BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran umumnya di artikan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak di capai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial. Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang di lakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang di milikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited demands). Suatu anggaran biasanya di susun secara jelas, rapi, rinci dan komprehensif. Penyusunan anggaran harus dilakukan secara jujur dan terbuka serta dilaporkan dalam suatu struktur yang mudah dipahami dan relavan dalam proses operasional dan pengendalian organisasi. Penyusunan anggaran pada sektor publik dan swasta sangat berbeda. Penyusunan anggaran pada sektor swasta cenderung pada usaha mencapai laba yang maksimum, sedangkan Penyusunan anggaran pada organisasi sektor publik biasanya lebih memakan banyak waktu yang rumit dan cenderung mengandung unsur politik serta bukan hanya untuk mencapai keuntungan semata namun juga dalam rangka penyediaan pelayanan publik dan pembangunan nasional. Di dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, diatur tentang pengelolaan Negara secara efektif, efisien dan bersasaran. Maka pelaksanaannya di bentuk dalam salah satu undang-undang yaitu Di dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang 1
Pemerintahan Daerah diatur kebijakan daerah dalam hal otonomi daerah, dimana daerah di berikan kesempatan untuk mengembangkan sendiri daerahnya dalam hal pelaksanaan pembangunan dan fungsi pelayanan pada masyarakat sehingga meminimalkan terjadinya ketimpangan antar daerah. Di dalam UU nomor 32 Tahun 2004 Pasal 120-128 di bentuk SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berfungsi sebagai pelaksana eksekutif yang harus berkordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik, perangkat daerah ini di bentuk sejak tahun 2004. Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah tentunya berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi sering kali keinginan tersebut terhambat oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Di sinilah fungsi dan peran penting anggaran (Nordiawan, 2007 : 19). Dalam Peraturan Daerah Kota PematangSiantar Nomor 8 Pasal 1 ayat 39 tahun 2012 tentang tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Hasil yang sesuai harapan merupakan cerminan kualitas tanggung jawab kerja yang baik. Berdasarkan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 19 ayat 2, di katakan bahwa Rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Dari undang-undang tersebut di harapkan peran pemimpin untuk mengarahkan bawahannya agar bekerja lebih optimal. 2
Anggaran sering di jadikan pedoman dalam menilai keberhasilan suatu kinerja, dimana jika anggaran tersebut berhasil atau yang di anggarkan sesuai dengan yang terjadi di lapangan maka terdapat hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan. Partisipasi penyusunan anggaran sangat erat hubungannya dengan kinerja aparat perangkat pemerintah daerah, karena kinerja aparat pemerintah daerah dilihat berdasarkan partisipasi aparat pemerintah dalam menyusun anggaran (Mahoney,1963). Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks, kemungkinan akan menimbulkan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Nordiawan, 2007). Untuk mencegah dampak fungsional anggaran tersebut, kontribusi terbesar dari kegiatan penganggaran terjadi jika bawahan diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Pendekatan partisipatif anggaran sering di gunakan untuk meningkatkan kinerja. Pendekatan partisipatif adalah pendekatan yang berfokus pada suatu upaya dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pada beberapa penelitian terdahulu, meyatakan ada pengaruh positif signifikan partisipasi dalam penganggaran terhadap kinerja pemerintah daerah. Semakin tinggi partisipasi dalam penganggaran maka akan semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah (Herminingsih 2009). Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Andika (2013) dimana penganggaran partisipasian berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD. 3
Bukan hanya partisipasi, umpan balik terhadap tingkat dimana sasaran dicapai merupakan suatu variabel motivasional yang penting (Yeyen 2013). Menurut Becker (2002) apabila anggota suatu organisasi tidak dapat mengetahui hasil yang mereka capai, maka mereka tidak akan mempunyai dasar untuk merasakan kesuksesan atau kegagalan dan tidak memberikan insentif pada kinerja yang tinggi, yang pada akhirnya mereka tidak mengalami kepuasan. Peran umpan balik mempengaruhi kinerja karyawan di kemudian hari sehingga jika terjadi kegagalan maka dapat melakukan perbaikan terhadap kesalahan yang ada sehingga dapat meningkatkan kualitas terhadap hasil positif yang diperoleh. Dari hasil penelitian sebelumnya (Pratiwi, 2012), menunjukkan bahwa umpan balik anggaran berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini juga menemukan pengaruh positif antara umpan balik anggaran terhadap kinerja SKPD. Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup masalah mengenai partisipasi anggaran yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh partisipasi anggaran yang berfokus kepada sistem pengendalian manajemen dimana bawahan ikut terlibat dalam mengambilan keputusan dan umpan balik anggaran berfokus kepada upaya untuk meningkatkan motivasi pegawai untuk mencapai tujuan oganisasi terhadap kinerja di Pemerintahan Kota Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Sumatera Utara yang mendapat umpan balik dari hasil kinerja SKPDnya. Dikutip dari http://infopublik.id/, Seluruh fraksi di DPRD Pematangsiantar memberikan 4
apresiasi dan respon positif atas penilaian terhadap pengelolaan keuangan Tahun 2014 yang mendapat predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Utara. Sebanyak 7 orang anggota DPRD mewakili fraksi masing-masing, memberikan respon berupa apresiasi, kritikan, saran maupun motivasi kepada aparatur Pemkot Pematangsiantar, agar lebih maksimal dalam bekerja, khususnya dalam pelayanan terhadap masyarakat. http://www.jurnalasia.com/, apresiasi yang sama juga di sampaikan oleh Penjabat (Pj) Walikota Pematangsiantar Jumsadi Damanik S.H MHum. Dirinya mengingatkan seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk segera menyelesaikan seluruh program kerja, pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD), termasuk kelengkapan administrasi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2015, mengingat dalam waktu dekat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) 2016 segera akan dibahas bersama DPRD. Pada kesempatan evaluasi Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015, Jumsadi damanik juga memberikan apresiasi Bagi SKPD yang pencapaian PAD (Pendapatan Asli Daerah) nya meningkat dan bagi SKPD yang fluktuasinya berkurang agar segera mencari penyebab mengapa bisa berkurang atau belum tercapai. Dari kutipan di atas dapat di ketahui bahwa beberapa SKPD Kota Pematangsiantar telah mendapatkan umpan balik yang positif dan beberapa SKPD mendapat umpan balik yang negatif. Sehingga perlu dilakukannya evaluasi untuk perbaikan kinerja SKPD berikutnya. 5
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja SKPD di Pemerintahan Kota Pematangsiantar 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah partisipasi anggaran dan umpan balik anggaran berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kota Pematangsiantar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran dan umpan balik anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kota Pematangsiantar. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan dan dapat mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan partisipasi anggaran dan umpan balik anggaran terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kota Pematangsiantar. 6
2. Bagi Pemerintah Kota Pematangsiantar Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintahan Kota Pematangsiantar sehingga kinerja organisasi terkait dapat lebih baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya. 7