BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORI

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB IV PEMBAHASAN. Tahap-tahap pembahasan pada bab ini akan mengikuti metode Process Quality Model

MEMPELAJARI PERENCANAAN BANYAKNYA BONGKAR MUAT PETIKEMAS BERJENIS DRY (FULL DAN HIGH CUBE) DAN OVER DIMENTION PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja (manusia) yang diatur dalam urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

OPTIMASI KINERJA TERMINAL PETI KEMAS KOJA MELALUI PENGADAAN TRANSFER POINT DAN PENGATURAN ALUR HEADTRUCK CHASSIS

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG TERMINAL PETIKEMAS DOMESTIK BELAWAN

USULAN PERBAIKAN KECELAKAAN KERJA DI TERMINAL PETIKEMAS KOJA BERDASARKAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja. Pengemudi Angkutan Mikrolet (Studi Kasus di JL. Urip Sumohardjo

BAB II GAMBARAN UMUM PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA. 2.1 Sejarah Singkat PT. Terminal Petikemas Surabaya

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

PERMASALAHAN PADA PELABUHAN TANJUNG PRIOK Oleh : Tulus Hutagalung

ANALISA KEGIATAN BONGKAR MUAT PADA PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES BONGKAR MUAT

ANALISA PENENTUAN WAKTU BAKU UNTUK MEMPERSINGKAT PROSES PELAYANAN BONGKAR MUAT DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

PENGARUH PRODUKTIVITAS QUAY CRANE TWINLIFT TERHADAP WAKTU SANDAR KAPAL DI DERMAGA UTARA ABSTRACT

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran pelabuhan dalam suatu sistem transportasi mengharuskan

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Industri di Jawa Tengah telah meningkatkan nilai ekspor pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN MODEL PRODUKTIVITAS KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS (Studi Kasus Pelabuhan Peti Kemas Balikpapan)

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rapat Kerja Penyusunan RKAP 2018 TERMINAL PETIKEMAS DOMESTIK BELAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermoda, dan berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TERMINAL PETIKEMAS

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA TERMINAL PETIKEMAS

RANCANGAN OPERASIONAL TERMINAL PETI KEMAS IA KALIBARU. Operational Design of New Priok Port s Container Terminal IA

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2014

EASE OF DOING BUSINESS Indikator Perdagangan Lintas Negara (Trading Across Border) From serving to driving Indonesia's growth

INFORMASI ANDA AKAN DIJAGA KERAHASIAANNYA KUESIONER SURVEI KEPUASAN PELANGGAN KELOMPOK PERUSAHAAN PELAYARAN PT INDONESIA KENDARAAN TERMINAL

SIMULASI SISTEM PENANGANAN DI LAPANGAN PENUMPUKAN PETI KEMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

PRESENTASI PT. TERMINAL PETIKEMAS INDONESIA DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA RKAP 2018 PELINDO I

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

Memprediksi Kebutuhan Alat Bongkar Muat dan Truk Melalui Metode Simulasi (Studi Kasus : Terminal Peti Kemas Semarang)

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN

ANALISIS DAMPAK PENGERUKAN ALUR PELAYARAN PADA DAYA SAING PELABUHAN, STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN TELUK BAYUR CAPACITY ASSESMENT OF CONTAINER TERMINAL AT TELUK BAYUR PORT

Usulan Perbaikan Sistem Handling Cargodoring Di Pelabuhan Peti Kemas Untuk Meminimalkan Biaya Distribusi Logistik

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Truck crane dipergunakan untuk memindahkan bahan-bahan, alatalat

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI IDLE TIME (IT) DI PELABUHAN DUMAI (DERMAG A)

PEMAPARAN CABANG PELABUHAN PEKANBARU

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Analisis Kecelakaan Unit Head Truck Menggunakan Metode Event and Causal Factor Analysis dan Tier Analysis. (Studi Kasus : Perusahaan Bongkar Muat)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Bukukan Peningkatan Laba 45%

Rapat Kerja Penyusunan RKAP Cabang Tanjungpinang

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan:! Hasil survei pelanggan menyatakan bahwa sebagian besar responden menginginkan perbaikan pada sisi operasi, dalam hal ini termasuk kecepatan pelayanan bongkar muat. Terdapat kesenjangan antara tingkat pelayanan di TPK Koja dengan harapan pelanggan.! Dari data operasional tahun 2003 ditemukan: o Nilai BCH yang telah dicapai rata-rata telah di atas hook cycle teoritis dan di atas dari nilai sasaran mutu yang hanya 24 peti kemas/jam. o Nilai BSH belum mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan, yaitu 38. Hanya 5 shipping line yang mencapainya. o Nilai BOR 59,2% masih dapat ditingkatkan (secara teoritis bisa sampai 65-70%).! Meningkatkan nilai BCH dan BSH sekaligus tidak hanya dapat dengan menambah peralatan atau menaikkan kapasitas fisik terminal saja, tetapi meminimalkan waktu yang terbuang selama operasional bongkar muat adalah sangat penting.! Waktu operasional yang terbuang yang memiliki koefisien variasi relatif besar dan dimungkinkan untuk diperbaiki adalah yang disebabkan oleh cc trouble, cc

clash, boom up down, tunggu bayplan muat, tunggu muatan, tunggu head truck, dan non operating time.! Pengurangan waktu yang terbuang tersebut di atas menyebabkan turn round time menjadi lebih singkat, yang selanjutnya adalah menurunkan rasio penggunaan dermaga (BOR).! Penurunan BOR memberikan peluang peningkatan pendapatan bagi TPK Koja. Contoh, bila problem waktu-terbuang dikurangi dari 4,31 jam menjadi 2,64 jam, maka akan menurunkan BOR dari 59,2% menjadi 53,9%, dan menaikkan pendapatan dari US$ 62.937.000 menjadi US$ 70.203.000. Atau dengan kata lain, penurunan problem waktu 1,67 jam akan menurunkan nilai BOR sebesar 5,4% dan meningkatkan pendapatan sebesar US$ 7.266.000. Jumlah ini cukup signifikan dibandingkan penurunan problem waktu. 5.1.1 Pengurangan Waktu Terbuang Secara umum, pengurangan waktu terbuang dapat ditempuh dengan memperbaiki sistem operasi dan prosedur (SOP) dan membuat program aplikasi/database peralatan dan operator. Pada Lampiran 6 terdapat contoh perbaikan SOP untuk kegiatan bongkar. Pada perbaikan SOP tersebut ditambah dengan memperkirakan akibat dari masalah yang kemungkinan timbul terhadap kinerja bongkar (BCH dan BSH), lihat prosedur ke-3. Hal ini diharapkan pencapaian BCH dan BSH tidak menyimpang jauh dari perencanaan bila terjadi masalah. Secara lebih rinci, untuk mengurangi waktu yang terbuang, hal-hal berikut ini dapat dipertimbangkan.

! Pembuatan bayplan bongkar muat dapat merujuk pada database operator quay crane serta database kapal. o Database yang menyimpan data tingkat ketrampilan setiap operator quay crane dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk pembuatan bayplan bongkar muat. Sehingga kecepatan bongkar muat setiap quay crane dapat diperkirakan lebih akurat. Hal ini akan mengurangi waktu terbuang akibat dari cc clash dan juga mengurangi tingkat variasi waktu yang terbuang pada saat boom up/down o Database kapal yang lebih spesifik akan membantu pembuatan bayplan yang lebih sesuai dengan kondisi kapal.! Dalam penyusunan LOI: o Perlu diperhitungkan pengaturan dan jumlah head truck secara lebih tepat agar distribusi head truck merata. Hal ini juga akan mengurangi cc clash karena head truck yang mengantar peti kemas dari lapangan penumpukan ke quay crane dan sebaliknya datang tepat pada waktunya.! Sistem operasi dan prosedur khusus untuk penanganan shifting untuk quay crane perlu dibuat agar tidak terlalu banyak melakukan shifting.! Disiplin pengemudi head truck perlu ditingkatkan untuk: o Mengurangi RTG clash karena peti kemas diantar ke lokasi yang sudah ditentukan. Hal ini juga akan meningkatkan ketepatan lokasi peti kemas di lapangan penumpukan. o Meningkatkan kecepatan kerja dan tidak banyak melakukan kesalahan.

o Meniadakan keinginan pengemudi yang cenderung melayani proses bongkar.! Perlu dibuat sistem informasi kondisi dan ketersediaan peralatan secara terintegrasi dengan sistem operasi agar: o RTG trouble terkurangi. o Informasi kondisi quay crane lebih terdistribusi dan diketahui masalahnya secara lebih awal sehingga mengurangi cc trouble. o Kerusakan head truck saat beroperasi terkurangi. o Suku cadang dari peralatan yang dipakai (crane, RTG, dan head truck) selalu tersedia (dan pengadaannya tidak mengalami hambatan) karena terdapat antisipasi kerusakan, terutama untuk bagian dari peralatan yang sering mengalami masalah.! Bea Cukai: o Perlu koordinasi kerja operasional yang efektif dan efisien untuk mempersingkat pemeriksaan peti kemas dan pelayanan dokumen.! Penetapan closing time harus seminimal mungkin sampai batas yang mampu dikendalikan, sehingga cargo owner tidak terlambat mengirim peti kemas.! Untuk mempercepat proses persetujuan bayplan muat oleh chief kapal: o Perlu penyiapan SOP khusus untuk kapal yang tidak memiliki sistem pemeriksaan bayplan muat secara otomatis lewat file. o Bagian Perencanaan dan Pengendalian lebih meningkatkan komunikasi dengan chief kapal dan membuat batasan waktu untuk kesiapan bayplan muatnya.

! Operator quay crane: o Perlu meningkatkan kedisiplinannya agar mengikuti SOP yang ditetapkan. Hal ini akan membantu mengurangi cc trouble dan cc clash. o Perlu meningkatkan ketrampilannya, terutama untuk mereka yang kurang cepat mengoperasikan quay crane. Sehingga keseimbangan ketrampilan operator akan mengurangi cc clash. Peningkatan ketrampilan (dan kecepatan hook cycle) juga dapat ditempuh dengan memasang kamera (magic eye) pada spreader dari quay crane.! Bagian Teknik: o Perlu selalu disiplin agar quay crane dan peralatan lainnya terpelihara dengan baik. o Perlu membuat master plan peralatan untuk mengetahui umur pakai peralatan. 5.1.2 Langkah Perbaikan Problem Non Operating Time (NOT) Problem NOT dapat dikurangi dengan meningkatkan koordinasi dan perbaikan SOP atau instruksi kerja yang lebih efektif dan efisien pada bagian operasi terminal. SOP dan koordinasi yang lebih baik dapat menghindarkan keterlambatan pemberian perintah bongkar muat.

5.2 Saran! Banyak hal yang tidak tercatat pada data operasional yang sebenarnya mempengaruhi produktivitas dan kinerja TPK Koja. Seperti catatan kelambatan karena pergantian shift, waktu istirahat operator yang lebih lama daripada yang ditentukan, dan sebagainya, perlu dimasukkan dalam perhitungan kinerja bongkar muat. Waktu yang terbuang (idle time) pada sisi tersebut di atas bisa jadi lebih besar daripada idle time di bagian operasi bongkar muat lainnya.! Dari hasil penelitian ini, masih dapat diteruskan dengan penelitian lain sebagai kelanjutannya. Berikut topik penelitian yang dapat diteliti lebih lanjut oleh peneliti lain: o Penelitian di luar proses transfer cycle, seperti proses di lapangan penumpukan, gate, dan sebagainya. o Pemasangan magic eye pada spreader. Untuk itu TPK Koja dapat menerima penelitian mahasiswa Universitas Bina Nusantara, Jurusan Teknik Informatika. o Pengembangan aplikasi atau database kinerja operator quay crane, database kondisi peralatan, dan database kapal yang lebih spesifik, juga dapat dilaksanakan oleh mahasiswa S1 sebagai penelitian untuk skripsinya.