BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN. dramatis dibanding dekade sebelumnya. Dinamika ini terjadi pada sektor jasa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis dalam era globalisasi makin dinamis dan

BAB II KERANGKA TEORI. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB II LANDASAN TEORI

1. PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MELALUI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA KONSUMEN TOKO BUKU RESTU DI KOTA BLITAR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Griffin (2003:5) menyatakan bila seseorang merupakan pelanggan loyal, ia

A. Penelitian Terdahulu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MELALUI KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI MAXX COFFEE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB IV HASIL ANALISIS DAN DATA. A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan pada suatu penilaian bahwa produk dapat diterima oleh pasar atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

Produksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua orang pernah minum kopi, namun yang berbeda hanya. masalah waktu dan tempat pada saat meminumnya. Dahulu, minum kopi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Ekuitas Merek Ekuitas merek adalah pemikiran pelanggan tentang merek tertentu dan ekonomisnya yang memberikan nilai tambah bagi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan (Kotler & Keller, 2012). Ekuitas merek bagi pelanggan dapat menambah nilai untuk memperkuat pemahaman pelanggan dalam proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan rasa puas bagi pelanggan sehingga diharapkan akan menigkatkan loyalitas pelanggan. Bagi seorang pemasar perusahaan nilai dari ekuitas merek dapat meningkatkan keberhasilan pemasar dalam menarik konsumen yang baru dan mempertahankan konsumen yang lama. Hal ini karena dengan merek yang telah dikenal pelanggan dengan baik maka promosi yang dilakukan perusahaan akan lebih efektif. Dengan mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek, dapat memberikan pelanggan lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang di tawarkan oleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepuasan

pelanggan yang akan mempengaruhi pada loyalitas pelanggan. Menurut Aaker (2007) ekuitas merek terbagi dalam empat dimensi yaitu kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty). a) Kesadaran merek (brand awareness) Kesadaran merek (brand awareness) didefinisikan menjadi kombinasi dari dua unsur atau lebih dari nama, symbol, merek unsur tersebut untuk mengenal produk atau jasa dari perusahaan untuk membedakan dari produk pesaing atau produk peniru. Kesadaran merek menurut Aaker (2007) adalah keahlian pelanggan dalam mengenal atau mengingat bahwa suatu merek adalah bagian dari produk atau jasa tertentu. Sedangkan menurut Kotler & Keller(2012) kesadaran merek adalah kemampuan pelanggan untuk mengetahui, mengenali, dan mengingat suatu merek. b) Asosiasi merek (brand association) Asosiasi merek (brand association ) menurut Aaker (2007) adalah segala aspek yang berhubungan dengan ingatan tentang merek sebuah perusahaan. Keterkaitan pelanggakan akan suatu merek dapat lebih kuat apabila di dasari pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Asosiasi merek yang diingat pelanggan dapat dibentuk sehingga membentuk image positif merek di pikiran pelanggan.. Semakin tinggi tingkat asosiasi merek perusahaan maka semakin kuat citra merek perusahaan. Pelanggan yang sudah biasa mengkonsumsi

produk tertentu dapat mempunyai sifat konsisten terhadap produk atau jasa tersebut. Setelah itu konsumen akan berasumsi bahwa merek tertentu secara keseluruhan berbeda dengan merek lain atau merek pesaing, hal itu dapat dijadikan pelanggan utuk pertimbangan dalam membuat keputusan pembelian. c) Persepsi kualitas (perceived quality) Persepsi kualitas (perceived quality) adalah anggapan pelanggan mengenai kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen. Persepsi mengenai kualitas sebuah produk atau jasa perusahaan dapat menentukan keinginan konsumen dalam pembelian produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Persepsi kualitas menurut Aaker (2007) adalah anggapan konsumen mengenai total kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Jika persepsi kualitas konsumen terhadap positif bererti produk disukai, dan sebaliknya jika negatif produk tidak disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. d) Loyalitas merek (brand loyalty) Menurut Aaker (2007) loyalitas merek (brand loyalty) adalah alat pengukuran yang dapat memberikan gambaran kepada pelanggan soal bias atau tidaknya pelanggan berpindah kemerek lain yang di tawarkan oleh kompetitor, terutama jika di dapati suatu merek yang sebelumnya ada perubahan.

Namun untuk menganalisis dampak ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan dengan menguji kepuasan pelanggan sebagai variabel pemediasi peneliti akan mengukur ekuitas merek dalam tiga dimensi tanpa menggunakan dimensi loyalitas merek. Ini berarti peneliti akan mengecualikan loyalitas merek. Ini dikecualikan karena loyalitas merek dan loyalitas pelanggan memiliki makna yang sama (Aaker, 2007). Misalnya ada pelanggan yang setia kepada Starbucks Coffee. Dari pernyataan itu bisa ada dua makna, pertama adalah bahwa pelanggan setia tapi untuk merek Starbucks dan yang kedua adalah pelanggan adalah pelanggan setia. Oleh karena itu, untuk menghindari kebingungan, Peneliti akan menghilangkan loyalitas merek dari model penelitian. 2. Kepuasan Pelanggan Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, hal seperti kepuasan pelanggan dijadikan salah satu perhatian yang serius bagi perusahaan, kepuasan pelanggan adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Kepuasan pelanggan dapat diadefinisikan sebagai minimalisasi gap antara apa yang dinginkan pelanggan dengan kenyataan yang dirasakan oleh pelanggan dalam mengkonsumsi produk atau jasa perusahaan. Kepuasan pelanggan terjadi ketika harapan pelanggan dapat dipenuhi atau

mendekati terpenuhi bahkan dapat melebihi harapan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai pelanggan akan senang atau kekecewaan yang dihasilkan dari membandingkan produk atau jasayang dirasakan pelanggan dengan apayang diharapkan pelanggan (Kotler & Keller, 2012). apabila kinerja perusahaan gagal memenuhi keinginan konsumen maka konsumen tidak akan merasa tercukupi. Jika kinerja perusahaan sesuai dengan apa yang diinginkan maka pelanggan akan merasa puas dan jika kinerja perusahaan lebih dari keingininan pelanggan maka pelanggan akan merasa sangat puas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kepuasan pelanggan akan terjadi ketika harapan terpenuhi. Menurut Kotler dan Keller (2012) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan: a) Nilai dan kepuasan pelanggan Nilai dan kepuasan pelanggan merupakan salah satu aspek yang penting didalam dunia pemasaran, maka sebuah perusahaan harus mempunyai nilai lebih bagi pelanggan sehingga pelanggan merasa puas terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Perusahaan harus mempertimbangkan biaya dan kinerja pesaing untuk mengukur seberapa berkembangnya perusahaan tersebut. Selama perusahaan dapat melaukan yang lebih baik dari pesaingnya maka perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan bersaing. b) Mengimplementasikan pemasaran mutu global

Perusahaan harus menganut manajemen pemasaran jika ingin tetap bersaing dalam pasar dan memperoleh laba. Mutu adalah jaminan kepuasan konsumen dan merupakan jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng. Ada hubungan yang signifikan diantara barang dan jasa dengan kepuasan konsumen dan laba perusahaan akan suatu pertahanan perusahaan terhadap pesaing dari luar serta merupakan jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng. c) Citra diri pelanggan yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan Citra sebuah perusahaan dapat mempengaruhi pemilihan suatu lini produk yang dilakukan oleh pelanggan dan jumlah pembelianya yang nantinya akan mempengaruhi dalam kepuasan pelanggan. Pengukuran dalam kepuasan pelanggan perusahaan perlu melakukan pengamatan terhadap kepuasan pelanggan karena aspek yang penting bagi perusahaan seperti kafe kopi, hal itu dapat memberikan umpan balik dan evaluasi bagi keperluan pengembangan dan implementasi startegi kepuasan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2012) pengukuran kepuasan pelanggan menggunakan cara-cara sebagai berikut : a) Survey kepuasan pelanggan. Perusahaan tidak hanya mengandalkan sistem keluhan dan saran dapat memenuhi kepuasan dan kekecewaan pelanggan secara keseluruhan sehingga perusahaan harus mengirimkan dafter pertanyaan atau menghubungi

sekelompok pelanggan secara acak untuk mengetahui perasaan mereka terhadap beberapa aspek kinerja perusahaan. b) Analisis konsumen yang beralih (loss customer analysis) Analisis ini dilakukan dengan menghubungi para pelangan yang sudah tidak lagi memakai produk perusahaan atau pindah produk pesaing. Apakah yang menyebabkan konsumen beralih produk apakah harga produk terlalu tinggi atau fasilitas kurang baik, produknya kurang bias diandalkan dan sebagainya. Perlu juga diamati tingkat kehilangan konsumen jika meningkat menunjukan bahwa perusahaan gagal memuaskan pelangganya. c) Pembelian gaib (ghost shopping) Jalan lain untuk mendapatkan evaluasi tentang kepuasan pelanggan dengan memberikan amanah kepada orang untuk membeli dan melaporkan kelebihan dan kekurangandalam membeli produk perusahaan dan juga produk pesaing. Pembeli bayangan ini juga dapat melaporkan masalah untuk mengetahui apakah pelayanan perusahaan dapat menangani dengan baik setiap pelagganya atau tidak. d) Sistem keluhan dan saran Perusahaan yang berwawasan konsumen akan selalu mempermudah pelanggan untuk memberikan saran dan keluhan pada perusahaan agar dapat menjadi bahan evaluasi perusahaan. Membuat kotak saran yang ditentukan pada lokasi yang strategis, sehingga pelanggan dengan mudah dapat menyampaikan saran dan keluhan, selain itu ada juga perusahaan yang

menempatkan sifatnya untuk menangani keluhan pelanggan. Alur informasi ini sangat berguna bagi perusahaan sehingga dapat mengevaluasi lebih cepat untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan tersebut. 3. Loyalitas Pelanggan Mencari pelanggan baru membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan lama. Loyalitas, didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang, dianggap sebagai penentu penting profitabilitas perusahaan. Loyalitas pelanggan merupakan suatu ukuran keterikatan konsumen terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya pelanggan beralih ke merek produk yang lain, apabila merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun atribut lain (Aaker, 2007). Loyalitas pelanggan adalah perilaku konsumen yang akan setia menjadi pelanggan, yang memiliki sikap positif terhadap perusahaan dan kekebalan akan penawaran produk pesaing. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat berkembang ke loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan merupakan stimulan dalam membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dibuat oleh perusahaan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk badan usaha membuat pelanggan melakukan pembelian yang berulang-ulang.

Menurut Logiawan & Subagio (2014) mendefinisikan loyalitas pelanggan sebagai pelanggan yang terus-menerus melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk atau jasa untuk memenuhi kepuasan mereka. Loyalitas pelanggan adalah bagaimana sebuah perusahaan mempunyai pelanggan yang antusias. Dengan melakukan terus kembali pembelian, pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap badan usahadapat dianggap sebagai pencapaian tertinggi hasil usaha perusahaan. Hal tersebut menjadikan pelanggan yang loyal sebagai aset potensial bagi perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan seperti mengurangi biaya pemasaran, menambahkan lebih banyak pelanggan, dan bahkan menciptakan keunggulan lebih kompetitif. Tidak hanya melakukan pembelian berulang, ada yang hallain yang dilakukan oleh pelanggan setia, pelanggan setia cenderung untuk member informasi positif kepada orang lain tentang produk dan jasa perusahaan (Logiawan & Subagio, 2014). Menurut Griffin (2008) manfaat dari loyalitas pelanggan,manfaat yang akan diperoleh perusahaan apabila perusahaan memiliki pelanggan yang bersifat loyal antara lain adalah: 1. Mengurangi biaya pemasaran perusahaan. 2. Mengurangi biaya operasi perusahaan. 3. Mengurangi biaya turn over pelanggan. 4. Menambah penjualan silang lini produk, yang akan mendorong pangsa pasar perusahaan lebih tinggi.

5. Mendorong word of mouth positif perusahaan, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berati mereka puas terhadap produk atau jasa perusahaan. Pelanggan yang memiliki sifat loyal merupakan aset yang penting dapat dilihat dari karakteristik yang dimiliki oleh pelanggan, menurut Griffin (2008) karakteristik pelanggan yan loyal adalah sebagai berikut: 1. Pelanggan akan membeli ulang suatu produk secara teratur 2. Pelanggan akan membeli silang lini produk atau penjualan silang produk atau jasa 3. Pelanggan akan mengatakan hal positif tentang produk kepada orang lain 4. Pelanggan yang kebal dari produk pesaing. B. Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Suhartadi (2013) penilitian dengan menggunakan analisis jalur (path analisis), bahwa ketiga variabel ada pengaruh yang segnifikan yaitu antara ekuitas merek segnifikan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sedangkan ekuitas merek tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian Ongkowidjoyo (2015) menunjukan ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian dengan mengurangi tingkat resiko yang dirasakan atas suatu merek perusahaan

(Aaker,2007). ekuitas merek dapat memberi keyakinan pelanggan dalam menentukan suatu produk atau merek yang akan menimbulkan loyalitas pelanggan dan loyalitas pelanggan akan timbul jika indikatornya adalah kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini ekuitas merek yang meliputi persepsi kualitas, asosiasi merek, dan kesadaran merek secara bersamaan memberikan dampak terhadap kepuasan pelanggan Starbucks di Surabaya, kepuasan pelanggan memberikan dampak untuk loyalitas pelanggan Starbucks di Surabaya, ekuitas merek (Persepsi kualitas, asosiasi merek, dan kesadaran merek) secara bersamaan memberikan dampak terhadap loyalitas pelanggan Starbucks di Surabaya, dan ekuitas merek memberikan dampak loyalitas pelanggan, dimediasi oleh kepuasan pelanggan Starbucks di Surabaya Kemudian penelitian Suratno et al (2016) bahwa ketiga variabel ada pengaruh yang signifikan yaitu antara ekuitas merek signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hasil penilitian menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda dengan hasil, bahwa ketiga variabel ada pengaruh yang segnifikan yaitu antara ekuitas merek segnifikan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sedangkan ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

C. Hipotesis 1. Pengaruh ekuitas merek terhadap kepuasan pelanggan Ekuitas merek bagi pelanggan dapat menambah nilai untuk memperkuat pemahaman pelanggan dalam proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan rasa puas bagi pelanggan sehingga diharapkan akan menigkatkan loyalitas pelanggan. Bagi pemasar atau perusahaan nilai ekuitas merek dapat meningkatkan keberhasilan program pemasaran dalam menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama. Dengan mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek, dapat memberikan pelanggan lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang di tawarkan oleh produsen sehingga akan diharapkan meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan mempengaruhi pada loyalitas pelanggan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Suhartadi, (2013) dengan menggunakan analisis jalur (path analisis), bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ekuitas merek signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian Suratno et al (2016) penilitian menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda dengan hasil, ekuitas merek berpengaruh segnifikan terhadap kepuasan pelanggan,disimpulkan bahwa variabel ekuitas merek berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Secara logis, ekuitas merek berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Semakin baik ekuitas merek yang dimiliki oleh konsumen, maka konsumen dengan

cepat akan melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis yang dirumuskan adalah: H 1 : Ekuitas merekberpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. 2. Pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan Kepuasan dapat didefinisikan minimalisasi gap antara keinginan konsumen dengan kenyataan yang ada. Kepuasan terjadi jika harapan pelanggan dapat terpenuhi oleh perusahaan atau mendekati aspek terpenuhi dan bahkan dapat melebihi keinginan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai perasaan pelanggan senang atau kecewa yang diperoleh dari membandingkan produk dan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan dengan apa yang dinginkan pelanggan (Kotler & Keller, 2012). Oleh karena itu, dapat dikatakanbahwa kepuasan akan terjadi ketika harapan terpenuhi. Maka dari itu kepuasan pelanggan harus dijaga agar berkembang menjadi loyalitas pelanggan. Hasil penelitian Suhartadi, (2013) dengan menggunakan analisis jalur (path analisis),bahwa ada pengaruh yang signifikan yaitu antara kepuasan pelanggan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Kemudian penelitian hasil penelitian yang dilakukan oleh Suratno et al (2016) hasil penilitian menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda dengan hasil, kepuasan pelanggan segnifikan terhadap loyalitas pelanggan, disimpulkan bahwa variabel kepuasan pelanggan berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.maka dari itu kepuasan pelanggan harus dijaga agar menjadi loyalitas pelanggan.

Secara logis, kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Semakin tinggirasa puas pelanggan terhadap suatu perusahaan, maka pelanggan dengan cepat akan melakukan keputusan pembelian sehingga dapat membuat konsumen loyal. Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang kedua adalah: H 2 :Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. 3. Pengaruh ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan Ekuitas merek adalah pemikiran pelanggan tentang merek tertentu dan ekonomisnya yang memberikan nilai tambah bagi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan (Kotler & Keller, 2012). Ekuitas merek bagi pelanggan dapat menambah nilai untuk memperkuat pemahaman pelanggan dalam proses informasi, memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan rasa puas bagi pelanggan sehingga diharapkan akan menigkatkan loyalitas pelanggan. Bagi seorang pemasar perusahaan nilai dari ekuitas merek dapat meningkatkan keberhasilan pemasar dalam menarik konsumen yang baru dan mempertahankan konsumen yang lama. Hal ini karena dengan merek yang telah dikenal pelanggan dengan baik maka promosi yang dilakukan perusahaan akan lebih efektif. Dengan mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek, dapat memberikan pelanggan lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang di

tawarkan oleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan mempengaruhi pada loyalitas pelanggan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Ongkowidjoyo, (2015) Ekuitas merek mempunyai pengaruh penting dalam membentuk loyalitas pada diri pelanggan, sehingga ada pengaruh yang signifikan antara ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan. Kemudian penelitian Suratno et al (2016) penilitian menggunakan alat analisis regresi linear berganda dengan hasil, ekuitas merek signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dapat disimpulkan bahwa variabel ekuitas merek berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Secara logis, ekuitas merek berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. semakin baik kesadaran merek yang dimiliki oleh konsumen, maka konsumen dengan cepat akan melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik hipotesis yang dirumuskan ialah: H 3 : Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. 4. Pengaruh kepuasan pelanggan sebagai variabel pemediasi ekuitas merek pada loyalitas pelanggaan. Ekuitas merek adalah pemikiran pelanggan tentang merek tertentu dan ekonomisnya yang memberikan nilai tambah bagi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan (Kotler & Keller, 2012). Ekuitas merek bagi pelanggan dapat menambah nilai untuk memperkuat pemahaman pelanggan dalam proses informasi,

memupuk rasa percaya diri dalam pembelian, serta meningkatkan rasa puas bagi pelanggan sehingga diharapkan akan menigkatkan loyalitas pelanggan. Bagi seorang pemasar perusahaan nilai dari ekuitas merek dapat meningkatkan keberhasilan pemasar dalam menarik konsumen yang baru dan mempertahankan konsumen yang lama. Hal ini karena dengan merek yang telah dikenal pelanggan dengan baik maka promosi yang dilakukan perusahaan akan lebih efektif. Dengan mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek, dapat memberikan pelanggan lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang di tawarkan oleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepuasan pelanggan yang akan mempengaruhi pada loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil dari penelitian Ongkowidjoyo (2015) ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri pelanggan dalam pembelian dengan mengurangi tingkat resiko yang dirasakan pelanggan atas suatu merek yang diputuskan untuk dibeli (Aaker,2007). ekuitas merek mampu memberikan keyakinan konsumen dalam memilih suatu produk atau merek yang akan menimbulkan loyalitas pelanggan dan loyalitas pelanggan akan timbul jika indikatornya adalah kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini variabel ekuitas merek yang memiliki dimensi persepsi kualitas, asosiasi merek, dan kesadaran merek secara bersamaan memberikan dampak kepada kepuasan pelanggan Starbucks di Surabaya, kepuasan pelanggan memberikan dampak untuk loyalitas pelanggan Starbucks di Surabaya, ekuitas merek (persepsi kualitas, asosiasi merek, dan kesadaran merek) secara bersamaan memberikan dampak terhadap loyalitas pelanggan Starbucks di Surabaya, dan ekuitas merek

memberikan dampak loyalitas pelanggan, dimediasi oleh kepuasan pelanggan Starbucks di Surabaya. Berdasarkan uraiandiatas maka dapat ditarik hipotesis: H 4 : Kepuasan pelanggansebagai variabel pemediasi berpengaruh positif terhadap ekuitas merek padaloyalitas pelanggan. D. Model Penelitian Dalam model penelitian ini terdapat beberapa jenis variabel. Menurut Sekaran (2013) dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel yaitu variabel terikat (dependent variable), variabel bebas (independent variable) dan variabel mediasi (intervening variable). Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis variabel yang digunakan yang terdiri dari variabel independen yaitu ekuitas merek, variabel mediasi yaitu kepuasan pelanggan dan variabel dependen yaitu loyalitas pelanggan, Berdasarkan uraian teori tersebut, maka dapat disusun model penelitian dalam penelitian ini, seperti gambar model penelitian dibawah ini. Berdasarkan ulasan teori diatas, model penelitian dapat digambarkan dalam Gambar1.1 Hubungan antara variabel independen, variabel dependen dan variabel mediasi di jelaskan dalam Gambar 1.1 sebagai model penelitian.

Gambar 1.1 Model Penelitian H 4 Kepuasan Pelanggan (M) H H 2 1 Ekuitas Merek (X 1 ) H 3 Loyalitas Pelanggan (Y) Berdasarkan Gambar 1.1 dijelaskan bahwa faktor yang membentuk kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dapat dipengaruhi ekuitas merek mempunyai dimensi didalamnya ada kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas. Model penelitian menunjukan adanya hubungan kausal antar variabel. Yengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dan variabel mediasi terjadi secara positif.