BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Auditor adalah seorang independent yang bertugas mengaudit atas laporan keuangan suatu perusahaan menurut prosedur audit yang berlaku dan benar. Informasi bahan audit haruslah aktual dan akurat karena bukti yang biasa akan dapat mempengaruhi kesahihan (validitas) hasil audit. Seringkali dijumpai cara pandang antara masing-masing auditor berbeda dalam mengevaluasi informasi, hal ini disebabkan karena persepsi auditor sangat dipengaruhi oleh kompleksitas maupun masing-masing tugas, pengetahuan auditor, pengalaman serta perilaku auditor. Apapun kondisinya, hasil audit haruslah baik dan benar. Dari pengertian auditor tersebut, maka peran auditor sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengaudit atau memeriksa ulang laporan keuangan perusahaan agar laporan tersebut bebas dari salah saji. Untuk menjadi auditor yang professional, sangat dipengaruhi adanya ketrampilan atau keahlian khusus, tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kepuasan untuk bersikap professional menjadi tantangan yang harus dipenuhi oleh seorang auditor. Seorang auditor akan mengambil keputusan tidak berdasarkan kepentingan klien, pribadi maupun pihak lainnya, melainkan berdasarkan fakta dan bukti yang berhasil dikumpulkan selama penugasan (Hery 2005; dalam Agustina, 2009). Dalam mengerjakan tugasnya, auditor dituntut untuk bertanggung jawab dan melakukan apa yang harus diselesaikan, sesuai dengan aturan atau ketentuan yang harus dikerjakan 1
2 oleh seorang auditor, jika tidak sesuai, hasil auditnya dianggap tidak/kurang benar atau tidak valid dan auditor sendiri bekerjanya dianggap tidak profesional sehingga dapat mengakibatkan kurangnya tingkat kepercayaan publik terhadap peran auditor. Besarnya kepercayaan yang diberikan terhadap auditor mengakibatkan pekerjaan ini senantiasa mendapat perhatian dari masyarakat. Contoh kasus yang menimpa salah satu auditor yaitu Drs. Hans Burhanuddin Makarao, yang dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena tidak mematuhi standar Auditing/Standar Profesional Akuntan yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen (Kusuma, 2012), dan kasus selanjutnya yaitu kasus pencucian uang Rp 119 M, Aset Eks mantan Bupatii Lampung Timur, Satono dan pemilik Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tripnca Setiana Sugiharto Wiharja alias Alay, aset bernilai ratusan miliar yang diduga terkait pencucian uang milik kedua terpidana tersebut (Liputan6.com, Jakarta). Khoo dan Sim (1997) dalam Fanani, Hanif, dan Subroto ( 2007) menyatakan bahwa para auditor di Korea menunjukkan bahwa tekanan ekonomi membuat auditor tidak terlalu memperhatikan konflik peran agar dapat memperoleh klien dan kadang-kadang mereka mengorbankan kode etik sebagai auditor sehingga dalam bekerja mereka cenderung berkompromi dengan motif ekonomi. Seharusnya hal ini bisa menjadi pembelajaran bersama bagi perkembangan profesi auditor di Indonesia, dalam melakukan pekerjaan harus mematuhi struktur dan prinsip yang telah ditentukan. Dari tuntutan di atas, seringkali auditor menghadapi konflik peran (role conflct) melakukan pekerjaan. Konflik peran atau role conflict suatu konflik yang
3 timbul akibat tidak adanya komitmen, kepatuhan dan tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian profesional. Seorang auditor dinyatakan terpengaruh apabila auditor dalam bekerja mengikuti kehendak klien atau kehendak pimpinan/seniornya yang dirasa oleh auditor tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pemeriksaan yang benar, atau memang auditor bekerja kurang profesional karena tergiur oleh iming-iming hadiah, dikejar waktu, minimnya tenaga dalam team work, informasi yang kurang jelas atau bahkan terlalu banyaknya tugas yang diemban (overload). Jika keterpengaruhan ini menjadi beban bagi auditor sehingga tidak lagi menjadi lurus dalam bekerja, berarti auditor mengalami tekanan peran yaitu konflik peran dalam dirinya walaupun tingkat keterpengaruhannya bisa berbeda-beda. Auditor sering dihadapkan oleh potensial konflik peran dalam menjalankan tugasnya. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuain antara harapan yang disampaikan pada individual di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan di luar organisasi (Tsai dan Shis, dalam Fanani et al, 2008). Konflik peran merupakan salah satu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja (Tsai dan Shis 2005). Konflik peran timbul karena adanya dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain. Kondisi ini terjadi karena kadang kala klien meminta layanan lain yang dimaksud untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Menurur Wolfe dan Snoeck (1992) dalam Rahayu (2002). Konflik peran merupakan kejadian dua atau lebih tekanan sehingga
4 hanya taat pada salah satu tekanan dan akan menyulitkan atau membuat tidak mungkin taat pada yang lain. Menurut Bamber, Snowball, Tubs dalam Yunilma (2000) untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi audit, kantor audit mulai menggunakan struktur audit dalam pelaksanaan auditnya. Hal ini berkaitan dengan struktur organisasi yang memiliki pengaruh sangat penting baik terhadap individu maupun bagian-bagian dari prinsip organisasi itu sendiri. Hal ini dapat di lihat dari penelitian yang ada mengenai perilaku organisasi. Pada dasarnya pengaruh tersebut dapat di katakan positif apabila dapat meningkatkan kinerja individu, meningkatkan kepuasan kerja serta berkurangnya konflik antar bagian yang ada dalam organisasi. Pengaruh yang negatif dikarateristikkan sebagai sumber yang dapat menimbulkan konflik dengan asumsi adanya ketidaksesuaian antara norma dan nilai organisasi. Beberapa bukti yang menunjukan bahwa seseorang yang bekerja dalam organisasi birokrasi yang memiliki norma-norma dan nilai-nilai organisasi akan mengalami konflik (Yunilma (2000). Selain itu, konflik yang terjadi antara organisasi dan professional dapat juga disebabkan karena sistem pengendalian yang diterapakan dalam organisasi. Prinsip organisasi dapat memberikan daya tarik bagi setiap individu tertentu untuk bergabung dalam organisasi yang memiliki prinsip jelas, sebaliknya prinsip organisasi dapat menimbulakan konflik bagi anggota yang ada didalam organisasi. Menurut (Wallach dalam Magfiroh, 2000), kesesuaian antara karakteristik individu dan organisasi pada akhirnya akan berperilaku pada perilaku. Hal-hal inilah yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya konflik dalam masing-masing unit di dalamnya.
5 Penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena untuk membuktikan bahwa struktur audit dan prinsip organisasi berhubungan dengan konflik peran. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian lainnya, penelitian-penelitian oleh ini dilakukan oleh Ramadhan Syahril (2011), Agustina Lidya (2008), Fanani et al (2007), Penelitian yang dilakukan oleh Yunilma (2000) mengenai pengaruh struktur audit dan prinsip organisasi terhadap konflik menyatakan bahwa struktur audit dan prinsip organisasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap konflik peran. Dari uraian permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal-hal yang mempengaruhi terjadinya konflik di kantor akuntan publik (KAP), dengan judul PENGARUH STRUKTUR AUDIT DAN PRINSIP ORGANISASI TERHADAP KONFLIK PERAN. (Studi Empiris Persepsi Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Lampung) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi auditor tentang struktur audit memiliki pengaruh terhadap konflik peran? 2. Apakah persepsi auditor tentang prinsip organisasi memiliki pengaruh terhadap konflik peran? 3. Apakah persepsi auditor tentang struktur audit dan prinsip organisasi memiliki pengaruh terhadap konflik peran?
6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis apakah persepsi auditor mengenai struktur audit memiliki pengaruh terhadap konflik peran. 2. Untuk menganalisis apakah persepsi auditor mengenai prinsip organisasi memiliki pengaruh terhadap konflik peran. 3. Untuk menganalisis apakah persepsi auditor mengenai struktur audit dan prinsip organisasi memiliki pengaruh terhadap konflik peran. 1.4 Sistematika Penulisan Penulisan ini akan disajikan dalam lima bagian, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas bagian awal penelitian yang menyajikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II KAJIAN TEORITIK Bab ini membahas landasan-landasan teori yang berhubungan dengan penelitian ini, hsil penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian apabila diperlukan. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai jenis penelitian, objek dan lokasi penelitian, metode penelitian yang meliputi jenis populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan alat analisis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, hasil dari penelitian dan pembahasan penelitian yang sudah dilakukan.
7 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang di dapat setelah analisis penelitian yang di lakukan, keterbatasan penelitian dan saran agar dapat di pertimbangkan selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA