organisasi tersebut dijalankan melalui sudut pandang ilmu komunikasi. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana Pola Komunikasi Antara Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian Menggambarkan Pola Komunikasi dalam Organisasi Forum Jurnalis Salatiga dengan Pemerintah Kota Salatiga 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis : Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai pola komunikasi awak media yang bertugas di daerah, dalam hal ini di Salatiga. 2. Manfaat Teoritis : Untuk menambah kajian pola komunikasi organisasi dalam perkuliahan Ilmu Komunikasi. 8