Unnes Journal of Public Health

dokumen-dokumen yang mirip
Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

Jurnal Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

PENDAHULUAN Setiap perusahaan berupaya untuk mendapatkan karyawan yang terlibat dalam kegiatan organisasi atau perusahaan dapat

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS

HUBUNGAN UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PERNIKAHAN, STATUS GIZI DAN KEJADIAN ANEMIA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA BURUH PABRIK PEREMPUAN

Keywords : Work motivation, Labor productivity

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Journal of Sport Sciences and Fitness

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Unnes Journal of Public Health

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Unnes Journal of Public Health

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO

Unnes Journal of Public Health

Edu Elektrika Journal

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Automotive Science and Education Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kompensasi, dan motivasi karyawan. vi Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

Economic Education Analysis Journal

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

Fashion and Fashion Education Journal

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Unnes Journal of Public Health

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA

III. METODE PENELITIAN. andropause dengan depresi dimana pengukuran dan pengambilan variabel

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

ERY SANDI NIM I

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Journal of Mechanical Engineering Learning

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Transkripsi:

UJPH 3 (2) (2014) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA BAGIAN GILING ROKOK DI PT NOJORONO KUDUS Febry Candra Adityana Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Mei 2013 Disetujui Juni 2013 Dipublikasikan Juli 2014 Keywords: Status Gizi, Motivasi Kerja, Produktivitas Kerja Abstrak Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan maka dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh pekerja yang ada pada bagian Giling rokok di PT Nojorono Kudus. Teknik pengambilan sampel dengan metode Purposive sampling dan menggunakan rumus Stanlay Lemeslow sehingga didapatkan jumlah sampel 69 pekerja. Instrumen dalam penelitian ini pengukuran Status Gizi menggunakan microtois, timbangan injak, dan pengisian kuesioner Motivasi Kerja. Analisis data secara univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-Square dengan α= 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,003) dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,002). Saran yang diberikan kepada Pimpinan PT Nojorono Kudus adalah hendaknya tidak mengganti jatah makan tambahan dengan uang sehingga program gizi kerja dapat tercapai serta peningkatan motivasi kerja untuk memperoleh produktivitas yang tinggi. Abstract Labor has a role and a very important positions as principals and development purposes there for it require of human resources quality and has high productivity. The purpose of this research was to know the relationship between nutritional status and working motivation with woman labor productivity in cigarette rolling dapartment PT Nojorono Kudus. The type of this research was analytical observational with cross sectional approach. The population was all the workers cigarette rolling dapartment PT Nojorono Kudus. The sampling technique was used purposive sampling method and stanlay lemeslow formula. This technique obtained 69 workers. Instruments to measure nutritional status were microtois, stampede, and the questionnaire of working motivation. Analysis used univariate data and bivariat (using Chi-Square test with α=0.05). The conclusion of that there was a relationship between nutritional Status and work productivity (p-value of 0.003) and working motivation with work productivity (pvalue of 0.002).The advice might be given to the PT Nojorono Kudus management that they should not replace additional food rations with money so that the work can be accomplished nutrition programs as well as increasing working motivation to achieve high productivity. 2014 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: ditya.candra@gmail.com ISSN 2252-6528 1

PENDAHULUAN Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut, kebijakan pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat tenaga kerja. Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Tenaga kerja yang demikian mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi (Anies, 2005:23). Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, setiap negara termasuk bangsa Indonesia menghadapi tantangan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada pada saat ini. Manusia dalam pekerjaannya tidak merupakan mesin yang bekerja begitu saja, tanpa perasaan, pikiran dan kehidupan sosial. Manusia adalah suatu yang paling komplek. Manusia memiliki rasa suka dan benci, gembira dan sedih, berani dan takut, dan lain-lain sebagainya. Manusia mempunyai kehendak, kemampuan, angan-angan, dan citacita. Manusia memiliki dorongan hidup tertentu. Selain itu, manusia mempunyai pikiran dan pertimbangan, yang menentukan sikap dan pendiriannya dan manusia juga mempunyai pergaulan hidup, baik di rumahnya, atau di tempat kerjanya, maupun di masyarakat luas. Maka demilkian seorang tenaga kerja memliki perasaan, pikiran, dan kehidupan sosial seperti itu. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pengaruh yang tidak sedikit terhadap kepada keadaan pekerja dalam pekerjaannya (Suma mur P.K., 1996:207). Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi kerja seseorang. Tubuh memerlukan zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, yang banyak sedikitnya keperluan ini sangat tergantung pada usia, jenis kelamin, lingkungan dan beban yang diderita oleh seseorang. Zat makanan tersebut diperlukan juga untuk pekerjaan dan meningkatkan sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan (Suma mur P.K., 1996:50). Seseorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memacu dirinya untuk bekerja lebih produktif. Motivasi kerja adalah dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga kerja untuk berperilaku meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi ini didasarkan atas adanya keyakinan bahwa bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya (A. M. Sugeng Budiono, 2003:265). Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produk. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output:input. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Muchdarsyah Sinungan, 2003:12). Bagi perusahaan, tenaga kerja merupakan aset yang sangat menentukan aspek keberhasilan, baik dalam rangka memperoleh keuntungan perusahaan maupun dalam rangka kelangsungan perusahaan dan pengembangan usaha lebih lanjut. Untuk itu perusahaan perlu memiliki sumber daya manusia yang mempunyai etos kerja yang tinggi, keahlian, keterampilan, semangat dan profesionalisme yang tinggi pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas kerja (A.M. Sugeng Budiono, 2003:244). Pendapat Suterneister menyatakan bahwa produktivitas sekitar 90% bergantung kepada kinerja tenaga kerja, dan yang 10 % bergantung kepada perkembangan teknologi 2

dan bahan mentah. Selanjutnya kinerja tenaga kerja 80-90 % bergantung kepada motivasi bekerja dan yang 10-20% bergantung kepada kemampuannya, motivasi tenaga kerja untuk 50% bergantung kepada kondisi sosial, 40% bergantung kepada kebutuhan dan 10% bergantung kepada kondisi fisik (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:275). PT Nojorono adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok yang berada di Kabupaten Kudus. Perusahaan tersebut mempunyai banyak tenaga kerja yang tersebar dalam beberapa bagian khususnya pada bagian giling dan batil. Rata-rata mereka bekerja selama 9,5 jam dalam sehari. Semua aktivitas dimulai jam 06.00 WIB sampai dengan 15.30 WIB. Berdasarkan observasi awal pada bulan April didapatkan hasil bahwa dari 10 responden terdapat 6 responden yang Status Gizinya tidak memenuhi syarat. Kemudian observasi kedua dilakukan pada bulan november untuk mengetahui hasil produksi pada bulan Agustus, September, dan Oktober 2012. Dari hasil observasi tersebut diketahui perminggunya pada bulan Agustus minggu ke empat dari target 5.750.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan 5.520.000 batang rokok, pada bulan September minggu ke tiga dari target 5.230.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan 5.050.000 batang rokok, dan yang terakhir pada bulan Oktober minggu ke empat dari target 4.872.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan 4.007.000 batang rokok. Hal ini dapat disebabkan karena permintaan hasil produksi yang cukup tinggi. Motivasi kerja dapat ditandai dengan banyak tenaga kerja yang tidak masuk dikarenakan sakit, cuti atau keluar dari perusahaan. Sehingga berdampak pada ketidak sesuaian dengan target yang ditentukan dari pusat. Meningkatnya produksi yang dihasilkan tidak hanya tergantung pada mesin-mesin yang modern, modal yang cukup dan bahan baku yang banyak, tetapi tergantung kepada orang yang melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja sebagai pelaksana dalam kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tingkat produktivitas yang optimal (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:244). Salah satu sarana untuk meningkatkan hasil produksi yaitu dengan memotivasi karyawan. Motivasi merupakan setiap kegiatan yang mendorong, meningkatkan gairah dan mengajak karyawan untuk bekerja lebih efektif, serta meningkatakan praktek yang tidak produktif, dapat merupakan bagian pokok dari usaha meningkatkan pekerjaan yang efektif. Untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi maka status gizi dan motivasi kerja harus tetap terpelihara atau bahkan meningkat (Bambang Kussriyanto, 1999:10). Dari latar belakang diatas menjadi alasan peneliti mengambil judul: Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok Di PT Nojorono Kudus. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode survei analitik, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu (efek). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi anatara faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus. Populasi dalam penelitian ini adalah 246 orang. Sedangkan sampel penelitiannya diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu memilih sampel yang diperoleh dari semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut responden yang berusia 25-49 tahun, kondisi kesehatan baik atau dengan kata lain tidak menderita salah satu atau lebih dari penyakit yaitu tidak memiliki gangguan 3

kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diare, asma, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, karena seseorang yang sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek lingkungan. Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu responden yang menolak/tidak hadir untuk diteliti maupun yang tidak ada saat penelitian. Instrumen penelitian berupa pengukuran dengan tinggi badan dan berat badan, dan kuesioner. Pengkuran tinggi badan dan berat badan digunakan untuk mengukur status gizi, sedangkan kuesioner digunakan untuk mengukur motivasi kerja. Analisis untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik chi-square, menggunakan uji alternatif Fisher dengan bantuan program computer. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel hasil penelitian. Analisis ini menunjukkan jumlah dan prosentase dari tiap variable data yang berhubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. Berdasarkan hasil penelitian dari 69 responden diperoleh data distribusi responden menurut usia 25-49 tahun menunjukkan prosentase sebesar 100%. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Masa Kerja sebagai berikut (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja No. Masa Kerja Jumlah Prosentase (%) 1. Baru (<6 tahun) 0 0 2. Sedang (6-10 tahun) 11 15,9 3. Lama (>10 tahun) 58 84,1 Jumlah 69 100 Masa kerja pekerja dilihat dari lamanya bekerja pada bagian Giling rokok, menunjukkan frekuensi terbanyak terdapat pada masa kerja masa kerja lama (>10 tahun) sebanyak 58 responden dengan prosentase 84,1%. Sedangkan pada masa kerja baru (<6 tahun) sebanyak 0 responden dan masa kerja sedang (6-10 tahun) sebanyak 11 responden dengan prosentase 15,9%. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Status Gizi sebagai berikut (Tabel 2). Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi No. Kriteria Jumlah Prosentase (%) 1. Kurus 4 5,8 2. Normal 52 75,4 3. Gemuk 13 18,8 Jumlah 69 100 Status gizi dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria yaitu kurus, normal dan gemuk. Berdasarkan Kategori Status Gizi diperoleh frekuensi Status Gizi pekerja pada kategori kurus yaitu 4 responden atau 5,8%, kategori normal yaitu 52 responden atau 75,4%, kategori gemuk yaitu 13 responden atau 18,8%. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Motivasi Kerja sebagai berikut (Tabel 3). 4

Tabel 3. Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja No Kriteria Jumlah Prosentase (%) 1. Rendah 0 0 2. Sedang 19 27,5 3. Tinggi 50 72,5 Jumlah 69 100 Motivasi kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria yaitu rendah apabila skor 25-55, sedang apabila diperoleh skor 56-75 dan tinggi apabila diperoleh skor 76-100. Berdasarkan Kategori Motivasi Kerja, menunjukan motivasi kerja rendah 0 responden, motivasi kerja sedang 19 responden dengan prosentase 27,5%, motivasi kerja tinggi 50 responden dengan prosentase 72,5%. Distribusi responden berdasarkan prosentase skor aspek Motivasi Kerja menunjukan sebagai berikut (Tabel 4). Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan Aspek Motivasi Kerja No. Aspek Motivasi Kerja % Skor Kriteria 1. Kebutuhan 83% Tinggi 2. Tujuan 84% Tinggi 3. Sikap 77% Tinggi 4. Kemampuan 81% Tinggi 5. Pembayaran atau gaji 74% Sedang 6. Keamanan pekerjaan 81% Tinggi 7. Sesama pekerja 82% Tinggi 8. Pengawasan 73,36% Sedang 9. Pujian 82% Tinggi 10. Pekerjaan itu sendiri 78% Tinggi Berdasarkan prosentase skor aspek motivasi kerja menunjukan indikator kebutuhan (83%), tujuan (84%), sikap (77%), kemampuan (81%), pembayaran atau gaji (74%), keamanan pekerjaan (81%), sesama pekerja (82%), pengawasan (73,36%), pujian (82%), pekerjaan itu sendiri (78%). Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Produktivitas Kerja sebagai berikut (Tabel 5). Tabel 5. Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja No Interval Kriteria Jumlah Prosentase (%) 1 P>1 Tinggi 48 69,6 2 P<1 Rendah 21 30,4 Jumlah 69 100 Produktivitas kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua kriteria yaitu: tinggi apabila skor P>1 dan rendah apabila diperoleh skor P<1. Hasil penelitian diperoleh data produktivitas kerja tinggi 48 responden dengan prosentase 69,6% dan produktivitas rendah 21 responden dengan prosentase 30,4%. Hasil analisis bivariat antara status gizi dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus sebagai berikut (Tabel 6). 5

Tabel 6. Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Status Gizi Produktivitas Kerja Tinggi % Rendah % N % Kurus dan 7 41,2% 10 58,8% 17 100% gemuk Normal 41 78,8% 11 21,2% 52 100% Total 48 69,6% 21 30,4% 69 100% Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil uji chisquare maka didapat p value sebesar 0,003. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05) sehingga Ha diterima yang menyatakan bahwa ada Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT. Nojorono Kudus. Berdasarkan analisis bivariat hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja, menunjukan kategori kurus dan gemuk sebanyak 17 responden, pada status gizi kurus dan gemuk tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 7 responden atau 41,2% dan yang produktivitas kerjanya rendah sebanyak 10 responden atau 58,8%. Status gizi normal sebanyak 52 responden, pada status gizi normal tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 41 responden atau 78,8% dan yang memiliki produktivitas kerjanya rendah sebanyak 11 responden atau 21,2%. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat kombinasi makanan dan penggunaan zat gizi (Sunita Almatsier, 2002:3). Status gizi yang normal untuk wanita berdasarkan IMT adalah 18,5-25,5. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat bertalian dengan status gizi (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154). Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kulitas maupun kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebut kapasitas orang dewasa. Jadi untuk memperoleh kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh makanan yang cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal dalam tubuh, di samping memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekerja secara maksimal (Sjahmien Moehji, 2003:11). Bagi tenaga kerja kekurangan akan zat gizi akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Gangguan tersebut akan mempengaruhi kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan itu tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja (Sjahmien Moehji, 2003:12). Gizi kerja adalah zat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan pekerjaanya agar tingkat kesehatan dan produktivitas kerjanya tercapai setinggi-tingginya (Gempur Santoso, 2004:75). Tubuh memerlukan zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh. Perbaikan dari kerusakan sel-sel maupun jaringan tubuh. Zat-zat makanan ini diperlukan untuk pekerjaan dan meningkat berbanding lurus dengan beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan, dalam kaitan dengan gizi kerja, nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang lain dan dalam kegiatan lain (Anies, 2005:26). Bekerja keras tanpa di imbangi dengan makanan yang bergizi yang dimakan setiap hari maka dalam waktu dekat akan menderita kekurangan tenaga, lemas dan tidak dapat bergairah dalam melakukan pekerjaanya, tentu saja yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya produktivitas yang dikehendaki (G. Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008:17). Manusia harus memperoleh makanan yang cukup sehingga memperoleh zat gizi yang diperlukan untuk 6

pertumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal dalam tubuh, sehingga memperoleh energi untuk bekerja secara maksimal (Sjahmien Moehji, 2003:11). Penerapan gizi kerja di perusahaan sering mengalami kendala, sebagaimana upaya kesehatan kerja yang lain, gizi kerja masih dianggap sebagai pos rugi. Bukan hanya belum prioritas melainkan pemborosan bagi keuangan perusahaan, jarang disadari bahwa gizi kerja justru menunjang produktivitas kerja hal ini tidak hanya menguntungkan bagi pekerja tapi juga keuntungan bagi perusahaan. Gizi kerja merupakan salah satu syarat mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi masyarakat pekerja. Kesehatan itu sendiri mencakup dua aspek yaitu: aspek kesejahteraan dan aspek pengembangan sumber daya manusia. Demikian pula gizi di satu pihak mempunyai aspek kesehatan dan dilain pihak mempunyai aspek mencerdaskan kehidupan bangsa serta menunjang produktivitas, oleh karena itu perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya menyehatkan, mencerdaskan serta meningkatkan produktivitas kerja (Anies, 2005:24). Hasil analisis bivariat antara motivasi kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus sebagai berikut (Tabel 7). Tabel 7. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan produktivitas kerja Motivasi Kerja Produktivitas Kerja Tinggi % Rendah % N % Sedang 8 42,1% 11 57,9% 19 100% Tinggi 40 80,0% 10 20,0% 50 100% Total 48 69,6% 21 30,4% 69 100% Analisis bivariat menggunakan chisquare maka didapat p value sebesar 0,002. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga Ha diterima yang menyatakan bahwa ada Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT. Nojorono Kudus. Berdasarkan hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja, menunjukan bahwa motivasi kerja bagian giling rokok pada kategori sedang sebanyak 19 responden, pada motivasi sedang tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 8 responden atau 42,1% dan yang memiliki produktivitas rendah sebanyak 11 responden atau 57,9%. Motivasi pada kategori tinggi sebanyak 50 responden, pada motivasi tinggi tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 40 responden atau 80,0% dan yang memiliki produktivitas rendah sebanyak 10 responden atau 20,0%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi kerja yang tinggi yaitu sebanyak 50 responden atau 72,5% dan motivasi kerja sedang 19 responden atau 27,5%. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan p value 0,002. Mayoritas tenaga kerja yang memiliki motivasi kerja sedang memiliki produktivitas kerja yang kurang sehingga output kerja yang dihasilkan kurang dari target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena tenaga kerja tidak masuk dikarenakan sakit, cuti atau keluar dari perusahaan yang perbulannya hampir 25%. Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang kearah dan tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya (Tarwaka, dkk., 2004:139). Maka dengan adanya pengakuan dan prestasi yang dicapai berupa insentif, adanya kesempatan bagi 7

karyawan untuk mengembangkan dirinya melalui pelatihan, dengan kondisi pekerjaan yang cukup menyenangkan dan tempat kerja yang nyaman, didukung oleh hubungan kerja yang harmonis serta adanya jaminan keselamatan kerja dan sistem penggajian yang baik akan mendorong tenaga kerja untuk melakukan pekerjaanya dengan penuh tanggung jawab. Tingginya tanggung jawab para karyawan membawa konsekuensi yang ditunjukkan dengan pencapaian hasil produksi yang sesuai dengan target atau melebihi target yang ditentukan. Motivasi kerja seorang tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dapat dicapai dalam pekerjaannya yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Dalam kerangka konseptual untuk analisis perilaku orang dalam organisasi yang diajukan oleh Fred Luthas dapat ditemukan kausalitas dengan dasar Stimulus Response atau Stimulus Organism Response (SR atau SOR). Pada model tersebut nampak bahwa motivasi hanyalah salah satu elemen yang ada pada individu sebagai peserta organisasi dalam berperilaku. Adapun perilaku akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:274). Bambang Kussriyanto, 1999, Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Jakarta: PT. Gramedia. G. Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008, Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gempur Santoso, 2004, Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Pretasi Pustaka. Muchdarsyah Sinungan, 2003, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara. Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003, Menejemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: PT. Cipta. Sjahmien Moehji, 2003, Ilmu Gizi 2, Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Suma mur P. K., 1996, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Gunung Agung. Sunita Almatsier, 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara status gizi dan motivasi kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus, dapat disimpulkan bahwa Ada Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus. DAFTAR PUSTAKA A.M. Sugeng Budiono, 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja, Semarang: Badan Penerbit undip. Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: Kelompok Gramedia. 8